Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN STROKE NON


HEMORAGIK DI RUANG SAMBILOTO
RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Oleh :

SRI WAHYUNI
14420202188

PROGRAM STUDI PROFESI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
KASUS I
No. RM : 607228
Tanggal : 07-0-2020
Tempat : RS X
I. DATA UMUM
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 58 Thn
Tempat/Tanggal lahir : Surakarta, 13-0-1962
Jenis Kelamin :L
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : STM
Suku : Makassar
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Perjernihan Raya Panakkukang, Kelurahan
Karampuan, Kecamatan panakkukang
Gol Darah :B
Tanggal MRS : 05 - Mei - 2020
Sumber Info : Saudara kandung

2. Penanggung jawab/pengantar
Nama : Ny. S
Umur : 35 Tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : : IRT
Hub. dengan Pasien : Istri
Alamat : Jl. Perjernihan raya panakkukang
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Utama : Pasien mengatakan badannya terasa lemah
2. Riwayat keluhan utama : Tn.S usia 58 tahun dirawat diruangan teratai
kamar 401 ± 3 hari yang lalu dengan diagnosa
medik NHS. Saat 51 dilakukan pengkajian pada
tanggal 07 Mei 2020 pasien mengatakan
badannya terasa lemah, ekstremitas atas dan
bawah sinistra sulit digerakan, pusing disertai
nyeri kepala, istri pasien mengatakan pasien
sulit untuk berbicara (bicara cadel dan tidak
jelas), mulut tampak mencong ke kiri.
3. Alasan masuk : Pasien masuk RS dengan keluhan badan terasa
lemas, pusing disertai nyeri kepala, tidak
mampu berdiri sendiri, mulut mencong kekiri
disertai bicara cadel dan tidak jelas, tubuh
sebelah kiri terasa berat dan sulit untuk
digerakan. Keluhan ini muncul secara tiba-tiba
sejak 7 jam sebelum masuk rumah sakit.
4. Riwayat Penyakit : Hipertensi
a. Provokatif : Peningkatan TIK
b. Quality : Tertusuk-tusuk
c. Region : Kepala
d. Severity : Skala 4
e. Timing : Hilang timbul 5.
5. Data Medik
a. Dikirim oleh : UGD
b. Diagnosa medik
1) Saat masuk : Hemiparase sinistra ec NHS
2) Saat pengkajian : Non Hemoragik Stroke
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami
a. Saat kecil/kanak-kanak : Pasien mengatakan tidak pernah mengalami
penyakit yang serius sejak kecil, namun ± 5
tahun yang lalu pasien dirawat di RS dengan
diagnosa NHS.
b. Penyebab : Pasien memiliki riwayat hipertensi dan
pasien perokok aktif
c. Riwayat perawatan : Pasien mengatakan ± 6 bulan yang lalu
pernah di rawat di RS. X dengan diagnosa
NHS, dan ini merupakan ke-5 kalinya pasien
masuk RS dengan diagnosa yang sama.
2. Riwayat alergi : Pasien mengatakan alergi terhadap makanan
Junkfood.
3. Riwayat immunisasi : Pasien mengatakan melakukan imunisasi
lengkap saat kecil
4. Lain-lain :-

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

G1

G2

5
G3
8

2 2
G4
9 6
Keterangan :

= Perempuan = Garis keturunan


= Laki-laki = Tinggal serumah
= Pasien X = Meninggal
= Garis pernikahan

G1 : Generasi pertama merupakan kakek dan nenek pasien dan


telah lama meninggal dunia karena penyebab yang tidak diketahui
G2 : Ayah dan ibu pasien telah lama meninggal, ayah pasien adalah
anak pertama dari 3 bersaudara, ibu pasien adalah anak terakhir
dari 5 bersaudara. Pasien mengatakan ayah dan ibunya tidak
memiliki riwayat penyakit stroke, namun ibu pasien memiliki
riwayat hipertensi.
G3 : Pasien berada digenerasi ke 3. Pasien merupakan anak ketiga dari
5 bersaudara. Pasien mengatakan saudaranya tidak memiliki
riwayat penyakit stroke.
G4 : Dari hasil pernikahan pasien memiliki 1 orang putri dan 2 orang
putra. Anak kedua pasien telah menikah dan sekarang tinggal
serumah dengan istri dan kedua anakanya.

RIWAYAT PSIKO-SOSIAL DAN SPIRITUAL


1. Pola koping : Pasien tampak sabar dalam menghadapi penyakitnya.
2. Harapan pasien terhadap : Pasien berharap agar bisa lekas sembuh,
sehingga dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.
3. Faktor stres : tidak ada
4. Konsep diri
a. Identitas diri : Pasien seorang laki-laki berumur 58 tahun.
b. Peran diri : Pasien merupakan seorang suami dan ayah bagi ke 3
orang anaknya.
c. Harga diri : Pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak dapat
menafkahi keluarga dengan keadan dirinya yang sakit-sakitan.
d. Citra diri : Pasien mengatakan tidak ada yang tidak dia sukai dari
dirinya.
e. Ideal diri : Pasien mengatakan tidak mempunyai keinginan dirinya
seperti orang lain karena ia merasa dirinya adalah orang yang baik.
5. Pengetahuan pasien tentang penyakitnya : Pasien mengatakan kurang
memahami tentang penyakitnya.
6. Adaptasi : Pasien mengatakan dapat beradaptasi dengan lingkungan RS.
7. Hubungan dengan anggota : Istri pasien mengatakan hubungan suami
dengan dirinya serta anggota keluarga yang lain sangat baik.
8. Hubungan dengan masyarakat : Istri pasien mengatakan hubungan pasien
dengan tetangga dan masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka sangat
baik.
9. Perhatian terhadap orang lain : Pasien memperhatikan saat diberikan
penjelasan mengenai penyakitnya.
10. Aktivitas sosial : Selama dirawat pasien tidak dapat melakukan aktivitas
sosial.
11. Bahasa yang sering digunakan : Saat dilakukan pengkajian pasien dan
keluarga menggunakan Bahasa Indonesia.
12. Keadaan lingkungan : Keadaan lingkungan disekitar tempat tidur pasien
tampak bersih dan aman.
13. Kegiatan keagamaan/ibadah : Selama di rawat pasien tidak pernah
melakukan ibadah.
14. Keyakinan tentang kesehatan : Pasien yakin dirinya dapat sembuh.

V. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Makan
a. Sebelum MRS : Istri pasien mengatakan pasien makan 3× sehari,
pasien alergi terhadap makanan junkfood
b. Setelah MRS : Istri pasien mengatakan pasien makan 3× sehari,
pasien mengatakan nafsu makannya menurun, porsi makan tidak
dihabiskan, istri pasien mengatakan pasien hanya menghabiskan ½
porsi dari 1 porsi yang disajikan, tampak ada sisa makanan di piring.
2. Minum
a. Sebelum MRS : Pasien mengatakan bisanya minum 6-8 gelas /hari
dengan jenis air putih dan kopi.
b. Setelah MRS : Istri pasien mengatakan pasien minum air putih ½
aqua botol yang besar atau sekitar ± 800-1000 cc/hari.
3. Tidur
a. Sebelum MRS : Istri pasien mengatakan pola tidur pasien sangat baik,
pasien tidak memiliki gangguan tidur atau penyulit tidur, lama tidur
pasien 7-8 jam /hari
b. Setelah MRS : Istri pasien mengatakan pola tidur pasien tidak
menentu/hari, kadang-kadang bisa terbangun
4. Eliminasi fekal / BAB
a. Sebelum MRS : Pasien mengatakan BABnya lancar 1 ×/hari, dengan
warna kuning kecoklatan, bau khas dan konsistensinya lunak.
b. Setelah MRS : Istri pasien mengatakan pasien BAB 1 x/2 hari, dengan
warna kuning kecoklatan, bau khas, dan konsistensinya lunak.
5. Eliminasi urin / BAK
a. Sebelum MRS : Pasien mengatakan BAK 4-5 x/hari, warna kuning
jernih, pasien mengatakan tidak ada keluhan pada saat buang air kecil.
b. Setelah MRS : Pasien mengatakan BAK 2-4 x/hari, warna kuning
jernih, pasien melakukan BAK di popok karena kelemahan dan sulit
untuk ambulasi.
6. Aktivitas dan latihan
a. Sebelum MRS : Sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien melakukan
aktivitasnya secara mandiri dan aktif di masyarakat, pasien juga sering
mengikuti bakti sosial. b. Setelah MRS : Pasien lebih sering berbaring,
sedikit melakukan aktivitas, dan dalam pemenuhan kebutuhan ADL
pasien dibantu oleh istri dan anaknya.
7. Personal hygiene
a. Sebelum MRS : Istri pasien mengatakan pasien bisanya mandi 3
x/hari, mengosok gigi 3 x/hari pada saat mandi dan mencuci rambut 1
x/hari.
b. Setelah MRS : Istri pasien mengatakan pasien tidak dapat secara
mandiri untuk mandi, biasanya pasien hanya di lap menggunakan tisu
basah atau air sabun 2 x/hari, yaitu pagi dan sore hari.

