SKRIPSI
Disusun Oleh :
Yohanes Barbarigo Danu Kristiyono
NIM : 03 2114 013
(Khalil Gibran)
(Nidji)
iv
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga (Studi Kasus pada Pemerintah
Kabupaten Bantul Tahun 2003–2007) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 15
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa
memberikan pengukuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menaylin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-
ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus. Atas rahmat
Rekreasi dan Olah Raga. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk memperolah
Sanata Dharma.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dan memberi dorongan dalam penyelesaian skripsi
2. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi.
sabar telah membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga
selesai.
4. M.Th. Ernawati, S.E., M.A., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar
vii
5. Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bantul dan Kepala Dinas
mengumpulkan data.
7. Ayah dan ibuku yang telah memberikan dukungan materi dan doa.
9. Yang tersayang Maria Galuh Parnita Sari, atas kasih sayang, perhatian,
10. Bulek Nok dan Fr. Om yang selalu memberikan semangat untuk pantang
menyerah.
11. Om Anto, Tante Ida, Alm. Theo, dan Hanan, atas doanya.
13. Sahabat terbaikku (Toyo, Atik, Lina, Vero, dan Heru), atas canda tawa kalian.
15. Teman-teman kelas A Akuntansi 2003, atas keberasamaan kita selama kuliah.
16. Kampus USD, tempat aku menimba ilmu, mengembangkan diri, dan
menemukan cintaku.
17. Semua pihak yang tidak bisa penulis disebutkan satu per satu.
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Harapan
penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
x
B. Pendapatan Daerah .................................................................................... 10
1. Efisiensi ................................................................................................. 21
2. Efektivitas ............................................................................................. 22
A. Jenis Penelitian........................................................................................... 25
xi
E. Sosial ......................................................................................................... 35
A. Kesimpulan .............................................................................................. 58
C. Saran ......................................................................................................... 60
LAMPIRAN .......................................................................................................... 62
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Struktur dan Tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga ........... 19
Tabel 2.2. Perbedaan Kondisi Antara Perda Lama dengan Perda Baru............... 20
Tabel 3.1. Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga Terhadap
Tabel 3.2. Analisis Efisiensi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga............ 29
Tabel 3.3. Analisis Efektivitas Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga......... 30
Tabel 4.1. Jumlah Desa, Pedukuhan, dan Luas Kecamatan di Kabupeten Bantul 32
Tabel 5.1. Data Target, Realisasi RTROR, dan Penerimaan Retribusi Daerah
Tabel 5.2. Biaya Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
Tabel 5.4. Hasil Perhitungan Efisiensi Penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi dan
xiii
Tabel 5.5. Hasil Perhitungan Efektivitas Penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi
Tabel 5.6. Hasil Perhitungan Laju Pertumbuhan Retribusi Tempat Rekreasi dan
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1. Grafik Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
xv
ABSTRAK
xvi
ABSTRACT
The aims of this paper were to know (1) the contribution of the recreation and
sports center’s retribution toward regional retribution in 2003 to 2007, (2) the level of
efficiency and effectiveness of recreation and sports center in 2003 to 2007, (3) the
growth of retribution in recreation and sports center in 2003 to 2007.
The type of this research was case study. All data were obtained by interview
and documentation. The techniques used in analyzing data were quantitative and
qualitative data analysis techniques.
The results of data analysis showed (1) the contribution of recreation and
sports center’s retribution in Bantul in 2003 was 12,83%, 2004 was 11.86%, 2005
was 9,54%, 2006 was 6,15%, and 2007 was 5,24%; (2) the efficiency of retribution
income of recreation and sports center in Bantul region in 2003 to 2007 was 15,1% in
average, which meant that the retribution income from the recreation and sports
center was efficient, while the effectiveness of the retribution income was 92,23% in
average, which meant that the retribution received from the recreation and sports
center was not effective. (3) The growth of retribution income from recreation and
sports center in Bantul in 2003 to 2004 decreased by 4, 55%, from 2004 to 2005
increased by 0, 36%, 2005 to 2006 decreased by 39,22%, 2006 to 2007 increased
again by 16,76%
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
pengeluaran daerah.
salah satu sumber penerimaan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
PAD meliputi pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD dan lainnya
yang termasuk dalam pendapatan asli daerah yang dihasilkan oleh daerah yang
bersangkutan dan merupakan pendapatan yang sah. Selain pajak daerah, retribusi
daerah juga memiliki potensi untuk memenuhi penerimaan daerah. Banyak daerah
yang berlaku. Retribusi daerah diatur dalam Peraturan Daerah masing- masing
1
2
satu tulang punggung penerimaan PAD pada era otonomi daerah. Dengan
dari retribusi masuk obyek wisata, pajak hotel dan restoran, perijinan usaha
Indonesia sekaligus sebagai kota wisata mempunyai begitu banyak tempat wisata
yang tersebar di berbagai kabupaten yang ada. Salah satu kabupaten di Daerah
wisata alam, obyek wisata buatan maupun petilasan bersejarah. Selain memiliki
pemandangan alam yang menawan, banyak obyek wisata yang memiliki nilai
spiritual dan mitos bagi masyarakat Jawa. Tempat wisata di Kabupaten Bantul
wisata untuk membayar tanda masuk berupa retribusi. Besarnya tarif retribusi
yang harus dibayarkan diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2000
yang telah diperbaharui dalam Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2003 tentang
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, Retribusi Tempat Rekreasi dan
3
Olah Raga masuk dalam jenis Retribusi Jasa Usaha. Pelayanan tempat rekreasi
dan olah raga adalah pemberian jasa penggunaan tempat rekreasi, pariwisata, dan
olah raga yang dimiliki dan atau dikelola oleh pemerintah daerah (Siahaan, 2006:
444). Setiap pengunjung yang datang akan dikenakan retribusi tempat rekreasi
dan olah raga dalam bentuk karcis masuk sebagaimana telah diatur dalam Perda
Nomor 07 Tahun 2003. Hanya saja besarnya memiliki perbedaan yang cukup
terasa antara tempat wisata yang satu dengan tempat wisata lainnya. Perbedaan
itu, salah satunya terjadi karena ada sebagian tempat wisata yang pengelolaannya
sudah optimal tetapi ada juga yang pengelolaannya kurang optimal. Untuk itu
Tahun 2001 pasal 3 ayat 2, Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga termasuk
dalam bagian Retribusi Jasa Usaha. Retribusi Jasa Usaha sendiri masuk dalam
golongan Retribusi Daerah. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga tersebut
kontribusi yang diberikan oleh Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga akan
penerimaan dari Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga yang akan menunjang
efektivitas dari pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga tersebut.
4
Pengelolaan yang optimal bisa memberikan daya tarik yang lebih bagi
wisatawan karena tidak hanya obyek wisata itu sendiri yang ditawarkan tetapi
juga adanya fasilitas lain. Penulis melihat bahwa Kabupaten Bantul memiliki
sektor pariwisata yang cukup bagus. Pengelolaan yang optimal tentunya akan
meningkatkan daya saing antar tempat wisata sehingga kepariwisataan pun bisa
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga selama beberapa periode mengalami
peningkatan juga.
B. Rumusan Masalah
berikut:
3. Seberapa besar laju pertumbuhan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Penelitian ini bisa menambah wawasan penulis sekaligus sebagai sarana untuk
sesungguhnya.
3. Bagi Pemerintah
keputusan.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang melandasi penelitian ini
daerah, retribusi daerah, retribusi tempat rekreasi dan olah raga, analisis
Bantul.
7
Bab ini berisikan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis,
Bab VI Penutup
Dalam bab ini penulis menyajikan kesimpulan dari analisis data dan
LANDASAN TEORI
A. Otonomi Daerah
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
peraturan perundang-undangan.
otonom adalah:
8
9
jawab.
c. Pelaksanaan otonomi yang luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten
dan daerah kota, sedang otonomi daerah propinsi merupakan otonomi yang
terbatas.
tetap terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah, serta antar
daerah.
otonom dan karenanya dalam daerah kabupaten dan daerah kota tidak ada lagi
wilayah administratif.
atau pihak lain, seperti badan otorita, kawasan industri, kawasan perumahan,
pemerintah.
pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada desa
yang disertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana, serta sumber daya
B. Pendapatan Daerah
yaitu semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
undangan, yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD,
2. Dana Perimbangan
Dana perimbangan yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
Dana alokasi umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
Dana alokasi khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
3. Pinjaman Daerah
menerima dari pihak lain sejumlah uang atau manfaat bernilai uang sehingga
12
Lain-lain pendapatan yang sah adalah antara lain hibah atau penerimaan dari
daerah propinsi / daerah kabupaten / kota lainnya, dan penerimaan lain sesuai
Keuangan Pusat dan Daerah pasal 1 ayat 18, Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
2) jasa giro
3) pendapatan bunga
membiayai urusan rumah tangga daerah. Semakin banyak kegiatan daerah yang
dibiayai oleh Pendapatan Asli Daerah, berarti semakin tinggi kualitas otonomi
D. Retribusi Daerah
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
dari penduduk karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh Negara bagi
bahwa objek retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh
14
yaitu:
a. Jasa Umum
Jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah
dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jasa umum meliputi pelayanan
b. Jasa Usaha
Jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan
c. Perizinan tertentu
oleh pemerintah daerah secara langsung. Jasa yang telah dikelola secara
khusus oleh suatu BUMD tidak merupakan obyek retribusi tetapi sebagai
15
Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
3). Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta
Catatan Sipil
Subjek retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau badan yang
Subjek retribusi jasa umum dapat ditetapkan menjadi wajib retribusi jasa
umum, yaitu orang pribadi atau badan yang diwajibkan untuk melakukan
Retribusi jasa usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh
4) Retribusi Terminal
Subjek retribusi jasa usaha adalah orang pribadi atau badan yang
pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau
yang memperoleh izin tertentu dari pemerintah daerah. Subjek ini dapat
Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini dipungut di
dilakukannya.
ekonomis, yaitu jika tidak membayar retribusi, tidak akan memperoleh jasa
Obyek wisata adalah keadaan alam yang mempunyai daya tarik dan
dikelola sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan. Untuk retribusi obyek wisata
diatur sendiri oleh daerah yang tertuang dalam peraturan daerah (Perda). Perda
Kabupaten Bantul yang mengatur retribusi obyek wisata adalah Perda No. 6
Tahun 2000 yang telah diubah dalam Perda No. 7 Tahun 2003. Retribusi obyek
wisata dikenakan oleh orang atau badan yang telah menggunakan jasa obyek
wisata.
Berikut ini adalah tabel struktur dan tarif retribusi berdasarkan Perda
Tabel 2.1. Struktur dan Tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
KELOMPOK JENIS SATUAN GOLONGAN TARIF
OBYEK TARIF TARIF (Rp)
TEMPAT Taman Sekali Pengunjung 2.000
REKREASI Rekreasi masuk Dokar/andong 200
DAN OLAH Tirtotaman Kendaraan roda 2 300
RAGA sari Kendaraan roda 4 500
Kendaraan roda 6 1.500
Perbedaan kondisi antara Perda lama dengan Perda baru adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.2. Perbedaan Kondisi antara Perda Lama dengan Perda Baru
Komponen Perda No. 6 Tahun 2000 Perda No. 7 Tahun 2003
Pembeda
Retribusi Hanya dikenakan kepada Dikenakan kepada pengunjung,
pengunjung saja. kendaraan, dan pemakaian
fasilitas.
Retribusi parkir Dipungut di TPR bersamaan Tidak dipungut di TPR,
dengan penarikan retribusi melainkan di lokasi parkir
masuk. kendaraan.
Banyaknya Dua kali penarikan yang Satu kali penarikan di lokasi
penarikan biaya dilakukan oleh pemerintah dan parkir
parkir pengelola setempat.
21
Biaya parkir Biaya parkir ditarik untuk Tidak ada istilah biaya parkir
pengadaan/pemeliharaan/penge
lolaan sarana parkir
Bea masuk Tidak ada istilah bea masuk Bea masuk kendaraan ditarik
kendaraan kendaraan. untuk pembiayaan
pengadaan/perbaikan/pemelihara
an/pengelolaan fasilitas jalan
lingkungan obyek wisata.
Sumber: Perda Kabupaten Bantul No. 6 Tahun 2000
F. Analisis Kontribusi
dengan pihak lain untuk tujuan tertentu. Analisis kontribusi digunakan untuk
mengetahui tingkat kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga terhadap
Tempat Rekreasi dan Olah Raga terhadap Retribusi Daerah. Analisis ini dihitung
1. Efisiensi
diterima (Halim, 2004: 134). Dalam hal ini, efisiensi berarti perbandingan
22
antara biaya yang digunakan untuk memungut retribusi tempat rekreasi dan
olah raga dengan realisasi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga.
Penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga akan semakin efisien
jika diperoleh rasio efisiensi kurang dari 100%, sehingga semakin kecil rasio
2. Efektivitas
realisasi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga terhadap target
Penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga akan semakin efektif
jika diperoleh rasio efektivitas lebih dari 100%. Rasio efektivitas yang tinggi
H. Laju Pertumbuhan
Rekerasi dan Olah Raga positif berarti kinerja pemerintah daerah meningkat.
23
Borobudur terdiri dari penjualan karcis tanda masuk, parkir kendaraan serta sewa
kios souvenir dan rumah makan. Secara umum jumlah pengunjung Taman Wisata
jenis kendaraan sedan yaitu 35%, kendaraan bus sebesar 8%, kendaraan sepeda
motor sebesar 6%, jenis kendaraan sepeda sebesar 1%. Pengelola Candi
Borobudur menetapkan uang sewa untuk kios souvenir dan rumah makan per
karcis tanda masuk. Elastisitas setoran dari wisata candi Borobudur selama
periode 1990-1997 rata-rata sebesar 2, yang berarti apabila setoran tersebut naik
Mohammad Rif’an, Abdul Fatah, dan Tri Pungkas (2003) meneliti tentang
Obyek wisata yang diteliti adalah Gua Istana Maharani, Tanjung Kodok, dan
langsung.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun
Lamongan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah studi kasus. Studi
diambil berdasarkan penelitian ini hanya terbatas pada objek yang diteliti.
Bantul dan Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul pada Bulan Juni 2008.
a. Subyek penelitian
penelitian. Sehubungan dengan hal itu maka subyek dalam penelitian ini
yaitu kepala dan staf Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bantul dan
b. Obyek penelitian
yang menjadi obyek dalam penelitian adalah retribusi tempat rekreasi dan
25
26
olah raga, data Pendapatan Asli Daerah, dan data penerimaan Retribusi
Daerah.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
yaitu data yang dibuat oleh pihak tertentu untuk tujuan tertentu tetapi dapat
a. Wawancara
b. Metode Dokumentasi
catatan dan arsip-arsip pemerintah daerah yang dibuat pada masa lalu
masalah, maka digunakan beberapa teknik analisis data yaitu teknik analisis
data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Analisis data kuantitatif
pertumbuhan retribusi tempat rekreasi dan olah raga terhadap retribusi daerah
2007.
a. Permasalahan pertama
kontribusi. Retribusi tempat rekreasi dan olah raga merupakan salah satu
merupakan salah satu sumber dari pendapatan asli daerah yang potensial.
Keterangan :
b. Permasalahan kedua
efektivitas dan efisiensi dari penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
1) Efisiensi
Keterangan:
2) Efektivitas
Keterangan:
c. Permasalahan ketiga
X t − X ( t −1)
Gt = x 100%
X ( t −1)
Keterangan :
markas dalam melawan Belanda. Setahun setelah perang selesai tepatnya pada
20 Juli 1831 (dalam penanggalan Jawa jatuh pada tanggal 10 Syafar tahun Dal)
dibagi menjadi 75 desa dan 933 pedukuhan. Desa-desa tersebut masih dibagi lagi
berdasarkan statusnya menjadi desa pedesaan (rural urban) dan desa perkotaan
(urban area). Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah perkotaan
Sampai saat ini, Bantul sudah dipimpin oleh 25 bupati. Bupati saat ini
adalah Drs. H. M. Idham Samawi yang mulai menjabat sebagai Bupati Bantul
31
32
B. Keadaan Geografis
Secara goegrafis Kabupaten Bantul terletak antara 070 44’ 04” – 080 00’ 27”
Lintang Selatan dan 1100 12’ 34” – 1100 31’ 08” Bujur Timur. Luas wilayah
Kabupaten Bantul adalah 506,85 Km2. Batas wilayah Kabupaten Bantul adalah
sebagai berikut:
33
C. Karakteristik Wilayah
penyebaran di wilayah Selatan, Tengah, dan Utara dari Kabupaten Bantul dengan
luas sebesar 31.421 Ha. Untuk wilayah Timur dan Barat pada umumnya berupa
daerah yang mempunya kemiringan 2,1% sampai 40,0% dengan luas sebesar
15.148 Ha. Sebagian kecil wilayah Timur dan Barat seluas 4.011 Ha mempunya
bagian Barat dan Timur merupakan daerah perbukitan dan gamping. Untuk
D. Keadaan Penduduk
Pada tahun 2005, jumlah penduduk Bantuk sejumlah 816.047 jiwa dengan
jumlah wanita sebesar 414.328 jiwa dan laki-laki sebesar 401.719 jiwa. Secara
rinci jumlah penduduk Bantul tahun 2005 tampak dalam tabel di bawah ini:
E. Sosial
Kebanyakan mata pencaharian penduduk Bantul adalah petani. Tahun 2004,
industri sebesar 18,95% dan di bidang jasa sebesar 16,89%. Berikut ini tabel
tempat wisata. Tidak hanya itu saja, di Bantul juga banyak tersebar desa-desa
1. Pantai Parangtritis
merupakan bagian dari kekuasaan Ratu Kidul atau yang lebih dikenal dengan
yaitu parang yang berarti batu dan tumaritis yang berarti tetesan air.
satu perwujudan dari trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Keraton
3 km ke arah barat dari Pantai Parangtritis. Goa ini dipercaya sebagai Goa
Ratu Kidul. Dari goa inilah Parangtritis tampak begitu indah dengan gulungan
ombak yang berwarna perak karena terkena sinar matahari dan akan menjadi
perayaan orang Cina sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Disarankan bagi
37
2. Pantai Pandansimo
berasal dari kata pandan (pohon pandan) dan simo (macan). Di pantai ini juga
terdapat beberapa aktivitas budaya seperti upacara Merti Dusun, labuhan, dan
pentas seni budaya. Tidak banyak yang diketahui masyarakat tentang Pantai
Pandansimo ini.
3. Pantai Samas
Bantul atau 35 kilometer dari pusat Kota Yogya. Pantai Samas ini terkenal
dengan keindahan pantainya yang disertai angin kencang, ombak besar, delta-
delta sungai, dan danau air tawar yang membentuk telaga yang digunakan
tidak diijinkan untuk mandi di pantai karena bibir pantai yang curam yang
4. Goa Cerme
Imogiri sekitar 15 kilometer arah tenggara Kota Bantul. Goa ini berada di atas
bukit. Untuk mencapai mulut goa, perlu melewati 759 anak tangga. Panjang
goa seluruhnya sekitar 1,2 kilometer dan dialiri sungai bawah tanah yang
aman untuk kegiatan caving. Rata-rata kedalaman air mencapai 1 – 1,5 meter.
Selain goa utama, ada juga Goa Dalang, Goa Ledhek, Goa Badhut, dan Goa
5. Goa Selarong
penjajah Belanda pada tahun 1825 sampai dengan 1830. Situs yang menarik
di kawasan ini antara lain adalah Goa Kakung, Goa Putri, air terjun, dan
A. Deskripsi Data
mengetahui kontribusi retribusi tempat rekreasi dan olah raga terhadap Retribusi
Daerah dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, efisiensi dan efektivitas
penerimaan retribusi tempat rekrelasi dan olah raga, serta laju pertumbuhan
penerimaan retribusi tempat dan olah raga. Data yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah data realisasi dan target penerimaan retribusi dan olah raga dan data
realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Data yang diperoleh dari Dinas
rekreasi dan olah raga tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Data yang
diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bantul adalah target dan
39
40
Tabel 5.2. Biaya Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
Tahun 2003 – 2007 (dalam rupiah)
Komponen Tahun
Biaya
2003 2004 2005 2006 2007
Honor petugas 158.000.000 162.000.000 189.000.000 201.500.000 245.872.400
pemungut
retribusi
Cetak karcis 32.000.000 35.000.000 36.000.000 40.000.000 45.000.000
Seragam kerja 25.000.000 22.000.000 20.000.000 18.000.000 20.000.000
ATK dan 7.500.000 6.000.000 6.000.000 7.000.000 8.500.000
operasional
Pemeliharaan 5.000.000 10.000.000 12.000.000 20.500.000 54.240.000
rutin
Total Biaya 227.500.000 235.000.000 263.000.000 287.000.000 373.612.400
Pemungutan
Sumber : Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bantul
Retribusi Daerah.
