Anda di halaman 1dari 10

Prediktor Mortalitas Pasien HIV/AIDS Rawat Inap

Item
Tidak Rekomendasi
Judul dan abstrak 1 (a) Tunjukkan desain penelitian dengan istilah yang umum Studi kohort retrospektif: tidak dijelaskan pada judul,
digunakan dalam judul atau abstrak tetapi disebutkan dalam abstrak.

Prediktor Mortalitas Pasien HIV/AIDS Rawat Inap


(b) Memberikan ringkasan yang informatif dan seimbang Didalam abstrak djelaskan secara rinci mulai dari latar
tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang ditemukan belakang, metode, hasil, simpulan dan keywords.
dalam abstrak
Latar Belakang: Human Immunodeficiency
Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS) adalah masalah besar yang mengancam
Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia.
Pengetahuan tentang karakteristik dan prediktor mortalitas
dapat membantu dalam penatalaksanaan pasien.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-


faktor prediktor mortalitas pasien HIV/AIDS dewasa yang
dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif


pada pasien rawat inap dewasa RSCM yang didiagnosis
HIV/ AIDS selama tahun 2011-2013. Data klinis dan
laboratorium beserta status luaran (meninggal atau hidup)
dan penyebab mortalitas selama perawatan diperoleh dari
rekam medis. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-
Square dilakukan pada tujuh variabel prognostik Variabel
yang memenuhi syarat akan disertakan pada analisis
multivariat dengan regresi logistik.

Simpulan: Proporsi mortalitas selama perawatan sebesar


23,4%. Stadium klinis WHO 4, kadar hemoglobin

Metode
Desain studi 4 Mempresentasikan elemen kunci dari desain studi di awal Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif.
makalah. Dijelaskan dalam abstrak.
Pengaturan 5 Jelaskan pengaturan, lokasi, dan tanggal yang relevan, - Lokasi : Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo
termasuk periode perekrutan, paparan, tindak lanjut, dan (RSCM) Jakarta dengan HIV/AIDS selama tahun
pengumpulan data 2011-2013.
- Tanggal penelitian : tidak ada, karena hanya
menggunakan data sekunder rekam medis pasien
rawat inap dewasa RSCM yg didiagnosis HIV
/AIDS pada tahun 2011-2013
- Exposure :
 Jenis kelamin
 Tidak dari RS rujukan
 Tidak pernah/putus ARV
 Stadium klinis WHO 4
 Kadar hemoglobin <10 g/dL
 Kadar eGFR <60 mL/min/1,73 m2
 Kadar CD4+ ≤200 sel/µL

 Follow up: tidak ada follow up


 Pengambilan data: Mengambil data rekam medis
dari pasien rawat inap dewasa RSCM yang
didiagnosis HIV/ AIDS selama tahun 2011-2013.
Analisis data menggunakan program komputer
IBM-SPSS versi 22.0

Peserta 6 (a) Studi kelompok — Berikan kriteria kelayakan, dan  Kriteria inklusi : pasien dewasa yang baru
sumber serta metode pemilihan peserta. Jelaskan metode didiagnosis atau sudah diketahui HIV yg
tindak lanjut sebelumnya dirawat di RSCM Jakarta
Studi kasus-kontrol—Berikan kriteria kelayakan, dan
sumber serta metode penentuan kasus dan pemilihan  Kriteria eksklusi: tidak dijelaskan
kontrol. Berikan alasan untuk pemilihan kasus dan kontrol
Studi cross-sectional—Berikan kriteria kelayakan, dan  Metode pemilihan peserta : tidak dijelaskan
sumber serta metode pemilihan peserta bagaimana memilih peserta untuk subjek
penelitian. Tetapi metode pemilihan peserta sesuai
dengan kriteria insklusi yg ada, yaitu pasien
dewasa yang baru didiagnosis atau sudah diketahui
status HIV-nya, yg sebelumnya dirawat di Rumah
Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta

 Metode tindak lanjut : tidak ada, karena penelitian


ini menggunakan desain studi kohort retrospektif
yang tidak melakukan follow up dan
menggunakatan data sekunder (rekam medik)
pasien RSCM pada tahun 2011 hingga 2013