VI. PEMERIKSAAN FISIK


Hari: Minggu Tanggal : 07 Mei 2020
1. Keadaan Umum : Pasien tampak terbaring lemah
Vital Sign
TD : 160/90 mmHg56
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 360 C
Pernapasan : 20 x/menit
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. Head to toe
a. Kulit / integumen
1) Inspeksi : Kulit tampak keriput dengan warna kulit sawo matang,
bersih, tidak ada lesi dan edema.
2) Palpasi : Kulit teraba hangat, turgor kulit kembali < 3 detik, dan
tidak ada nyeri tekan pada kulit.
b. Kepala dan rambut
1) Inspeksi : Bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam
keputihan, distribusi rambut merata, kulit kepala tampak bersih
dan tidak berketombe.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa, dan nyeri tekan.
c. Kuku
1) Inspeksi : Bentuk kuku cembung dan pendek kuku tampak
bersih.
2) Palpasi : CRT < 3, tidak ada nyeri tekan
d. Mata / penglihatan
1) Inspeksi : Kelopak mata tampak simetris, konjungtiva merah
muda, sklera putih, kedua pupil isokor, refleks cahaya (+), bola
mata dapat mengikuti 8 arah pergerakan jari pemeriksa, tidak
tampak adanya sekret, fungsi penglihatan baik dan tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan.
e. Hidung / penghidupan
1) Inspeksi : Hidung tampak bersih, simetris antara septum kiri dan
kanan, tidak tampak adanya mukus/sekret, tidak ada pernapasan
cuping hidung, fungsi penciuman baik ditandai dengan pasien
dapat membedakan bau alkohol dan air biasa.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya nyeri tekan.
f. Telinga / pendengaran
1) Inspeksi : Bentuk dan posisi telinga simetris, tampak tidak ada
serumen pada aurikula, warna telinga sama dengan wajah, funsi
pendengaran baik ditandai dengan pasien dapat mendengar
detak arloji pada jarak ± 15 cm dari pemeriksa.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan.
g. Mulut dan gigi
1) Inspeksi : Mukosa bibir tampak kering, tidak pecah-pecah dan
tidak ada stomatitis, Mulut tampak mencong kekiri, tidak ada
cariers gigi, jumlah gigi tidak lengkap, warna lidah merah muda,
lidah tertarik ke arah kiri.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa atau nyeri tekan pada lidah.
Keluhan : Istri pasien mengatakan pasien sulit untuk berbicara
(bicar pelo dan tidak jelas).
h. Leher
1) Inspeksi : Tidak ada jaringan parut, tidak ada distensi vena
jugularis
2) Palpasi : Tidak terjadi pembengkakan pada kelenjar limfe, nadi
karotis teraba, tidak ada nyeri tekan
i. Dada :
1) Inspeksi : Bentuk dada normalchest (perbandingan antara
anterior, posterior dan transversal 1:2), dada tampak bersih,
tidak tampak adanya lesi, dada mengembang saat inspirasi dan
mengecil saat ekspirasi, pola nafas pasien teratur, frekuensi
napas pasien 20 x/menit/inspeksi.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan, tidak ada
krepitasi, taktil dan vocal fremitus vibrasinya sama: hasil vibrasi
dada kiri dan kanan sama keras, apeks jantung teraba di ICS ke
