Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

INFLUENZA

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Anak


Dosen Pengajar: Ns. Siti Riskika, M. Kep

Oleh :
Rahmatul Fitriyah
NIM: 22144010040

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2023
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Rahmatul Fitriyah


NIM : 22144010040

MATERI YANG PARAF


TANGGAL
DIKONSULTASIKAN DOSEN
1. Pengertian
Flu atau influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
yang dapat menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Kondisi ini sangat
umum terjadi di musim pancaroba. Penyakit ini sangat mudah menular ke orang
lain, terutama ketika 3–4 hari pertama setelah pengidapnya terinfeksi virus flu.
Flu dan pilek adalah dua kondisi yang berbeda. Pilek umumnya muncul
secara bertahap dengan gejala yang lebih ringan, sehingga tidak terlalu berdampak
pada rutinitas pengidapnya. Sedangkan influenza tak seperti itu, penyakit ini
cenderung menyebabkan gejala yang lebih berat, sehingga bisa mengganggu
aktivitas pengidapnya.

2. Etiologi
Etiologi penyakit influenza adalah virus influenza. Ada 3 tipe virus
influenza, yaitu tipe A, B, dan C. Penyakit influenza terjadi akibat infeksi virus
influenza tipe A atau B. Virus influenza memiliki 2 antigen protein pada
permukaannya, yang dikenal dengan komponen hemagglutinin (HA) dan
neuraminidase (NA).Perubahan pada kedua antigen tersebut membuat virus ini
labil. Antigenic shift atau perubahan kecil pada kedua antigen tersebut terjadi
setiap musim dan terjadi secara perlahan. Oleh karena itu, vaksin influenza
disesuaikan secara periodik untuk memberikan kekebalan pada komunitas.
Penularan influenza terjadi melalui kontak erat dengan penderita. Virus
dari penderita dapat menginfeksi orang lain melalui droplet saat penderita sedang
batuk atau bersin dan melalui virus udara dalam tetesan atau percikan liur
(droplet). Influenza dapat menular 2-5 hari sejak gejala dirasakan pada orang
dewasa dan sampai dengan 10 hari pada anak-anak.

3. Manifestasi klinis
Pada awalnya, influenza mungkin tampak seperti pilek biasa dengan
hidung meler, bersin, dan sakit tenggorokan. Gejala umum influenza meliputi:
 Demam.
 Otot sakit.
 Menggigil dan berkeringat.
 Sakit kepala.
 Batuk kering yang berkelanjutan (kronis).
 Sesak napas.
 Kelelahan
 Hidung meler atau tersumbat.
 Sakit tenggorokan.
 Sakit mata.
 Muntah dan diare

4. Patofisiologi
Patofisiologi influenza dimulai dari inhalasi droplet virus influenza, diikuti
replikasi virus dan kemudian infeksi virus menyebabkan inflamasi pada saluran
pernafasan,
Virus influenza masuk melalui inhalasi dari droplet yang infeksius, aerosol
partikel mikro, maupun inokulasi langsung lewat sentuhan tangan dari penderita.
Virus kemudian mengikat reseptor asam sialat yang terdapat pada sel epitel jalan
napas, khususnya di trakea dan bronkus. Kemudian, replikasi virus mencapai
puncaknya dalam 48 jam pasca infeksi dan jumlah virus berhubungan langsung
dengan derajat keparahan penyakit.Pada kasus yang berat, terdapat perluasan
infeksi virus mencapai bagian paru-paru distal yang sesuai dengan karakteristik
pneumonitis interstisial. Kerusakan pada alveoli yang disertai pembentukan
membran hialin menyebabkan perdarahan dan eksudat keluar dari kapiler alveolar
menuju lumen yang kemudian mengakibatkan gangguan pertukaran gas dan
disfungsi napas berat.
5. Pathway

Virus influenza

Resiko tinggi terhadap Melalui partikel udara / Anoreksia, mual, Demam Kelemahan
penyebaran infeksi droplet muntah
(penularan) Dehidrasi
Intoleransi aktifitas
Masuk ke saluran napas Resiko defisit nutrisi Hipertermi
Rhinitis

Masuk ke sel epitel pada


Peradangan dinding lubang hidung dan
dan nyeri otot bronkus Menyerang
Intoleransi sistem imun
aktivitas Serangan jantung
Sistem imunitas
Ensefalomielitis
terganggu
Replikasi
Kelemahan dan nyeri otot Inflamasi berlangsug Virus masuk ke Pembengkakan pada arteri
lama sirkulasi darah dan sekitar jantung
Konjungtivitas Pneumonia
Turun ke sal. napas virus/bakteri
Kekurangan energi Merusak sel mukosa Berlangsung lama bawah dan rongga
hidung paru
PPOK
Metabolisme tubuh Obstruksi saluran
terganggu Produksi secret berlebih pernapasan Gangguan pola tidur

