Di Susun Oleh :
A. Definisi Hiperemesis
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi
dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul
setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan
vomitus dalam kehamila yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik,
dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-zionMD,Hal : 232).
B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan oleh factor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Perubahan – perubahan anatomic pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat – zat lain akibat inanisi. Beberapa factor predisposisi dan faktor
lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut:
2. Faktor organik: masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan metabolik
akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.
3. Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan
pekerjaan (Wiknjosastro, 2005).
C. Manifestasi Klinik
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini
dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi dalam 3 tingkatan:
1. Tingkatan I: Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. nadi meningkat sekitar 100 kali/menit dan tekanan darah sistolik turun, turgor
kulit mengurang, lidah mongering dan mata cekung.
2. Tingkatan II: penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang, lidah
mengering dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata
sedikit ikterik. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi
oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, karena pempunyai
aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkatan III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran makin menurun
hingga mencapai somnollen atau koma, terdapat ensefalopati werniche yang ditandai
dengan : nistagmus, diplopia, gangguan mental, kardiovaskuler ditandai dengan: nadi kecil,
tekanan darah menurun, dan temperature meningkat, gastrointestinal ditandai dengan: ikterus
makin berat, terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam.
Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks.
Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati (Wiknjosastro, 2005).
D. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda
terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik
dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena
muntah menyebankan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium
dan khlorida air kemih turun. Selain itu jug adapt menyebabkan hemokonsentrasi sehingga
aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati
dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya
keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung
(Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya
robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi
atau tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005).
E. Pathways
Kehamilan
Anoreksia
MK : Intoleransi Aktivitas
( Wiknjsastro, 1999:27 )
F. Komplikasi
G. Pemeriksaan Penunjang
Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut harus
dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamulan atau kondisi
patologis ini :
3. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu pemberian, dan
reaksinya)
5. Riwayat diabetes
7. Frekuensi istirahat
8. Kecemasan dalam kehamilan
9. Dukungan keluarga
Pemeriksaan fisik :
3. Turgor kulit
Pemeriksaan Laboratorium :
2. Urinalis
Pengkajian :
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi turgor kulit
buruk, peningkatan frekuensi nadi dan pernapasan, penurunan pengeluaran urine.
H. Penatalaksanaan Medis
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan:
2. Isolasi; Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah danperedaran udara
yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke
dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan. Tidak diberikan
makanan atau minuman dan selama 24 jam. Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala –
gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
a. Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi
gangguan jiwa.
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan makanan
dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui
bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang
penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik :
a. Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor
menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir
dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan
pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang
berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat
terjadi.
b. Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat
ditemukan.
c. Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi.
a. Aktifitas istirahat. Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per
menit).
f. Keamanan. Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
Tes Laboratorium :
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang
meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin
merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
b. Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat
dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.
J. Diagnosa Keperawatan
4. Resiko Defisit Nutrisi b.d anoreksia atau keengganan untuk menelan makana
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
-Frekuensi 1 2 3 4 5
nadi
-Keluhan
lelah 1 2 3 4 5
-Dispnea saat 1 2 3 4 5
aktivitas
-Dispnea
1 2 3 4 5
setelah
aktivitas
Edukasi :
- Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
- Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
- Anjurkan terlibat aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan kognitif dalam menjaga fungsi
dan kesehatan.
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program
aktivitas.
- Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika sesuai.
2. Ansietas b.d krisis situasional.
SLKI : Tingkat Ansietas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tingkat ansietas
menurun.
Ekspektasi menurun
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
-Verbalisasi 1 2 3 4 5
kebingungan
-Verbalisasi
khawatir 1 2 3 4 5
akibat kondisi
yang dihadapi
-Perilaku
gelisah 1 2 3 4 5
-Perilaku 1 2 3 4 5
tegang
1 2 3 4 5
-Konsentrasi
1 2 3 4 5
-Pola tidur
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
-Terpapar 1 2 3 4 5
informasi
1 2 3 4 5
-Kurang
pengetahuan
4. Resiko Defisit Nutrisi b.d anoreksia atau keengganan untuk menelan makanan.
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
-Porsi makan 1 2 3 4 5
yang
dihabiskan
-Berat badan 1 2 3 4 5
-Indeks massa 1 2 3 4 5
tubuh (IMT)
Implementasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
1. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan.
