Anda di halaman 1dari 6

Makalah Akuntansi Keuangan Lanjutan II

Business Combinations

OLEH :

Kelompok 1

1. Ferawaty (1813030)
2. Ignata Putri Philips (1813036)
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Atma Jaya Makassar
2021
BAB 1
PENGGABUNGAN USAHA

1.1 Pengertian Penggabungan Usaha


Penggabungan usaha adalah usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara
menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.

1.2 Alasan Penggabungan Usaha

Ada beberapa alasan mengapa dilakukannya penggabungan usaha sebagai alat perluasan
suatu perusahaan, yaitu :
1.        Manfaat Biaya (Cost Advantage)
Sering kali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui
penggabungan dibandingkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama pada periode
inflasi.
2.        Resiko Lebih Rendah (Lower Risk)
Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan
dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha kurang beresiko
terutama ketika tujuannya adalah diverifikasi.

3.        Berkurangnya Penundaan Operasi (Fewer Operating Delays)


Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk
segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan
pemerintah lainnya. Membangun fasilitas perusahaan yang baru mungkin menimbulkan sejumlah
penundaan dalam pembangunannya, karena diperlukannya persetujuan pemerintah untuk
memulai operasi.
4.        Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers)
Beberapa perusahaan bergabung untuk diakuisisi oleh perusahaan lain. Karena perusahaan-
perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambil-alih, beberapa di
antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha
pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan dengan rasio utang terhadap
ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambil alih yang menarik.
5.        Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets)
Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun
berwujud. Maka, akuisisi atas hak paten, hak atas mineral, database pelanggan, atau keahlian
manajemen mungkin menjadi faktor utama yang memotivasi suatu penggabungan usaha.
Dibandingkan bentuk perluasan usaha yang lain, perusahaan-perusahaan mungkin memilih
penggabungan usaha untuk memperoleh manfaat dari segi pajak, untuk manfaat pajak
penghasilan perseorangan dan pajak atas bangunan, dan untuk alasan-alasan pribadi. Ego dari
manajemen perusahaan dan ahli pengambilalihan juga memainkan peranan yang penting pada
beberapa penggabungan usaha.

1.3 Sifat Penggabungan Usaha


Meskipun tujuan utama dari penggabungan usaha harus meningkatkan profitabilitas,
keberatan yang menolak adanya penggabungan usaha harus dipertimbangkan, yang diperhatikan
terlebih dahulu dari penggabungan usaha adalah memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi
operasi secara horizontal atau vertikal atau mendiversifikasikan resiko usaha melalui operasi
konglomerat.
Integritas horizontal adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau
pasar yang sama. Integrasi vertikal adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan
operasi yang berbeda, secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau distribusi.
Konglomerasi adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan/atau jasa
yang tidak saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan melakukan diversifikasi
untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu, atau untuk menstabilkan penghasilan
yang berfluktuasi.
1.4 Bentuk Penggabungan Usaha (Business Combination)

Penggabungan usaha dapat mempunyai beberapa bentuk, yaitu :


1.        Merger
Dilakukan ketika sebuah perusahaan mengambil-alih semua operasi dari entitas usaha lain dan
entitas yang diambil alih tersebut dibubarkan. Contohnya, Perusahaan A membeli Aktiva dari
Perusahaan B secara langsung secara tunai, dengan aktiva lainnya atau dengan surat berharga
Perusahaan A (saham, obligasi, atau wesel) dan Perusahaan B dibubarkan.

2.        Konsolidasi
Dilakukan ketika sebuah perusahaan yang baru dibentuk untuk mengambil alih aktiva-aktiva dan
operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan entitas-entitas yang terpisah tersebut
dibubarkan. Contohnya, Perusahaan D sebuah perusahaan yang baru dibentuk, memperoleh
aktiva bersih dari perusahaan E dan F dengan mengeluarkan saham secara langsung kepada
Perusahaan E dan F, dan Perusahaan E dan F dibubarkan.
3.        Akuisisi Saham
Dilakukan ketika sebuah perusahaan mengakuisisi saham berhak suara dari perusahaan lain dan
kedua perusahaan tersebut tetap beroperasi sebagai entitas hukum yang terpisah, tetapi timbul
hubungan induk-anak, dan Perusahaan E dan F dibubarkan.