Kebutuhan oksigen
berkurang Sesak napas

Pola napas tidak Bersihan jalan napas tidak


efektif efektif
6. Pemeriksaan
Diagnosis flu (influenza)
Dokter akan menanyakan riwayat penyakit, melakukan pemeriksaan fisik,
mengidentifikasi gejala flu yang timbul, dan melakukan tes untuk mendeteksi
virus influenza.Tes yang paling sering digunakan adalah tes diagnostik influenza
cepat. Tes ini mencari zat (antigen) dari belakang hidung atau tenggorokan.
Hasil dari tes akan keluar dalam 15 menit. Namun, hasilnya akan bervariasi dan
tidak selalu akurat. Dokter dapat mendiagnosis berdasarkan gejala, walaupun hasil
tes negatif.
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dokter akan mengambil tes darah
8. Pengkajian keperawatan (secara head to toe)
1. Identitas klien
Berisi tentang biodata pasien dan penanggung jawab meliputi nama,umur,jenis
kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, status perkawinan, diagnosa
medis dan tanggal masuk rumah sakit.
2. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat kerumah sakit. biasanya pada klien influenza akan
mengeluh demam,hidung tersumbat,dan sulit tidur
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien dengan diagnosa cerebral palsy akan mengeluh demam,hidung
tersumbat,dan sulit tidur
4. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti
jantung, asma, hipertensi, ginjal,DM dan epilepsi atau penyakit lainnya.
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga dikaji untuk mengetahui apakah ada penyakit
menular seperti TBC dan hepatitis, menurun seperti jantung dan DM
6. Pemeriksaan fisik
1) keadaan umum:untuk mengetahui keadaan umum apakah baik,sedang atau
jelek. pada kasus Cerebral palsy keadaan umum tergantung dengan kondisi
demam,hidung tersumbat,dan anoreksia , jika klien mengalami kurangnya
cairan kemungkinan keadaan umum lemah.
2) Tingkat kesadaran: tingkat kesadaran dibuktikan dengan pertanyaan
sederhana yang harus dijawab klien atau disuruh untuk melakukan
perintah.dapat dilakukan dengan pemeriksaan GCS.
3) Tanda tanda vital
a. Frekuensi nadi dan tekanan darah : takikardi, bradikardia, hipertermi
dan hipotermi
b. Frekuensi pernafasan: adanya frekuensi pernafasan yang meningkat
(takipnea), menghitung frekuensi pernapasan.
c. Suhu tubuh: untuk mengetahui suhu tubuh pasien, memungkinkan
febris/infeksi dengan menggunakan skala derajat celcius.suhu wanita
saat bersalin tidak lebih dari 38oC. jika klien mengalami dehidrasi
terdapat kemungkinan suhu tubuh klien akan meningkat.
d. Frekuensi nadi: Dilakukan pemeriksaan selama 1 menit penuh untuk
mengetahui apakah terdapat peningkatan frekuensi nadi (Takikardia)
atupun penurunan frekuensi nadi (Bradikardia).
4) Kepala dan rambut
Inspeksi : kaji bentuk kepala, warna rambut, kebersihan dan adanya
lesi/tidak.
Palpasi : raba adanya massa dan nyeri tekan
5) Mata
Biasanya pada pasien influenza, konjugtiva anemis dan sklera tidak ikterik
6) Hidung
Inspeksi: Kaji bentuk hidung, lubang hidung, kesimetrisan dan adanya
cuping hidung
Palpasi : kaji ada tidaknya nyeri tekan pada sinus
7) Mulut
Inspeksi : biasanya bibir pasien tampak pucat, mukosa bibir kering dan
sianosis
Palpasi : kaji reflek menghisap dan menelan
8) Telinga
Inspeksi : kaji ada tidaknya serumen, kesimetrisan dan kebersihan telinga
Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan
9) Leher
Inspeksi : pembesaran pada leher, pembesaran kelenjar limfa
Palpasi : ada tidaknya pembendungan vena jubularis
10) Thorax
Inspeksi : biasanya pernafasa meningkat reguler atau tidaknya tergantung
pada riwayat penyakit pasien terdahulu yang berhungan dengan paru.
Palpasi : kaji simetrisan dada, taktil fremitus
Perkusi : kaji apakah terdapat penumpukan sekret,cairan atau darah
Auskultasi : ada atau tidaknya suara nafas tambahahan seperti ronchi dan
wheezing disemua lapang paru
11) Pemeriksaan jantung
Inspeksi : tampak atau tidaknya iktus kordis pada permukaan dinding dada
di ICS 5 midklavikula sinistra
Palpasi : teraba atau tidaknya ictus cordis di ICS 5 midklavikula sinistra
Perkusi : pada ICS 3 hingga ICS 5 terdengar pekak
Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 terdengar tunggal,tidak ada suara
jantung tambahan
12) Pemeriksaan abdomen
Inspeksi :warna kulit merata,ada/tidaknya lesi,bentuk abdomen apakah
cembung, cekung, asites
Auskultasi : bising usus terdengar 20x/menit
Palpasi : ada massa pada abdomen, kaji tidaknya pembesaran hepar, kaji
ada tidaknya asites, ada nyeri tekan atau tidak
Perkusi:bunyi timpani,hipertimpani untuk perut kembung dan pekak
13) Genetalia
Inspeksi : kaji apakah pada saat bak terasa panas dan sakit, apakah terdapat
keputihan pada daerah genetalia atau tidak,ada atau tidaknya tanda-tanda
peradangan pada genetalia
14) Ekstremitas
Inspeksi : kaji pesebaran warna kulit,turgor kulit kembali >2 detik ,akral
hangat, sianosis, adanya edema atau tidak,adanya pus atau tidak.
Palpasi : kaji kekuatan otot,ada tidaknya piting edema
15) Kulit dan kuku
Inspeksi : lihat adanya luka, warna luka, dan edema, kedalaman luka, ada
tidaknya nekrosis, adanya pus atau tidak
Palpasi : kaji apakah akral teraba dingin, kulit pecah pecah, pucat, kulit
kering

