INFLUENZA
Oleh :
Rahmatul Fitriyah
NIM: 22144010040
2. Etiologi
Etiologi penyakit influenza adalah virus influenza. Ada 3 tipe virus
influenza, yaitu tipe A, B, dan C. Penyakit influenza terjadi akibat infeksi virus
influenza tipe A atau B. Virus influenza memiliki 2 antigen protein pada
permukaannya, yang dikenal dengan komponen hemagglutinin (HA) dan
neuraminidase (NA).Perubahan pada kedua antigen tersebut membuat virus ini
labil. Antigenic shift atau perubahan kecil pada kedua antigen tersebut terjadi
setiap musim dan terjadi secara perlahan. Oleh karena itu, vaksin influenza
disesuaikan secara periodik untuk memberikan kekebalan pada komunitas.
Penularan influenza terjadi melalui kontak erat dengan penderita. Virus
dari penderita dapat menginfeksi orang lain melalui droplet saat penderita sedang
batuk atau bersin dan melalui virus udara dalam tetesan atau percikan liur
(droplet). Influenza dapat menular 2-5 hari sejak gejala dirasakan pada orang
dewasa dan sampai dengan 10 hari pada anak-anak.
3. Manifestasi klinis
Pada awalnya, influenza mungkin tampak seperti pilek biasa dengan
hidung meler, bersin, dan sakit tenggorokan. Gejala umum influenza meliputi:
Demam.
Otot sakit.
Menggigil dan berkeringat.
Sakit kepala.
Batuk kering yang berkelanjutan (kronis).
Sesak napas.
Kelelahan
Hidung meler atau tersumbat.
Sakit tenggorokan.
Sakit mata.
Muntah dan diare
4. Patofisiologi
Patofisiologi influenza dimulai dari inhalasi droplet virus influenza, diikuti
replikasi virus dan kemudian infeksi virus menyebabkan inflamasi pada saluran
pernafasan,
Virus influenza masuk melalui inhalasi dari droplet yang infeksius, aerosol
partikel mikro, maupun inokulasi langsung lewat sentuhan tangan dari penderita.
Virus kemudian mengikat reseptor asam sialat yang terdapat pada sel epitel jalan
napas, khususnya di trakea dan bronkus. Kemudian, replikasi virus mencapai
puncaknya dalam 48 jam pasca infeksi dan jumlah virus berhubungan langsung
dengan derajat keparahan penyakit.Pada kasus yang berat, terdapat perluasan
infeksi virus mencapai bagian paru-paru distal yang sesuai dengan karakteristik
pneumonitis interstisial. Kerusakan pada alveoli yang disertai pembentukan
membran hialin menyebabkan perdarahan dan eksudat keluar dari kapiler alveolar
menuju lumen yang kemudian mengakibatkan gangguan pertukaran gas dan
disfungsi napas berat.
5. Pathway
Virus influenza
Resiko tinggi terhadap Melalui partikel udara / Anoreksia, mual, Demam Kelemahan
penyebaran infeksi droplet muntah
(penularan) Dehidrasi
Intoleransi aktifitas
Masuk ke saluran napas Resiko defisit nutrisi Hipertermi
Rhinitis
Kebutuhan oksigen
berkurang Sesak napas
9. Diagnosa keperawatan
1. Pola napas tidak efektif (D0005) berhubungan dengan hambatan upaya
napas ditandai dengan hidung tersumbat
Definisi :Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Penyebab:
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan Neuromuskuler
6. Gangguan Neurologis (mis. elektroensefalogram [EEG] positif, cedera kepala,
gangguan kejang)
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
13. Cedera pada Medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
Gejala & Tanda Mayor:
Subjektif Objektif
1. Dispnea 1. Penggunaan otot bantu pernapasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola napas abnormal (mis. takipnea,
bradipnea, hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes)
Gejala & Tanda Minor:
Subjektif Objektif
1. Ortopnea 1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3.Diameter thoraks anterior-posterior
meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
Kondisi Klinis Terkait
1. Depresi sistem saraf pusat
2. Cedera Kepala
3. Trauma thoraks
4. Gullian Bare Syndrome
5. Multiple Sclerosis
6. Myasthenia Gravis Stroke
7. Kuadriplegi
8. Intoksikasi Alkohol
