Anda di halaman 1dari 3

A.

Biografi singkat Utsman Ibnu ‘Affan 23-35 H (644-656 M)

Beliau ialah Utsman ibnu ‘Affan ibnu Abil Ash ibnu Umaiyah. Dilahirkan diwaktu
Rasulullah berusia lima tahun dan masuk Islam atas seruan Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Utsman, yang biasa dipanggil Abu Abdullah, AbuUmar atau Abu Amer, seketurunan Nabi
pada nenek generasi ketiga Abdu Manaf. Lahir di Thalif 576 M atau tahun 47 sebelum hijrah.
Ibunya bernama Arwa’ah binti Kuriz bin Rabi’ah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf.
Sedangkan neneknya bernama Al Baydha’ adalah putri Abdul Muthalib. Beliau dikenal
sebagai saudagar yang kaya tetapi dermawan. Sebelum agama Islam datang dan sesudahnya
juga, beliau terhitung saaudagar besar dan kaya dan sangat menafkahkan kekayaannya untuk
kepentingan agama Islam .
Beliau terpilih sebagai khalifah ketiga pada usia 70 tahun pada akhir Dzulhijjah 23 H (644
M) dan diresmikan pada Muharram 24 H. Kekhalifahannya yang berlangsung selama 12
tahun cukup memberi banya warna perubahan dan perluasan wilayah Islam. Seperti berhasil
menyusun dan menyempurnakan mushaf al-Qur’an yang dikenal dengan nama mushaf
Utsmani. Dan membangun kantor pengadilan. Di samping prestasi tersebut, ternyata terdapat
pula satu titik lemah yang antara lain berpangkal dari sifat lemah lembut dan pemaaf beliau,
selain dari usianya yang memang kian menua.
Dan sekaligus hal itu sedikit banyak yang membuatnya banyak diguncang orang-orang
yang mengitarinya. Isu, bahkan fitnah pun menerjangnya yang konon disponsori dan diapi-
apikan oleh Abdullah bin Saba’ (seorang Yahudi yang memeluk Islam) dengan berbagai cara
termasuk isu nepotisme dan kemudian berujung pada pembunuhan terhadap diri beliau, yang
dilakukan oleh seorang pemberontak ekstrem dari Mesir bernama Humran bin Su’dan pada
hari Jumat 18 (atau 22) Dzulhijjah 35 tepat 20 Mei 656 M dalam usia 82 tahun saat ia sedang
berpuasa dan membaca al-Qur’an hingga kitab suci itu turut tergenangi darah.
1. Perekonomian Masa Utsman bin Affan (644-656 M)
Sebelum Khalifah Umar wafat, ia membentuk tim yang etrdiri dari enam orang untuk
memilih seorang di antara mereka sebagai penggantinya. Keenam orang itu adalah Utsman
ibn Affan, Ali ibn Abi Thalib, Thalhah, Zubair ibn al-Awwam, Saad ibn Abi Waqqas, dan
Abdurrahman bin Auf. Setelah Umar wafat, tim tersebut bermusyarah dan berhasil menunjuk
Utsman ibn Affan sebagai Khalifah Islam ketiga. Pada masa pemerintahannya yang
berlangsung selama 12 tahun, Khalifah Utsman berhasil melakukan ekspansi ke wilayah
Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan
Tabaristan.
Pada awal pemerintahan, Utsman mencoba melanjutkan dan mengembangkan
kebijaksanaan yang dijalankan khalifah Umar. Antara lain dengan melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Pembangunan pengairan.
b. Pembentukan organisasi kepolisian untuk menjaga keamanan perdagangan.
c. Pembangunan gedung pengadilan, guna penegakan hukum.
d. Kebijakan pembagian lahan luas milik raja Persia kepada individu dan hasilnya
mengalami peningkatan bila dibandingkan pada masa Umar dari 9 juta menjadi 50
juta dirham.
Pemasukan negara dari zakat, jizyah, dan juga rampasan perang semakin besar. Pada enam
tahun pertama kepemimpinannya, Balkh, Kabul, Ghazni Kerman, dan Sistan ditaklukkan.
Untuk menata pendapatan baru, kebijakan Umar diikuti. Tidak lama, Islam mengakui empat
kontrak dagang setelah negara-negara tersebut ditaklukkan kemudian tindakan efektif
diterapkan dalam rangka pengembangan sumber daya alam. Aliran air digali, jalan dibangun,
pohon-pohon, buah-buahan ditanam dan keamanan perdagangan diberikan dengan cara
pembentukan organisasi kepolisian tetap.
Khalifah Utsman tetap mempertahankan sistem pemberian bantuan dan santunan serta
memberikan sejumlah besar uang kepada masyarakat yang berbeda-beda. Meskipun meyakini
prinsip persamaan dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, ia memberikan bantuan
yang berbeda pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam pengelolaan zakat, khalifah Utsman
mendelegasikan kewenangan menaksir harta yang dizakati kepada para pemiliknya masing-
masing. Hal ini dilakukan untuk mengamankan zakat dari berbagai gangguan dan masalah
dalam pemeriksaan kekayaan yang tidak jelas oleh oknum pengumpul zakat.
Dengan harapan dapat memberikan tambahan pemasukan bagi Baitul Mal, Khalifah
Utsman menerapkan kebijakan membagi-bagikan tanah negara kepada individu-individu
untuk tujuan reklamasi. Dari hasil kebijakannya, negara mempeolrh pendapatan sebesar 50
juta dirham atau naik 41 juta dirham jika dibandingkan pada masa Umar bin Khattab yang
tidak membagi-bagikan tanah tersebut. Memasuki enam tahun kedua masa pemerintahan
Utsman bin Affan, tidak terdapat perubahan sistem ekonomi yang cukup signifikan. Berbagai
kebijakan Khalifah Utsman yang banyak menguntungkan keluarganya telah menimbulkan
benih kekecewaan yang mendalam pada sebagian besar kaum Muslimin. Akibatnya, pada
masa ini pemerintahannya lebih banyak diwarnai oleh kekacauan politik yang berakhir
dengan terbunuhnya sang Khalifah.
2. Ilmu Pengetahuan Masa Utsman bin Affan (644-656 M)
Ilmu Pengetahuan Masa Utsman bin Affan Terpilihnya Utsman bin Affan sebagai khalifah
ketiga, tentunya tidak pernah lepas dari peran masyarakat. Pasca wafat Khalifah Abu Bakar
dan Umar bin Khattab, pengemban dan meneruskan perjuangan agama Islam dilanjutkan oleh
khalifah selanjutnya, Utsman bin Affan. Setelah terpilih sebagai khalifah, Ustman bin Affan
segera menerapkan sistem kebijakan agama Islam yang didasarkan kepada khalifah
pendahulunya. Kebijakan perkembangan agama Islam yang dilakukan oleh khalifah Utsman
bin Affan banyak mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Hal tersebut membuat
masyarakat memberikan sambutan positif terhadap proses perkembangan agama Islam.
Kebijakan perkembangan agama Islam yang telah digagas oleh Khalifah Utsman bin Affan
bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai ajaran agama Islam yang lebih luas, yang
berdasarkan Al-Qur’an dan hadist, dan juga untuk mensejahterakan masyarakatnya dalam
senantiasa memelihara Al-Qur’an dan hadist, sebagai pedoman hidup semua umat manusia
dan kaum muslimin. Dalam bab ini telah memaparkan hasil dari penelitian yang mencakup,
kebijakan kepemimpinan khalifah Utsman bin Affan (644-656 M) terkait hukum fiqih dan
dalam hukum-hukum ibadah dan muamalah.

Anda mungkin juga menyukai