9. Diagnosa keperawatan
1. Pola napas tidak efektif (D0005) berhubungan dengan hambatan upaya
napas ditandai dengan hidung tersumbat
Definisi :Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Penyebab:
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan Neuromuskuler
6. Gangguan Neurologis (mis. elektroensefalogram [EEG] positif, cedera kepala,
gangguan kejang)
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
13. Cedera pada Medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
Gejala & Tanda Mayor:
Subjektif Objektif
1. Dispnea 1. Penggunaan otot bantu pernapasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola napas abnormal (mis. takipnea,
bradipnea, hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes)
Gejala & Tanda Minor:
Subjektif Objektif
1. Ortopnea 1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3.Diameter thoraks anterior-posterior
meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
Kondisi Klinis Terkait
1. Depresi sistem saraf pusat
2. Cedera Kepala
3. Trauma thoraks
4. Gullian Bare Syndrome
5. Multiple Sclerosis
6. Myasthenia Gravis Stroke
7. Kuadriplegi
8. Intoksikasi Alkohol
2. Hipertermia (D0130) berhubungan dengan dehidrasi ditandai dengan
mengeluh demam
Definisi :Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh
Penyebab:
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolisme
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan inkubator
Gejala & Tanda Mayor:
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala & Tanda Minor:
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
Kondisi Klinis Terkait
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
3. Gangguan pola tidur (D0055) berhubungan dengan kurang kontrol tidur
ditandai dengan mngeluh sulit tidur
Definisi :
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
Penyebab :
1. Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan,
pencahayaan,kebisingan,bau tidak sedap, Jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
2. Kurang kontrol tidur
3. Kurang privasi
4. Restraint fisik
5. Ketiadaan teman tidur
6. Tidak familiar dengan peralatan tidur
Gejala & Tanda Mayor:
Subjektif Objektif
1. Mengeluh sulit tidur (tidak tersedia)
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup
Gejala & Tanda Minor:
Subjektif Objektif
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun (tidak tersedia)
Kondisi Klinis Terkait
1. Nyeri/kolik
2. Hipertiroidisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif kronis
5. Kehamilan
6. Periode pasca partum
7. Kondisi pasca operasi
Intervensi keperawatan
No Standar Diagnosis Standar luaran Standar Intervensi
Keperawatan Keperawatan Keperawatan Indonesia
Indonesia (SDKI) Indonesia (SLKI) (SIKI)
1 Pola Napas Tidak Tujuan : Manajemen Jalan Napas
Efektif Setelah dilakukan Observasi
tindakan keperawatan 1. Monitor pola napas
selama 3x24jam maka (frekuensi, kedalaman, usaha
pola napas membaik napas)
dengan kriteria hasil: 2. Monitor bunyi napas
1. Frekuensi napas tambahan (mis. gurgiling,
membaik mengi, wheezing, ronkhi
2. Tekanan ekspirasi kering)
meningkat 3. Monitor sputum (jumlah,
3. Tekanan inspirasi warna, aroma)
meningkat Terapeutik
4. Pernapasan cuping 4. Pertahanan kepatenan jalan
hidung meningkat napas dengan head-tift dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
5. Posisikan Semi-Fowler atau
Fowler
Edukasi
6. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, Jika tidak
komtraindikasi
7. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, Jika perlu
2 Hipertermia Setelah dilakukan Observasi
tindakan keperawatan  Identifikasi penyebab
selama 3x24jam maka hipotermia (mis. dehidrasi,
termoregulasi membaik terpapar lingkungan panas,
dengan kriteria hasil: penggunaan inkubator)
1. Menggigil meningkat  Monitor suhu tubuh
2. Pucat meningkat  Monitor kadar elektrolit
3. Suhu tubuh membaik  Monitor haluaran urine
4. Tekanan darah  Monitor komplikasi akibat
membaik hipertermia
5. Takikardia Terapeutik
meningkat
 Sediakan lingkungan yang
6. Takipnea meningkat
dingin
 Longgarkan atau lepaskan
pakaian
 Basahi dan kipas
permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
 Lakukan pendinginan
eksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
 Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, Jika perlu
3 Gangguan pola Setelah dilakukan Dukungan tidur
tidur tindakan keperawatan observasi
selama 3x24jam maka  Identifikasi pola aktivitas
pola tidur membaik dan tidur
dengan kriteria hasil:  Identifikasi faktor
1. Kemampuan pengganggu tidur (fisik
beraktivitas meningkat atau psikologis)
2. Keluhan sulit tidur Terapeutik
membaik  Modifikasi lingkungan
3. Keluah sering terjaga (mis. pencahayaan,
membaik kebisingan, suhu, matras,
4. Keluhan tidak puas dan tempat tidur)
tidur membaik  Batas waktu tidur siang,
5. Keluhan pola tidur jika perlu
berubah membaik Edukasi
6. Keluhan istirahat  Jelaskan pentingnya tidur
tidak cukup membaik cukup selama sakit
 Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan menghindari
makanan atau minuman
yang mengganggu tidur
DAFTAR PUSTAKA

