Anda di halaman 1dari 11

PAPER SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

Sistem Ekonomi dan Perkembangan Pemikiran Ekonomi Masa Utsman bin Affan RA.

dan Ali Bin Abi Thalib RA

Disusun Oleh :

Kelompok C

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga

penulis dapat menyusun paper ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya

penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan paper ini dengan baik. Sholawat serta salam

semoga terlimpah curahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan

syafaatnya di akhir nanti.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik serta saran anda, supaya paper ini nantinya dapat menjadi paper

yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada paper ini penulis

mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sri Herianingrum, SE.,MSi

yang telah membimbing penulis dalam menyusun paper ini. Terimakasih juga penulis

ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya

sehingga paper ini dapat disusun dengan baik dan rapi. Demikian semoga makalah ini

bermanfaat dan dapat menambah wawasan pembaca.

Surabaya, 27 Februari 2021

Penyusun
Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai agama yang sempurna, Islam telah memberikan pedoman yang mengatur berbagai

bentuk hubungan sosial antara manusia termasuk mengenai dalam bidang ekonomi. Beberapa

hal yang diatur dalam sistem ekonomi diantaranya adalah bagaimana pendistribusian output

yang ada pada masyarakat,pengelolaan sumber daya, hak kepemilikan suatu barang, dan hal-

hal lainnya.

Khulafaur Rasyidin adalah khalifah (pemimpin umat Islam) yang melanjutkan kepemimpinan

Rasulullah SAW sebagai kepala negara (pemerintah) dan mengatur semua kenegaraan setelah

Rasulullah SAW wafat. Tugas para khalifah yaitu untuk melindungi dan mempertahankan

wilayah Islam (Murad, 2007: 7-10). Masa Khulafaur Rasyidin pernah dipimpin oleh empat

khalifah, dimulai sejak tahun 632-661. Para Khalifah yang menggantikan Rasulullah yakni

(1) Abu Bakar Ash Shiddiq, (2) Umar bin Khattab, (3) Utsman bin Affan, dan (4) Ali bin Abi

Thalib.

Dalam sejarahnya Para Khalifah. tidak hanya bertindak sebagai pemimpin spiritual bagi

umat Islam, namun juga seorang pemimpin negara. Sebagai pemimpin suatu negara, beliau

saw. juga telah menerapkan suatu sistem ekonomi yang digunakan untuk mengatur aktivitas

perekonomian masyarakat Islam waktu itu. Sistem ekonomi yang digunakan oleh Para

Khalifah. berakar dari prinsip-prinsip ajaran Al-Quran yang telah diturunkan oleh Allah Swt.

Dengan bermodalkan sistem ekonomi yang berprinsip dari ajaran Rabb Yang Maha

Mengetahui inilah Para Khalifah. dapat membentuk akar ekonomi masyarakat muslimin
Madinah yang kuat sehingga menjadi pondasi bagi para Khalifah untuk menorehkan tinta

emas kejayaan umatIslam.

. Dengan bermodalkan prinsip-prinsip tersebut Para Khalifah. berhasil membangun

suatu sistem ekonomi yang adil dan makmur, sehingga kaum muslimin dapat menjadi lebih

sejahtera..segala permasalahan perekonomian dapat teratasi menggunakan kebijakan-

kebijakan beliau.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi Perekonomian pada masa ke khalifahan Utsman bin Affan RA

2. Bagaimana Kondisi Perekonomian pada masa ke Khalifahan Ali bin Abi Thalib RA

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Perekonomian pada masa ke khalifahan Utsman bin Affan RA

2. Mengetahui Bagaimana Kondisi Perekonomian pada masa ke Khalifahan Ali bin Abi

Thalib RA
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Perekonomian pada masa Utsman bin Affan RA

Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga. Nama lengkapnya adalah Utsman Ibn

Affan Ibn Abdillah Ibn Umayyah Ibn Abdi Syams Ibn Abdi Manaf Ibn Qushayi.