(b) Studi kelompok — Untuk studi yang cocok, berikan Dari penelitian ini diambil subjek penelitian sebanyak 606
kriteria yang sesuai dan jumlah terpapar dan tidak terpapar responden (pasien dewasa) yang baru didiagnosis atau
Studi kasus-kontrol—Untuk studi yang cocok, berikan sudah diketahui status HIV-nya berdasarkan rekam medis
kriteria yang sesuai dan jumlah kontrol per kasus yg ada di RSCM selama tahun 2011-2013
Variabel 7 Definisikan dengan jelas semua hasil, eksposur, prediktor, 1) Variabel bebas: jenis kelamin laki-laki, tidak dari RS
pembaur potensial, dan pengubah efek. Berikan kriteria rujukan, tidak pernah/putus ARV, stadium klinis
diagnostik, jika memungkinkan WHO 4, kadar hemoglobin <10 g/dL, kadar eLFG <60
mL/min/1,73 m2 dan kadar CD4+ ≤200 sel/μL..
2) Variabel tergantung: Mortalitas Pasien HIV/AIDS
Rawat Inap

Sumber / 8* Untuk setiap variabel yang diminati, berikan sumber data  Data klinis dan laboratorium beserta status luaran
pengukuran data dan rincian metode penilaian (pengukuran). Jelaskan (meninggal atau hidup) dan penyebab mortalitas
perbandingan metode penilaian jika ada lebih dari satu selama perawatan diperoleh dari rekam medis.
kelompok.  Analisis data menggunakan program komputer IBM-
SPSS versi 22.0. Apabila ditemukan data yang tidak
lengkap dalam jumlah besar (>5%), maka akan
dilakukan evaluasi sifat dari missing value tersebut
untuk analisis lebih lanjut

Bias 9 Jelaskan setiap upaya untuk mengatasi potensi sumber bias


Untuk mencegah bias, pada analisis data multivariat
digunakan dengan analisis regresi logistik dan untuk
mencegah bias paling rendah digunakan perhitungan
menggunakan metode CKD-EPI dibandingkan metode
Cockroft-Gault atau MDRD.
Ukuran studi 10 Jelaskan bagaimana ukuran penelitian itu dicapai Dilakukan total sampling pada semua pasien HIV/AIDS
yang melakukan terapi ARV tahun 2002-2012 yang
memenuhi kriteria eligibilitas (531 pasien).
Variabel kuantitatif 11 Jelaskan bagaimana variabel kuantitatif ditangani dalam Tidak ada membandingkan group. Akan tetapi
analisis. Jika memungkinkan, jelaskan pengelompokan membandingkan sampel antara kelompok terpapar dengan
mana yang dipilih dan mengapa tidak terpapar dalam kelompok yang sama.

Metode statistik 12 (a) Jelaskan semua metode statistik, termasuk yang  Analisis data menggunakan program komputer IBM
digunakan untuk mengontrol perancu SPSS versi 22.0.
 Data numerik bila dalam sebaran normal akan
disajikan dalam rerata dengan standar deviasi,
sedangkan jika sebaran tidak normal akan
menggunakan nilai tengah dan rentang.
 Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square
dilakukan pada tujuh variabel prognostik
 Semua variabel hasil analisis bivariat yang memiliki
nilai p<0,25 akan diikutsertakan ke dalam analisis
multivariat dengan analisis regresi logistik.
 Hasil akhir regresi logistik akan disajikan dalam
bentuk Odds Ratio (OR) dan Interval Kepercayaan
(IK) 95%.
 Pada penelitian ini digunakan perhitungan
menggunakan metode CKD-EPI karena menunjukkan
bias paling rendah dibandingkan metode Cockroft-
Gault atau MDRD
(b) Jelaskan metode apa pun yang digunakan untuk Tidak ada
memeriksa subkelompok dan interaksi

(c) Jelaskan bagaimana data yang hilang ditangani Terdapat beberapa data tidak tersedia secara lengkap.
Ditangani dengan penyesuaian berdasarkan evaluasi
missing value.
(d) Studi kelompok — Jika memungkinkan, jelaskan Tidak ada loss to follow up
bagaimana mangkir ditangani
Studi kasus-kontrol—Jika berlaku, jelaskan bagaimana
pencocokan kasus dan kontrol ditangani
Studi cross-sectional—Jika berlaku, jelaskan metode
analitik dengan mempertimbangkan strategi pengambilan
sampel
(d) Jelaskan analisis sensitivitas apa pun Tidak ada

Hasil
Peserta 13 (a) Laporkan jumlah individu pada setiap tahap studi —  606 pasien rawat inap dewasa di Rumah Sakit dr. Cipto
* misalnya jumlah yang berpotensi memenuhi syarat, Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dengan HIV/AIDS selama tahun
diperiksa untuk kelayakan, dikonfirmasi memenuhi 2011-2013
syarat, termasuk dalam studi, menyelesaikan tindak
lanjut, dan dianalisis

(b) Berikan alasan untuk tidak berpartisipasi di setiap Terdapat 142 subjek yang meninggal saat rawat inap.
tahap

(c) Pertimbangkan penggunaan diagram alir Tidak ada

Data 14 (a) Berikan karakteristik peserta studi (misalnya Ada pada tabel 1 dan tabel 2. Tetapi tidak dijelaskan tentang potensi
deskriptif * demografi, klinis, sosial) dan informasi tentang counfounding
eksposur dan pembaur potensial

(b) Tunjukkan jumlah peserta dengan data yang hilang Pada tabel 4 menunjukkan bahwa dari 142 pasien yang meninggal, 99
untuk setiap variabel yang diminati (69,7%) di antaranya adalah pasien yang tidak pernah atau putus ARV.
Mayoritas penyebab mortalitas adalah terkait AIDS (92,3%) baik pada
pasien yang tidak pernah/putus ARV maupun pasien dalam terapi
ARV
(c) Studi kelompok — Meringkas waktu tindak lanjut Tidak ada
(misalnya, rata-rata dan jumlah total)
Data hasil 15 Studi kelompok—Laporkan jumlah peristiwa hasil atau 1) Tabel 1 dan 2 menunjukan karakteristik demografis dan
* ukuran ringkasan dari waktu ke waktu karakteristik klini. Sebagian besar pasien laki-laki (64,2%),
transmisi HIV lewat hubungan heteroseksual (40,8%), dirawat
karena infeksi oportunistik (70,1%), dalam kondisi stadium WHO
4 (59,1%) dan belum pernah mendapatkan terapi ARV (49,8%)
seperti terlihat pada Tabel 1 dan 2. Median kadar CD4+ absolut 36
sel/µL dengan rentang 1-803 sel/µL. Sekitar seperempat (23,4%)
pasien meninggal dalam perawatan, 10,2% pulang atas permintaan
sendiri dan 1% pindah ke rumah sakit lainnya.
2) Tabel 3 menggambarkan diagnosis utama pada pasien yang
dirawat inap, dengan rincian 38% tuberkulosis paru, 12%
meningitis tuberkulosis dan 5,3% tuberkulosis milier.
3) Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 142 pasien yang meninggal, 99
(69,7%) di antaranya adalah pasien yang tidak pernah atau putus
ARV. Mayoritas penyebab mortalitas adalah terkait AIDS (92,3%)
baik pada pasien yang tidak pernah/putus ARV maupun pasien
dalam terapi ARV. Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan
identifikasi terhadap tujuh variabel yang dianggap sebagai faktor
prediktor mortalitas pasien HIV/AIDS rawat inap. Jenis kelamin
lakilaki, tidak dari RS rujukan, tidak pernah/putus ARV, stadium
klinis WHO 4, kadar hemoglobin

Studi kasus-kontrol—Laporkan nomor di setiap kategori


eksposur, atau ringkasan ukuran eksposur

Studi cross-sectional-Laporkan jumlah peristiwa hasil


atau ukuran ringkasan
Hasil utama 16 (a) Berikan perkiraan yang tidak disesuaikan dan, jika  Jenis kelamin laki-laki berisiko lebih besar mengalami kematian
berlaku, perkiraan yang disesuaikan perancu dan selama rawat inap dibandingkan perempuan. Akan tetapi, jenis
ketepatannya (misalnya, interval kepercayaan 95%). kelamin tidak terbukti sebagai prediktor independen mortalitas.
Perjelas perancu mana yang disesuaikan dan mengapa  RS rujukan ARV dapat meningkatkan risiko kematian, namun
dimasukkan demikian tidak terbukti sebagai prediktor independen mortalitas
pada analisis multivariat. Sekalipun tidak dari RS rujukan bukan
faktor prediktor independen, perbedaan proporsi mortalitas antara
kelompok pasien tidak dari RS rujukan ARV (26,4%) dan dari RS
rujukan ARV (5,7%) bermakna secara klinis.
 Proporsi pasien yang meninggal dengan kadar CD4+ ≤200 sel/µL
(28,0%) terlihat lebih besar dibandingkan proporsi pasien yang
meninggal dengan kadar CD4+ >200 sel/µL (5,3%), namun tidak
terbukti sebagai prediktor mortalitas secara statistik karena
tingginya proporsi pasien yang meninggal pada kadar CD4+ yang
tidak ada data juga cukup tinggi (25,3%).

