Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai Di Teluk Semarang
Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai Di Teluk Semarang
net/publication/338037378
CITATIONS READS
0 485
1 author:
Mardi Wibowo
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
37 PUBLICATIONS 54 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mardi Wibowo on 19 December 2019.
MARDI WIBOWO
Abstract. Semarang coastal currently experiencing a variety of problems, such as tide flooding, flooding from river, erosion and
land subsidence. To overcome these problems many concepts and steps has taken by the various stakeholders. These studies are
carried out through the study of coastal dynamics aspects, analysis of secondary data, analysis of previous studies and research
reports. Also through Focused Group Discussion (FGD) to try formulate and provide suggestions and considerations to solve
various problems in the coastal Semarang. Based on the results of this study and FGD it obtainable several proposals like as
treatment must be holistic and integrated, the necessary technical studies continued with the data in more detail and over a longer
time, the road map of short-term and long-term both from the aspect of institutional, technical engineering in the upstream and in
downstream, precautions indirectly. Central Semarang region based on the level of interest is the main priority areas to be
addressed.
Key words: abrasion, action plan, land subsidence, tide flood
Abstrak. Saat ini pesisir Semarang mengalami berbagai permasalahan, seperti : rob, banjir, abrasi dan penurunan tanah. Untuk
mengatasi permaslaahan tersebut telah banyak konsep dan langkah yang dilakukan oleh berbagai pihak. Kegiatan ini dilakukan
melalui kajian aspek dinamika pantai ,kajian data sekunder, kajian terdahulu dan laporan penelitian. Juga dilakukan Focused
Group Discussion (FGD) yang mencoba merumuskan dan memberi masukan untuk mengatasi berbagai permasalahan di pesisir
Semarang. Berdasarkan hasil kajian dan FGD diperoleh beberapa usulan, antara lainadalah penanganannya harus holistik dan
terintegrasi, diperlukan kajian teknis lanjutan dengan data yang lebih detil dan dalam kurun waktu yang lebih panjang, road map
jangka pendek – panjang baik dari aspek kelembagaan, rekayasa teknis di hulu dan di hilir, tindakan-tindakan pencegahan secara
tidak langsung. Wilayah Semarang Tengah berdasarkan tingkat kepentingan merupakan wilayah prioritas utama untuk segera
ditangani.
Kata kunci: abrasi, penurunan tanah, rencana tindak, rob
PENDAHULUAN
Pesisir Teluk Semarang merupakan kawasan perairan dan daratan di sepanjang pantai yang membentang dari
muara K. Bodri, Kab. Kendal di sebelah barat, pantai Kota Semarang sampai dengan sekitar muara K. Wulan, Kab.
Demak di bagian timur yang mempunyai panjang pantai sekitar 104 km (lihat Gambar 1). Pesisir Teluk Semarang
saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat karena Kota Semarang merupakan ibu kota provinsi dan
merupakan pusat pertumbuhan utama Jawa Tengah. Sebagai konsekuensi perkembangan tersebut serta karena
kondisi alamiahnya, saat ini pesisir Teluk Semarang mengalami berbagai permasalahan yang sangat kompleks.
Permasalahan-permasalahan tersebut terutama adalah rob dan banjir, penurunan muka tanah, dan abrasi pantai.
Permasalahan pertama yang terjadi di Teluk Semarang khususnya Kota Semarang adalah rob dan banjir.
Semakin bertambahnya daerah genangan akibat rob dan banjir selain karena efek pemanasan global, juga
disebabkan oleh adanya penurunan muka tanah (land subsidence). Saat ini, setiap terjadi air laut pasang (rob) maka
sebagian wilayah kota Semarang khususnya daerah pantai seluas 3.100 ha akan terjadi banjir (KOICA, 2012).