- Klien sudah tidak lemah lagi
- Klien sudah dapat melakukan aktivitas, meskipun masih dengan bantuan orang lain
4. Resiko Defisit Nutrisi b.d anoreksia atau keengganan untuk menelan makanan.
Evaluasi
- Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi.
Daftar Pustaka
Dr. Taufan Nugroho.2010.Kasus Emergency Kebidanan Untuk Kebidanan dan
Keperawatan.Yogyakarta.Nuha Medika.
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. A
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : 01 januari 1995
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Menikah
f. Pekerjaan : Guru
g. Pendidikan terakhir : S1
h. Alamat : Jl. Mangga Besar, Desa Kenanga, Lubuklinggau ll
i. No CM : 177818
j. Diangnostik Medis : Hiperemesis kehamilan
k. Tanggal masuk : 06 Maret 2020
l. Tanggal Pengkajian : 07 Maret 2020
m. Ruang : Al-Kautsar
Penanggung Jawab
a. Nama : Ny.Desy
b. Pekerjaan : Wiraswasta
c. Alamat : Jl. Kupang
d. Hubungan : Ibu kandung
F. Genogram
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Klien
: Serumah
: Meninggal
x
G. Konsep diri
1. Body image :
Klien memandang positif sakit yang dideritanya
2. Idel diri
Klien mengatakan ia harus sembuh agar bisa menjadi istri yang baik bagi
suaminya.
3. Harga diri
Klien selalu ingin dihargai baik di keluarga maupun lingkungan
4. Peran diri
Klien berperan dengan baik sebagai istri dikeluarganya.
5. Personal identity
Klien mengatakan identitas dirinya sebagai warga negara indonesia dibuktikan
dengan KTP dan KK
H. Keadaan Emosi
Keadaan emosi klien stabil (baik)
I. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara
Klien perhatian terhadap orang lain/lawan bicara
J. Hubungan dengan keluarga
Klien berhubungan baik dengan keluarganya
K. Hubungan dengan saudara
Klien berhubungan baik dengan saudaranya
L. Kegemaran
Klien gemar membaca novel
M. Daya Adaptasi
Klien mampu beradaptasi dengan baik
N. Mekanisme pertahanan diri :
Koping individu dalam menghadapi sakit yang dialaminya yaitu dengan memotivasi
dirinya sendiri, memandang positif penyakitnya dan patuh minum obat.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Keadaan umum pasien lemah
B. Tanda-tanda Vital
Suhu tubuh : 36,2 C Nadi : 80 x/menit
TD : 110/70 RR : 20 x/menit
TB : 165 cm BB : 64 kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan rambut
Kepala
a. Bentuk : oval
b. Ubun-ubun :Tidak ada kelainan
c. Kulit kepala :Bersih
Rambut
Wajah
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :Lengkap dan simetris kanan dan kiri
b. Palpebra :Tidak ada edema
c. Konjungtiva dan sclera :Konjungtiva anemis, sklera anikterik
d. Pupil :Isokor
e. Cornea dan iris :Tidak ada kelainan pada cornea dan iris
f. Visus :Penglihatan baik
g. Tekanan bola mata :Tidak di kaji
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal posisi simetris
b. Lubang hidung :Normal kanan dan kiri
c. Cuping hidung :Tidak ada pernapasan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga :Simetris kanan dan kiri
b. Ukuran telinga :Normal
c. Lubang telinga :Normal tidak ada penumpukan serumen
d. Ketajaman pendengaran:Baik
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :Mukosa bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi :Tidak ada peradangan pada gusi
c. Keadaan lidah :Bersih
d. Orofaring : Tidak ada keluhan menelan
6. Leher
a. Posisi trakea :Normal, berada di tengah
b. Thyroid :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
c. Suara :Normal
d. Kelenjar limfe :Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena jugularis :Tidak ada pembengkakakan
f. Denyut nadi karotis :Teraba jelas, normal
g. Bentuk leher :Ada benjolan di bagian leher kiri
D. Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan :Kulit pasien bersih
2. Kehangatan :Akral teraba hangat
3. Warna :Sawo matang
4. Turgor :Menurun (jelek)
5. Kelembaban :Kulit kering
