Anda di halaman 1dari 9

Analisis Penyebab dan Edukasi Dokter

Pada Penyakit Neurodermatitis Sirkumskripta


Victoria Tasya Arifa Guardiola
Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
victoriatasya23@gmail.com

Abstract.
nurodermatitis is a chronic skin inflammation, itchy cryptography, and is characterized by
lichenification. Likenification arises secondary and histologically has the characteristics of acanthosis and
hyperkeratosis, and clinically appears to be thickening of the skin, with an increase in skin surface lines in the
area. Neurodermatitis therapy aims to break the cycle of itching, because basically the action of scratching an
itchy lesion will actually aggravate the disease. Topical corticostreoid treatment is the treatment of choice.
Administration of oral antihistamines is used to reduce complaints of pruritus.
Based on the Indonesian Doctors Competency Standards (SKDI), general practitioners must be able to
diagnose and provide early management of neurodermatitis patients then refer to skin and sex specialists

Keywords: neurodermatitis,likenifikasi

1. PENDAHULUAN

Kulit adalah organ tubuh yang membatasi organ interna dengan lingkungan luar,sehingga
akan selalu terpapar dengan bahaya lingkungan luar.Kulit adalah area tubuh yang sangat sensitif dan
pada kulit tersebut memiliki fungsi sebagai proteksi,sensorik,dan eskrekretoris.Apabila tidak dapat
merawat kulit dengan baik maka kulit akan mudah terkena infeksi,salah satunya seperti
neurodermatitis sirkumskripta.
Neurodermatitis sirkumskripta atau disebut juga dengan Liken Simpleks Kronik merupakan
penyakit kulit yang sangat gatal dan bersifat kronis.Sering terjadi pada usia sekisar 30 hingga 50
tahu,terlebih lagi wanita. Pasien dengan koeksistensi dermatitis atopi cenderung memiliki onset
umur yang lebih muda (rata-rata 19 tahun) dibandingkan dengan pasien tanpa atopi (rata-rata 48
tahun).(pramita,2014)
.Sekitar 12% populasi di dunia telah terkena penyakit neurodermatitis.Area tubuh yang
sering terkena penyakit tersebut dimulai dari leher,siku,lutut,anogenital, punggung tangan,punggung
kaki,skrotum,tengkuk,kelopak mata,wajah dan kepala. (ni made,2016)
Penyakit Neurodermatitis ditandai dengan adanya penebalan kulit kemudian kering,bersisik dan lebih
gelap seperti batang pohon dengan bentuk lonjong dan tidak beraturan ,hal itu terjadi karena
banyaknya gosokan atau garukan dari berbagai rangsangan pruritogenik(surya wijaya,2015). Pruritus
memainkan peranan sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi pada kejadian liken
simplek kronik. Pruritus kronik dapat mengganggu kualitas hidup pasien. 8Liken simplek kronik
memiliki standar kompetensi 3A bagi dokter, hal ini memiliki arti bahwa seorang dokter umum harus
mampu mengenali dan menatalaksana awal penyakit liken simplek kronik. Oleh karena itu, referat ini
memaparkan pembahasan tentang liken simplek kronik, agar bisa mengetahui dan memahami tentang
penyakit dan tatalaksananya.
Peradangan pada kulit kronis inilah yang menyebabkan rasa gatal,dan menimbulkan
keinginan untuk menggaruk.Lesi atau luka yang ada dikulit akan terasa nyaman apabila digaruk
sehingga pasien akan secara refleks menggaruk di area gatal tersebut dan menjadikannya sebuah
kebiasaaan yang tidak disadari.Lesi yang pertama pada neurodermatitis ini tampak seperti kulit
normal bewarna coklat atau hanya berupa eritem dan edema atau kumpulan papul,kemudian ketika
digaruk berulang maka lesi lebih lama akan menjadi lebih tebal,kering dan bersquama serta
mengalami hiperpigmentasi dibagian pinggir.
Penyakit Neurodermatitis sirkumskripta tidak menyebabkan kematian tetapi mengganggu
aktivitas sehari-hari karena rasa gatal yang ditimbulkannya.Rasa gatal yang sangat akan muncul
ketika sudah tidak melakukan aktivitas,seperti saat istirahat maupun saat tidur di malam
hari.Akibatnya akan mengalami gangguan siklus tidur pada NREM (non rapid eye movement) dan
peningkatan indeks arousal (bangun tidur,tidur bangun).(surya wijaya,2015)
Kelainan ini terkait karena adanya gangguan psikologis seperti depresi,ansietas,dan gangguan
tidur. Neurodermatitis adalah penyakit kulit yang berkaitan dengan psikologis. Penyakit ini
dapat menimbulkan masalah yang luas dan komplek, sehingga penatalaksanaan yang holistik
sangat diperlukaan. Selain obat, yang diberikan dalam tatalaksana penyakit ini adalah
konseling. Konseling ini meliputi penanganan stres, modifikasi perilaku,dan edukasi untuk
tidak menggaruk kulit.
Kasus LSK sebenarnya adalah kasus yang sangat mudah untuk didignosis, namun kurangnya
pemahaman dalam mendiagnosis menyebabkan kasus ini tampak jarang ditemukan .

