1
Kharidatul Mudhiiah, Analisis Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Masa Klasik, Istishadia, Vol.8,
No.2, 2015, Hal. 199-200
2
Nurma Sari, Zakat Sebagai Kebijakan Fiskal Pada Masa Kekhalifahan Umar Bin Khattab, JURNAL
PERSPEKTIF EKONOMI DARUSSALAM, Vol. 1, No. 2, 2015, Hal. 174
3
Khaerul Aqbar, Azwar Iskandar, Kontekstualisasi Ekonomi Zakat Dalam Mengentaskan Kemiskinan:
Studi Kebijakan Zakat Umar Bin Khattab dan Perzakatan di Indonesia, Laa-Maisyir, Vol. 6, No. 2, 2019, Hal.
229
pemberian dorongan dan santunan serta membagikan sejumlah uang kepada warga
yang berbeda- beda. Kemudian paruh kedua berikutnya masa pemerintahan Utsman bin
Affan, tidak terdapat perubahan situasi ekonomi yang cukup signifikan. Berbagai
kebijakan Khalifah Utsman banyak menguntungkan keluarganya (terkesan nepotisme)
telah menimbulkan benih kekecewaan yang mendalam pada sebagian besar kaum
Muslimin. Akibatnya, pada masa ini, pemerintahannya lebih banyak diwarnai
kekacauan politik yang berakhir dengan terbunuhnya sang Khalifah.
d. Ali Bin Abi Thalib
Ada beberapa persamaan kebijakan ekonomi pada masa Ali bin Abi Thalib dengan
khalifah tadinya. Pada masa Ali bagian dalam pengeluaran kurang lebih masih sama
sebagaimana, halnya pada masa pemerintahan Khalifah Umar. Pengeluaran untuk
angkatan laut yang telah ditambah jumlahnya pada masa Khalifah Utsman dihilangkan
sebab sejauh garis tepi laut Syiria, Palestina, serta Mesir terletak di dasar kekuasaan
Muawiyah. Walaupun demikian, dengan adanya penjaga malam dan patrol yang telah
tercipta semenjak pada masa pemerintahan Khalifah Umar, Ali menata polisi yang
terorganisasi secara formal yang diucap syurthah serta pemimpinnya diberi gelar
shahibu al- sulthah. Keistimewaan khalifah Ali dalam menjalankan strategi
pemerintahan merupakan permasalahan admistrasi universal dan masalah-masalah
yang bertautam dengannya tersusun secara rapi dan baik. Rancangan pengorganisasian
administrasi ini dipaparkan dalam suratnya yang populer yang diperuntukan kepada
Malik Ashter bin Harits. 4 Pada masa pemerintahan Ali melakukan gebrakan dan
kebijakan politik semacam: 1) Menegakkan hukum finansial yang dinilai nepotisme
yang nyaris menguasai semua area bisnis, 2) Memecat Gubernur yang dipilih Utsman
bin Affan dan menggantinya dengan gubernur yang baru, 3) Mengambil kembali tanah-
tanah negara yang dibagi-bagikan Utsman bin Affan kepada keluarganya, seperti hibah
dan pemberian yang tidak diketahui alasannya secara jelas dan memfungsikan kembali
baitul maal.5
DAFTAR PUSTAKA
Sari, N. (2015). Zakat Sebagai Kebijakan Fiskal pada Masa Kekhalifah Umar Bin
Khattab. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, 1(2), 172-184.
Mudhiiah, K. (2016). ANAlISIS SejArah PemIkIraN ekoNomI ISlAm mASA
klASIk. IQTISHADIA, 8(2).
Aqbar, K., & Iskandar, A. (2019). Kontekstualisasi Ekonomi Zakat dalam
Mengentaskan Kemiskinan: Studi Kebijakan Zakat Umar bin Khattab dan Perzakatan di
Indonesia. Laa Maisyir: Jurnal Ekonomi Islam, 6(2), 226-245.
JUNAIDIN, J. (2020). PEMERINTAHAN ALI BIN ABI THALIB DAN PERMULAAN
KONFLIK UMAT ISLAM. FiTUA: Jurnal Studi Islam, 1(1), 33-48.
4 Kharidatul Mudhiiah, Analisis Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Masa Klasik, Istishadia, Vol.8,
No.2, 2015, Hal. 199-200
5 Junaidin, Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib Dan Permulaaan Konflik Umat Islam: Peristiwa Takhim,