6. Kelaianan pada kulit :Tidak ada kelainan pada kulit
E. Pemeriksaan Ketiak
1. Aksila dan clavicula :Tidak ada kelainan pada aksila dan klavikula
F. Pemeriksaan Thoraks/Dada
1. Inspeksi thoraks
a. Bentuk thoraks : Bentuk dada normal tidak ada kelainan
b. Pernafasan
Frekuensi :2o x/menit
Irama :Ieguler
c. Tanda kesulitan bernafas :Tidak ada cuping hidung
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara : teraba getaran suara
b. Perkusi : sonor
c. Auskultasi :
Suara nafas : Vesikuler
Suara ucapan : Terdengar jelas
Suara tambahan : Tidak ada suara tambahan
G. Pemeriksaan Abdomen
1. Inspeksi
a. Bentuk abdomen : simetris kiri dan kanan
b. Benjolan/massa : tidak ada, tidak terlihat adanya benjolan
c. Bayangan pembulu darah: tidak terlihat bayangan pembuluh darah
2. Auskultasi
a. Peristalitik usus :12x/ menit
b. Suara tambahan :Tidak terdengar suara tambahan
3. Palpasi
a. Tanda nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
b. benjolan/massa :Tidak teraba massa
c. Tanda Ascites :Tidak ada tanda ascites
d. Hepar :Tidak teraba adanya pembesaran hepar
e. Lien :Tidak teraba nyeri tekan
f. Titik Mc Buey :Tidak di kaji
4. perkusi
a. Suara abdomen :Tympani
b. Pemeriksaan Ascites :Tidak ada tanda ascites
4444 4444
4444 4444
4. Kelainan pada ekstermitas dan kuku : tidak adak kelainan pada ekstermitas dan
kuku
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran
GSC : 15 ,E 4 ,M 6 ,V 5
2. Meningea Sign
3. Status Mental
a. kodisi emosi/ perasaan : Kondisi emosional Klien dapat di kontrol
b. Orientasi : Orientasi penuh
c. Proses berpikir (ingatan, ateensi, keputusan, perhitungan) : Klien memandang
positif atas penyakit yang di beritannya
d. Motovasi (kemauan) : Kemauan klien untuk sembuh tinggi
e. Persepsi : pasien berpendapat bahwa penyakit yang
diberitannya dapat sembuh
f. Bahasa : Bahasa daerah lubuklinggau
4. nervus Cranialis
a. Nervus Offaktorius/ N I
Klien dapat membedaan bau (kopi/teh)
b. Nervus Optikus/ N II
Klien dapat melihat dengan baik dengan jarah jauh
c. Nervus Okulomotorius/ N III, troklearis/ N IV, Abdusen/ N VI
baik, pupul mata mengecil ketika di beri cahaya
d. Nervus Trigeminus/ N V
baik, Klien dapat menggerakan rahang, memejamkan mata refleks kornea
dan refleks kedip mata baik
e. Nervus Fasialis/ N VI
baik, Klien dapat melakukan senyum, menutup kelopak mata dengan taharan
f. Nervus Vesibulocochlearis/ N VII
baik, Klien dapat mendengar dengan baik
g. Nervus Glossopharingwus/ N IX, Vagus/ N X
baik,Klien dapat membedakan rasa manis (gula, buah pisang) dan rasa asam
(jeruk)
h. Nervus Asesorius/ N XI
baik,Klien dapat mengangkat kedua bahu dengan baik
i. Nervus Hipoglossus/ N XII
baik, Klien dapat menjulurkan lidah dan menggerakan dari sisi ke sisi
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan : Di bantu, karena Ny.A merasa lemah/lemas
b. Rombeng Test : Dapat berdiri tegak
c. Tes jari-hidung : Jari-jari dapat berkoordinasi dengan baik, hidung dapat
membedakan bau
d. pronasi- supinasi test :Normal, koordinasi baik
e. Heel to shin test : Tidak di kaji
6. Fungsi Sensori
a. Identifikasi sentuhan ringan : Normal, Klien dapat merasakan semua sentuhan
b. Test tajam-tumpul : Normal, Klien dapat merasakan sentuhan tajam dan tumpul
c. Test panas dingin : Klien mampu membedakan panas dan dingin dengan baik
d. Test getaran : Klien dapat membedakan semua getaran
e. Stereognosistrst : tidak di kaji
f. Graphestesia test : tidak di kaji
g. Membedakan dua titik : Klien dapat membedakan dua titik
h. Trognosis : tidak di kaji
7. refleks kanan kiri
a. refleks bisep + +
b. refleks trisep + +
c. refkels Branchioradialis + +
d. refleks patela + +
e. refleks tendon dan achiles + +
f. refleks plantar + +
B. pola Eliminasi
1. BAB
a. Pola BAB : 1x/ hari Penguraian Laksatif : tidak ada penguraian
laksatif.
