Anda di halaman 1dari 11

RELEVANSI ANTARA KOMPETENSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF

DENGAN PEKERJAAN DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN MIGAS CEPU TAHUN AJARAN 2014/2015

Nico Haylusi*
Email: nico.haylusi@yahoo.com

Suparmin**

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat relevansi antara kompetensi mata
pelajaran produktif yang diberikan SMK Migas Cepu dengan pekerjaan yang dilakukan siswa
dalam pelaksanaan praktik kerja industri. (2) Pekerjaan yang didapatkan siswa selama melakukan
kegiatan praktik kerja industri. (3) Intensitas pekerjaan yang dilakukan siswa dalam pelaksanaan
praktik kerja industri.
Penelitian dilaksanakan di SMK Migas Cepu dengan subjek penelitian siswa kelas XII TKR
tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 67 siswa. Pengumpulan data tentang kompetensi mata
pelajaran produktif dengan cara dokumentasi dan data tentang pekerjaan yang didapatkan siswa
menggunakan angket. Validitas butir soal diperoleh dengan perhitungan rumus Product moment.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) tingkat relevansi kompetensi
mata pelajaran produktif dalam pelaksanaan prakerin sebesar 91% (sangat relevan) dengan rincian
relevansi Dasar Kompetensi Kejuruan dengan pekerjaan sebesar 96% (sangat relevan), dan
relevansi Kompetensi Kejuruan sebesar 87% (sangat relevan). (2) pekerjaan yang dilakukan siswa
dalam pelaksanaan praktik kerja industri merupakan implementasi dari kompetensi mata pelajaran
produktif dengan rerata implementasi Dasar Kompetensi Kejuruan sebesar 3,3 (sangat tinggi) dan
rerata implementasi Kompetensi Kejuruan sebesar 2,8 (rendah). (3) Terdapat 6 pekerjaan yang
intensitasnya sangat rendah dilakukan siswa yang prakerin di bengkel Non ATPM, dan 4 pekerjaan
intensitasnya sangat rendah dilakukan siswa yang prakerin di bengkel ATPM maupun Non ATPM

Kata Kunci: Relevansi, Implementasi, Kompetensi, Praktik Kerja Industri

*Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa


**Dosen Pendidikan Teknik Mesin UST Yogyakarta

532 Jurnal Taman Vokasi 3 Nomor 32 Tahun 2015


RELEVANCE BETWEEN COMPETENCY PRODUCTIVE COURSE WITH THE
JOB IN IMPLEMENTATION WORK PRACTICE IN INDUSTRY OF LEARNING
TECHNICAL ENGINERING SMK N MIGAS CEPU LESSONS YEARS 2014/2015

Nico Haylusi
Email: nico.haylusi@yahoo.com

ABSTRACT

This research was aimed to know: (1) The level of relevance between competence productive
subjects given vocational Migas Cepu with the work of the student in the implementation of
industry work practices. (2) The work of students obtained during the conduct of industrial work
practices (3) The intensity of the work of the student in the implementation of industry work
practices.
Research was conducted in SMK Migas Cepu with research subjects TKR class XII students
of the school year 2014/2015, amounting to 67 students. Data collection on subjects productive
competence in a manner of documentation and data on student employment obtained using a
questionnaire. The validity of items obtained by calculating the formula product moment. The
analysis technique used is quantitative descriptive statistical analysis with percentages.
Based on the analysis of data it can be concluded that: (1) the degree of relevance of
competence subjects prakerin productive in the implementation of 91% (very relevant) with details
of Vocational Competency Basic relevance to the work of 96% (very relevant), and the relevance of
Vocational Competency by 87% (very relevant). (2) the work of the student in the implementation
of industry work practices is the implementation of competency productive subjects with an
average Vocational Competency Basic implementations of 3.3 (very high) and the implementation
of Vocational Competency an average of 2.8 (low). (3) There are 6 very low intensity of work
performed in the workshop students prakerin Non ATPM, and 4 very low intensity work done in the
workshop students prakerin ATPM and Non ATPM.