Permasalahan kedua adalah terjadinya penurunan muka tanah (land subsidence). Penurunan tanah yang terjadi
pada rentang tahun 2008-2009 mencapai -12,4 cm, kemudian meningkat pada tahun 2009-2010 menjadi -20,4 cm
dan turun kembali menjadi -10,5 cm di tahun 2010-2011 (Georisk Project, 2008). Menurut Badan Geologi Indonesia
kecepatan penurunan tanah berkisar 0-1 cm/th (di kawasan Kec. Tugu, Semarang Barat, Semarang Tengah dan
Semarang Timur) dan 8-9 cm/th (Kec. Semarang Utara dan Genuk)( KOICA-BAPPENAS, 2012).
119
PI November 2015 MARDI WIBOWO – Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai
Permasalahan ketiga adalah terjadinya abrasi sepanjang garis pantai karena adanya proses dinamika pantai.
Antara tahun 1972 – 1992 di beberapa tempat di sepanjang pantai Semarang mundur sekitar 500 m, antaratahun
1992 – 2001 secara parsial beberapa pantai mengalami abrasi yang cukup besar (Marfai, M.A., 2011).
Pada dasarnya ketiga permasalahan tersebut saling berhubungan satu sama lain seperti alih fungsi lahan,
pengambilan air tanah yang berlebihan, pemanasan global, kerusakan mangrove, dll. Berbagai permasalahan
tersebut selain mengganggu dan menghancurkan pemukiman, tambak, fasilitas sosial juga yang tak kalah
pentingnya adalah rusaknya atau terganggunya infrastruktur khususnya infrastruktur konektivitas (transportasi).
Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut telah banyak konsep diusulkan ke pemerintah daerah baik
Provinsi Jawa Tengah maupun Kota Semarang. Konsep yang saat ini paling mengemuka adalah konsep dam lepas
pantai dan sabuk/ tanggul pantai sepanjang garis pantai serta konsep yang diusulkan oleh BPDP-BPPT. Konsep-
konsep tersebut selain untuk mengatasi rob/banjir, penurunan tanah serta abrasi pantai, sekaligus juga menawarkan
solusi pengembangan infrastruktur transportasi. Akan tetapi konsep-konsep tersebut merupakan konsep untuk
penanganan jangka panjang dengan kebutuhan sumberdaya yang sangat besar.
Oleh karena itu sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan kompetensi BPDP serta salah satu peran BPPT, yaitu
pengkajian dan solusi di bidang teknologi, maka Balai Pengkajian Dinamika Pantai – BPPT pada tahun 2014
melakukan kajian penanganan permasalahan Teluk Semarang. Selain untuk peran intermediasi juga dilakukan
penelaahan terhadap berbagai hasil studi terdahulu dan Focused Group Discussion (FGD) dengan seluruh
stakeholders yang ada.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka dirumuskanlah beberapa usulan kajian dan rencana tindak yang
dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi berbagai permasalahan di pesisir Teluk Semarang yang sekaligus
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sekitarnya.
Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan alternatif solusi kepada pemerintah dan pihak-pihak yang
terkait untuk penanganan permasalahan pantai di Teluk Semarang sebagai bahan pertimbangan penyusunan rencana
pengembangan infrastruktur khususnya dari aspek dinamika pantai (pola hidrodinamika; sedimentasi, gelombang
dan kualitas air).
120
PI November 2015 MARDI WIBOWO – Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai
METODOLOGI
Dalam kagiatan ini selain dialkukan kajian terkait aspek dinamika pantai pada tahun 2014 sampai awal 2015,
juga berdasarkan penelaahan hasil-hasil kajian dan laporan instansi terkait yang sudah ada. Kemudian untuk
memporelah masukan dari para stakeholder dan memperkaya hasil yang diperoleh telah dilakukan 4 (empat) kali
FGD yang dilakukan baik di Semarang maupun di Yogyakarta, yaitu :
a. FGD 1, tanggal 12 Mei 2014 di BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah, yang dihadiri oleh stakeholders terkait baik
dari instansi pemerintah maupun swasta dari tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota yang ada di Teluk
Semarang (Kab. Kendal, Kota Semarang, dan Kab. Demak).
b. FGD 2, tanggal 11 September 2014 di Hotel Dafam Semarang, yang juga dihadiri oleh stakeholders terkait baik
dari instansi pemerintah maupun swasta dari tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota yang ada di Teluk
Semarang (Kab. Kendal, Kota Semarang, dan Kab. Demak).