b. karakter feses : Lembek BAB terakhir : kemarin
c. Riwayat perdarahan: Tidak ada perdarahan BAB Diare : tidak diare
2. BAK
a. Pola BAK : 8-9x / hari Inkontenensia : tidak ada
inkontenensia BAK.
b. Karakter urine : Kuning keruh retensi : tidak ada retensi urine
c. Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada kesulitan saat BAK
d. Riwayat penyakit ginjal : tidak ada riwayat penyakit ginjal
e. Penggunaan Diuretika : tidak menggunakan diuretika
C. Pola makan dan minum
1. Gejala (subyektif)
a. Diit (type) : Bubur jumlah makan perhari : 3x/hari
b. Pola Diit : Selama dirawat, pasien mendapat diit dari ahli gizi
c. Anoreksi : Ya Mual, muntah : Ya
d. Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati
e. Alergi : tidak ada alergi
f. Berat badan biasa : 65 kg
2. Tanda ( Obyektif)
Berat badan sekarang : 63 kg TB : 165 cm
Bentuk tubuh : Tinggi,sedang.
3. Waktu pemberian makan : Pagi, siang, malam
4. Jumlah dan jenis makanan : 3x/hari ( bubur, lauk-pauk, dan buah)
5. Waktu pemberian cairan : Pagi-malam (setiap waktu)
6. Masalah makan dan minum
a. Kesulitan mengunyah :Tidak ada gangguan saat mengunyah makanan
b. Kesulitan menelan :Tidak ada gangguan saat menelan makanan
7. Upaya mengatasi masalah :Tidak ada karena tidak ada gangguan.
D. Kebersihan diri/ Personal Hygiene
1. Pemeliharaan badan :Mandi dengan di waslap 2x/hari
2. Pemeriksaan gigi dan mulut :Cukup bersih dengan menggosok gigi
3. Pemeliharaan mulut :Memotong kuku 1 minggu sekali
E. Pola kegiatan/ aktifitas :Berbaring di tempat tidur, kurang beraktifitas karena
badan lemas
IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/ DAIGNOSTIK
A. Diagnosa Medis
Hiperemesis Kehamilan.
B. Pemeriksaan Penunjang/ Diagnostik :laboratorium
5 Maret 2019
Creatinin
A. ANALISA DATA
MK : Intoleransi Aktivitas
Ansietas
Ds : Klien mengatakan
2 cemas, dan takut terjadi hal Kehamilan
yang tidak diinginkan pada
Perubahan Psikologi
janinnya.
Krisis
Do : Tampak ketakutan dan
Ancaman kehilangan janin
gelisah.
MK : Ansietas
TTV :
TD : 110/70 mmHg
T : 36,20C
P : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
1. Intoleransi Aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan SIKI : Terapi Aktivitas Observasi
kelemahan selama 3x24 jam diharapkan toleransi
aktivitas meningkat. Obeservasi -Untuk mengetahui
Ds:Klien mengatakan tingkat kekurangan
badan lemah. SLKI : Toleransi Aktivitas -Identifikasi defisit tingkat aktivitas yang dialami.
Do:K/U lemah aktivitas
- Tampak Kriteria hasil 1 2 3 4 5 -Untuk menambah
-Identifikasi kemampuan aktivitas pada aktivitas
kesulitan
-Frekuensi 1 2 3 4 5 berpartisipasi dalam aktivitas tertentu.
beraktivitas dan
nadi tertentu
terbaring di
-Untuk mengetahui
tempat tidur. -Keluhan - Identifikasi makna aktivitas manfaat aktivitas rutin.
lelah 1 2 3 4 5 rutin ( mis. Bekerja) dan waktu
TTV luang Terapeutik
-Dispnea saat
TD : 110/70 mmHg aktivitas Terapeutik -Memfasilitasi manfaat
1 2 3 4 5
aktivitas yang dipilih.
T : 36,70 -Dispnea -Fasilitasi makna aktivitas yang
setelah dipilih -Terapkan aktivitas rutin.
P : 82x/m
aktivitas 1 2 3 4 5
-Fasilitasi aktivitas rutin -Untuk membantu klien
RR : 22x/m
beraktivitas.