4-5.
3) Perkusi : Resonan diseluruh lapang paru dan pekak pada jantung
4) Auskultasi : Terdengar bunyi napas vesikuler pada dada kiri dan
kanan, bunyi S1 dan S2 pada jantung tunggal dan reguler, tidak
terdengar adanya bunyi tambahan.
j. Abdomen
1) Inspeksi : Bentuk perut tampak agak buncit dan bersih, tidak
tampak adanya lesi atau luka operasi.
2) Auskultasi : Bunyi peristaltik usus 7 x/menit.
3) Perkusi : Bunyi timpani pada area abdomen.
4) Palpasi : Tidak teraba adanaya massa dan nyeri tekan.
k. Perineum dan Genitalia : -
l. Ekstremitas atas dan bawah
1) Ekstermitas atas
a) Inspeksi : Pada ekstremitas atas dextra tampak terpasang RL
20 tmp, tampak pasien dapat menggerakan tangan kanannya
kesegala arah dengan kekuatan otot 5 dan pasien tidak dapat
menggerakan tangan kirinya, derajat kekuatan otot tangan
kiri pasien 1.
b) Palpasi : Pada ekstremitas atas, pasien dapat merasakan
rangsangan nyeri, rabaan dan suhu.
c) Perkusi : Refleks bisep dan trisep kanan +/+ dan kiri -/-
2) Ekstermitas bawah
a) Inspeksi : Tampak pasien dapat menggerakan kaki kanannya
ke segala arah dengan kekuatan otot 5, dan pasien tampak
berat apabila kaki kirinya di angkat derajat kekuatan otot
kaki kiri pasien 1.
b) Palpasi : Pada ekstremitas bawah, pasien dapat merasakan
rangsangan nyeri, rabaan dan suhu.
c) Perkusi : Refleks patella kanan + dan kiri –
Keluhan: Pasien mengatakan ekstremitas atas dan bawah
sinistra sulit digerakkan.
4. Pengkajian data fokus
a. Sistem Neurologi
Nervi Kranialis Kanan Kiri
NI Daya penghidupan ⁺ ⁺
Daya penglihatan ⁺ ⁺
NII Penglihatan warna ⁺ ⁺
Lapang pandang ⁺ ⁺
Ptosis (-) (-)
Gerakan mata ke medial ⁺ ⁺
Gerakan mata ke atas ⁺ ⁺
Gerakan mata ke bawah ⁺ ⁺
Ukuran pupil 2,5 mm 2,5 mm
NIII
Bentuk pupil Bulat Bulat
Refleks cahaya langsung ⁺ ⁺
Refleks cahaya konsensuil ⁺ ⁺
Stabismus divergen (-) (-)
N1V Gerakan mata ke lateral bawah ⁺ ⁺
Stabismus konvergen (-) (-)
Menggigit ⁺ ⁺
Membuka mulut ⁺ ⁺
N.V Sensibilitas muka ⁺ ⁺
Refleks kornea ⁺ ⁺
Trismus (-) (-)
Gerakan mata ke lateral ⁺ ⁺
N.VI Strabismus konvergen (-) (-)
Diplopia -
Kedipan mata dbn dbn
Lipatan nasolabial dbn dbn
Sudut mulut (-) (⁺)
Mengerutkan dahi ⁺ ⁺
N.II Mebgerutkan alis ⁺ ⁺
Menutup mata dbn dbn
Meringis dbn dbn
Menggembungkan pipi - ⁺
Daya kecap lidah 2/3 depan dbn dbn
Mendebgar suara berisi ⁺ ⁺
N.III Tes Rinne Tidak Tidak
Tes Weber dilakukan dilakukan
Arkus faring Simetris
Daya kecap lidah 1/3 ⁺ ⁺
Belakang
N.IX
Refleks muntah ⁺
Sengau ⁺ ⁺
Tersedak ⁺ ⁺
Denyut nadi 80 x/i/palpasi, isi cukup
Arkus faring Simetris ka>ki
N.X
Bersuara Bicara cadel dan tidak jelas
Menelan ⁺
N.XI Memalimglan kepala dbn dbn
Sikap bahu Simetris Simetris
Mengangkat bahu dbn sdn
Trofi otot bahu Eutrofi sdn
Sikap lidah Tidak simetris
Artikulasi Tidak jelas
N.XII Tremor lidah normal-miring
Menjulurkan lidah normal-miring
Fasikulasi lidah (-)
Sdn = sulit dinila dbn=dalam batas normal