2.METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
kuantifikasi, perhitungan, statistik yang berhubungan dengan angka. Penelitian kualitatif
yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deksripti
Analis PenyebabdanEdukasiDokter
f berupa kata-kata tertulis atau lisan secara mendalam suatu gejala nilai, makna,
keyakinan, pikiran, atau karakteristik umum pada pelaku yang dapat diamati (Hakim,
2017). halaman 44
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
dengan Pasien ibu berusia 30-50 tahun yang sering mengalami penyakit neurodermatitis
sirkumskripta serta dokter umum dan dokter kulit mengenai faktor penyebab terjadinya
neurodermatitis sirkumskripta dan cara penanganan atau edukasi yang efektif untuk
diberikan pada pasien yang mengalaminya, agar lebih hati-hati dalam menjaga diri dari
penyakit neurodermatitis tersebut.
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang mendapatkan informasi dengan
cara bertanya langsung pada responden melalui proses tanya jawab (Hakim, 2017). (hal
65)
Sumber data bersifat data primer karena penulis mendapat informasi langsung dari
responden, tidak melalui pihak ketiga.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data didapatkan dari tiga dokter yang saya dapati.Bahwa pasien yang sering didapat
kebanyakan wanita mahasiswa akhir sampai seorang ibu-ibu yang sudah menuju tua atau
Lansia.Dari hasil didapatkan bahwa penyebab utama dari neurodermatitis tersebut adalah dari
pikiran yang terlalu banyak yang menimbulkan stress berkepanjangan.Kemudian para Dokter
tersebut mengemukakan apa yang menjadi penyebab serta pengobatan dan edukasi apa yang
pantas untuk seseorang yang terkena neurodermatitis ini.(sunarso,2014)
 Penyebab Neurodermatitis
Penyebab neurodermatitis belum diketahui secara pasti. Namun, munculnya bercak kulit yang
terasa gatal diduga akibat reaksi saraf berlebihan terhadap beberapa kondisi. Misalnya, akibat ,pikiran
yang terlalu banyak,gigitan serangga atau menggunakan pakaian ketat.Pemicu rasa gatal lainnya pada
kasus neurodermatitis adalah cedera pada saraf, kulit kering, keringat, cuaca panas, dan aliran darah
kurang baik. Pada kasus tertentu, penyakit kulit kronis ini dikaitkan dengan kondisi kulit lain, seperti
eksim, psoriasis, dan reaksi alergi.Beberapa faktor berikut dipercaya meningkatkan risiko terjadinya
neurodermatitis:

 Usia dan jenis kelamin. Wanita berisiko terkena neurodermatitis dibanding pria. Selain itu,
penyakit kulit kronis ini lebih sering dialami orang berusia 30-50 tahun.
 Riwayat penyakit keluarga. Seseorang berisiko tinggi mengidap neurodermatitis jika ada
anggota keluarga yang memiliki riwayat dermatitis, eksim, psoriasis, atau gangguan
kecemasan.
 Gangguan kecemasan, seperti stres dan rasa tertekan dalam jangka panjang. Saat kamu
stres, otak akan bereaksi dengan melepaskan hormon adrenalin, kortisol, dan senyawa kimia
lain sebagai respons pertahanan tubuh. Reaksi umum yang muncul adalah jantung berdenyut
cepat, napas pendek, otot menegang, dan tekanan darah melonjak naik. Namun tanpa disadari,
stres juga memengaruhi kondisi kulit, karena banyak ujung saraf yang terhubung dengannya.
Jika sistem saraf pusat di otak mendeteksi bahaya karena stres, kulit menjadi bereaksi
sehingga muncul rasa gatal.