Acha, P. N., & Zsyfres, B. (2003). Influenza. In Zoonoses and communicable


diseases common to man and animals(3rd ed, pp. 155–172). Scientific and
Technical Publication
Alexander, D. J. (2007). An overview of the epidemiology of avian Influenza
Vaccine, 25(October 2006), 5637–5644.
Asmara, W. (2007). Peran Biologi Molekuler dalam Pengendalian Avian
Influenza dan Flu Burung.
Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian. (2004). Arah Kebijakan
Pemerintah Pusat Dalam Program Penanggulangan Wabah AI di Indonesia.
Bocher-Friebertshauser, E., Garten, W., Matrosovich, M., & Klenk, H. D. (2014).
The Hemagglutinin A Determinant of Pathogenicity. Influenza
(Pathogenesis and Control.)
Boyce, W. M., Sandrock, C., Kreuder-Johnson, C., Kelly, T., & Cardona, C.
(2009). Avian influenza viruses in wild birds: A moving target.
Comparative Immunology, Microbiology and Infectious Diseases.
Burke, D. F., & Smith, D. J. (2014). A Recommended Numbering Scheme for
Influenza A HA Subtypes.
Cardona, C., Slemons, R., & Perez, D. (2009). The prevention and control of
avian influenza : The avian influenza coordinated agriculture project The
prevention and control of avian influenza : The avian influenza coordinated
agriculture project 1. Poultry Science, 88 (February 2016).
Carrat, F., & Flahault, A. (2007). Influenza vaccine: The challenge of antigenic
drift. Vaccine.
Dharmayanti, N. L. P. I., Damayanti, R., Indriani, R., Wiyono, A., & Adjid, R. M.
A. (2005).
Dortmans, J. C. F. M., Dekkers, J., Ambepitiya Wickramasinghe, I. N.,
Verheije, M. H., Rottier, P. J. M., Van Kuppeveld, F. J. M., De Vries,
E., & De Haan, C. A. M. (2013). Adaptation of novel H7N9 influenza A virus to
human receptors.

Anda mungkin juga menyukai