Kajian Konsep Resilient Design Untuk Pengembangan
Kajian Konsep Resilient Design Untuk Pengembangan
net/publication/326398140
CITATIONS READS
0 178
1 author:
Indriastjario Indriastjario
Universitas Diponegoro
13 PUBLICATIONS 26 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Indriastjario Indriastjario on 22 March 2020.
Indriastjario *
Abstract
Environmental deterioration which is increasing the area’s vulnerability occured in the Area of Jatibarang Dam in
Semarang City. The deterioration is caused by the construction of the Dam. It is worsening the sustainability, disturbing
the harmony of the flora & fauna especially the macaca (long-tailed monkey) lost their food and access to the hill , the
main area of theirs ; and then due to be a tourism destination area, the development of the surrounding have gradually
demolished the landscape and worsening the ecosystem.
Therefore, the Dam Area requires an increased capacity to face the deterioration. It needs to be well designed to
achieve a state of area that is resistant to deterioration. To form a resilient area, resilient ways are required.
The purpose of this research is to find an innovative concept of resilience ways to actualize the sustainability of The
Area of Jatibarang Dam in Semarang City through resilience design.
The research uses descriptive analysis method based on the 4 factors of : spatial arrangement, technology innovation,
disaster mitigation, and disaster adaptation.
The results of the research found the integration of : 1. the enhancement of the adaptive capacity of society (local
wisdom of tradition & spiritual heritage), 2. the implementation of orderly spatial management through green
architecture and 3. a dynamic and planned urban systems which promote the access for all to actualize a resilient and
sustainable area, would be the effective resilient ways to promote the Resilience Design of the Dam Area.
41
ISSN (P)0853-2877 (E) 2598-327X MODUL vol 18 no 1,issues period 2018
42
ISSN (P)0853-2877 (E) 2598-327X MODUL vol 18 no 1,issues period 2018
Untuk itu akan diperlukan peralatan rekaman, sementara Konsep Ketangguhan Kota (Resilient City)
untuk eksplorasi fisik rumah diperlukan peralatan sketsa, Konsep ketangguhan kota merupakan konsep yang
alat ukur serta kamera. punya korelasi dengan konsep pembangunan
Data-data yang didapatkan di lapangan langsung berkelanjutan (sustainable development). Konsep ini
dianalisis dengan mengkaitkannya dengan kondisi bukan didorong akan tetai diadakan dengan dukungan
setting ruang sebelum terjadi perubahan. Bahasan inovasi, mitigasi dan adaptasi. Dalam konsep
kemudian dipilah-pilah sesuai dengan tema-tema yang ketangguhan kota (resilient city) terbagi ke dalam tiga
nantinya akan dikaitkan antar tema dan dimaknai konstelasi aspek yakni inovasi (inovation), mitigasi
mengarah pada penggalian konsep dibalik keragaman (mitigation) dan adaptasi (adaptation)
setting ruang publik yang ada. Adapun beberapa penjelasan dari masing-masing
konstelasi aspek Ketangguhan Kota (Resilient City )
Pembahasan & Hasil Kajian sebagai berikut:
Fokus Teori Ketangguhan Kota (Resilient City) dan · Mitigasi merupakan pengurangan resiko yang
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) disesuaikan dengan kapasitas objek yakni objek itu
Ketangguhan Kota (Resilient City) Konsep Resiko sendiri sesuai kapasitasnya.
(Risk) · Adaptasi merupakan penyesuaian (diri) terhadap
Resiko merupakan kondisi “merugikan” dari resiko, yang disesuaikan dengan bahaya dan
sebuah kemunculan (exsposure) sampai tekanan (stress) kerentanan yang ada pada objek.
terkait dengan perubahan lingkungan dan sosial karena · Inovasi merupakan time frame
kurang/tidak adanya kapasitas untuk beradaptasi. pengimplementasian kegiatan yang dianggap
(Adger, 2006). Dalam konsep resiko terbagi ke dalam “baru” dalam penanganan resiko yang sebenarnya
tiga konstelasi aspek yakni Bahaya (Hazard), diluar kebiasaan kapasitas yang ada pada objek.