Daerah yang merupakan sumbangan dari pos retribusi tempat rekreasi dan olah
berikut:
41
Retribusi Daerah dari tahun 2003 sampai tahun 2007 adalah sebagai berikut:
2.369.271.090
Kontribusi (2003) = x 100%
18.461.346.838
= 12,83%
2.261.388.260
Kontribusi (2004) = x 100%
19.056.321.050,6
= 11,86%
2.269.437.760
Kontribusi (2005) = x 100%
23.790.020.870
= 9,54%
1.379.375.650
Kontribusi (2006) = x 100%
22.429.183.017
= 6,15%
1.610.588.700
Kontribusi (2007) = x 100%
30.724.145.593
= 5,24%
Secara jelas kontribusi retribusi tempat rekreasi dan olah raga terhadap
%
14
12,83
12 11,86
10
9,54
6 6,15
5,24
0
2003 2004 2005 2006 2007
Dari tabel 5.3 diketahui bahwa kontribusi retribusi tempat rekreasi dan olah
raga terhadap Retribusi Daerah setiap tahun mengalami penurunan dari tahun
2003 sebesar 12,83% menjadi 11,86% pada tahun 2004. Tahun 2005 kontribusi
6,15% pada tahun 2006 dan 5,24% pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena
kenaikan penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga. Dari tahun 2003
sampai tahun 2005 jumlah penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga
terus mengalami penurunan yang kemudian diperparah pada tahun 2006 sebagai
dampak dari bencana gempa bumi di Yogyakarta pada 27 Mei 2006. Penurunan
retribusi dengan alasan bahwa mereka merupakan warga sekitar tempat wisata
Selama tahun 2003 sampai dengan 2007 kontribusi retribusi tempat rekreasi
dan olah raga terhadap retribusi daerah semakin menurun karena pos-pos retribusi
yang lain mengalami peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan retribusi
memenuhi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga dengan realisasi
raga di Kabupaten Bantul tahun 2003 sampai dengan 2007 digunakan rumus
sebagai berikut:
Penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga akan semakin efisien
jika diperoleh rasio efisiensi kurang dari 100%, sehingga semakin kecil rasio
227.500.000
Efisiensi (2003) = x 100%
2.369.271.090
= 9,60%
235.000.000
Efisiensi (2004) = x 100%
2.261.388.260
= 10,40%
263.000.000
Efisiensi (2005) = x 100%
2.269.437.760
= 11,45%
45
287.000.000
Efisiensi (2006) = x 100%
1.379.375.650
= 20,81%
373.612.400
Efisiensi (2007) = x 100%
1.610.588.700
= 23,20%
tahun 2003 sampai dengan 2007 berjalan efisien, yaitu berkisar 9,60%
dibawah 100%.
b. Pada tahun 2003, efisiensi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
raga sebesar 9,60% yang berarti penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olah raga sudah efisien. Dengan kata lain besarnya besarnya biaya yang
46
dikeluarkan untuk memungut retribusi tempat rekreasi dan olah raga pada
c. Pada tahun 2004, efisiensi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
raga sebesar 10,40% yang berarti penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olah raga sudah efisien. Dengan kata lain besarnya biaya yang dikeluarkan
untuk memungut penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga tahun
2004 sebesar 10,40% dari penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
d. Pada tahun 2005, efisiensi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
raga sebesar 11,45% yang berarti penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olah raga sudah efisien. Dengan kata lain besarnya biaya yang dikeluarkan
untuk memungut penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga tahun
2005 sebesar 11,45% dari penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
e. Pada tahun 2006, efisiensi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
raga sebesar 20,81% yang berarti penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olah raga sudah efisien. Dengan kata lain besarnya biaya yang dikeluarkan
untuk memungut penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga tahun
2006 sebesar 20,81% dari penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
f. Pada tahun 2007, efisiensi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
raga sebesar 23,20% yang berarti penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olah raga sudah efisien. Dengan kata lain besarnya biaya yang dikeluarkan
untuk memungut penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga tahun
2007 sebesar 23,20% dari penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
rekreasi dan olah raga dikatakan efisien, dari tahun-tahun ke tahun justru
rekreasi dan olah raga semakin tidak efisien. Semakin tidak efisiennya
tempat rekreasi dan olah raga cenderung menurun selama tahun 2003-2007.