1.5 Konsep Penggabungan Usaha Akuntansi

Prinsip akuntansi yang berlaku umum/Generally Accepted Accounting Principles


(GAAP) mendefinisikan konsep akuntansi penggabungan bisnis sebagai:

“Transaksi atau peristiwa lain di mana pihak pengakuisisi memperoleh kendali atas satu
atau lebih bisnis. Transaksi kadang-kadang disebut sebagai merger sejati atau merger setara juga
merupakan kombinasi bisnis.” (ASC 805-10)

Perhatikan bahwa konsep akuntansi dari penggabungan usaha menekankan pada


penciptaan entitas tunggal dan kemandirian perusahaan yang bergabung sebelum serikat pekerja
mereka. Meskipun satu atau lebih perusahaan mungkin kehilangan identitas hukumnya yang
terpisah, pembubaran badan hukum tidak diperlukan dalam konsep akuntansi.

Bisnis yang sebelumnya terpisah disatukan menjadi satu entitas ketika sumber daya dan
operasi bisnis mereka berada di bawah kendali satu tim manajemen. Pengendalian semacam itu
dalam satu entitas bisnis ditetapkan dalam kombinasi bisnis di mana:

1. Satu atau lebih korporasi menjadi anak perusahaan;

2. Satu perusahaan memindahkan aset bersihnya ke perusahaan lain; atau

3. Setiap perusahaan mentransfer aset bersihnya ke perusahaan yang baru dibentuk.

Perusahaan menjadi anak perusahaan ketika perusahaan lain memperoleh mayoritas


(lebih dari 50 persen) dari saham pemungutan suara yang beredar. Jadi, satu perusahaan tidak
perlu memperoleh semua saham perusahaan lain untuk melakukan penggabungan usaha. Dalam
penggabungan usaha di mana kurang dari 100 persen saham suara dari perusahaan yang
bergabung lainnya diperoleh, perusahaan yang bergabung harus mempertahankan identitas
hukum dan catatan akuntansi terpisah meskipun mereka telah menjadi satu entitas untuk tujuan
pelaporan keuangan.

Penggabungan usaha di mana satu perusahaan mentransfer aset bersihnya ke yang lain
dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi perusahaan yang mengakuisisi harus memperoleh
secara substansial semua aset bersih. Alternatifnya, setiap perusahaan yang bergabung dapat
mentransfer aset bersihnya ke perusahaan yang baru dibentuk. Karena perusahaan yang baru
dibentuk tidak memiliki aset bersihnya sendiri, ia menerbitkan sahamnya kepada perusahaan
gabungan lainnya atau kepada pemegang saham atau pemiliknya.

1.6 Latar Belakang Singkat Akuntansi untuk Penggabungan Usaha

Akuntansi untuk penggabungan usaha adalah salah satu topik teori dan praktik akuntansi
yang paling penting dan menarik. Pada saat yang sama, ini kompleks dan kontroversial.
Penggabungan usaha melibatkan transaksi keuangan yang sangat besar, kerajaan bisnis, kisah
sukses dan kekayaan pribadi, dan kejeniusan eksekutif.

Secara historis, banyak kontroversi mengenai persyaratan akuntansi untuk penggabungan


usaha yang melibatkan metode penyatuan kepentingan, yang menjadi diterima secara umum
pada tahun 1950. Meskipun ada kesulitan konseptual dengan metode penyatuan, masalah
mendasar yang muncul adalah pengenalan metode akuntansi alternatif. Banyak kepentingan
keuangan yang terlibat dalam kombinasi bisnis, dan prosedur akuntansi alternatif mungkin tidak
netral sehubungan dengan kepentingan yang berbeda. Artinya, keuangan individu, kepentingan
dan rencana akhir kombinasi mungkin dipengaruhi oleh metode akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai