Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN G4P3A0

DI RUANG VK PUSKESMAS BINAKAL

NAMA : AYU REGINA PUTRI

KELAS : XI KEPERAWATAN 03

NO.ABSEN : 04

SMK NEGERI 04 BONDOWOSO

TAHUN AJARAN 2020 - 2021


PENDAHULUAN G4P3A0
A. DEFINISI
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat
subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan
hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami.
Berikut ini pengertian nyeri :
1. Wolf Weifsel Feurst (2004), mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita
secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.
2. Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan
diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional. (Musrifatul., Hidayat. 2008)
3. Nyeri persalinan adalah pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi dari
menyenangkan sampai tidak menyenangkan, yan mog dikaitkan dengan persalinan dan
melahirkan. (NANDA 2015-2017)

B. ETIOLOGI
Rasa nyeri pada persalinan kala I terjadi karena aktivitas besar di dalam tubuh guna
mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan pelebaran mulut rahim. Kejadian itu
terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim
menegang selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang
belakang, dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika
bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai dari
bagian bawah punggung, kemudian menyebar ke bagian bawah perut mugkin juga menyebar ke
kaki.

C. TANDA DAN GEJALA


1.Diaforesis
2. Dilatasi pupil
3. Ekspresi wajah nyeri (misal: mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar
atau tetap pada satu fokus, meringis)
4. Fokus pada diri sendiri
5. Kontraksi uterin.
6. Mual
7. Muntah
8. Nyeri
9. Penurunan nafsu makan
10. Penyempitan focus
11. Perilaku distraksi
12. Peningkatan nafsu makan
13. Perilaku ekspresif
14. Perilaku melindungi yang sakit
15. Perubahan frekuensi jantung
16. Perubahan frekuensi pernapasan
17. Perubahan fungsi urinarius
18. Perubahan pola tidur
19. Perubahan tegangan otot
20. Perubahan tekanan darah
21. Posisi rileks untuk mengatasi nyeri
22. Tekanan perineal.
D. PATWHAY
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis.
Pemeriksaan sel darah untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Penurunan atau kenaikan jumlah sel darah yang melewati batas normal dapat memberi petunjuk
adanya gangguan kesehatan yang perlu ditindaklanjuti, misalnya infeksi, anemia, hingga
leukemia.
Hitung darah lengkap meliputi berbagai komponen yang membentuk sel darah. Beberapa
komponen yang termasuk dalam hitung darah lengkap di antaranya adalah jumlah sel darah
merah, sel darah putih, dan jumlah sel keping darah (trombosit). Selain itu, protein dalam sel
darah merah (hemoglobin), serta porsi (persen) sel darah merah dalam satu volume darah
(hematokrit). Hitung darah lengkap juga dapat memuat informasi mengenai hitung jenis sel
darah putih, ukuran rata-rata sel darah merah (MCV), jumlah hemoglobin dalam setiap sel darah
merah (MCH), serta konsentrasi hemoglobin atau jumlah relatif hemoglobin terhadap setiap
ukuran sel darah merah (MCHC). Hitung jenis sel darah putih terdiri dari neutrofil batang,
neutrofil segmen, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil.
b. Urinalisis.
Urinalisis adalah pemeriksaan yang dilakukan melalui analisis sampel urine di laboratorium.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi atau mendiagnosis penyakit serta memantau kondisi
kesehatan dan fungsi ginjal. Urinalisis juga dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan
kehamilan.
Tes urinalisis dapat mendeteksi zat-zat tertentu di dalam urine, seperti sel darah, protein,
glukosa, kristal, keton, bilirubin, atau bakteri. Keberadaan zat-zat tersebut di dalam urine dapat
menunjukkan bahwa Anda mungkin menderita penyakit tertentu, seperti infeksi saluran kemih,
penyakit ginjal, atau diabetes.
Cek Informasi Seputar Tes Urinalisis di Sini - Alodokter
Selain memeriksa kandungan zat kimia di dalam urine, urinalisis juga dilakukan untuk
memeriksa warna, penampilan, bau, dan tingkat pH atau asam basa urine.
c. Amniosentesis untuk melihat kematangan beberapa organ janin, seperti rasio isitin
sfinagomielin, surfaktan dll (Hutahaean, 2009)

G. PENATALAKSANAAN
Wiknjosstro (2005). penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan placenta previa
tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik pasien
2. Menganjurkan pasien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan pasien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda-tanda vital
6. Memeriksa kadar hb