c. FGD 3, tanggal 28 Oktober 2014 di University Club-UGM, Yogyakarta, yang khusus dihadiri oleh para praktisi,
ahli, akademisi dan instansi terkait di Provinsi Jawa Tengah dan kementerian yang terkait (KKP dan PU).
d. FGD 4, tanggal 8 Desember 2014 di BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah, yang dihadiri oleh instansi terkait di
Provinsi Jawa Tengah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kajian dinamika pantai baik dari aspek hidrodinamika, transpor sedimen dan kualitas air, serta
berdasarkan analisis terhadap data-data sekunder dan hasil-hasil kajian terdahulu. Kemudian didiskusikan dan
diperkaya dalam 4 kali FGD, maka ada beberapa usulan atau saran untuk penanganan permasalahan di Teluk
Semarang.
Usulan Kajian
Kajian dari aspek teknis sudah banyak dilakukan di Teluk Semarang terutama oleh para akademisi, tetapi
sebagian besar belum dilaksanakan secara sistematis dan tersebar di berbagai instansi. Sedangkan kajian terkait
aspek kelembagaan, sosial dan ekonomi masih sangat terbatas, padahal hal ini merupakan aspek yang sangat penting
untuk penanganan permasalahan di kawasan pesisir. Usulan jenis kajian dan time frame pelaksanaan kajian tersebut
disajikan pada Tabel 1.
121
PI November 2015 MARDI WIBOWO – Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai
122
PI November 2015 MARDI WIBOWO – Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai
123
PI November 2015 MARDI WIBOWO – Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai
Jangka
Tahun 1 Tahun 2 Jangka Panjang
No. Kegiatan Pelaksana Menengah
Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Th 3 Th 4 Th 5 Th 6 Th 8 Th 10 Th 12 Th 14 Th 16
A Kelembagaan
1 Dibentuknya tim/satuan BAPPEDA Provinsi
tugas/pokja Jawa Tengah
2 Melaksanakan koordinasi dan BAPPEDA Provinsi
hubungan antar instansi terkait Jawa Tengah
3 Penyusunan Road Map BAPPEDA Provinsi
Penanganan rob Jawa Tengah dan
PokJa
4 Melakukan pengumpulan data BAPPEDA Provinsi
terkait dan melaksanakan kajian- Jawa Tengah dan
kajian pendukung (Tabel 1) instnasi teknis terkait
B Rekayasa Penanganan di Hilir
1 Pemeliharaan dan memastikan
sistem yang sudah ada berjalan
baik
2 Penataan dan relokasi bangunan Dinas Tata Kota dan
liar sepanjang saluran dan sungai Tata Ruang Kota,
BPN
3 Pemeliharaan dan pembangunan PSDA Jawa Tengah
stasiun pompa pada kantong- dan Kota Semarang,
kantong air rob Masyarakat
4 Perbaikan dan pembangunan PSDA Jawa Tengah
tanggul sungai sampai jarak dan Kota Semarang
ketinggian maksimum rob yang
pernah terjadi
5 Normalisasi, pengerukan PSDA Jawa Tengah
sedimen dan pembersihan sungai dan Kota Semarang
dan saluran dari sampah dan
tumbuhan liar
6 Penambahan pembangunan PSDA Jawa Tengah
polder, retarding pond, atau long dan Kota Semarang
storage di kawasan pantai
khususnya yang rawan terkena
124
PI November 2015 MARDI WIBOWO – Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai
Jangka
Tahun 1 Tahun 2 Jangka Panjang
No. Kegiatan Pelaksana Menengah
Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Th 3 Th 4 Th 5 Th 6 Th 8 Th 10 Th 12 Th 14 Th 16
rob.
