Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA INFARK MIOCARD

DIRUANGAN INSTALASI GAWAT DARURAT

RSSU SITI AISYAH

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ERNA NABILA AGUSTINA

NIM : PO.71.20.3.19.017

SEMESTER :V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
A. DEFINISI

Infark miokard akut adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot
jantung terganggu. (Suyono, 2013). Infark Miokard Akut (IMA) adalah terjadinya
nekrosis miokard yang cepat disebabkan oleh karena ketidakseimbangan yang
kritis antara aliran darah dan kebutuhan darah miokard. (Morton, 2012). Infark
myokardium merupakan blok total yang mendadak dari arteri koroner besar atau
cabang-cabangnya. Lamanya kerusakan myocardial bervariasi dan bergantung
kepada besar daerah yang diperfusi oleh arteri yang tersumbat. Infark myocardium
dapat berakibat nekrosis karena parut atau fibrosis, dan mendatangkan kematian
mendadak. (Barbara, 2013)

Dari ketiga pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Akut Miokard
Infark (AMI) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau kematian
otot jantung yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhambatnya aliran
darah koroner secara tiba-tiba atau secara tiba-tiba kebutuhan oksigen meningkat
tanpa disertai perfusi arteri koroner yang cukup.

B. ETIOLOGI

Menurut Nurarif (2013), penyebab IMA yaitu :

a. Faktor penyebab :

1) Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :

a) Faktor pembuluh darah : Aterosklerosis, spasme, arteritis.

b) Faktor sirkulasi : Hipotensi, stenosos Aurta, insufisiensi.

c) Faktor darah : Anemia, hipoksemia, polisitemia.

2) Curah jantung yang meningkat :

a) Aktifitas yang berlebihan.

b) Emosi.

c) Makan terlalu banyak.

d) Hypertiroidisme.
3) Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :

a) Kerusakan miocard.

b) Hypertropimiocard.

c) Hypertensi diastolic.

b. Faktor predisposisi :

C. MANFESTASI KLINIS

Manifestasi klinik IMA menurut Nurarif (2013), yaitu :

a. Lokasi substernal, rerosternal, dan prekordial.

b.Sifat nyeri : rasa sakit seperti ditekan, terbakar, tertindih benda berat,
ditusuk, diperas, dan diplintir.

c.Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas
kiri.

d.Faktor pencetus : latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah
makan.

e.Gejala yang menyertai : keringat dingin, mual, muntah, sulit


bernafas, cemas dan lemas.

f.Dispnea.
D. PATOFISIOLOGI

Infark miokard akut merupakan suatu proses nekrosis miokard yang


dicetuskan oleh sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan ini paling banyak
disebabkan karena trombus yang terbentuk akibat proses disrupsi atau erosi plak
aterosklerosis. Apabila plak aterosklerosis tidak stabil maka akan mengalami
erosi. Erosi plak ini kemudian akan menimbulkan aktivasi dan agregasi
trombosit, pengaktivasian jalur koagulasi dan vasokonstriksi endotel. Hal ini
akan memicu terbentuknya trombus dan oklusi arteri koroner. Penyebab lain
selain aterosklerosis yang dapat menyebabkan sumbatan atau hambatan aliran
darah koroner berupa spasme pembuluh darah, emboli koroner, Sumbatan
koroner yang terjadi kemudian akan diikuti dengan penurunan suplai oksigen ke
otot jantung. Penurunan suplai yang diikuti dengan peningkatan kebutuhan
oksigen miokard akan menimbulkan iskemia. Iskemia yang timbul pada otot
jantung kemudian akan memicu metabolisme anaerob. Apabila terjadi
metabolisme anaerob, maka sejumlah ATP akan terdegradasi menjadi adenosin
monophosphat (AMP) dan akumulasi asam laktat. Terbentuknya AMP ini akan
menimbulkan stimulasi pada reseptor alpha-1 pada ujung saraf jantung yang
kemudian menimbulkan perasaan nyeri. Sedangkan asam laktat yang terbentuk
akan terdisosiasi menjadi laktat dan asam (H+). Peningkatan jumlah asam seiring
dengan peningkatan asam laktat akan menimbulkan kebocoran saluran kalsium
(Ca – channel) yang dapat memicu kelelahan (musle fatigue).

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Mansjoer (2011), pemeriksaan penunjang IMA sebagai berikut :


a. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T Inverted, ST depresi, Q patologis
b. Enzim Jantung
CPKMB (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung), LDH, AST (Aspartat
amino nittransferase), Troponin I, Troponin T.
c. Elektrolit.
Ketidak seimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, misal
hipokalemi, hiperkalemi
d. Sel darah putih
Leukosit (10.000 – 20.000) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA
berhubungan dengan proses inflamasi
e. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
g. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
h. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
i. Foto / Ro dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau
aneurisma ventrikuler.
j. Ecokardiogram
Dilakukan untuk menent

E. KOMPLIKASI

Perluasan infark dan iskemia pasca infark, aritmia (sinus bradikardi,


supraventrikular, takiaritmia, aritmia ventricular, gangguan konduksi), disfungsi
otot jantung (gagal jantung kiri, hipotensi), infark ventrikel kanan, defek mekanik,
rupture miokard, aneurisma ventrikel kiri, perikarditis, dan thrombus mural.
(Nurarif, 2013)
F. PENATALAKSANAAN