H. PENGKAJIAN
A.      PENGKAJIAN
1.        Pengumpulan data
a)    Biodata klien meliputi :
Nama, umur : dalam kategori usia subur (15 – 49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan kelompok resiko
tinggi.Pendidikan, pekerjaan dan alamat klien.
b)   Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, adanya his
yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air
kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit.
c)    Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 38 –42 minggu
disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke
perut, his makin sering, tertaur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur lendir),
kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d)   Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis, penyakit kelamin,
pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat persalinan.
e)    Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, keturunan hamil kembar pada klien,
TBC, hepatitis, penyakit kelamin, memungkinkan penyakit tersebut ditularkan pada klien,
sehingga memperberat persalinannya.
f)    Riwayat Obstetri
      Riwayat haid. Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu), prematur kurang dari 37
minggu
      Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa pusing,mual muntah, daan lain-lain. Pada
primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam dengan pembukaan 1cm /jam, sehingga pada
multigravida berlangsung 8 jam dengan 2 cm / jam.
g)   Riwayat psikososialspiritual dan budaya
Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan dan fantasi.Pada
trimester II adanya ketidaknyamanan kehamilan (mual, muntah), Narchisitik, pasif dan
introvert. Pada trimester III klien merasa tidak feminin lagi karena perubahan
tubuhnya,ketakutan akan kelahiran bayinya,distress keluarga karena adaanya perasaan
sekarat selama persalinan berlangsung.
h)   Pola Kebutuhan sehari-hari
 Nutrisi
Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan yang menurun.
 Istirahat tidur
Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada letak punggung
anak,klien sulit tidur terutama kala I – IV.

