BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran pasti terdapat interaksi antara guru dengan
peserta didik, interaksi tersebut merupakan suatu penyampaian informasi oleh
guru kepada peserta didiknya. Suatu informasi yang disampaikan tidak
mungkin bisa sampai dengan begitu saja, tetapi melalui berbagai perantara
agar informasi dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Perantara itulah
biasanya disebut dengan media.
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak
dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua
pihak atau kutub) atau suatu alat.
Menurut Briggs dalam Anitah (2009: 123), pengertian media
pembelajaran adalah peralatan fisik untuk membawakan atau
menyempurnakan isi pembelajaran. Sedangkan menurut Gerlach & Ely dalam
Anitah (2009: 123), media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat
mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau
visual. Dan menurut pendapat Sri Anitah (2008: 2) mengemukakan bahwa
media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat
menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Berarti guru atau dosen, buku ajar, serta lingkungan
merupakan media pembelajaran. Dalam aktifitas pembelajaran, media dapat
didefinisikan sebagai suatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan
dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik (Sutikno,
2013: 106).
10
10) Gambar
Adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua
dimensi.
11) Lambang visual
Adalah gambar yang secara keseluruhan dapat divisualkan.
12) Lambang kata/verbal
Lambang kata dijumpai dalam buku dan bahan bacaan, seperti buku,
majalah, koran, dan lain-lain (Hamalik, 1989 dalam Sundayana, 2013: 27-
28).
Berdasarkan penggolongan tersebut, ternyata pengajaran melalui
lambing kata mempunyai nilai yang sangat rendah. Oleh karena itu, agar
pengajaran dapat memberikan pengalaman yang berarti bagi peserta didik
maka perlu dipikirkan mengenai bentuk media yang akan digunakan.
Dalam proses pembelajaran pasti tidak akan lepas dari adanya interaksi
antara guru dan peserta didik. Guru sebagai penyampai informasi
berkewajiban agar informasi yang disampaikan dapat diterima oleh peserta
didik dengan jelas dan optimal. Untuk itu diperlukan suatu perantara yaitu
media pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, media pembelajaran
sangat penting dibutuhkan karena merupakan slah satu unsur dari interaksi
yang berlangsung antara guru dan peserta didik.
Untuk menghindari hambatan yang muncul dalam proses pembelajaran,
secara rinci, Daryanto (2013: 10-12) menguraikan beberapa fungsi media
pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
1) Menyaksikan benda atau peristiwa yang terjadi pada masa lampu
2) Mengamati benda atau peristiwa yang sukar diamati, baik karena
jaraknya yang jauh, berbahaya, atau terlarang
3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang
sukar diamati karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena
terlalu besar atau terlalu kecil.
4) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung
14
media ini dianggap lebih baik dan menarik karena mengandung kedua
unsur pertama dan kedua.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya :
a) Media yang mempunyai daya input yang luas dan serentak, seperti
radio dan televise. Melalui media ini peserta didik dapat mempelajari
hal-hal atau kejadian yang actual secara serentak tanpa menggunakan
ruangan khusus.
b) Media yang mempunyai daya input yang terbatas oleh ruang dan
waktu, seperti : film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya :
a) Media yang diproyeksikan, media ini membutuhkan alat proyeksi agar
dapat berfungsi sebagaimana mestinya, seperti : film, slide, film strip,
transparansi, dan lain-lain.
b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio,
dan lain-lain.
Dalam penelitian ini, pemanfaatan media pembelajaran dibatasi
pada pemanfaatan media audiovisual yaitu berupa video pembelajaran.
a. Media Audiovisual (Video) untuk Pembelajaran
Media audiovisual merupakan media yang berkaitan dengan
penglihatan dan/atau bunyi (IFLA, 2004 dalam Sundayana, 2013: 200).
Menurut Sundayana (2013: 200), Media audiovisual adalah alat bantu
mengajar atau alat peraga yang dapat dilihat dan sekaligus dapat didengar
penjelasannya, yang dapat menolong dalam mencapai sasaran pendidikan.
Soekisno (2007) dalam Sundayana (2013) mengemukakan bahwa “Visualisasi
adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkongkretkan sesuatu
yang abstrak”. Kemudian seiring dengan perkembangan teknologi
informatika, visualisasi berkembang dalam bentuk gambar gerak (animasi)
yang dapat ditambahkan suara (audio).
Ronald G. Held (dalam Widyanti, 2007) yang dikutip oleh Sundayana
(2013: 201), mengemukakan bahwa “dalam sebuah penyelidikan, seorang
peserta didik yang belajar dengan memakai indera pendengarannya saja, maka
17
setelah 3 jam dia mampu mengingat 70% dan setelah 3 hari kemudian ia
hanya mampu mengingat 10% dari apa yang ia dengar, tetapi apabila seorang
peserta didik belajar dengan menggunakan indera pendengaran dan
penglihatannya, maka setelah 3 jam dia mampu mengingat 85% dan setelah 3
hari dia masih mampu mengingat 65% dari apa yang ia dengar dan lihat”.
Dari uraian tersebut, Sundayana (2013: 201-202) menyimpulkan
bahwa tujuan seorang guru menggunakan media audiovisual ketika mengajar
adalah :
1) Menolong peserta didik untuk dapat mengingat lebih banyak,
penyempaian pelajaran dengan audiovisual akan memperdalam
pengalaman belajar serta daya ingat peserta didik.
2) Membantu peserta didik untuk mengerti dengan lebih baik, dengan
menggunakan indera penglihatan dan pendengaran, peserta didik akan
mengerti pelajaran dengan memahami perbedaan warna, bentuk benda,
serta kata-kata yang dimaksudkan gurunya.
3) Menarik dan memusatkan perhatian peserta didik, anak-anak pada
dasarnya memiliki sifat cepat bosan dan sulit untuk memusatkan perhatian
dalam jangka waktu yang lama, hal tersebut dapat dihindari dengan
menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran.
4) Mengatasi keterbatasan Bahasa, kemampuan peserta didik untuk mengerti
Bahasa sangatlah terbatas, sehingga mereka tidak mengerti istilah tertentu
yang digunakan gurunya. Namun dengan menggunakan indera penglihatan
dan pendengarannya, mereka akan mengerti maksud dan arti dari kata-kata
yang disampaikan oleh gurunya.
Selain itu, penggunaan media audiovisual dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan efisiensi belajar karena mempunyai potensi atau kemampuan
untuk merangsang terjadinya proses belajar. Misalnya : (a) menghadirkan
obyek langka, (b) konsep yang abstrak menjadi konkret, (c) mengatasi
hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak, (d) menyajikan ulangan informasi
secara benar dan taat asas tanpa pernah jemu, (e) memberikan suasana belajar
yang santai, menarik, tanpa mengurangi formalitas (Sundayana, 2013: 204).
18
b. Kekurangan
1) Pengadaannya memerlukan biaya mahal
2) Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan
disegala tempat
3) Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi peluang untuk
terjadi umpan balik
4) Mudah tergoda untuk menayangkan video yang bersifat hiburan,
sehingga suasana belajar akan terganggu
Jadi dapat disimpulkan bahwa Video Pembelajaran adalah suatu
media yang digunakan dalam pembelajaran yang di dalamnya terdapat
unsur gambar, baik itu gambar diam maupun gambar gerak serta unsur
suara sehingga dapat membantu siswa untuk menvisualisasikan suatu peris
tiwa atau kondisi. Dalam penelitian ini, video pembelajaran tersebut berisi
materi tentang Litosfer.
b. Media Gambar Diam
Media gambar diam adalah termasuk pada media visual yaitu
hanya dapat dilihat. Gambar diam dapat berupa foto, bahan-bahan grafis
baik yang dicetak maupun yang dilukis. Gambar diam dapat berisi
informasi atau pengetahuan tentang obyek atau peristiwa. Informasi yang
dikemas dalam gambar diam dapat berupa diagram, chart, atau grafik.
Gambar diam ini mempunyai bentuk fisik sebagai bahan dua
dimensi. Media gambar diam ini sering digunakan dalam proses
pembelajaran karena mudah dalam memperolehnya, selain itu juga
digunakan untuk memperkuat pembelajaran yang disampaikan secara
verbal sehingga dapat menghindarkan salah interpretasi dalam memahami
pelajaran yang diajarkan.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa,
media gambar diam adalah suatu media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran yang berisi tentang foto, grafik, diagram, maupun chart
yang berfungsi untuk menjelaskan atau memperkuat pengetahuan yang
20
0.05. (2) terdapat perbedaan prestasi belajar geografi fisik antara siswa
yang mempunyai motivasi tinggi dan siswa yang mempunyai motivasi
rendah ( Fhitung = 67.799 > Ftabel= 3.99), derajat kebebasan 1 pada taraf
signifikansi a= 0.05. (3) terdapat interaksi pengaruh pembelajaran dengan
media audiovisual interaktif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
geografi fisik ( harga Fhitung = 5.2506 > Ftabel = 3.99), derajat kebebasan 1
pada taraf signifikansi a = 0.05.
3. Mohamad Wisnu (2015). Evektifitas Penggunaan Media Audio Visual
pada Pembelajaran Geografi Materi Kelayakan Planet Bumi bagi
Kehidupan di Kelas X IIS SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media audio visual
pada pembelajaran geografi kelas X semester satu tentang materi
kelayakan planet bumi bagi kehidupan di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta. Metode yang digunakan adalah metode Eksperimen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil perhitungan Hipotesis
dengan T-Test for Equality of Means diperoleh nilai probabilitas kelas
eksperimen 1, 2, dan 3 masing-masing 0,010, 0,022, dan 0,022 dengan
taraf signifikan nilai alpha 0,05. Berdasarkan data tersebut, maka hipotesis
yang telah ditetapkan dinyatakan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual pada
pembelajaran geografi materi kelayakan planet bumi bagi kehidupan di
kelas X IIS SMA Muhammadiyah 1 Surakarta efektif digunakan.
B. Kerangka Berpikir
hasil belajar yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar juga maksimal.
Penelitian ini diterapkan pada dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Untuk kelas kontrol media yang digunakan adalah gambar diam,
sedangkan kelas eksperimen media yang digunakan adalah media audiovisual
berupa video pembelajaran, dalam kegiatan pembelajaran juga menggunakan
bantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk membantu mempermudah peserta didik
dalam belajar.
1. Video pembelajaran berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) berpengaruh
terhadap hasil belajar geografi peserta didik Kelas X SMA Islam 1 Surakarta
pada materi pokok Menganalisis Dinamika dan Kecenderungan Perubahan
Lithosfer serta Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media video pembelajaran
dan gambar diam. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh media video pembelajaran berbantuan Lembar Kerja
Siswa (LKS) terhadap hasil belajar geografi peserta didik Kelas X SMA Islam
1 Surakarta pada materi pokok Menganalisis Dinamika dan Kecenderungan
Perubahan Lithosfer serta Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi.
Ketepatan dalam pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran akan
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar geografi peserta didik. Selain
itu, pemanfaatan media juga sangat membantu peserta didik dan guru dalam
upaya tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan memanfaatkan media video
pembelajaran dan LKS yang akan membantu peserta didik untuk
meningkatkan kegiatan membaca dalam pembelajaran kelas X pada materi
pokok Menganalisis Dinamika dan Kecenderungan Perubahan Lithosfer serta
Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi diduga mempunyai pengaruh
terhadap hasil belajar geografi peserta didik karena materi tersebut
membutuhkan imajinasi yang tinggi dan ilustrasi agar membantu
mempermudah pemahaman peserta didik terhadap materi yang di dalamnya
memuat sebuah proses, kejadian atau fenomena yang tidak dapat diamati
secara langsung bahkan abstrak (misal : kejadian yang ada di dalam bumi) dan
32
KD. Litosfer
Hasil Belajar
Geografi
C. Hipotesis Penelitian