125
PI November 2015 MARDI WIBOWO – Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai
Jangka
Tahun 1 Tahun 2 Jangka Panjang
No. Kegiatan Pelaksana Menengah
Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Th 3 Th 4 Th 5 Th 6 Th 8 Th 10 Th 12 Th 14 Th 16
pengambilan air tanah di Tengah dan Kota
kawasan pantai Semarang
E Tindakan Pencegahan Tidak
Langsung, Tataguna lahan,
Pemantauan, dll
1 Pembatasan perijinan pembukaan Dinas Tata Kota dan
lahan di kawasan hulu yang Tata Ruang Kota,
merupakan resapan air BPN, Dinas
Kehutanan
2 Evaluasi RTRW propinsi Dinas Tata Ruang
maupun kabupaten, kota untuk Jawa Tengah dan
mewadahi rencana-rencana Kab/Kota
penanganan permasalahan Teluk
Semarang seperti tanggul laut,
polder di laut maupun reklamasi.
3 Penanganan dan penyelamatan Dinas Bina Marga
infrastruktur konektivitas yang dan Kementerian PU
terancam oleh bencana pantai dan Perumahan
Rakyat
4 Sosialisasi tindakan adaptasi dan BAPPEDA Jawa
mitigasi terhadap bencana pantai Tengah dan Kab/Kota
dan pesisir dan Dinas Kelautan
Perikanan
5 Memperbesar resapan air tanah Masyarakat
dengan biopori, sumur resapan,
dll serta optimasi pengelolaan air
hujan (rain harvesting)
6 Pengelolaan sampah dan limbah BLH Jawa Tengah
dari hulu – hilir dan Kab, Kota &
masy.
7 Penegakan hukum terkait dengan BLH
pembuangan sampah dan limbah
yang tidak sesuai dengan
peraturan yang ada
8 Meningkatkan pemantauan BLH, Dinas PSDA
126
PI November 2015 MARDI WIBOWO – Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai
Jangka
Tahun 1 Tahun 2 Jangka Panjang
No. Kegiatan Pelaksana Menengah
Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Th 3 Th 4 Th 5 Th 6 Th 8 Th 10 Th 12 Th 14 Th 16
kuantitas dan kualitas sungai dan
kualitas air laut
9 Identifikasi lokasi untuk relokasi BAPPEDA Jawa
kawasan pemukiman dan Tengah dan Kab/Kota
perdagangan yang ada saat ini
10 Revitalisasi kawasan-kawasan Dinas Kelautan
yang terdampak bencana pantai Perikanan
11 Pemberdayaan dan pelatihan BAPPEDA Jawa
masyarakat pesisir (nelayan, Tengah dan Kab/Kota
petambak) untuk kemungkinan dan Dinas Kelautan
alih pekerjaan Perikanan
127
PI November 2015 MARDI WIBOWO – Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai
ume 1, Nomor 1, Maret 2015
Pages: xx-xx
Prioritas Lokasi Penanganan
Untuk menentukan wilayah yang menjadi prioritas penanganan didasarkan pada kriteria-kriteria berikut ini
(BAPPEDA Kota Semarang, 2014 - Rencana Induk Sistem Drainase Kota Semarang Tahun 2011 – 2031) :
a. Dampak sosial, jumlah dan kepadatan penduduk yang terdampak
Proyeksi kepadatan penduduk pada masing-masing wilayah sistem drainase di Semarang pada tahun 2030
sebagai berikut :
Tabel 3. Proyeksi Jumlah dan kepadatan penduduk tahun 2030 per Sistem Drainase di Kota Semarang,
serta rankingnya
Tabel 4. Luas genangan Banjir dan Rob pada Masing-masing Sistem Drainase di Kota Semarang, serta
rankingnya
c. Kelayakan Ekonomi
Suatu kegiatan dapat dikatakan layak secara ekonomis jika biaya atau investasi yang diperlukan masih
relatif lebih kecil dibandingkan manfaat yang diperoleh. Dalam kajian kelayakan ini dilakukan perhitungan
nilai kerugian mungkin yang ditimbulkan oleh rob dan banjir terhadap sektor infrastruktur, pemukiman,
moda transportasi dan perdagangan serta nilai investasi dan operasional kegiatan untuk mencegah atau
mengurangi nilai kerugian yang mungkin timbul.