1. Rawat ICCU, puasa 8 jam

2. Tirah baring, posisi semi fowler

3. Monitor EKG

4. Infuse D5 10% 10-12 tetes/menit

5. Oksigen 2-4 liter/menit

6. Analgesic : morphin 5 mg atau petidin 25-50 mg

7. Obat sedative : diazepam 2-5 mg

8. Bowel care : laksadin

9. Anti koagulan : heparin tiap 4-6 jam/infuse

10. Diet rendah kalori dan mudah dicerna

11. Psikoterpi untuk mengurangi cemas.


KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

PRIMER

1. Airways

- Sumbatan atau penumpukan secret

- Wheezing atau krekles

2. Breathing

- Sesak dengan aktivitas ringan atau istirahat

- RR lebih dari 24kali/menit, irama ireguler dangkal

- Ronchi, krekles

- Ekspansi dada tidak penuh

- Penggunaan otot bantu nafas

3. Circulation

- Nadi lemah, tidak teratur

- Takikardi

- TD meningkat/menurun

- Edema

- Gelisah

- Akral dingin

- Kulit pucat, sianosis

- Out put urine menurun

SEKUNDER

1. Aktifitas

Gejala :
- Kelemahan

- Kelelahan

- Tidak dapat tidur

- Pola hidup menetap

- Jadwal olahraga tidak teratur

Tanda :

- Takikardi

- Dispnea pada istirahat atau aktifitas

2. Sirkulasi

Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan


darah, diabetes militus.

Tanda :

- Tekanan darah

Dapat normal/naik/turun

Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri

- Nadi

Dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah/kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)

- Bunyi jantung

Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau


penurunan kontraktilitas atau complain ventrikel

- Murmur

Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung

- Friksi ; dicurigai Perikarditis

- Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur


- Edema

Distensi vena juguler, edema dependen, perifer, edema umum, krekles


mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.

- Warna

Pucat atau sianosis, kuku datar, pada membrane mukosa atau bibir

3. Integritas ego

Gejala : Menyangkal gejala penting atau adanya kondisi akut mati, perasaan
ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang
keuangan, kerja, keluarga

Tanda : Menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,


perilaku menyerang, focus pada diri sendiri, koma, nyeri

4. Eliminasi

Tanda : normal, bunyi usus menurun

5. Makanan atau cairan

Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar

Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan


berat badan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung


2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik(Prosedur operasi)
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemhan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam maka diharapkan Resiko
penurunan curah jantung dapat menurun dengan kriteria hasil:
SLKI :Curah jantung
Ekspetasi : Menurun

Kritria hasil 1 2 3 4 5
Takikardi √
Dyspnea √
Tekanan Darah √

Ket:
1.meningkat
2.cukup meningkat
3.sedang
4.cukup menurun
5.menurun

SIKI: Perawatan jantung

Observasi

-Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung

-Monitor TD

-Monitor intake dan out put cairan

-Monitor saturasi oksigen

Terapeutik

-Posisikan pasien semi flower atau flower

-Berikan dukungan emosional dan fisik

-Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksisigen

Edukasi

-Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi

Kolaborasi

Pemberian obat antiaritma


2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik(Prosedur operasi)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 15 menit diharapkan Tingkat nyeri


menurun dengan kriteria hasil:

Kritria hasil 1 2 3 4 5
Keluhan nyeri √
Meringis √
Gelisah √
Keterangan

1: Meningkat

2: Cukup meningkat

3: Sedang

4: Cukup menurun

5: Menurun

SIKI: Manajemen nyeri

Observasi

-Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas ,intensitas nyeri

-Identifikasi skala nyeri

Terapeutik

- Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Edukasi

-Jelaskan Penyebab,periode,pemicu nyeri

-Jelaskan strategi meredakan nyeri

3. Intoleransi aktivitas b.d kelemhan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 Jam diharapkan toleransi aktivitas


membaik dengan kriteria hasil

Slki:Toleransi aktivitas
Kritria hasil 1 2 3 4 5
Kemudahan √
dalam
melakukan
aktivitas sehari-
hari
Keluhan lelah √

Keterangan

1: Memburuk

2: Cukup memburuk

3: Sedang

4: Cukup membaik

5: Membaik

SIKI: Manajemen hipotermi

Observasi

-Monitir kelelahan fisik dan emosional

-Monitor pola dan jam tidur

Terapeutik

-Sediakan lingkungan yang nyaman dan frendah stimulus

Edukasi

-Anjurkan tirah baring

-Anjurkan aktivitas secara bertahap


DAFTAR PUSTAKA

Suyono (2013). Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan Proses Keperawatan). Alih
Bahasa : Yayasan Ikatan Alumni pendidikan keperawatan pajajaran bandung cetak I.

Morton, (2012). Seri skema diagnosis dan penatalaksanaan gawat darurat Medis.
Cetakan I. Alih Bahasa : widjaja kusuma Editor : Lyndon saputra. Binarupa
Aksara . Jakarta

Nurarif (2013), Buku ajar Ilmu penyakit dalam. Jilid I Media Aesculapius. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai