(ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ, UMAR BIN KHATTAB, UTSMAN BIN AFFAN, ALI BIN ABI THALIB)
1
Kharidatul Mudhiiah, “Analisis Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Masa Klasik,” IQTISHADIA 8, no. 2 (2016):
119.
2
Mudhiiah, 200.
3
Mudhiiah, 201.
4
Mudhiiah, 202.
Kebijakan Umar dalam mengelola zakat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Pertama,
mengenai perluasan objek zakat serta membolehkan pemberian badal atau pengganti pada saat
pembayaran zakat untuk kemudahan muzakki. Kedua, mengenai penarikan zakat diantaranya
syarat seorang muzakki serta fleksibilitas waktu dalam pembayaran zakat. Ketiga, dalam
pendistribusian serta pemberdayaan zakat.5
Kebijakan selanjutnya yaitu Pajak Kepemilikan Tanah (Kharaj). Para Sahabat berbeda
pendapat terkait pajak atas hasil tanah yang telah ditaklukkan pada masa itu, Khalifah Umar
pun mengambil keputusan untuk meberlakukan fai atas tanah tersebut dan kebijakan tersebut
berlaku untuk kasus yang akan datang.6 Kebijakan terakhir yaitu zakat. Pada masa khalifah
Umar mulai diterapkan zakat terhadap hewan yaitu kuda. Karena pada masa itu, kuda mulai di
kembangbiakkan secara besar-besaran bahkan terdapat kuda memiliki nilai jual yang sangat
tinggi, masyarakat pun menanyakan hal tersebut kepada Abu Ubaidah yang merupakan
Gubernur Syiria tentang kewajiban pembayaran zakat terhadap kuda dan budak tetapi
masyarakat tetap bersikeras mau membayar padahal sang Gubernur sudah memberitahukan
bahwa tidak ada zakat untuk keduanya. Kemudian ditulislah surat kepada Khalifah Umar dan
sejak saat itu khalifah memberlakukan zakat terhadap keduanya dan peruntukannya kepada
fakir miskin dan budak.7
C. Konsep Ekonomi Pada Masa Utsman bin Affan
Utsman bin affan adalah khalifah islam ketiga yang diangkat setelah wafatnya Umar
bin Khattab. Khalifah Utsman menjabat sebagai khalifah selama dua belas tahun dan yang
paling menonjol kebijakannya adalah tidak mengambil gaji dari kantornya kemudian
mengalihkannya untuk meringankan beban pemerintah dan menyimpan uang tersebut di
bendahara negara.8 Di periode kedua kepemimpinan khalifah Utsman, pemerintahannya
diwarnai berbagai kekacauan politik karena kebijakan sang khalifah yang terkesan nepotisme
yang menimbulkan kekecewaan yang mendalam kepada sebagian besar umat islam dan
mengakibatkan sang Khalifah Utsman terbunuh.9
D. Konsep Ekonomi Pada Masa Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib adalah khalifah islam keempat menggantikan khalifah Utsman yang
terbunuh. Kebijakan perekonomian khalifah Ali yang paling menonjol yaitu menetapkan pajak
kepada pemilik hutan sebanyak 4000 dirham serta mengizinkan gubernur Kufah yakni Ibnu
Abbas memungut zakat dari sayuran segar yang akan dipakai sebagai bumbu masakan. Selain
itu, Ali juga mengedepankan pemerataan distribusi dari uang rakyat yang sesuai kapasitasnya.10
5
Khaerul Aqbar and Azwar Iskandar, “Kontekstualisasi Ekonomi Zakat Dalam Mengentaskan Kemiskinan: Studi
Kebijakan Zakat Umar Bin Khattab Dan Perzakatan Di Indonesia,” Laa Maisyir: Jurnal Ekonomi Islam 6, no. 2
(2019): 238.
6
Mudhiiah, “Analisis Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Masa Klasik,” 203.
7
Mudhiiah, 204.
8
Mudhiiah, 205.
9
Mudhiiah, 206.
10
Mudhiiah, 207.
DAFTAR PUSTAKA
Aqbar, Khaerul, and Azwar Iskandar. “Kontekstualisasi Ekonomi Zakat Dalam
Mengentaskan Kemiskinan: Studi Kebijakan Zakat Umar Bin Khattab Dan Perzakatan
Di Indonesia.” Laa Maisyir: Jurnal Ekonomi Islam 6, no. 2 (2019): 226–45.
Mudhiiah, Kharidatul. “Analisis Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Masa Klasik.”
IQTISHADIA 8, no. 2 (2016).