b. Sistem Kardivaskular
Kulit teraba hangat, turgor kulit kembali < 3 detik, mukosa bibir
tampak kering, mulut tampak mencong kekiri, frekuensi nadi
80x/i/palpasi, tidak ada distensi vena jugularis, tekanan darah 160/90
mmHg, apeks jantung teraba di ICS ke 4-5, pada perkusi ditemukan
suara pekak dan bunyi S1 dan S2 pada saat auskultasi tunggal dan
reguler. Pada saat pengkajian pasien mengatakan ada riwayat
hipertensi.

5. Pemeriksaan Diagnosti
a. Pemeriksaan Lab, 06-mei-2020
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Glukosa puasa 78 mg/dl 70-110 mg/dl
Asam urat 7,8 mg/dl L : 3,7 – 7,0 P :2,4 -5,7
mg/dl
Kolestrol total 271 mg/dl <200 mg/dl
Trigliserida 425 <150 mg/dl
Kolestrol HDL 26 mg/dl >40 mg/dl
Kolestrol LDL 169 mg/dl <100 mg/dl

b. Pemeriksaan CT Scan Kepala


1) Lesi hipodens pada regio temporalis dextra disertai ventrikel
lateralis dextra.
2) Lesi hipodens corona radiata sinistra
3) Midline tidak shift.
4) Ruang subara gyri kesan prominent.
5) Ruang subara chonoid kesan melebar.
6) Pons, CPA dan cerebellum baik.
7) Klasifikasi fisiologik pada ganglia basalis, plexus chor0Poideus
dan panel body.
8) Sinus paranasalis dan aircell mastoid baik.
9) 9)Bulbus oculi dan ruang retrobulber baik.
10) Tulang–tulang intak.
Kesan: infark cerebri sinistra., encephalomalacia regio temporalis
dextra, atrofi cerebri disertai ventriculomegaly

6. Penatalaksanaan Medis
a. IVFD RL 16 tpm
b. Injeksi citicolin 250 mg/12 jam/IV
c. Injeksi peracetam 3 gr/12 jam/IV
d. Drip neurobion amp/24 jam/IV
e. Amlodipin 5 mg 1x1

ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS :
- Kien mengatakan merasa pusing Hipertensi, Nyeri
disertai nyeri kepala Hiperkolesterolemia
- P : Peningkatan TIK ↓
Q : Tertusuk-tusuk Terbentuk
R : Kepala trombus/emboli
S : Skala 4 ↓
T : Hilang timbul Penyumbatan
pembuluh darah otak
DO : ↓
- TD : 160/90 mmHg O2 ke otak ↓
- Pemeriksaan CT Scan kepala : Infark cerebri
infark cerebri sinistra, ↓
encephalomalacia regio temporalis Iskemik otak
dextra, atrofi cerebri disertai ↓
ventriculomegaly Tik ↑
- Terapi medis : ↓
Injeksi citicolin 250 mg/12 jam/IV Nyeri
Injeksi peracetam 3 gr/12 jam/IV
Amlodipin 5 mg 1x1
DS :
- Klien mengatakan badannya terasa Hipertensi, Hambatan
lemah Hiperkolesterolemia mobilitas fisik
- Istri pasien mengatakan pasien sulit ↓
untuk berbicara (bicara cadel dan Terbentuk
tidak jelas) trombus/emboli di otak
- Istri pasien mengatakan pasien tidak ↓
dapat secara mandiri untuk mandi, Penyumbatan
biasanya pasien hanya di lap pembuluh darah otak
menggunakan tisu basah atau air ↓
sabun 2 x/hari, yaitu pagi dan sore O2 ke otak ↓
hari. ↓
Infark jaringan otak
DO : ↓
- Mulut tampak mencong ke kiri Kerusakan pusat
- Selama dirawat pasien tidak dapat jaringan motorik di
melakukan aktivitas sosial. lobus frontalis
- Selama di rawat pasien tidak pernah ↓
melakukan ibadah Gangguan mobilitas
- Pasien lebih sering berbaring, sedikit fisik
melakukan aktivitas, dan dalam
pemenuhan kebutuhan ADL pasien
dibantu oleh istri dan anaknya
- KU : Pasien tampak terbaring lemah
- Pada ekstremitas atas dextra tampak
terpasang RL 20 tmp
- Pasien tampak tidak dapat
menggerakan tangan kirinya, derajat
kekuatan otot tangan kiri pasien 1
- Refleks patella kiri –
- Trismus ⁺
Hipertensi,
DS : Hiperkolesterolemia Gangguan
- Istri pasien mengatakan pasien sulit ↓ komunikasi
untuk berbicara (bicara cadel dan tidak Terbentuk
jelas) trombus/emboli di otak

DO : Penyumbatan
- Mutul tampak mencong ke kiri pembuluh darah otak
- Pasien tampak berbicara cadel dan ↓
tidak jelas O2 ke otak ↓
- Sikap lidah : Tidak simetris ↓
- Artikulasi : Tidak jelas Iskemik lobos otak
- Fasikulasi lidah : (-) ↓
- Jumlah gigi tidak lengkap Defisit neurologi
- Lidah tertarik ke arah kiri ↓
Disfungsi bahasa dan
komunikasi

Disastria, afasia,
apraksia

Gangguan komunikasi
verbal

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial


2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler
3. Gangguan komunikasi berhubungan dengan defisit neurologi
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri b/d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
peningkatan tindakan keperawatan Observasi 1. Mengidentifikasi kebutuhan
tekanan selama 3x24 jam jam 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, untuk intervensi
intrakranial maka nyeri teratasi kualitas, intensitas nyeri 2. Mengetahui tingkat nyeri
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri 3. Melihat respon nyeri klien
1. Kemampuan 3. Identifikasi respons nyeri non verbal 4. Untuk pemberian intervensi yang
menuntaskan aktifitas 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan tepat
memperingan nyeri
meningkat
Terapeutik
2. Keluhan nyeri
5. Berikan teknik nonfarmakologis yntuk mengurangi
menurun 5. Meningkatkan relaksasi
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi
3. Ketegangan otot
musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
menurun imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
4. Tekanan darah bermain)
membaik 6. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) 6. Memberikan kenyamanan klien
7. Fasilitasi istirahat dan tidur 7. Meningkatkan penhetahuan klien
Edukasi tentang penyebab nyeri
8. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri 8. Membantu klien dalam
Kolaborasi melakukan teknik relaksasi
9. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu secara mandiri
9. Analgetik dapat mengurangi
nyeri
2. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi 1. Untuk mengetahui adanya nyeri
mobilitas fisik keperawatan 3x 24 jam Observasi : pada pasien
b/d kerusakan mobilisasi baik dengan 1. Observasi adanya nyeri atau keluhan fidsik 2. Agar frekuensi jantung dan
neuromuskuler kriteria hasil: lainnya tekanan darah pasien teratasi
1. Pergerakan 2. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
ekstremitas meningkat sebelum melakukan mobilisasi
2. Kekuatan otot 3. Monitor kondisi umum selama melakukan 3. Untuk mengetahui kondisi umum
meningkat mobilisasi pasien
3. Rentang gerak Terapeutik
menigkat 4. Fasilitasi aktivitas mobilitas fisik dengan alat 4. Untuk memfasilitasi kebutuhan
bantu (pagar tempat tidur) alat yang diperlukan pasien
5. Libatkan keluarga untuk membantu pasien 5. Agar keluarga berperan dalam
dalam meningkatkan pergerakan membantu proses penyembuhan
Edukasi
6. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi 6. Agar pasien mengetahui tujuan
dan prosedur mobilisasi
7. Anjurkan melakukan mobilisasi dini 7. Untuk mempercepat proses
8. Ajarkan mobilisasi sederhana ( duduk ditempat penyembuhan
tidur, duduk disisi tempat tidur) Jelaskan tujuan 8. Agar pasien mampu melakukan
dan prosedur pemantauan mobilisasi sederhana secara
mandiri
3. Gangguan Setelah dilakukan Promosi komunikasi : Defisit Bicara 1. Untuk mengetahui
komunikasi keperawatan 3x 24 jam Observasi : perkembangan kognitif pasien
verbal b/d kemampuan komunikasi 1. Monitor progres kognitif, anatomis, fisiologis
defisit verbal menigkat dengan berkaitan dengan bicara (memori, bahasa)
neurologi kriteria hasil: 2. Identifikasi perilaku emosional dan fisik 2. Agar membantu klien dalam
1. Kemampuan sebagai bentuk komunikasi berkomunikasi
berbicara sedang Terapeutik
2. Kemampuan 3. Gunakan metode komunikasi alternattif 3. Untuk membantu pasien dalam
mendengar meningkat (menulis, mata berkedip, papan komunikasi berkomunikasi
3. Kesesuaian ekspresi dengan gambat dan huruf, isyarat tangan, dan
4. Aga pasien memahami apa yang
wajah sedang komputer)
disampaikan orang lain
4. Kontak mata 4. Ulangi apa yang disampaikan pasien 5. Untuk proses penyembuhan
meningkat 5. Berikan dukungan psikologis
Edukasi 6. Agar pasien mampu berbicara
6. Anjurkan bicara perlahan secara perlahan-lahan
Kolaborasi 7. Tindakan lebih lanjut untuk
7. Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis proses penyembuhan

Anda mungkin juga menyukai