     Faktor Resiko

Karena Neurodermatitis lebih sering menyerang wanita dalam keluarga dan akan
lebih berkembang lagi jika dalam keluarga terdapat riwayat eczema, psoriasis dan
kondisi kulit yang serupa. Dapat juga disebabkan oleh :
a.       Mengenakan pakaian dengan ketat dan berasal dari sintetis atau woll,
b.      Kulit kering,
c.       Paparan terus-menerus alergen dan bahan iritan,
d.      Panas,
e.       Gigitan serangga,
f.       Stress,
g.      Jaringan parut (keloid).
Setelah mengetahui penyebab dan factor terjadinya neurodermatitis tersebut,maka
para dokter melakukan edukasi serta memberikan penangan dan pengobatan apa yang
harus dilakukan pada pasien ketika neurodermatitis ini mulai kambuh.

 Edukasi Yang diterapkan Dokter terhadap Pasien


a.)Anjurkan agar pasien tidak menggaruk lagi, karena penyakit ini akan bertambah berat
jika terus digaruk oleh pasien.
b.)Usahakan mencuci tangan setelah menyentuh bagian luka,agar tidak merembet
ketempat yang lain.
c.)Mendiskusikan tentang bagaimana merubah kebiasaan menggaruk.
d.)Memilih sabun yang lembut,dan yang masih meninggalkan kelengketan itu lebih baik
karena pada sabun yang lengket tersebut masih meninggalkan kelembapan.
e.) Menggunakan pakaian yang berbahan cotton sehingga mengurangi irit
f.) Dapat ditutup dengan kasa basah, untuk mencegah penggarukan.
g.) Manajemen stress yang baik,mengurangi berpikir banyak dalam suatu hal.
h.)Mengontrol emosi dengan baik,

 Pengobatan yang dianjurkan

Perlu dijelaskan kepada pasien untuk dapat mengontrol stress dan sebisa mungkin
menghindari menggaruk lesi karena garukan akan memperburuk penyakitnya. Keadaan gatal-garuk
likenifikasi harus dihentikan. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan:2,11
a. Antihistamin dengan efek sedatif, (seperti: hidroksizin, difenhidramin, prometazin).
Antihistamin topikal yang dapat diberikan yaitu krim doxepin 5% jangka pendek (maksimal 8
hari)
b. Kortikosteroid potensi kuat, bila perlu dengan oklusi. Kortikosteroid memiliki efek anti
inflamasi, anti alergi, anti pruritus, anti mitotik, serta vasokonstriktor. Contoh kortikosteroid
topikal super poten (golongan I) yaitu betamethasone dipropionate 0,05% serta clobetasol
propionate 0,05%. Contoh kortikosteroid potensi tinggi (golongan II)
yaitumometasonefuroate 0.01%, desoximetasone 0.05%. Kortikosteroid topikal dipakai 2-3
kali sehari, tidak lebih dari 2 pekan untuk potensi kuat. Apabila tidak berhasil, diberikan
secara suntikan intralesi 1 mg, contohnya triamsinolon asetonid. Digunakan 0,1 ml/cm2 dapat
diulang 3-4 minggu selama 6 bulan.
c. UVB (Ultraviolet B) atau PUVA (Psoralen Ultraviolet A)
Pada pasien neurodermatitis secara histologi terdapat penebalan pada lapisan epidermis.
Secara imunologi dan histologi PUVA akan mengurangi ketebalan epidermis
d. Terapi non medikamentosa berupa Edukasi ini meliputi pengetahuan mengenai cara
perawatan penyakitnya, cara perawatan untuk mengurangi keluhan, serta pengetahuan
tentang komplikasi yang mungkin terjadi. Perawatan luka dilakukan dengan cara
kompres luka atau daerah yang terasa gatal dengan kain dan air bersih lalu bersihkan
lukanya. Setelah itu, oleskan salep yang sudah diberikan. Pasien juga dilarang
menggaruk daerah yang gatal, baik menggunakan alat bantu atau dengan tangan
sendiri.