adalah biaya honor petugas. Seiring dengan bertambahnya biaya hidup, para
retribusi tempat rekreasi dan olah raga yang cenderung tidak efisien dapat
%
25
23,2
20,81
20
15
11,45
10,4
10
9,6
0
2003 2004 2005 2006 2007
Raga.
tempat rekreasi dan olah raga terhadap target yang telah ditetapkan oleh
Bappeda melalui APBD yang telah disetujui oleh DPRD. Semakin besar
penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga terhadap target yang
olah raga di Kabupaten Bantul dari tahun 2003 sampai dengan 2007
apabila rasio yang dicapai lebih atau minimal sama dengan 1 (100%) sehingga
retribusi tempat rekreasi dan olah raga di Kabupaten Bantul dari tahun 2003
2.369.271.090
Efektivitas (2003) = x 100%
2.586.000.000
= 91,62%
2.261.388.260
Efektivitas (2004) = x 100%
2.460.593.700
= 91,90%
2.269.437.760
Efektivitas (2005) = x 100%
2.500.000.000
= 90,78%
1.379.375.650
Efektivitas (2006) = x 100%
1.600.000.000
50
= 86,21%
1.610.588.700
Efektivitas (2007) = x 100%
1.600.000.000
= 100,66%
tahun 2003 sampai dengan 2007 secara keseluruhan tidak berjalan efektif,
b. Pada tahun 2003, efektivitas penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
raga sebesar 91,62% yang berarti penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olah raga belum efektif. Dengan kata lain penerimaan retribusi tempat
rekreasi dan olah raga tahun 2003 lebih rendah dari target yaitu sebesar
51
c. Pada tahun 2004, efektivitas penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
raga sebesar 91,90% yang berarti penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olah raga tidak efektif. Pada tahun ini, penerimaan retribusi tempat
rekreasi dan olah raga tidak mampu melebihi target meskipun target sudah
ini target bisa tercapai mengingat pada tahun sebelumnya target yang tidak
d. Pada tahun 2005, efektivitas penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
raga sebesar 90,78 %. Ini berarti penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olah raga tidak efektif. Penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga
e. Pada tahun 2006, efektivitas penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
raga sebesar 86,21% yang berarti penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olah raga tidak efektif. Besarnya target yang ditentukan telah mengalami
terlalu jauh dari angka 1 atau 100%. Hal tersebut dilakukan karena
52
f. Pada tahun 2007, efektivitas penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
raga sebesar 100,66%. Ini berarti penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olah raga sudah efektif. Pada tahun ini, penerimaan retribusi tempat
rekreasi dan olah raga lebih tinggi 0,66% dari target yang ditetapkan.
sudah pas dengan keadaan pemerintah yang baru pulih pasca gempa tahun
2006 silam.
%
105
100,66
100
95
91,62 91,9
90,78
90
86,21
85
80
75
2003 2004 2005 2006 2007
53
tempat rekreasi dan olah raga adalah pengunjung yang datang diijinkan masuk
sekitar tempat wisata. Hal itu berlangsung terus menerus dan sepertinya sudah
bukan jadi rahasia lagi. Retribusi masuk tempat wisata, misal Pantai
Parangtritis, yaitu Rp 1500 per orang. Jika dalam satu hari saja ada sejumlah
100 orang yang mengaku sebagai penduduk sekitar Pantai Parangtritis atau
Pengunjung lebih memilih sore hari untuk datang ke tempat tersebut setelah
tempat pemungutan retribusi tidak dijaga lagi. Dengan demikian mereka bisa
sulitnya memenuhi target yang telah ditetapkan. Sampai saat ini masalah
Kabupaten Bantul.