Tabel 5. Ranking berdasarkan Komponen Ekonomi (Economic Internal Rate of Return -EIRR)
Berdasarkan pada kriteria-kriteria tersebut di atas maka wilayah yang menjadi prioritas secara berurutan adalah
sebagai berikut (BAPPEDA Kota Semarang, 2014 - Rencana Induk Sistem Drainase Kota Semarang Tahun 2011 –
2031):
a. Sistem Drainase Semarang Tengah
b. Sistem Drainase Semarang Timur
c. Sistem Drainase Semarang Barat
d. Sistem Drainase Mangkang
e.
128
PI November 2015 MARDI WIBOWO – Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai
KESIMPULAN
1) Penanganan permasalahan di Teluk Semarang harus dilakukan secara holistik, terintegrasi dan tidak terlalu
melihat batas administrasi serta dengan rekayasa teknologi yang tepat. dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
Meningkatkan konektivitas dan sistem logistik Koridor Ekonomi Jawa
Mitigasi rob/banjir, amblesan (land subsidence) dan abrasi
Menyediakan lahan baru dan air baku
Harmonisasi lingkungan
2) Diperlukan kajian lanjutan dalam hubungannya dengan:
Kebutuhan kapasitas pompa dan sistem manajemen air Danau.
Sistem pengolahan kualitas air di hulu sebelum masuk ke Danau.
Pengendalian laju sedimentasi di Danau dan di alur pelayaran Pelabuhan dan sekitarnya.
Peraturan kepemilikan lahan baru (sistem agraria), sistem kepemilikan bangunan, sistem lingkungan dan
pemenuhan RTRW dan RZWP3K propinsi maupun kabupaten/kota
3) Diperlukan kajian lebih detil dan mendalam dengan kurun waktu yang lebih mewakili fenomena alam
sebenarnya (musim barat, timur, dan peralihan). Diperlukan juga simulasi dengan rentang waktu lebih lama
misalkan 5-10 tahun untuk mengetahui jumlah angkutan sedimen ataupun erosi tahunan sehingga diketahui
perubahan garis pantainya.
4) Berdasarkan hasil Diskusi Terbatas Panel Ahli dan Praktisi tanggal 28 Oktober 2014 di Yogykarta, beberapa
rekomendasi yang diusulkan untuk penanganan permasalahan di Teluk Semarang, antara lain :
Diperlukan kajian dari semua aspek dengan penanggung jawab instansi sesuai dengan tugas masing-masing
Untuk mengendalikan banjir dan rob akibat Sea Level Rise dan Land Subsidence, dapat dilakukan dengan :
Kombinasi tanggul laut dan sistem polder pada perairan dangkal
Kombinasi tanggul laut dan sistem polder pada perairan yang relatif dalam serta reklamasi untuk
pengembangan kota
Menekan laju land subsidence dengan memberi pasokan air bersih yang cukup untuk Kota
Semarang
Contoh usulan :
- Dam Lepas Pantai (DLP) oleh PT Elcomantech, Giant Sea Wall oleh CCCC Ltd., Konsep
BPPT
Banjir dan rob akibat dari catchment area dan sistem drainasi/ pengendali banjir yang belum berfungsi
sempurna
Membuat system pengendali banjir dan drainasi yang memadai (banjir kanal, sabuk banjir, system
drainasi kota, rain harvesting) dan alirkan air banjir untuk sungai-sungai yang besar langsung ke
laut dengan system gravitasi.
Mengurangi air yang datang dari hulu–daerah aliran sungai atau catchment area (pembuatan
waduk, pembuatan bendungan, pembuatan bio pori dan rain harvesting).
Penataan tataguna lahan di daerah aliran sungai (DAS)
- Contoh usulan : Sabuk Pantai oleh IKATEKSI -UNDIP
Banjir dan rob Kota Semarang harus diatasi dengan penyelesaian yang komprehensip dengan tahapan :
Emergency:
- Tanggul laut tepi pantai yang lebar sekaligus untuk jalan dan dilengkapi dengan polder pada
tempat tertentu
Cara Langsung
- Tanggul laut, polder, dilengkapi dengan sistem pompa
- Banjir kanal, sistem drainasi dan/atau sabuk pantai, sungai dengan debit besar diusahakan
langsung ke laut
- Waduk/ bendungan/ situ
Cara Tidak Langsung
- Oleh seluruh masyarakat : rain harvesting, bio pori, sumur resapan
- Oleh pemerintah : tataguna lahan, reboisasi, suplaiair bersih, pengendalian sampah
Penurunan tanah harus diselesaikan terlebih dahulu salah satu caranya dengan menghentikan pengambilan
air tanah.
129
PI November 2015 MARDI WIBOWO – Rencana Tindak Penanganan Permasalahan Pantai
DAFTAR PUSTAKA
ACCCRN, 2010, Kajian Kerentanan dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim di Kota Semarang, Semarang
Anggoro, S., Nugroho, D., Helmi, M., 2014, Kondisi Wilayah Pesisir dan Laut di Teluk Semarang, Provinsi Jawa
Tengah Potensi & Kerawanan ditinjau dari Aspek Lingkungan & Perikanan, Makalah dalam Workshop
Memperingati Hari Air Sedunia 2014, PSDA Jawa Tengah, Semarang.
BAPPEDA Kab. Demak, 2011, Dokumen Rencana Strategis Wilayah Pesisir Kabupaten Demak 2011 – 2031.
BAPPEDA Kab. Demak, 2013, Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)
Kabupaten Demak.
BAPPEDA Kota Semarang, 2011, RTRW Kota Semarang 2011-2031, Semarang
BAPPEDA Kota Semarang, 2014, Penyusunan Master Plan Drainase Kota Semarang, Semarang
Georisk Project, 2008, Kajian Amblesan Tanah di Kota Semarang.
IKATEKSI-UNDIP, 2014, Keterpaduan Antara Perlindungan Pantai dan Sistem Drainase Perkotaan
Berkelanjutan, Makalah dalam Workshop Memperingati Hari Air Sedunia 2014, PSDA Jawa Tengah,
Semarang.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2009, Laporan Akhir – Kajian Penanganan Garis Pantai di Pantura Jawa
Tengah, Jakarta.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011, Laporan Akhir - Identifikasi Kerusakan dan Perencanaan Rehabilitasi
Pantura Jawa Tengah, Jakarta.
KOICA-BAPPENAS, 2012, Disaster Survei and Thematic Map Building in Semarang Area, Jakarta.
Marfai, M.A., 2011, GIS Modelling of River and Tidal Flood Hazards in a Waterfront City – Case Study : Semarang
City
Nugroho, U., 2009, Outer Ring Road Sebagai Alternatif Solusi Permasalahan Transportasi Kota Semarang,
RIPTEK, Vol.3, No.1, Tahun 2009, Hal.: 35 - 43
Prasetyo, E., Mukhtasor, Sujantoko, 2009, Simulasi Pembuangan Lindi ke Laut (Sebuah Studi Tentang Rencana
Pesisir Gunung Anyar Sebagai Tempat Pembuangan Akhir Sampah Surabaya 2015), disampaikan Pada
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009
PT. Geosarana Guna Jo - Kementerian PU, 2006, Laporan Penunjang - Pola Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah
Sungai Jratunseluna dan Pemali Comal, Semarang.
PT. Sriboga Flour Mill, 2011, FP2 (Flood Protection Project), CM : GCA (PT Gunawan Cipta Arsindo) dan
Designer : WBI (Witteveen Bos Indonesia), Semarang.
Soehodo, S., 2013, Grand Strategy Semarang : Pengelolaan Sumberdaya Air dan Pembangunan Dam Lepas Pantai,
dalam Seminar Perubahan Iklim, Konversi Lahan, Ancaman Banjir dan Rob di DKI Semarang, 30 Maret
2013, di ITB, Bandung.
Wirawan., J., 2014, Solusi Holistik Terhadap Banjir Dan Rob Sebagai Permasalahan Kronis Jakarta&Semarang
Dan Pantai Utara Jawa, Makalah dalam Workshop Memperingati Hari Air Sedunia 2014, PSDA Jawa
Tengah, Semarang.
130