Para dokter juga mengemukakan bahwa ada empat langkah yang dapat
dilakukan untuk pengobatan lanjutan dari neurodermatitis :
a.Mengidentifikasi penyakit yang mendasari,karena penyakit gatal bukan hanya
semacam alergi tetapi penyakit pada kulit itu bervarian.
b.Memperbaiki fungsi lapisan barrier kulit yang telah mongering,dengan sabun yang
dapat melembabkan,atau segala hal yang mengandung pelembab.
c.Mengurangi inflamasi pada kulit,dengan tidak banyaknya menggaruk pada area yang
gatal karena bukan akan memperbaiki keadaan tetapi menambah penderitaan,cukup
diusap ketika ada keinginan untuk menggaruk.
d.Memutuskan siklus gatal,dengan meminum obat,tetapi tidak selalu ketika seorang
pasien meminum obat tidak akan sakit lagi,begitu pula flu,obat hanya meredakan
tetapi tidak untuk menghilangkan.

3.SIMPULAN
Neurodermatitis sirkumskripta adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, dan
khas ditandai dengan likenifikasi. Keluhan dan gejala dapat mucul dalam waktu hitungan
minggu sampai bertahun-tahun. Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat berupa gatal dan
seringkali bersifat paroxismal.Edukasi yang diberikan kepada pasien adalah tidak menggaruk
bagian kulit yang mengalami kelainan dan menjaga kebersihan tubuh pasien. Tata laksana
medikamentosa berupa salep betamethasone dipropionat yang dioles sehari sekali dan
antihistamin berupa cetirizine sebanyak 10 mg sekali sehari.

3. SARAN
Saran bagi pasien yaitu mengikuti dan mematuhi manajemen pendekatan dokter
keluarga mengenai perilaku hidup sehat dan penjelasan mengenai penyakit neurodermatitis
sirkumskripta yang diberikan saat intervensi. Saran bagi keluarga yaitu memberikan
dukungan penuh, semangat, dan berperan aktif dalam penanganan pasien, terutama dari aspek
psikososialnya. Saran bagi pembina selanjutnya yaitu memantauan dan re-evaluasi kondisi
pasien dan membina lebih lanjut pada keluarga mengenai modifikasi gaya hidup agar
keluarga pasien semakin paham dan selalu ingat akan pentingnya gaya hidup. Bagi pelaksana
pelayanan kesehatan yaitu tidak hanya fokus terhadap faktor internal namun juga faktor
eksternal dalam mengatasi masalah pasien serta memberikan pelayanan kesehatan yang
holistik dan komprehensif, yang berbasis EBM sesuai dengan panduan terbaru.
.

4. DAFTAR PUSTAKA
1. Burgin S. Numular Eczema and Lichen Simplex chronicus, Prurigo Nodularis. Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s
Dermatology in General Medicine. 8thed. New York: Mc Graw-Hill;2012.p.184.

2. Sularsito SA. Neurodermatitis Sirkumskripta. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W,


editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: 2015.hal.183-185.

3. Brufau RM, Ribera CS, Redondo CR, Berna JC. Differences Between Men and Woman
in Chronic Scratching: A Psychodermatologic Study in Lichen Simplex Chronicus.
Elsevier Espana. 2016.

4. Cassano N, Tessari G, Vena GA, Girolomoni G. Chronic Pruritus in the Absence of


Spesific Skin Disease: An Update on Pathophysiology, Diagnosis, and Therapy. Am J
Clin Dermatol, 2010: 11(6).p.399-411.

5. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta.
2014

6. Wu M, Wang Y, Bu W, Jia G, Fang F, Zhao L. Squamous cell carcinoma arising in lichen


simplex chronicus. Eur J Dermatol. 2010; 20:858–9

7. Sularsito SA. Neurodermatitis Sirkumskripta. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W,


editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: 2015.hal.183-185

8. Grant-Kels JM, Bernstein ML, Rothe MJ. Neurodermatitis. Dalam: Wolff K,Goldsmith LA,Katz
SI, Gilchrest BA,Paller AS, Leffell DJ, editors.Fitzpatrick’s dermatology inggeneral medicine.
Edisi ke-7. New York:McGraw-Hill; 2008. hlm. 225–32.