54
Kabupaten Bantul
X t − X ( t −1)
Gt = x 100%
X ( t −1)
dan olah raga dari tahun 2003 sampai dengan 2007 adalah sebagai berikut:
2.369.271.090 − 2.232.607.500
G (2003) = x 100%
2.232.607.500
136.663.590
= x 100%
2.232.607.500
= 6,12%
2.261.388.260 − 2.369.271.090
G (2004) = x 100%
2.369.271.090
− 107.882.830
= x 100%
2.369.271.090
= - 4,55%
2.269.437.760 − 2.261.388.260
G (2005) = x 100%
2.261.388.260
8.049.500
= x 100%
2.261.388.260
= 0,36%
55
1.379.375.560 − 2.269.437.760
G (2006) = x 100%
2.269.437.760
− 890.062.200
= x 100%
2.269.437.760
= -39,22%
1.610.588.700 − 1.379.375.650
G (2007) = x 100%
1.379.375.650
231.213.050
= x 100%
1.379.375.650
= 16,76%
a. Laju pertumbuhan penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga tahun
2004 sebesar -4,55%. Ini berarti penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
b. Laju pertumbuhan penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga tahun
2005 sebesar 0,36%. Pada tahun ini penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olah raga kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,36% dari tahun
2004.
c. Laju pertumbuhan penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga tahun
2006 sebesar -39,22%. Ini berarti pada tahun 2006 mengalami penurunan
39,22% dari tahun 2005 karena penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah
raga pada tahun 2006 lebih rendah dari tahun 2005 yaitu sebesar
Rp 890.062.200. Hal ini sebagai dampak dari bencana alam gempa bumi yang
lumpuh.
d. Laju pertumbuhan penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga tahun
2007 sebesar 16,76%. Hal ini karena penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olah raga tahun 2007 kembali meningkat dari tahun 2006 sebesar
Rp 231.213.050.
57
%
20
16,76
10
6,12
0 0,36
2003 2004 2005 2006 2007
-4,55
-10
-20
-30
-40 -39,22
-50
Dari grafik diatas tampak bahwa selama tahun 2003-2006 laju pertumbuhan
penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga cenderung menurun karena
jumlah pengunjung yang tidak terlalu besar. Terlebih setelah bencana gempa
bumi di tahun 2006 membuat tempat-tempat wisata sepi pengunjung. Baru pada
angka 16,76%.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kontribusi retribusi tempat rekreasi dan olah raga terhadap Retribusi Daerah
Kabupaten Bantul pada tahun 2003 sebesar 12,83%, tahun 2004 sebesar
11,86%, tahun 2005 sebesar 9,54%, tahun 2006 sebesar 6,15%, dan tahun
2007 sebesar 5,24% dengan rata-rata kontribusi sebesar 9,12%. Ini berarti
Bantul pada tahun 2003 sebesar 9,60%, tahun 2004 sebesar 10,40%, tahun
2005 sebesar 11,45%, tahun 2006 sebesar 20,81%, tahun 2007 sebesar
dari tahun 2003 sampai dengan 2007 berjalan efisien karena rata-rata
Kabupaten Bantul pada tahun 2003 sebesar 91,62%, tahun 2004 sebesar
91,90%, tahun 2005 sebesar 90,78%, tahun 2006 sebesar 86,21%, tahun
58
59
Kabupaten Bantul dari tahun 2003 sampai dengan 2007 berjalan tidak
sebesar 0,36%, tahun 2005 sampai dengan 2006 justru mengalami penurunan
tempat rekreasi dan olah raga pada tahun 2006 sebagai dampak dari bencana
B. Keterbatasan Penelitian
1. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai batasan efisiensi sehingga penulis
mengatakan bahwa penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga akan
semakin efisien jika diperoleh rasio efisiensi kurang dari 100%, sehingga
retribusi tempat rekreasi dan olah raga akan semakin efektif jika diperoleh
60
C. Saran
Bantul untuk meningkatkan penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga.
retribusi.
3. Pemerintah daerah hendaknya lebih tegas bagi para pengunjung yang tidak
dengan baik sehingga wisatawan yang datang tidak kecewa dengan apa yang
Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2007. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Siahaan, Marihot P. 2006. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Soeratno dan Soedarto. 2000. Lingkungan Taman Wisata Budaya Candi Borobudur
Sebagai Salah Satu Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Magelang. Jurnal
Bisnis, Vol. 1, No. 2, hal 87-98.
Supramono. 2003. Posisi Pajak dan Retribusi Sebagai Sumber Penerimaan Daerah di
Kota Semarang. Jurnal Studi Pembangunan, Vol.XV, No.1, hal 37-53.
www.bantul.go.id
www.gudegnet.com
www.yogyes.com
61
LAMPIRAN