Utsman bin Affan lahir di Thaif pada tahun ke-enam tahun Gajah, kira-kira lima tahun

lebih muda dari Rasulullah SAW. Ibunya adalah Urwah dan ayahnya adalah seorang

saudagar yang kaya raya dari suku Quraisy Umayyah.

Utsman bin Affan terpilih menjadi khalifah ketiga berdasarkan suara mayoritas

dalam musyawarah tim formatur yang anggotanya dipilih oleh Khalifah Umar bin

Khattab menjelang wafatnya. Maka pada tanggal 29 Dzul Hijjah 23 H (6 Nov 644)

Utsman dibaiat dan mulai mengemban tugasnya pada 1 Muharram 24 H.

pengangkatan ini adalah hasil permusyawaratan dewan. Utsman Bin Affan

menduduki amanah sebagai khalifah berusia sekitar 70 tahun sampai 82 tahun.

Pada masa pemerintahan beliau, bangsa Arab berada pada posisi permulaan zaman

perubahan. Hal ini di tandai dengan perputaran dan percepatan pertumbuhan ekonomi

disebabkan aliran kekayaan negeri-negeri Islam ke tanah Arab seiring dengan

semakin meluasnya wilayah yang tersentuh syiar agama. Akses perekonomian

semakin mudah didapatkan. Sedangkan masyarakat telah mengalami proses

transformasi dari kehidupan bersahaja menuju pola hidup masyarakat perkotaan. Dan

yang monumental dari Utsman bin Affan adalah pembukuan Al-Qur’an, sehingga

AlQur’an yang beredar sekarang dikenal dengan sebutan Mushaf Utsmani. Dimana

pembukuan yang dilakukan khalifah Utsman bin Affan itu memberikan kebaikan

seperti, menyatukan kaum muslimin pada satu mushaf yang seragam ejaan dan
tulisannya, menyatukan bacaan, dan menyatukan tertib susunan surat-surat, sesuai

yang di ajarkan oleh Rasulullah.

2.1.2 Kebijakan Perekonomian Pada Masa Utsman bin Affan RA

Pada masa Utsman, kebijakan ekonomi yang ada cenderung mengikuti kebijakan

yang dilakukan oleh Umar bin Khattab.pendapatan berasal dari :

Zakat : harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan

diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya.

ushr : bea masuk yang dikenakan kepada semua pedagang yang melintasi

perbatasan negara, yang wajib dibayar hanya sekali dalam setahun dan hanya berlaku

bagi barang yang nilainya lebih dari 200 dirham.

kharaj : Kharaj adalah cukai hasil tanah yang dikenakan ke atas orang bukan

Islam. Dalam undang-undang syariah, Kharaj adalah cukai untuk tanah pertanian

fai : fai adalah harta (rampasan perang) yang diperoleh dari musuh tanpa

terjadinya pertempuran. Harta fai dapat muncul melalui banyak cara, seperti melalui

perdamaian, jizyah, dan kharaj (pajak tanah).

ghanimah : harta yang diambil dari musuh Islam dengan cara perang. Bentuk-

bentuk harta rampasan yang diambil tersebut bisa berupa harta bergerak, harta tidak

bergerak, dan tawanan perang

Zakat ditetapkan 2,5% dari modal aset. Ushr ditetapkan 10% iuran tanah- tanah

pertanian. Kharaj merupakan iuran pajak pada daerah taklukan. Prosentase kharaj

lebih tinggi dari ushr. Ghanimah yang didapatkan 4/5 untuk prajurit dan 1/5 untuk kas

negara.
2.1.3 Kebijakan Reformasi Kepemilikan Tanah dan Perpajakan tanah

Salah satu kebijakan Utsman yang dapat meningkatkan 32 pendapatan negara adalah

reformasi kepemilikan tanah dan perpajakan tanah. Saat masa Utsman bin Affan, ada