9. Damayanti ID. Neurodermatitis sirkumskripta pada wanita dengan hipertensi derajat I terkontrol.
JMedula Unila. 2014; 2(3):44-51

10. Novrizal R. Keefektifan hipnoterapi terhadap penurunan derajat kecemasan dan gatal
pasien
liken simpleks kronik di poliklinik penyakit kulit dan kelamin RSDM Surakarta [tesis].
Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret; 2010
TRANSKRIPSI WAWANCARA DOKTER UMUM,DOKTER
Sp.KK dan Mbak KOAS yang sudah berpengalaman

1.Seberapa banyak pasien yang mengalami neurodermatitis di tempat klinik anda dok?
a.Dokter umum: “banyak dek,ya mereka mengira itu alergi tapi gatal-gatalnya kok beda-beda,apalagi
perempuan dek,itu yang mendomisili banyaknya sakit neurodermatitis dek”
b.Dokter Sp.KK: ‘banyak sekali,hampir semua itu ternyata itu ya dermatitis dan semacamnya”
c.Mbak Koas : “lumayan sih dek,”

2.Lalu menurut dokter sendiri,bagaimana menyimpulkan bahwa itu adalah penyakit


neurodermatitis,bisa diberikan contohnya dok?
a.Dokter Umum: “ya pertama dari psikologisnya kita lihat dek,terus dilihat dibagian lukanya kayak
apa lukanya,eh ternyata luka nya ada putih-putihnya dan tebal gitu kulitnya,kayak gitu langsung bisa
dipastiin sih dek”
b.Dokter Sp.KK :”yang pertama saya lihat ya lukanya dulu dek,kan namanya klinik saya kan klinik
buat kulit,semua pasti mau konsultasi kulit kan,,nah kita lihat tu kulitnya gimana bentuk
lukanya,merah-merah enggak,keluar cairan nanah nya enggak,bau enggak,gatelnya gimana
rasanya,nah kalo kita udah nemu kata kunci dari neurodermatitis sendiri yang cirinya kulit
menebal,bewarna coklat,ada putih-putihnya ya itu neurodermatitis dek”
c.Mbak Koas :” ya dilihat dari lukanya sih dek,gimana keadannya,udah berapa hari gatal-
gatalnya ,gimana bentuk gatal-gatalnya,”

Gabungan dari pernyataan para dokter dari penyebabnya adalah:


a.       Mengenakan pakaian dengan ketat dan berasal dari sintetis atau woll,
b.      Kulit kering,
c.       Paparan terus-menerus alergen dan bahan iritan,
d.      Panas,
e.       Gigitan serangga,
f.       Stress,
g.      Jaringan parut (keloid).

3.Kemudian Edukasi apa yang biasanya diberikan kepada pasien dok?


a.Dokter Umum: “jangan sampai strees dek,karena psikologis manusia itu berpengaruh buat
kesehatan juga”
b.Dokter Sp.KK : “jaga kesehatan,jaga pikiran jangan mikir berat kalo itu ganggu”
c.Mbak Koas : “jangan kebanyakan mikir berat,kalo memang itu ganggu bisa dimaksimalin buat jaga
kesehatan,kalo mikir berat terus imunnya kurang nanti ya muncul sakitnya”

Gabungan dari pernyataan edukasi dari tiga dokter tersebut adalah:


a.)Anjurkan agar pasien tidak menggaruk lagi, karena penyakit ini akan bertambah berat
jika terus digaruk oleh pasien.
b.)Usahakan mencuci tangan setelah menyentuh bagian luka,agar tidak merembet
ketempat yang lain.
c.)Mendiskusikan tentang bagaimana merubah kebiasaan menggaruk.
d.)Memilih sabun yang lembut,dan yang masih meninggalkan kelengketan itu lebih baik
karena pada sabun yang lengket tersebut masih meninggalkan kelembapan.
e.) Menggunakan pakaian yang berbahan cotton sehingga mengurangi irit
f.) Dapat ditutup dengan kasa basah, untuk mencegah penggarukan.
g.) Manajemen stress yang baik,mengurangi berpikir banyak dalam suatu hal.
h.)Mengontrol emosi dengan baik,

Anda mungkin juga menyukai