Kerentanan (Vulnarability) dan Kapasitas. Dengan demikian, kota dikatakan tangguh ketika
Adapun beberapa penjelasan dari masing-masing memiliki hubungan yang erat diantara masing-masing
konstelasi aspek resiko sebagai berikut: aspek ketangguhan kota yakni “Semakin tangguh suatu
· Kerentanan (Vulnerability) merupakan “kerugian” kota maka dalam pengentasan resiko kota tersebut
yang dapat dinyatakan melalui kerusakan dan memiliki inovasi adaptasi dan mitigasi yang baik”.
kehilangan karena bahaya (hazard) tertentu untuk
daerah tertentu dan pada periode tertentu. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)
Berdasarkan perhitungan matematis , resiko adalah Pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
produk dari bahaya dan kerentanan. (Bech, 1992) merupakan proses pembangunan yang berprinsip untuk
· Bahaya (Hazard) merupakan Kejadian “luar memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mmengorbankan
biasa/diuar kebiasaan” yang mampu mengganggu, kebutuhan generasi yang akan datang (Brutland Report,
mengurangi atau menghilangkan kondisi kenyataan PBB 1987).
yang ada, sehingga mengakibatkan kerugian “Sustainable development is the development that
(lost/cost) pada aspek terkait. (disesuaikan dari
Hyndman, D.W. (2010). Natural Hazards and meets the needs of the present without compromising
Disasters) . the ability of future generations to meet their own
needs”. (Brutland Report, PBB 1987)
· Kapasitas merupakan performa (ukuran) yang
Pembangunan berkelanjutan berarti
menyatakan kemampuan atribut tertentu dari
pembangunan yang dapat tumbuh secara terus menerus
sebuah kondisi (ruang) dalam mendukung
dan konsisten dengan memberikan kepuasan dan
tercapainya kelangsungan sistem
kualitas hidup (well being) kepada masyarakat dengan
kehidupan.(disesuaikan dari Urban Task Force.
tidak merusak lingkungan dan mempertimbangkan
(1999). Towards an Urban Renaissance)
cadangan sumber daya yang ada.
Dengan demikian, suatu kota memiliki tingkat
Dengan demikian, perlu adanya paradigma baru
resiko tinggi ketika kota tersebut mengalami
perencanaan pembangunan kota yang market driven
permasalahan-permasalahan kota seperti: Kemacetan
(ekonomi), dimensi sosial, lingkungan dan budaya
lalu lintas, Kemiskinan, Bencana alam, Pencemaran
sebagai prinsip keadilan antar dan lintas generasi.
lingkungan dsb. yang menimbulkan bahaya dan kota
tersebut kurang adanya kapasitas dalam beradaptasi
Kajian Zonasi Kawasan Waduk Jatibarang
untuk menyelesaikan masalah yang menimbulkan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kawasan
kerentanan terhadap masyarakatnya sehingga perlu
Waduk Jatibarang akan dikembangkan sebagai kawasan
adanya inovasi untuk menyelesaikan masalah perkotaan
pariwisata. Oleh karena itu, pada kawasan perencanaan
tersebut.
direncanakan untuk dibentuk sub-sub pertumbuhan
(growth center) yang merupakan pusat kegiatan pada
43
ISSN (P)0853-2877 (E) 2598-327X MODUL vol 18 no 1,issues period 2018
setiap lokasi pertumbuhan yang berfungsi sebagai · Keberadaan Waduk serbaguna Jatibarang dan Goa
magnet kawasan yang saling dihubungkan oleh Kreo merupakan potensi yang saling mendukung
kerangka kawasan. guna mewujudkan kawasan wisata alam dengan
Growth center ini didistribusikan pada aeral sekitar tetap mengakomodasikan kegiatan-kegiatan terutama
kawasan Waduk Jatibarang yang dapat prosesi ritual tradisonal yang telah ada dan yang
dikelompokkan ke dalam zonasi-zonasi sebagai akan dikembangkan.
berikut: · Pengembangan Kawasan Waduk Serbaguna
· Zona I : Areal kampung Jatirejo Jatibarang yang mensinergikan dan
Dikembangkan sebagai bumi perkemahan (camping mengintegrasikan konstruksi bangunan baru Waduk
ground) dan jogging track. dengan pelestarian lingkungan alam dan masyarakat
· Zona II : Areal perbukitan Siwarak dengan kegiatan / kehidupan tradisionalnya
Dikembangkan sebagai area tempat peristirahatan mendorong ketangguhan Kawasan Waduk
(homestay), tempat sarana gedung pertemuan, dan Serbaguna Jatibarang sebagai bagian wilayah Kota
kawasan permukiman menengah ke atas. Semarang.