Keywords: Relevance, Implementation, Competence, Industry Practices

A. PENDAHULUAN Investasi Sumber Daya Manusia


Salah satu tujuan penting dari (SDM) merupakan suatu keharusan agar
pembentukan negara Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi negara makin
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa meningkat. Semakin tinggi kualitas SDM,
Indonesia guna menuju bangsa yang maka semakin meningkat pula efisiensi dan
mandiri, maju, adil, dan makmur. Tujuan produktivitas suatu negara. Ali (2009: 71)
mulia tersebut tertuang dalam pembukaan mengatakan manusia yang semakin pintar
UUD 1945 yang menyatakan dengan jelas memiliki pengetahuan dan keterampilan
bahwa negara Indonesia memiliki akan berimbas pada produktivitas kerja
keiinginan untuk memajukan kesejahteraan serta peningkatan pendapatan dengan
umum, dan mencerdaskan kehidupan mengikuti pendidikan. Sejalan dengan
bangsa. ungkapan tersebut, maka program

Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif 533


pendidikan yang dapat menghasilkan SDM Rendahnya tingkat kesesuaian pendidikan
berkualitas harus diagendakan secara tepat. dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang
Di level ASEAN daya saing SDM menganggur (Wibawa, 2005: 45). Salah
Indonesia merosot tajam dari peringkat 44 satu faktor yang menjadi penyebab masih
pada tahun 2011 menjadi peringkat 46 pada tingginya tingkat pengangguran di
2012 (Seputar-Indonesia, 2012). Kualitas Indonesia adalah ketidaksesuaian hasil yang
SDM indonesia dapat dikatakan masih dicapai antara pendidikan dengan lapangan
kalah dengan negara tetangga lainnya kerja (lp3ibicara.blogspot.com, 2012).
terutama Thailand yang menduduki Berdasarkan hasil wawacara
peringkat ke 39. Staf Ahli Menteri (September, 2014) dengan Kepala Bengkel
Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Sosial ATPM Isuzu Yogyakarta yang bertujuan
dan Ekonomi Pendidikan Teknik Hanafi untuk mengetahui permasalahan dan
mengatakan jika IPM semakin baik, maka harapan industri terhadap lulusan SMK.
otomatis SDM Indonesia juga semakin baik Dengan pertanyaan singkat tentang tingkat
(Kompas, 2011). penguasaan kompetensi lulusan SMK TKR,
Upaya untuk meningkatkan kualitas jawaban yang menarik dari Eka Susetyana,
pendidikan yang telah dilakukan antara lain yaitu cukup untuk dapat mengikuti masa
pembangunan gedung baru dan sarana percobaan (magang kerja). Makna dari
pendidikan, program wajib belajar 9 tahun, jawaban tersebut adalah penguasaan
pengujian kompetensi guru, sertifikasi kompetensi kerja yang dimiliki oleh lulusan
profesi guru, serta tak jarang mengadakan SMK TKR dengan waktu 3 tahun belajar
seminar yang melibatkan narasumber dari ternyata tak cukup memadai sebagai bekal
industri. Selain itu sistem manajemen kerja di Industri pada posisi mekanik. Lebih
pelayanan pendidikan tiap-tiap sekolah lanjut lagi Eka Susetyana mengatakan saat
pelan tapi pasti telah tersertifikasi badan awal masuk program prakerin saja, banyak
international for standardization (IOS atau siswa yang masih bingung tentang apa yang
yang lebih dikenal ISO), serta pada sektor akan dikerjakan, awam terhadap kendaraan
otomotif telah berdiri Lembaga Sertifikasi yang akan dikerjakan baik masalah tata
Profesi Teknik Otomotif. Berbagai upaya letak komponen maupun teknologi yang
peningkatan kualitas pendidikan telah digunakan pada kendaraan tersebut.
dilakukan namun hasil pendidikan di Munculnya kesenjangan kualitas
Indonesia belum juga menggembirakan. siswa SMK dengan kualifikasi kompetensi
Pendidikan di Indonesia juga masih yang diharapkan oleh industri menjadi isu
mengalami masalah relevansi (kesesuaian). tentang adanya ketidaksesuaian antara

534 Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif


dunia pendidikan dengan dunia industri. B. LANDASAN TEORI
Bukti kongkrit yang menunjukkan hal 1. Kompetensi
tersebut adalah ketidaksesuian kompetensi Kompetensi adalah seperangkat
yang dimiliki siswa dengan jenis pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi yang dipersyaratkan untuk perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
menangani jenis pekerjaan tertentu. dan dikuasai dalam melaksanakan
Prakerin merupakan salah satu program tugas profesionalnya (UU No 14
bersama anatara SMK dam industri yang Tahun 2005). Arifin (2011: 113)
dilaksanakan di dunia industri. Program mengatakan kompetensi adalah
tersebut diharapkan mampu menjembatani jalinan terpadu yang unik antara
sekaligus menutup kesenjangan yang terjadi pengetahuan, keterampilan, sikap dan
antara dunia pendidikan dengan dunia nilai-nilai yang direfleksikan dalam
industri selama ini. pola berfikir dan pola tindakan.
Berdasarkan permasalahan di atas, Kompetensi yang harus dimiliki
maka dianggap perlu untuk dilakukan oleh lulusan SMK TKR adalah
penelitian tentang kesesuaian (relevansi) peningkatan kecerdasan, ilmu
antara kompetensi dalam Kurikulum 2013 pengetahuan, serta tindakan
dengan kebutuhan penguasaan kompetensi profesional terhadap pekerjaan
kerja di industri. perawatan dan perbaikan kendaraan
Tujuan penelitian adalah untuk ringan. Makna dari ungkapan tersebut
mengetahui: (1) Tingkat relevansi antara adalah siswa harus mampu mengusai
kompetensi mata pelajaran produktif yang kompetensi suatu pekerjaan, melalui
dinerikan SMK Migas Cepu dengan penguasaan SK dan KD yang telah
pekerjaan yang dilakukan siswa dalam dirumuskan dalam silabus.
pelaksanaan praktik kerja industri. (2) 2. Mata Pelajaran Produktif
Pekerjaan yang didapatkan siswa selama Sekolah menengah kejuruan
melakukan kegiatan praktik kerja industri. mempunyai kekhususan yang terletak
(3) Intensitas pekerjaan yang dilakukan pada mata pelajaran produktif. Mata
siswa dalam pelaksanaan praktik kerja pelajaran produktif program keahlian
industri. TKR adalah segala mata pelajaran
yang membekali pengetahuan
keahlian kejuruan dalam hal ini
kompetensi tentang teknologi, cara

Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif 535


perawatan, dan perbaikan kendaraan sekolah, dipraktikkan di dunia
ringan. industri sehingga terjadi kesesuaian
Pada Kurikulim 2013 SMK TKR antara kemampuan yang diperoleh di
Migas yang dilaksanakan tahun ajaran sekolah dengan tuntutan industri
2014/2015 terdapat tujuh mata (Murniati, 2009: 108). Prakerin
pelajaran yang tergabung dalam merupakan program bersama antara
kelompok mata pelajaran dasar SMK dan industri yang harus diikuti
kompetensi kejuruan. Sejumlah oleh semua siswa yang bertujuan
sembilan belas mata pelajaran lainnya mempraktikkan teori dan materi yang
tergabung dalam kelompok mata didapat di sekolah, serta membekali
pelajaran kompetensi kejuruan. Mata kompetensi pada siswa untuk
pelajaran kompetensi kejuruan mencapai keprofesionalan kerja atau
diberikan pada siswa tingkat X yang penguasaan kompetensi kerja.
merupakan dasar kompetensi dari 4. Relevansi Kurikulum
mata pelajaran selanjutnya atau yang Relevansi merupakan salah satu
tergabung dalam kelompok mata kriteria terpenting dalam pengajaran.
pelajaran kompetensi kejuruan. Mata Wibawa (2005: 142) yang
pelajaran kompetensi kejuruan mengatakan relevansi isi kurikulum
merupakan mata pelajaran lanjutan pendidikan teknologi dan kejuruan
yang diberikan pada siswa tingkat XI meliputi dua aspek yaitu relevansi
dan XII yang bertujuan untuk kurikulum terhadap rendahnya mutu
memperoleh penguasaan kompetensi lulusan SMK dan banyaknya
kerja sesuai dengan kebutuhan lowongan tenaga kerja yang tidak
industri. terpenuhi karena ketidakcocokan
3. Praktik Kerja Industri kemampuan yang dimiliki pencari
Praktik Kerja Industri (Prakerin) kerja dengan penguasaan kompetensi
merupakan program yang wajib pekerjaan tertentu.
diselenggarakan oleh sekolah Dalam rangka mengantisipasi
khususnya SMK dan pendidikan luar masalah tersebut maka perlu
sekolah serta wajib diikuti oleh siswa dikembangkan program program
(Undang-Undang Prakerin pembelajaran yang sesuai untuk
Dikmenditi, 2003). Prakerin adalah dilaksanakan di SMK. Dikembang-
kegiatan pendidikan, pelatihan, dan kannya program tersebut bertujuan
pembelajaran yang dilaksanakan di untuk meningkatkan pencapaian

536 Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif


ketuntasan kompetensi kejuruan sampel penelitian. Populasi pada penelitian
dalam hal ini kompetensi mata ini adalah siswa kelas XII program keahlian
pelajaran produktif yang relevan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK
dengan tuntutan pembangunan, Migas yang berjumlah 96 siswa dan
masyarakat, dan industri. tersebar dalam 3 kelas.
Relevansi adalah tingkat Pada penelitian ini metode yang
kesesuaian, sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data
disimpulkan bahwa kesesuaian yang tentang kompetensi mata pelajaran
dimaksud dalam penelitian ini adalah produktif adalah dengan cara dokumentasi
tingkat kesesuaian antara kompetensi sedangkan untuk mengumpulkan data
mata pelajaran produktif yang telah tentang pekerjaan yang dilakukan siswa
diberikan kepada siswa dengan pada pelaksanaan prakerin adalah dengan
pekerjaan yang dilakukan saat angket. Untuk mengukur validitas angket
melaksanakan prakerin. digunakan rumus product moment.
Teknik analisis data pada penelitian
C. METODE PENELITIAN ini analisis datanya menggunakan analisis
Jenis penelitian ini adalah penelitian statistik deskriptif kuantitatif dengan
deskriptif karena penelitian ini bertujuan persentase dan analisis deskriptif kualitatif
untuk mengetahui tingkat relevansi antara dengan penjelasan.
kompetensi mata pelajaran produktif yang
diberikan di SMK sebagai bekal siswa D. HASIL PENELITIAN
dengan pekerjaan yang dilakukan dalam 1. Deskripsi Data Tentang Pekerjaan
pelaksanaan prakerin. Menurut jenis Siswa Dalam Pelaksanaan
datanya penelitian ini menggunakan data Prakerin.
kuantitatif. Penelitian ini juga bersifat Berdasarkan jawaban yang
expost facto di mana tidak dilakukan diperoleh diketahui rata-rata skor
kontrol maupun manipulasi variabel butir terendah adalah 1,8 dan rata-rata
penelitian. skor butir tertinggi adalah 3,4.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Melalui perhitungan itu pula
Migas Cepu yang beralamat di Jalan didapatkan nilai Mean ideal sebesar
Diponegoro No. 53, Cepu, Jawa Tengah. 2,6 dan nilai Standar Deviasi sebesar
Penelitian ini dapat dikatakan total 0,3. Pekerjaan yang intensitasnya
sampling atau penelitian populasi, karena sangat rendah dilakukan siswa
seluruh populasi siswa kelas XII dijadikan sejumlah 14 pekerjaan, sejumlah 17

Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif 537


pekerjaan memiliki tingkat intensitas pekerjaan memiliki intensitas
pekerjaan rendah, sejumlah 8 pelaksanaan sangat tinggi.
pekerjaan intensitasnya tinggi, 4

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Siswa pada Pelaksanaan Prakerin


No Interval Frekuensi Kategori
1 ≤2,45 14 Sangat Rendah/Tidak pernah
2 2,45-2,75 17 Rendah/jarang
3 2,75-3,05 8 Tinggi/sering
4 ≥3,05 4 Sangat Tinggi/selalu
Jumlah 43
X terendah 1,8
X tertinggi 3,4
Mean Ideal 2,6
Standar Deviasi 0,3

2. Deskripsi Data Tentang Pekerjaan Kejuruan (KK) pada bidang mesin


Siswa di Bengkel ATPM dan Non memperoleh nilai rerata 3,5 (sangat
ATPM. tinggi), pada bidang power train dan
Berdasarkan pengolahan data sasis sebesar 3,3 (sangat tinggi), pada
didapatkan jumlah siswa yang bidang kelistrikan sebesar 3,2 (sangat
prakerin di bengkel ATPM sejumlah tinggi). Sedangkan di bengkel Non
7 siswa dan di bengkel Non ATPM ATPM implementasi DKK sebesar
sejumlah 60 siswa. Implementasi 2,9 (tinggi), KK bidang mesing
Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) sebesar 2,3 (sangat rendah), power
pada pekerjaan di bengkel ATPM train dan sasis sebesar 2,4 (rendah),
memperoleh nilai rerata 3,8 (sangat Kelistrikan sebesar 2,4 (rendah).
tinggi), Implementasi Kompetensi

Tabel 2. Deskripsi Nilai Rerata


Kompetensi Produktif Rerata
Bengkel ATPM Bengkel Non ATPM
Dasar Kompetensi Kejuruan 3,8 2,9
Kompetensi Kejuruan Mesin 3,5 2,3
Power Train&chasis 3,3 2,4
Kelistrikan 3,2 2,4

3. Deskripsi Data Tentang Intensitas Sebanyak 4 atau 9% pekerjaan


Pekerjaan yang Dilakukan Siswa. yang dilakukan siswa di bengkel
ATPM maupun Non ATPM

538 Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif


intensitasnya sangat tinggi (ST), dan Rata-rata dasar kompetensi mata
sebanyak 8 atau 19% intensitasnya pelajaran produktif dalam pelaksa-
tinggi (T), sebanyak 17 atau 40% naan prakerin sebesar 96% kriterian
intensitasnya rendah (R), sebanyak 14 sangat relevan. Dan rata-rata
atau 32% intensitasnya sangat rendah kompetensi kejuruan sebesar 87% dan
(SR). juga kriteria sangat relevan. Tingkat
4. Deskripsi Data Relevansi Mata relevansi kompetensi mata pelajaran
Pelajaran Produktif dengan produktif dalam pelaksanaan prakerin
Pekerjaan siswa dalam sebesar 91% dan terkategori sangat
Pelaksanaan Prakerin. relevan.

Tabel 3. Tingkat Relevansi Kompetensi Mata Pelajaran Produktif


No Kompetensi Mata pelajaran kelompok Produktif Persentase Kriteria
1 Dasar Kompetensi kejuruan 96% Sangat relevan
2 Kompetensi Kejuruan 87% Sangat relevan
Rerata Kompetensi Mata Pelajaran Produktif 91% Sangat relevan

E. PEMBAHASAN Kompetensi Kerja Nasional Indonesia


Penelitian relevansi antara sub sektor kendaraan ringan.
kompetensi mata pelajaran produktif Pekerjaan-pekerjaan tersebut memili-
dengan pekerjaan siswa dalam pelaksanaan ki tingkat intensitas yang berbeda-
prakerin ini merupakan salah satu bentuk beda dan dipengaruhi oleh peralatan
usaha untuk menutupi kesenjangan yang di tempat prakerin juga keluhan
terjadi antara dunia pendidikan dengan konsumen atau kerusakan yang terjadi
dunia industri. pada waktu itu sehingga pekerjaan
1. Pekerjaan yang Dilakukan Siswa yang intensitasnya rendah bukan
dalam Pelaksanaan Prakerin di berarti kompetensi kerja tersebut
Industri tidak dibutuhkan. Berdasarkan
Pekerjaan yang dilakukan siswa kesimpulan tersebut dapat diketahui
SMK TKR Migas Cepu selama bahwa siswa yang melaksanakan
melaksanakan prakerin di industri prakerin terkadang tidak mampu
adalah merupakan implementasi dari mengimplementasikan kompetensi
SK dan KD mata pelajaran produktif penguasaan kerjanya di industri
dan merupakan bagian Standar karena terkendala waktu dan sarana di

Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif 539


tempat prakerin khususnya di bengkel hidroliknya, sistem suspensi beserta
Non ATPM. komponennya. Di bidang kelistrikan
2. Intensitas Pekerjaan yang yaitu pengecekan, pemeliharaan
Dilakukan Siswa dalam baterai, perbaikan sistem pengisian,
Pelaksanaan Prakerin sistem stater, panel instrumen, sistem
Implementasi kompetensi kejuruan penerangan dan sistem peringatan
pada pelaksanaan pekerjaan di kendaraan, sistem AC maupun
bengkel ATPM intensitasnya tinggi, kelistrikan EFI.
karena bengkel ATPM memiliki Pekerjaan yang intensitasnya
fasilitas yang lengkap, manajemen sangat rendah atau jarang dilakukan
yang terkontrol, serta SDM yang siswa adalah memperbaiki sistem
berkualitas. Keadaan tersebut akan turbo charger, spooring, balance
berbeda pada pelaksanaan pekerjaan roda, Engine Management System.
di bengkel Non ATPM. Pekerjaan- 3. Tingkat Relevansi antara
pekerjaan yang intensitasnya tinggi Kompetensi Mata Pelajaran
dilakukan siswa saat prakerin di Produktif dengan Pekerjaan Siswa
industri antara lain mengecek maupun dalam Pelaksanaan Prakerin
mengganti minyak pelumas, Tingkat relevansi antara
memeprbaiki sistem pendingin, kompetensi mata pelajaran produktif
sistem bahan bakar bensin dalam pelaksanaan prakerin sebesar
konvensional maupun injeksi, sistem 91% dengan kriteria sangat relevan.
bahan bakar injeksi diesel, perbaikan Rincian relevansi kompetensi mata
ringan mesin kendaraan, mengecek pelajaran produktif adalah sebagai
emisi gas buang, sistem katup berikut relevansi dasar kompetensi
mekanik, sistem katup otomatis. kejuruan terhadap pekerjaan siswa
Pekerjaan bidang SPT dan sasis sebesar 96% dengan kriteria sangat
yang intensitasnya tinggi dilakukan relevan. Angka tersebut mengandung
antara lain pengecekan maupun arti bahwa kompetensi dasar
perawatan sistem hidrolik kopling, kompetensi kejuruan diimplemen-
perbaikan sistem kopling, sistem tasikan oleh sebagian siswa di tempat
transmisi manual, sistem transaxle, prakerin masing-masing. Dasar
unit poros penggerak roda, perbaikan kompetensi kejuruan tersebut menjadi
rem beserta minyak hidroliknya, dasar atau standar sikap kerja seluruh
sistem kemudi beserta minyak siswa pada saat melaksanakan