2. Hipertermia (D0130) berhubungan dengan dehidrasi ditandai dengan
mengeluh demam
Definisi :Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh
Penyebab:
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolisme
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan inkubator
Gejala & Tanda Mayor:
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala & Tanda Minor:
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
Kondisi Klinis Terkait
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
3. Gangguan pola tidur (D0055) berhubungan dengan kurang kontrol tidur
ditandai dengan mngeluh sulit tidur
Definisi :
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
Penyebab :
1. Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan,
pencahayaan,kebisingan,bau tidak sedap, Jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
2. Kurang kontrol tidur
3. Kurang privasi
4. Restraint fisik
5. Ketiadaan teman tidur
6. Tidak familiar dengan peralatan tidur
Gejala & Tanda Mayor:
Subjektif Objektif
1. Mengeluh sulit tidur (tidak tersedia)
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup
Gejala & Tanda Minor:
Subjektif Objektif
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun (tidak tersedia)
Kondisi Klinis Terkait
1. Nyeri/kolik
2. Hipertiroidisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif kronis
5. Kehamilan
6. Periode pasca partum
7. Kondisi pasca operasi
Intervensi keperawatan
No Standar Diagnosis Standar luaran Standar Intervensi
Keperawatan Keperawatan Keperawatan Indonesia
Indonesia (SDKI) Indonesia (SLKI) (SIKI)
1 Pola Napas Tidak Tujuan : Manajemen Jalan Napas
Efektif Setelah dilakukan Observasi
tindakan keperawatan 1. Monitor pola napas
selama 3x24jam maka (frekuensi, kedalaman, usaha
pola napas membaik napas)
dengan kriteria hasil: 2. Monitor bunyi napas
1. Frekuensi napas tambahan (mis. gurgiling,
membaik mengi, wheezing, ronkhi
2. Tekanan ekspirasi kering)
meningkat 3. Monitor sputum (jumlah,
3. Tekanan inspirasi warna, aroma)
meningkat Terapeutik
4. Pernapasan cuping 4. Pertahanan kepatenan jalan
hidung meningkat napas dengan head-tift dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
5. Posisikan Semi-Fowler atau
Fowler
Edukasi
6. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, Jika tidak
komtraindikasi
7. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, Jika perlu
2 Hipertermia Setelah dilakukan Observasi
tindakan keperawatan Identifikasi penyebab
selama 3x24jam maka hipotermia (mis. dehidrasi,
termoregulasi membaik terpapar lingkungan panas,
dengan kriteria hasil: penggunaan inkubator)
1. Menggigil meningkat Monitor suhu tubuh
2. Pucat meningkat Monitor kadar elektrolit
3. Suhu tubuh membaik Monitor haluaran urine
4. Tekanan darah Monitor komplikasi akibat
membaik hipertermia
5. Takikardia Terapeutik
meningkat
Sediakan lingkungan yang
6. Takipnea meningkat
dingin
Longgarkan atau lepaskan
pakaian
Basahi dan kipas
permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
Lakukan pendinginan
eksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, Jika perlu
3 Gangguan pola Setelah dilakukan Dukungan tidur
tidur tindakan keperawatan observasi
selama 3x24jam maka Identifikasi pola aktivitas
pola tidur membaik dan tidur
dengan kriteria hasil: Identifikasi faktor
1. Kemampuan pengganggu tidur (fisik
beraktivitas meningkat atau psikologis)
2. Keluhan sulit tidur Terapeutik
membaik Modifikasi lingkungan
3. Keluah sering terjaga (mis. pencahayaan,
membaik kebisingan, suhu, matras,
4. Keluhan tidak puas dan tempat tidur)
tidur membaik Batas waktu tidur siang,
5. Keluhan pola tidur jika perlu
berubah membaik Edukasi
6. Keluhan istirahat Jelaskan pentingnya tidur
tidak cukup membaik cukup selama sakit
Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
Anjurkan menghindari
makanan atau minuman
yang mengganggu tidur
DAFTAR PUSTAKA