· Zona III : Areal kampung Talun
Kacang dan Goa Kreo Daftar Pustaka
Dikembangkan sebagaidesa wisata Talun Kacang, Anita. Juarni Ed All, 2012, Kajian Terhadap ruang
fasilitas aktivitas budaya, pusat kuliner tradisional, Publik Sebagai Sarana Interaksi Warga di
dan jembatan gantung penghubung Desa Talun Kampung Muararajeun Lama Bandung, Reka
Kacang dan Goa Kreo. Selain itu juga dilakukan Karsa Jurnal online Institut Teknologi nasional
pengembangan seni, budaya dan tradisi lokal. Vol.1 No.1 Juli 2012.
· Zona IV : Areal Limpahan waduk Budihardjo, Eko.2006. Sejumlah Masalah Permukiman
Pengembangan unit IPA untuk pengelolaan dan Kota, Bandung : P.T. Alumni.
pendistribusian air bersih bagi masyarakat Kota Catanese, Antoni dan Synder. 1979, An Introduction of
Semarang. Urban Desain, Harper and Row, New York
· Zona V : Areal perbukitan dan tepian Koentjaraningrat, 1967, Villages in Indonesia, Ithaca:
waduk di Kelurahan Kedungpane Cornell University Press
Pengembangan taman wisata satwa, gedung Muhajir, Noeng. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif.
pengelola, dan kawasan parkir. Yogyakarta: Rake Surasin
· Zona VI : Areal permukiman – Nugroho, Agung Cahyo, 2009, Kampung kota sebagai
perkantoran di Kelurahan Kedungpane sebuah titik tolak dalam membentuk urbanitas
Pengembangan small CBD pada Kedungpane dan Ruang Kota Berkelanjutan, Jurnal Rekayasa
khususnya di sepanjang koridor kawasan. Vol. 13 No. 3, Desember 2009
· Zona VII : Areal perkebunan Purnamasari, Wulan Dwi, 2003, Model Konseptual
Kedungpane Adaptasi Ruang Kampung Kota Akibat
Pengembangan pariwisata agro dan kebun buah Keberadaan Sektor Perdagangan Formal
yang mengoptimalkan produk lokal. (Kampung Sekayu Kota Semarang), Majalah
· Zona VIII : Areal perbukitan Jatibarang Tata Loka Volume 15 No. 2 Mei 2013, BP
Dikembangkan sebagai pusat laboratorium flora dan Planologi UNDIP Semarang.
fauna yang dilengkapi dengan sangkar satwa, kantor Putera, Yoedhistira Andri, 2014, Ambiguitas Ruang
pengelola, dan tempat pameran. Kampung Pluis Dalam Perspektif Privat Publik,
· Zona IX : Genangan waduk Jatibarang E-Journal Graduate Unpar Vol.1 No.2 2014.
Rappoport, Amos,1969, House, Form and Culture, New
Pengembangan dermaga perahu wisata, gedung
York: Prentice Hall, Inc.
pengelola, dan art center.
Renald, Andi, 2016, Toward Resilient and Sustainable
City Adaptation Model for Flood Disaster Prone
Kesimpulan
City: Case Study of Jakarta Capital
Kesimpulan dari hasil kajian penelitian ini adalah :
Region,Procedia – Social and Behavioral
· Pengembangan Kawasan Waduk Serbaguna
Sciences Vol 227, 14 July 2016, Pages 334-340
Jatibarang seyogyanya berbasis pada pelestarian dan
Sanapiah Faisal. (1990), Penelitian Kwalitatif, Dasar-
pengembangan ekologi, sosial, ekonomi Kawasan
dasar dan Aplikasi, Yayasan Asih,Asah dan
Waduk untuk meningkatkan manfaat baik bagi
Asuh, Malang
masyarakat di sekitar Kawasan Waduk dan Kota
Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process. Van
Semarang pada khususnya dan seluruh pengunjung
Nostrand Reinhold Company. New York.
Kawasan Waduk pada umumnya.
44
ISSN (P)0853-2877 (E) 2598-327X MODUL vol 18 no 1,issues period 2018
45