terdapat banyak tanah rampasan perang (swafi land) yang kemudian adminstrasinya

diurus langsung dibawah negara. Namun biaya operasional negara untuk

memproduktifkan swafi land ini tinggi, sehingga Utsman menerapkan kebijakan

swastanisasi dimana masyarakat sipil dapat mengelola tanah tersebut untuk

diproduktifkan, namun dengan syarat harus membayar pajak tanah sesuai yang telah

ditentukan. Dengan adanya kebijakan ini, pendapatan negara yang awalnya hanya 4-9 juta

dirham meningkat hingga mencapai 50 juta dirham. Selain itu, tanah menjadi produktif ,

dan beban negara untuk mengelola tanah tersebut berkurang drastis. Pada masa Utsman

bin Affan juga mulai adanya standarisasi dan kompilasi Al Quran (mushaf Utsmani).

2.2 Gambaran Perekonomian Ali bin Abi Thalib RA

Masa Ali bin Abi Thalib Ali bin Abi Thalib merupakan khalifah keempat menggantikan

Utsman bin Affan yang terbunuh. Pada masa pemerintahan Ali secara umum, banyak

kebijakan dari khalifah Ustman yang masih diterapkan, seperti alokasi penegeluaran yang

tetap sama. Pengeluaran untuk angkatan laut yang ditambahkan jumlahnya pada masa

Ustman hampir dihilangkan seluruhnya. Pengeluaran untuk angkatan laut yang ditambah

jumlahnya pada masa Khalifah Utsman dihilangkan karena sepanjang garis pantai Syiria,

Palestina, dan Mesir berada di bawah kekuasaan Muawiyah. Kondisi Ekonomi pada masa

Khalifah Ali bin Abi Thalib bisa dibilang tidak sejaya Khalifah khaliah sebelumnya.

Kondisi politik yang terus memanas mulai dari awal pemerintahannya, membatasi gerak

Khalifah Ali bin Thalib dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya sebagai seorang

khalifah disegala aspek, termasuk aspek ekonomi. Namun, kecerdikan Khalifah Ali dalam
administrasi negara bisa membuat pendapatan negara saat itu mencapai surplus. Khalifah

Ali mempunyai konsep yang jelas mengenai pemerintahan, administrasi umum dan

masalah-masalah yang berkaitan dengannnya seperti mendiskripsikan tugas dan kewajiban

dan tanggung jawab penguasa, menyusun dispensasi terhadap keadilan, kontrol atas

pejabat tinggi dan staf, menjelaskan kebaikan dan kekurangan jaksa, hakim dan abdi

hukum, menguraikan pendapatan pegawai administratif dan pengadaan bendahara.

Kebijakan yang dilaksanakan pada masa Ali bin Abi Thalib yaitu: mengedepankan prinsip

pemerataan dalam pendistribusian kekayaan negara seperti halnya yang diterapkan pada

masa Abu Bakar, menetapkan pajak terhadap para pemilik kebun dan mengijinkan

pemungutan zakat terhadap sayuran segar, melakukan kontrol pasar dan memberantas

pedagang licik, menimbunan barang, dan pasar gelap, membentuk petugas keamanan yang

disebut dengan ''Syurthah'' (Polisi) yang dipimpin oleh Shahibus-Syurthah, serta ketat

dalam menangani keuangan negara dan melanjutkan kebijakan Umar.

2.2.1 Kebijakan Perekonomian Pada Masa Ali bin Abi Thalib RA

1. Pengaturan Keuangan Negara atau Baitul Maal.

2. Pembangunan dan perbaikan tata kota.

3. Zakat, Jizyah, dan Pajak.

4. Kepemilikan Tanah.

5. Meniadakan Pengeluaran Negara untuk Angkatan Laut.

6. Melawan Korupsi Dan Menindak Tegas Melawan Korupsi Dan Tindakan Penindasan
Serta Mengontrol Pasar Dalam Tindak Penimbunan Barang Dan Pasar Gelap.

