KONSEP NYERI
2. Fosiologi Nyeri
Cara yang paling baik untuk pemahaman pengalaman nyeri, akan
membantu untuk menjelaskan 3 komponen fisiologis berikut, yaitu :
resepsi, persepsi, dan reaksi.
a. Resepsi
Semua kerusakan seluler, yang disebabkan oleh stimulus termal,
mekanik, kimiawi, atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan
substansi yang menghasilkan nyeri. pemamaparan terhadap panas atau
dingin, tekanan, friksi, dan zat-zat kimia menyebabkan pelepasan
substansi seperti histamine, beradikinin dan kalium, yang bergabung
dengan lokasi reseptor di nosiseptor (reseptor yang berespon terhadap
stimulus yang membahayakan) untuk memulai transmisi neural, yang di
katitkan dengan nyeri.
b. Persepsi
Merupakan titik kesadaran seseorang trhadap nyeri. stimulus nyeri di
transmisikan naik ke medulla spinalis ke thalamus dan otak tengah.
Dari thalamus, serabut menstransmisikan pesan nyeri ke berbagai area
otak, termasuk korteks sensori dan korteks asosiasi di kedua lobus
parietalis, lobus forontalis, dan system limbic. Sel-sel di dalam system
limbik yang di yakini mengontrol emosi, khususnya untuk ansietas.
System limbic terperanan aktif dalam memproses reaksi emosi terhadap
nyeri. setelah transimisi saraf berakhir di dalam pusat otak lebih tinggi,
maka individu akan mempersepsikan sensasi nyeri.
c. Reaksi
Reaksi terhadap nyeri meruupakan respon fisiologis dan prilaku yang
terjadi setelah mempersepsikan nyeri.
5. Karakteristik nyeri
Pengkajian karakteristik umum nyeri membantu perawat membentuk
pengertian pola nyeri dan tipe terapi yang digunakan untuk menghitung
luas dan derajat nyeri bergantung pada klien yang sadar secara kognitif
dan mampu memahami instruksi perawat. Perawat dapat mengajukan
pertanyaan untuk menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. kapan
nyeri mulai di rasakan ? sudah berapa lama nyeri dirasakan ? apakah
nyeri yang di rasakan terjadi pada waktu yang sama? Seberapa sering
nyeri yang kambuh?
Untuk mengkaji lokasi nyeri, perawat meminta klien untuk menunjukkan
semua daerah yang di rasa tidak nyaman. Untuk melokalisasi nyeri
dengan spesifik, perawat kemudian meminta klien melacak daerah nyeri
dari titik yang paling nyeri.
6. Makna nyeri
Makna seseorang yang di kaitkan dengan nyeri mempengaruhi
pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri.
seseorang akan mempersepsikan nyeri dengan cara yang berbeda-beda,
apabila nyeri tersebut member kesan ancaman, suatu kehilangan,
hukuman, dan tantangan. Misalnya seorang wanita yang sedang bersalin
akan mempersepsikan nyeri berbeda dengan wanita yang mengalami
nyeri akibat cidera karena pukulan pasangan nya. Derajat dan kualitas
nyeri yang di persepsikan klien berhubungan dengan makna nyeri.
Perawat mengkaji apakah nyeri yang dirasakan klien adalah akut atau
kronik. Apabila nyeri yang bersifat akut, maka dibutuhkan pengkajian
yang rinci tentang karakteristik nyeri. apabila nyeri bersifat kronik,
maka perawat menentukan apakah waktu berlangsung nyeri tersebut
berkala, persiten, atau terbatas. Setelah mengkaji fase atau tipe nyeri,
hasil penemuan dapat perawat gunakan untuk mengarahkan pada
pengkajian lebih lanjut untuk melakukan intervensi khusus bagi klien.
8. Status Neurologis
Fungsi neurologis klien lebih mudah mempengaruhi pengalaman nyeri.
Setiap factor yang mengganggu atau mempengaruhi resepsi atau
persepsi nyeri yang normal mempengaruhi kesadaran dan respon klien
terhadap nyeri. Misalnya, seseorang yang mengalami cedera medulla
spinalis, neuropati perifer, sebagaimana yang terjadi pada kasus diabetes
militus atau penyakit neurologis, seperti sclerosis multipel, kemungkinan
kurang merasakan nyeri dari pada klien yang mempunyai fungsi
neurologis normal.
9. Penyuluhan Nyeri
Klien akan lebih siap menghadapi hampir setiap situasi apabila mereka
memahami hal tersebut. Tidak terkecuali untuk pengalaman nyeri,
mengajarkan klien tentang pengalaman nyeri akan mengurangi perasaan
cemas dan membantu klien dalam menguasi pengendalian diri. Pada
pengalam nyeri yakni selama fase antisipatori, perawat merencanakan
untuk mengajarkan klien prosedur yang berhubungan dengan rasa tidak
nyaman. Misalnya, sebelum melakukan inserasi intervena (IV), perawat
sebaiknya menjelaskan sensasi yang akan di timbulkan oleh tusukan
jarum. Pemberian penjelasan dengan nada penuh percaya diri akan
memberikan klien suatu keyakunan bahwa perawat melakukan dengan
benar. Saat pasien menerima instruksi tentang pengalaman nyeri yang
akan dialami.
c. Pada pasien anak usia <8 tahun menggunakan skala VAS ( visual
analog scale )
Vas ini merupakan skala linear yang akan memvisualisasikan gradasi
tingkat nyeri yang di derita oleh pasien. Pada metode vas
visualisassinya berupa rentang garis sepanjang kurang lebih 10 cm
dimana pada ujung kiri tidak mengindikasikan nyeri, sementara ujung
satunya lagi mengindikasikan nyeri terparah.
d. Pada pasien dewasa menggunakan skala angka yaitu 0-10.
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-10 : nyeri parah
DAFTAR PUSTAKA