 Aktivitas
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas ringan, tidak
membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat lelah, capai, lesu.Pada kala I apabila
kepala janin telah masuk sbagian ke dalam PAP serta ketuban pecah, klien dianjurkan duduk
/ berjalan-jalan disekitar ruangan / kamar bersalin. Pada kala II kepala janin sudah masuk
rongga PAP klien dalam posisi miring ke kanan / kiri .
 Eliminasi
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses persalinan. Pada akhir
trimester III dapat terjadi konstipasi.
 Personal Hygiene
Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang longgar dan
mudah dipakai, sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi
 Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual / fungsi dari sek yang
tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
i)     Pemeriksaan
Pemeriksaan umum meliputi:
      Tinggi badan dan berat badan.
Ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm terlebih pada kehamilan pertama,
tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar memiliki panggul yang sempit.Berat
badan ibu perlu dikontrol secara teratur dengan peningkatan berat badan selama hamil antara
10–12 kg.
      Tekanan Darah
Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan biasanya tekanan
darah akan naik kira-kira 10 mmHg.
      Suhu badan, nadi dan pernafasan
Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan anatara 36 0-370 C, bila suhu lebih dari 370C
dianggap ada kelainan.Kecuali bagi klien setelah melahirkan suhu badan 37 5C- 378C masih
dianggap normal karena kelelahan. Keadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu, Bila
suhu naik keadaan nadi akan bertambah pula dapat disebabkan karena adanya perdarahan.
      Pada klien yang akan bersalin / bersalin pernafasanannya agak pendek karena kelelahan,
kesakitan dan karena membesarnya perut pernafasan normal antara 80 – 100 X / menit,
kadang meningkat menjadi normal kembali setelah persalinan, dan diperiksa tiap 4 jam.
Pemeriksaan fisik
      Kepala dan leher
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva kadang pucat, sklera kuning, hiperemis ataupun normal, hidung ada polip atau
tidak, caries pada gigi, stomatitis, pembesaran kelenjar.
      Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi areola dan papila
mamae serta ditemukan adanya kolustrum.
      Perut
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba/ nigra, terdapat striae
gravidarum. Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus, usia kehamilan
prematur pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, punggung kiri/ punggung kanan, letak
kepala, sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang makin lama makin sering dan
kuat.Auskultasi : ada/ tidaknya DJJ,frekwensi antara 140 – 160 x / menit.
      Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban. Bila terdapat pengeluaran
mekonium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan, menandakan adannya kelainan
letak anak.Pemeriksaan dalam untuk mengetahui jauhnya dan kemajuan persalinan, keadaan
serviks, panggul serta keadaan jalan lahir.
      Ekstremitas
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus, karena
pre eklamsia atau karena karena penyakit jantung/ ginjal.Ada varices pada ekstremitas
bagian bawah karena adanya penekanan dan pembesaran uterus yang menekan vena
abdomen.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, Jenis penentuan, waktu
pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang-kadang pemeriksaan serologi untuk sifilis.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan
a)        Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks.
b)        Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi selama persalinan.
c)        Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran terhadap leselamatan ibu dan janin, kurang
pengetahuan proses persalinan.
J. INTERVENSI
a)        Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks.
Tujuan: diharapkan ibu mampu mengendalikan nyerinya dengan kriteria hasil ibu
menyatakan menerima rasa nyerinya sebagai proses fisiologis persalinan.
Intervensi:
1.    Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, durasi, intensitas, dan
gambaran ketidaknyamanan). Untuk mengetahui kemajuan persalinan dan
ketidaknyamanan yang dirasakan ibu.
2.    Kaji tentang metode pereda nyeri yang diketahui. Nyeri persalinan bersifat unik dan
berbeda–beda tiap individu. Respon terhadap nyeri sangat tergantung budaya, pengalaman
terdahulu dan serta dukungan emosional termasuk orang yang diinginkan.
3.    Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi terhadap nyeri. Mengidentifikasi jalan keluar
yang harus dilakukan.
4.    Kurangi dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri. Tidak menambah nyeri klien.
5.    Jelaskan metode pereda nyeri yang ada seperti relaksasi, massase, pola pernafasan,
pemberian posisi, obat – obatan. Memungkinkan lebih banyak alternative yang dimiliki oleh
ibu, oleh karena dukungan kepada ibu untuk mengendalikan rasa nyerinya.
6.    Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi ingin di tempat tidur anjurkan
untuk miring ke kiri. Nyeri persalinan bersifat sangat individual sehingga posisi nyaman
tiap individu akan berbeda, miring kiri dianjurkan karena memaksimalkan curah jantung
ibu.
7.    Beberapa teknik pengendalian nyeri Relaksasi Massase.Bertujuan untuk meminimalkan
aktivitas simpatis pada system otonom sehingga ibu dapat memecah siklus ketegangan-
ansietas-nyeri.
b)        Kelelahan  berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi selama persalinan.
Tujuan : Diharapkan ibu tidak mengalami keletihan dengan kriteria hasil nadi:60-
80x/menit(saat tidak ada his), ibu menyatakan masih memiliki cukup tenaga.
Intervensi:
1.    Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah. Nadi dan tekanan darah dapat
menjadi indikator terhadap status hidrasi dan energi ibu.
2.    Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara kontraksi. Mengurangi bertambahnya
keletihan dan menghemat energy yang dibutuhkan untuk persalinan.
3.    Sarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu. Dukungan emosional khususnya
dari orang – orang yang berarti bagi ibu dapat memberikan kekuatan dan motivasi bagi
ibu.
4.    Tawarkan dan berikan minuman atau makanan kepada ibu. Makanan dan asupan cairan
yang cukup akan memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi yang
memperlambat kontraksi atau kontraksi tidak teratur.
c)        Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran terhadap leselamatan ibu dan janin, kurang
pengetahuan proses persalinan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit, diharapkan cemas
berkurang, dengan kriteria hasil nadi: pasien tampak tenang, ibu tidak cemas, tegang,
gelisah.
Intervensi :
1.    Kaji tingkat kecemasan pasien.Mengidentifikasi tingkat cemas, cemas yang berlebihan
dapat meningkatkan persepsi nyeri dan dapat mempunyai dampak negatif pada proses
persalinan.
2.    Beri dukungan moril dan informasikan bahwa akan selalu bersama ibu selama proses
persalinan.Pasien dapat mengalami peningkatan cemas atau kehilangan kontrol bila
dibiasakan tanpa perhatian.
3.    Beri informasi yang jelas dan bijaksana tentang fisiologi kalaI.Informasi yang jelas dan
sederhana memudahkan ibu dalam memahami dan mengerti proses perslinan sehingga
kecemasannya berkurang.
4.    Evaluasi pola kontraksi dan kemajuan persalinan.Peningkatan kekuatan kontraksi uterus
dapat meningkatkan kecemasan .
5.    Jelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien.Meningkatkan pemahanan dan pemecahan
masalah sehingga kecemasan teratasi.
6.    Beri tahu pasien tentang prosedur persalinan.Mengerti dan memahami tentang proses
persalinan sehingga dapat mengurangi kecemasan.
7.    Anjurkan keluarga menemani pasien sementara waktu bila memungkinkan.Keluarga
sangat dibutuhkan untuk menenangkan dan mengurangi kecemasan.
8.    Temani pasien terutama pada saat gelisah dan ajurkan pasien untuk mengekspresikan
perasaannya.Memberi support dan ketenangan.
PENUTUP

Sekian laporan pendahuluan yang saya buat.maaf jika ada kesalahpahaman penulisan.Atas
perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Bondowoso, 22 Maret 2021

Mengetahui

Pembimbing sekolah Pembimbing puskesmas

__________________________ __________________________
DAFTAR PUSTAKA

Https://hellosehat.com/g4p3ao/nyeri-persalinan-normal/

Https://www.alodokter.com/g4p3ao/nyeri

Https://images.app.goo.gl/xlydhf2k9q55pHHh8

Https://digilib.unimus.ac.id/files/disk 1/125/jtptuminus-gdl.purnomo-5321-6-8-pdf

Anda mungkin juga menyukai