540 Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif


pekerjaan di industri. Rata-rata antara lain: (1) Sekolah sebaiknya
tingkat relevansi kompetensi kejuruan memperhatikan siswanya dengan membuat
dengan pekerjaan siswa rata-rata 87% regulasi pelaksanaan dan penempatan siswa
yang juga termasuk kriteria sangat saat pelaksanaan prakerin sehingga siswa
relevan. dapat mempraktikkan kompetensi yang
dimiliki dalam pekerjaannya di tempat
F. SIMPULAN prakerin. (2) Diperlukan hubungan kerja
Berdasarkan hasil analisis yang telah sama yang lebih luas antara SMK dengan
dilakukan maka kesimpulan dari penelitian bengkel Agen Tunggal Pemegang Merk
relevansi antara kompetensi mata pelajaran (ATPM). (3) sekolah untuk dapat membuat
produktif dengan pekerjaan dalam sistem wajib bagi siswanya untuk
pelaksanaan prakerin siswa program melaksanakan prakerin di bengkel mobil.
keahlian teknik kendaraan ringan SMK (4) Diperlukan adanya penelitian lanjutan
Migas Cepu ini adalah (1) Pekerjaan yang mengenai program kerja sama sekolah
dilakukan siswa dalam pelaksanaan dengan industri.
prakerin merupakan implementasi dari
kompetensi mata pelajaran SMK Migas (2) DAFTAR PUSTAKA
Pekerjaan yang pernah dilakukan siswa
tetapi dalam penjabaran SK dan KD pada Anonim a. Indeks Pembangunan Manusia
silabus tidak diberikan yaitu perbaikan Indonesia. www.kompas.com. Edisi
sistem turbo charger dan perbaikan Jum’at, 4 November 2011. Diunduh
kelistrikan Engine Management System Selasa, 09 September 2014.
pada EFI (3) Tingkat relevansi antara Anonim b. Jejak Daya Saing Indonesia.
kompetensi mata pelajaran produktif dalam www.seputar-indonesia.com.
pelaksanaan prakerin sebesar 91% (sangat Diunduh Jum’at 12 September 2014.
relevan) Anonim c. Tiga Faktor Mendasar
Penyebab Tingginya Pengangguran
G. SARAN di Indonesia.
Saran yang dapat disampaikan setelah http://lp3ibicara.blogspot.com.
menganalisis secara ilmiah permasalahan Diunduh Minggu 21 September
yang terjadi terkait relevansi antara 2014.
kompetensi mata pelajaran kelompok Basuki Wibawa. (2005). Pendidikan
produktif dengan pekerjaan pada Teknologi dan Kejuruan. Surabaya:
pelaksanaan prakerin siswa SMK Migas, CV. Kertajaya Duta Media.

Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif 541


Keputusan Jendral Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah. Nomor:
251/C/KEP/MN/2008. Tentang
Spektrum Keahlian Pendidikan
Menengah Kejuruan.
Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Nomor: 323/U/1997. Tentang
Penyelenggaraan Sistem Ganda
pada Sekolah Menengah Kejuruan.
Mohammad Ali. (2007). Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: PT Imperial
Bhakti Utama.
Murniarti AR. (2009). Implementasi
Manajemen Stratejik Dalam
Pemberdayaan Sekolah Menengah
Kejuruan. Bandung: Citapustaka
Media Perintis.
Sugiyono. (2010). Statistik Untuk
Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta.
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Ed. Rev., Cet 14. Jakarta:
Rineka Cipta.
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor: 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor: 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Zainal Arifin. (2011). Konsep dan Model
Pengembangan Kurikulum.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

542 Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif

Anda mungkin juga menyukai