(b) Laporkan batasan kategori ketika variabel kontinu Tidak dikategorikan


dikategorikan
(c) Jika relevan, pertimbangkan untuk menerjemahkan Tidak relevan
estimasi risiko relatif menjadi risiko absolut untuk
periode waktu yang berarti
Analisis 17 Laporkan analisis lain yang telah dilakukan — misalnya Tidak ada
lainnya analisis subkelompok dan interaksi, dan analisis
sensitivitas

Diskusi
Hasil utama 18 Rangkum hasil utama dengan mengacu pada tujuan Proporsi mortalitas pasien HIV/AIDS rawat inap di RSCM adalah
studi 23,4%. Penyebab mortalitas terkait AIDS sebesar 92,3% dengan
penyebab terbanyak adalah tuberkulosis paru. Stadium klinis WHO 4,
kadar hemoglobin <10 g/dL dan kadar eLFG <60 mL/min/1,73 m2
merupakan prediktor mortalitas pasien HIV/AIDS rawat inap.
Batasan 19 Diskusikan keterbatasan penelitian, dengan Keterbatasan pada penelitian cohort retrospektif yaitu karena datanya
mempertimbangkan sumber potensi bias atau diperoleh dati rekam medis, artinya pengamatan dilakukan secara tidak
ketidaktepatan. Diskusikan arah dan besaran potensi langsung dan beberapa data tidak tersedia secara lengkap dan perlu
bias dilakukan penyesuaian berdasarkan evaluasi missing value. Berarti
penelitian ini hanya dapat dilakukan bila data tercatat dengan baik.
Penafsiran 20 Berikan interpretasi menyeluruh yang hati-hati atas  Hasil penelitian ini mendapatkan stadium klinis WHO 4 sebanyak
hasil dengan mempertimbangkan tujuan, batasan, 358 dari 606 (59,1%) subjek penelitian.
keragaman analisis, hasil dari studi serupa, dan bukti  Pada penelitian ini, terdapat 75 (12,4%) pasien yang tidak diketahui/
relevan lainnya diperiksa kadar CD4+ tanpa disertai keterangan mengenai alasan
tidak dilakukannya pemeriksaan tersebut. Selain itu, data di status
juga hanya mencantumkan diagnosis pasien tanpa menyertakan
keterangan stadium klinis WHO.
 Pada penelitian ini, dari 211 pasien yang memiliki kadar
hemoglobin kurang dari 10 g/ dL, 76,8% di antaranya dirawat
karena infeksi oportunistik. Dari 49 pasien yang dirawat bukan
karena infeksi oportunistik, 22 (44,9%) pasien dalam kondisi hamil
dan delapan (16,3%) pasien mengalami anemia karena efek samping
zidovudin.
 Penelitian ini juga mendapatkan rendahnya fungsi ginjal yang
didefinisikan sebagai kadar eLFG kurang dari 60 mL/min/1,73 m2
merupakan prediktor independen mortalitas pasien HIV dalam
perawatan inap (OR=3,414; IK 95% 1,821-6,402; p<0,001).
 Dari hasil analisis bivariat pada penelitian ini, jenis kelamin laki-laki
berisiko lebih besar mengalami kematian selama rawat inap
dibandingkan perempuan. Akan tetapi, jenis kelamin tidak terbukti
sebagai prediktor independen mortalitas
 Pada penelitian ini, didapatkan sebagian besar (84,8%) pasien laki-
laki dirawat dengan infeksi oportunistik, sedangkan pasien
perempuan lebih sedikit yang dirawat dengan infeksi oportunistik,
yaitu 43,8%. Selain itu, pasien laki-laki yang datang dengan stadium
klinis WHO 4 sebanyak 71%, sedangkan pasien perempuan hanya
37,8%. Hasil serupa ditunjukkan pada data CD4+ , yakni terdapat
90,3% pasien laki-laki dengan kadar CD4+ ≤200 sel/µL, sementara
pasien perempuan hanya sebesar 55,9%.
 Proporsi pasien yang meninggal dengan kadar CD4+ ≤200 sel/µL
(28,0%) terlihat lebih besar dibandingkan proporsi pasien yang
meninggal dengan kadar CD4+ >200 sel/µL (5,3%), namun tidak
terbukti sebagai prediktor mortalitas secara statistik karena
tingginya proporsi pasien yang meninggal pada kadar CD4+ yang
tidak ada data juga cukup tinggi (25,3%).
Generalisasi 21 Diskusikan generalisasi (validitas eksternal) dari hasil Hasil penelitian dapat digeneralisasikan kepada populasi
studi persampelan atau kepada populasi lain yang berbeda meskipun
populasi itu belum diteliti.
Informasi lainnya
Pendanaan 22 Berikan sumber pendanaan dan peran penyandang dana Tidak ada sumber pendanaan dan peran penyandang dana pada studi
untuk studi ini dan, jika ada, untuk studi asli yang ini
menjadi dasar artikel ini.

Anda mungkin juga menyukai