Rentang
Golongan Ukuran Karakteristik Sistem Contoh
Partikel
Dispersi < 1,0 nm Partikel tidak tampak dalam mikroskop Molekul oksigen,
molekular (mµ) elektron; lolos melewati ultrafilter dan ion-ion biasa, glukosa.
membran semipermeabel; difusi berlangsung
cepat.
Dispersi Partikel tidak teramati dalam mikroskop biasa Sol perak koloidal,
Koloidal 0,5 µm - 1,0 namun teramati dalam mikroskop elektron; polimer alam dan
nm lolos melewati kertas saring tapi tidak lolos sintetik
membran semipermiabel; berdifusi sangat
lambat.
Butiran pasir,
Dispersi Partikel tampak dibawah mikroskop; tidak lolos kebanyakan emulsi
Kasar > 0,5 µm melewati kertas saring normal atau terdialisis dan suspensi
melalui membran semipermeabel; partikel tidak farmasetis, sel darah
dapat berdifusi merah.
Contoh Sistem dispersi
Emulsi
Suspensi
Koloid
DISPERSI KOLOID
DISPERSI KOLOIDAL
• Emas 🡪 sol = warna merah, jika ukuran partikel >>> warna biru
Bentuk Partikel
6
PEMISAHAN PARTIKEL KOLOID
• Hidrokoloid
Koloid Liofobik:
Partikel anorganik dalam air: emas, perak, arsen sulfida, belerang, perak iodida.
Cara membuat:
• Dispersi : ukuran partikel direduksi (alat colloid mills)
• Kondensasi: dari subkoloidal 🡪 agregat koloidal (biasanya dicapai ada kondisi lewat
jenuh)
• Reaksi kimia: reduksi: (lar. Garam logam mulia + formaldehid),
Ukuran
• Mikroskop Elektron Bentuk Partikel koloidal
Bangun (Struktur)
❑ Difusi
Partikel akan berdifusi secara spontan dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke rendah,
sampai konsentrasinya seimbang
Hukum pertama Fick : jumlah zat dq yang berdifusi dalam waktu dt melewati bidang seluas S
adalah berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi dc terhadap jarak yang dilalui dx.
10
D : koefisien difusi yaitu jumlah zat yang berdifusi per satuan waktu melewati satu satuan
luas jika dx/dt ( disebut konsentrasi gradien) sama dengan satu. D mempunyai dimensi
luas per satuan waktu.
Partikel koloidal berbentuk sferis, maka persamaan Sutherland-Einstein atau
Stokes-Einstein:
Pada 200 C :
16
Faktor Yang Mempengaruhi Solubilisasi
Kimiawi Surfaktan:
Rantai alkil lipofilik lebih panjang akan lebih mensolubilisasi obat hidrofobik.
Surfaktan ionik: peningkatan jari-jari inti hidrokarbon, meningkatkan solubilisasi.
pH:
Merubah kesetimbangan antara solubilisat terion dan takterion.
Titik Krafft:
Suhu yang menunjukkan terjadinya kelarutan surfaktan = kmk (cmc)
Titik keruh (cloud point):
Suhu yang menunjukkan terjadinya kekeruhan (pengkabutan) yang tiba-tiba. Jika suhu
dinaikkan terjadi surfaktan memisah sebagai presipitat atau kalau konsentrasi tinggi
sebagai suatu gel.
KONSENTRASI MISEL KRITIS (KMK ATAU CMC)
x2 = 1-0,75 = 0,25
Koalesensi atau breaking
KOALESENSI ADALAH PECAHNYA EMULSI DIAKIBATKAN KARENA RUSAKNYA
LAPISAN FILM YANG MELAPISI PARTIKEL ATAU BUTIRAN-BUTIRAN EMULSI,
SEHINGGA TERJADI PEMISAHAN ANTARA FASE MINYAK DAN FASE AIR DAN
MASING-MASING FASE BERSATU SESAMA JENISNYA
Inversi Fase
• Inversi fase adalah perubahan tipe emulsi dari minyak dalam air (o/w)
menjadi air dalam minyak (w/o) atau sebaliknya.
23
24
Pengawetan Emulsi
• Pemisahan fase, perubahan warna, pembentukan gas dan bau, serta perubahan sifat
reologik suatu emulsi dapat terjadi karena pertumbuhan mikroba.
• Bakteria mendegradasikan emulgator nonionik dan anionik, gliserin, dan gom alam
sehingga emulsi dapat menjadi rusak.
• Pengawet harus ditambahkan dengan perbandingan fase air-minyak yang sesuai
• Pengawet harus dalam keadaan tidak terion untuk dapat mempenetrasi membran
bakteri
• Pengawet hanya efektif dalam bentuk bebas