-Libatkan keluarga dalam
aktivitas, jika perlu -Agar aktivitas berjalan
secara rutin.
-Jadwalkan aktivitas dalam
Keterangan :
1.Menurun
2.Cukup menurun kegiatan sehari-hari. Edukasi
3.Sedang
Edukasi : -Agar klien mengetahui
4.Cukup meningkat
aktivitas yang baik
5.Meningkat - Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih -Agar klien mengetahui
metode aktivitas yang
- Jelaskan metode aktivitas fisik baik.
sehari-hari, jika perlu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien :Ny.A Dx Medis : Hiperemesis Kehamilan
No RM : 177818 Ruang :Al-Kutsar
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2 Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan tindakan keperawatan SIKI : Terapi Relaksasi - Untuk mengetahui
situasional. selama 3x24 jam diharapkan tingkat ansietas penurunan tingkat
menurun dengan kriteria hasil : Observasi energi,kemampuan
Ds : Klien mengatakan berkonsentrasi,atau gejala
SLKI : Tingkat Ansietas -Identifikasi penurunan tingkat
cemas, dan takut terjadi lain.
energi, ketidakmampuan
hal yang tidak
Ekspektasi menurun berkonsentrasi, atau gejala lain -Untuk mengetahui teknik
diinginkan pada
yang mengaggu kemampuan relaksasi yang efektif.
janinnya. Kriteria hasil 1 2 3 4 5 kognitif.
-Mengatur respons
Do : Tampak ketakutan Verbalisasi 1 2 3 4 5 -Identifikasi teknik relaksasi terhadap relaksasi.
dan gelisah. kebingungan yang pernah efektif digunakan.
1 2 3 4 5
Terapeutik
-Verbalisasi khawatir -Monitor respons terhadap terapi
TTV : akibat kondisi yang 1 2 3 4 5
relaksasi -Agar klien nyaman
TD : 120/80 mmHg dihadapi
1 2 3 4 5
T : 38,70C Terapeutik -Agar klien terasa
P : 82x/Menit -Perilaku gelisah nyaman.
1 2 3 4 5
RR : 22x/menit -Ciptakan lingkungan tenang dan
-Perilaku tegang tanpa gangguan dengan Edukasi
1 2 3 4 5
pencahayaan dan suhu ruang
-Konsentrasi -Agar klien mengetahui
nyaman.
intervensi yang dipilih.
-Pola tidur
-Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan -Untuk memberi rasa
berirama nyaman pada klien.
-Gunakan relaksasi sebagai
Keterangan : strategi penunjang dengan
1.Menurun analgetik atau tindakan medis
2.Cukup menurun lainnya.
3.Sedang
4.Cukup meningkat Edukasi :
5.Meningkat
-Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
-Anjurkan mengambil posisi
nyaman.
-Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi.
-Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang dipilih
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien :Ny.A Dx Medis : Hiperemesis Kehamilan
No RM :177818 Ruang :Al-Kautsar
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2 Selasa /07 Ansietas b.d krisis Pukul 10.00 wib Pukul 13.00WIB
Maret 2020 situasional.
1.Identifikasi teknik relaksasi yang pernah S : Os mengatakan masih terasa cemas.
Ds : Klien mengatakan efektif digunakan..
O : Klien masih tampak ketakutan dan
cemas, dan takut terjadi
Respon: Perawat mengidentifikasi gelisah.
hal yang tidak
relaksasi efektif agar klien terasa nyaman.
diinginkan pada
janinnya. Pukul 11.00 WIB
TTV
Do : Tampak ketakutan 3. Monitor respons terhadap terapi
dan gelisah. relaksasi TD: 110/70 mmHg RR: 20x/menit
3 Selasa / 07 Resiko Defisit Nutrisi Pukul 10.00 WIB Pukul 07.00 wib
Maret 2020 b.d anoreksia atau
keengganan untuk 1. Monitor asupan makanan S : Os mengatakan masih mual muntah
menelan makanan. dan tidak nafsu makan.
Respon: Perawat memantau asupan
DS : - Klien makanan pada klien. O : Klien masih tampak lemas dan pucat.
mengatakan mual
2.Monitor berat badan TTV
muntah,dan tidak nafsu
makan. Respon : Perawat menimbang BB klien TD: 110/70 RR: 20X/menit
DO : Klien tampak BB sebelum sakit : 65 kg P: 80X/menit T: 36,2 C
lemas dan pucat.
BB sekarang : 63 kg A : Resiko defisit nutrisi belum teratasi.
Pukul 11.00 WIB P : Intervensi dilanjutkan
3.Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
Respon: Memberi makanan yang tinggi
serat,agar BB klien tidak turun lagi.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi.
Respon : Memberikan makanan 3 kali
sehari
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien :Ny.A Dx Medis : Hiperemesis Kehamilan
No RM :177818 Ruang : Al- Kautsar
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
2. Rabu/8 Maret Ansietas b.d krisis Pukul 10.00 wib Pukul 15.00WIB
2020 situasional.
1. Monitor respons terhadap terapi relaksasi S : Os mengatakan cemas sudah
Ds : Klien mengatakan berkurang.
Respon: Perawat memantau respons klien
cemas sudah berkurang.
setelah dilakukan relaksasi. O : Klien sudah tidak tampak
ketakutan dan gelisah.
Do : Sudah tidak Pukul 12.00 WIB
ketakutan dan gelisah TTV
lagi. 2.Anjurkan mengambil posisi nyaman.
TD: 110/70 mmHg
Respon : Perawat menganjurkan klien dalam
posisi nyaman agar cemas berkurang. RR: 22x/menit
3.Anjurkan rileks dan merasakan sensasi P: 80X/menit T:36,2 C
relaksasi.
A : Ansietas teratasi sebagian.
Respon : Perawat melakukan relaksasi napas
dalam pada klien agar cemas berkurang. P : Intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien :Ny.A Dx Medis : Hiperemesis Kehamilan
No RM :177818 Ruang :Al-Kautsar
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
3. Rabu/08 Maret Resiko Defisit Nutrisi Pukul 10.00 WIB Pukul 15.00 wib
2020 b.d anoreksia atau
keengganan untuk 1. Monitor asupan makanan S : Os mengatakan masih mual
menelan makanan. muntah sudah berkurang dan
Respon: Perawat memantau asupan makanan nafsu makan membaik.
DS : - Klien pada klien.
mengatakan mual O : Klien sudah tidak tampak
2.Monitor berat badan lemas dan pucat.
muntah sudah
berkurang,dan nafsu Respon : Perawat menimbang BB klien -Nafsu makan klien sudah
makan mulai membaik.
bertambah.
BB sebelum sakit : 65 kg
DO : Klien sudah tidak
TTV
tampak lemas dan BB sekarang : 63 kg
pucat. TD: 110/70 RR: 20X/menit
Pukul 11.00 WIB
-Nafsu makan klien P: 80X/menit T: 36,2 C
sudah bertambah. 3.Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi. A : Resiko defisit nutrisi teratasi
sebagian.
Respon: Memberi makanan yang tinggi
serat,agar BB klien tidak turun lagi. P : Intervensi masih dilanjutkan
4. Kolaborasi dengan ahli gizi.
Respon : Memberikan makanan 3 kali sehari
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien :Ny.A Dx Medis : Hiperemesis Kehamilan
No RM :177818 Ruang :Al-Kautsar
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien :Ny.A Dx Medis : Hiremesis Kehamilan
No RM :177818 Ruang :Al-Kautsar
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
3. Kamis/ 09 Resiko Defisit Nutrisi Pukul 10.00 WIB Pukul 15.00 wib
Maret 2019 b.d anoreksia atau
keengganan untuk 1. Monitor asupan makanan S : Os mengatakan sudah tidak
menelan makanan. mual muntah,dan nafsu makan
Respon: Perawat memantau asupan makanan membaik.
DS : - Klien pada klien.
mengatakan sudah tidak O : Klien sudah tidak tampak
2.Monitor berat badan lemas dan pucat.
mual muntah,dan nafsu
makan membaik. Respon : Perawat menimbang BB klien -Nafsu makan klien bertambah.
DO : Klien sudah tidak BB sebelum sakit : 65 kg TTV
tampak lemas dan
pucat. BB sekarang : 64 kg TD: 110/70 RR: 20X/menit
-Nafsu makan klien Pukul 11.00 WIB P: 80X/menit T: 36,2 C
bertambah.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi. A : Resiko defisit nutrisi sudah
teratasi
Respon : Memberikan makanan 3 kali sehari
P : Intervensi masih dihentikan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Setelah dibuat makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya serta dapat
diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.