7. Pencatakan Mata Uang Koin Atas Nama Negara Islam. Cara ini mungkin solusi yang

terbaik dari sudut pandang hukum dan kontribusi negara yang sedang berada dalam masa-
masa transisi. Ada persamaan kebijakan ekonomi pada masa Ali bin Abi Thalib dengan

khalifah sebelumnya.

Pada masa Ali alokasi pengeluaran kurang lebih masih tetap sama sebagaimana halnya

pada masa pemerintahan Khalifah Umar. Pada sama pemerintahannya juga, Ali

mempunyai prinsip bahwa pemerataan distribusi uang rakyat yang sesuai dengan

kapasitasnya. Pada hari dimana sistem distribusi pertama kalinya dikemukakan, semua

penghitungan diselesaikan dengan dimulainya penghitungan baru. Keistimewaan khalifah

Ali dalam mengatur strategi pemerintahan adalah masalah admistrasi umum dan masalah

masalah yang berkaitan dengannya tersusun secara rapi. Konsep penataan administrasi ini

dijelaskan dalam suratnya yang terkenal yang ditujukan kepada Malik Ashter bin Harits.

Surat yang panjang tersebut antara lain mendekripsikan tugas, kewajiban serta tanggung

jawab para penguasa dalam mengatur berbagai prioritas pelaksaaan dispensasi keadilan

serta pengawasan terhadap para pejabat tinggi dan stafstafnya. Dalam surat itu juga

disebutkan kelebihan dan kekuarangn para jaksa, hakim, dan abdi hukum lainnya selain itu

juga menjelaskan pendapatan pegawai admisitrasi dan pengadaan perbendaharaan. Dalam

suratnya juga disebutkan bagaimana berhubungan dengan masyarakat sipil, lembaga

peradilan dan angkatan perang. Selanjutnya, Ali menekankan agar lebih memperhatikan

kesejahteraan para prajurit dan keluarga dan diharapkan berkomunikasi langsung dengan

masyarakat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada masa pemerintahan Utsman, bangsa Arab berada pada posisi permulaan zaman

perubahan. Hal ini di tandai dengan perputaran dan percepatan pertumbuhan ekonomi

disebabkan aliran kekayaan negeri-negeri Islam ke tanah Arab seiring dengan semakin

meluasnya wilayah yang tersentuh syiar agama. Akses perekonomian semakin mudah

didapatkan. Sedangkan masyarakat telah mengalami proses transformasi dari kehidupan

bersahaja menuju pola hidup masyarakat perkotaan. Salah satu kebijakan Utsman yang

dapat meningkatkan 32 pendapatan negara adalah reformasi kepemilikan tanah dan

perpajakan tanah. Saat masa Utsman bin Affan, ada terdapat banyak tanah rampasan

perang (swafi land) yang kemudian adminstrasinya diurus langsung dibawah negara.

Kebijakan yang dilaksanakan pada masa Ali bin Abi Thalib yaitu: mengedepankan

prinsip pemerataan dalam pendistribusian kekayaan negara seperti halnya yang diterapkan

pada masa Abu Bakar, menetapkan pajak terhadap para pemilik kebun dan mengijinkan

pemungutan zakat terhadap sayuran segar, melakukan kontrol pasar dan memberantas

pedagang licik, menimbunan barang, dan pasar gelap, membentuk petugas keamanan yang

disebut dengan ''Syurthah'' (Polisi) yang dipimpin oleh Shahibus-Syurthah, serta ketat

dalam menangani keuangan negara dan melanjutkan kebijakan Umar.


Daftar Pustaka

Fatnisa, Erena. 2020. Peradaban Islam pada masa Khalifah Utsman bin Affan.Banjarmasin.

FEBI Uin Antasari

https://www.kompasiana.com/mihanif/5ca0a8eb3ba7f762ad6b4c92/sejarah-ekonomi-islam-

pada-masa-utsman-bin-affan. Diakses pada tanggal 13 Maret 2020

Keilmuan Fossei 2019.Kumapulan Materi Ekonomi Islam .Kitab sakti Fossei.

Wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai