Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang Masalah Utsman bin Affan adalah seorang sahabat yang sangat menyayangi

Allah SWT dan Rasulullah. Hal ini terlihat dari ketaatannya menjalankan perintah Allah SWT. Ia
menggunakan malam hari untuk membaca Al-Quran, berdzikir, dan shalat malam. Tidak hanya
dalam beribadah, Utsman juga banyak melakukan amal saleh untuk kemaslahatan umat. Utsman
berasal dari keluarga yang kaya raya silsilah Bani Umayyah. Utsman dikenal sebagai orang yang
berakhlak mulia dan berpendidikan tinggi. Kelebihan-kelebihan pada diri Utsman tidak
membuatnya sombong dan bersikap merendahkan orang lain. Setelah menginjak dewasa,
Utsman menjadi saudagar yang sukses. Dengan usahanya tersebut, Utsman memiliki harta yang
banyak. Sekalipun demikian, Utsman bukan seorang saudagar yang menumpuk harta tanpa
memberikan sedekah. Ia banyak menyedekahkan harta untuk fakir miskin. Ia juga hidup
sederhana. Utsman pernah menjamu banyak orang dengan hidangan yang lezat dan terlihat
mewah, padahal dirumahnya ia hanya makan roti dengan minyak

Us\ma>n merupakan khalifah ketiga umat Islam di periode awal Islam. Ia menggantikan
kepemimpinan ‘Umar bin Khat}t}a<>b. Jika ‘Umar ditunjuk oleh Abu> Bakar sebagai khalifah
kedua, maka Us\ma>n diangkat sebagai khalifah bukan melalui sistem ditunjuk, melainkan
sistem formatur. Hitti6 menyebut bahwa ‘Umar membentuk dewan formatur yang terdiri atas
enam orang, yakni ‘Ali> bin Abi T{a>lib, Us\ma>n bin ‘Affa>n, Zubayr bin al-Awwa>m,
T{alh}ah bin ‘Abdulla>h, Sa‘id bin Abi> Waqqa>sh dan ‘Abd al-Rah}ma>n bin ‘Awf. 7 Dewan
formatur harus memilih satu di antara mereka untuk menjadi khalifah. Khalifah harus sudah
terpilih tiga hari setelah dewan dibentuk, dan diumumkan di hari keempat. Dewan formatur
memiliki tata cara pemilihan khalifah. Pertama, jika setiap calon memperoleh suara imbang,
maka mereka harus meminta masukan dan dukungan dari ‘Abdulla>h bin ‘Umar terhadap salah
satu calon. Jika tidak diterima, mereka bisa meminta pendapat dukungan ‘Abd al-Rah}ma>n bin
‘Awf. Jika ada yang menolak keputusan yang diambil, maka akan dihukum penggal. Setelah
‘Umar bin Khat}t}a>b wafat, dewan formatur segera bersidang, dan sidang dipimpin oleh ‘Abd
al-Rah}ma>n bin ‘Awf. Ada dua calon kuat sebagai khalifah, yakni ‘Us\ma>n dan ‘Ali>.
  Dakwah pada masa Umar ibn Khatthab
a.    Penyempurnaan Fath Irak
Irak dijadikan pangkalan kekuatan kaum Muslimin untuk melakukan perluasan ke negeri-
negeri Persia lainnya. Irak saat itu meliputi kawasan Kuffah (ibu kota Islam pada masa Ali),
kemudian Baghdad (ibu kota Islam pada masa Abbasiyah), dan Samra yang didirika pada masa
Mu’tasyim.
b.    Iran
Setelah Irak ditaklukkan, kemudian negeri-negeri lain pun di Persia juga ditaklukkan,
diantaranya negeri-negeri di seberang sungai. Dengan demikian habislah riwayat Imperium
Persia.

'Utsman bin Affan (bahasa Arab: ‫عثم>>ان بن عف>>ان‬, 579 – 17 Juni 656 M/12 Dzulhijjah 35 H)
 adalah khalifah ketiga yang berkuasa pada tahun 644 sampai 656 dan merupakan Khulafaur
[5]

Rasyidin dengan masa kekuasaan terlama. Sama seperti dua pendahulunya, 'Utsman termasuk
salah satu sahabat utama Nabi Muhammad. Pernikahannya berturut-turut dengan dua putri Nabi
Muhammad membuatnya mendapat julukan Dzun Nurrain (pemilik dua cahaya).

Terlahir dari keluarga saudagar yang sejahtera, 'Utsman dikenal sebagai pribadi yang lembut dan
murah hati. Sumbangsihnya yang paling menonjol dan sangat melekat padanya adalah
kedermawanan dalam memberikan harta. 'Utsman pernah membeli sumur seorang Yahudi
dengan harga sangat mahal saat kemarau dan mempersilakan penduduk mengambil air dari sana
dengan cuma-cuma. Saat Perang Tabuk meletus, 'Utsman turut serta menyumbangkan ratusan
unta dan kuda selain uang sejumlah ribuan dirham.

Sepeninggal 'Umar, 'Utsman menggantikannya sebagai khalifah pada saat usianya sudah
menginjak sekitar 64 atau 65 tahun, menjadikannya sebagai salah satu khalifah tertua saat
berkuasa. Berbeda dengan 'Umar yang memusatkan segala urusan negara dalam kendali kuat
khalifah, 'Utsman cenderung memberikan hak otonomi yang lebih longgar pada bawahannya.
Hal ini menjadikan perluasan wilayah kekhalifahan dapat dilangsungkan secara lebih mandiri,
sehingga dapat mencapai wilayah yang lebih jauh. Pada masanya, kekhalifahan sudah
mencapai Khorasan Raya (kawasan Asia Tengah) di batas timur. Di masanya, masyarakat
Muslim dan non-Muslim menjadi lebih makmur dalam masalah ekonomi dan menikmati
kebebasan yang lebih besar di bidang politik.

Terlepas dari segala capaian dan sumbangsih yang telah dilakukan, 'Utsman dikritik keras atas
beberapa kebijakannya, yang utama terkait keluarga besarnya yang dipandang lebih
dikedepankan untuk menempati berbagai kedudukan penting. Kelonggaran yang diberikan
'Utsman juga menjadi jalan bagi pihak oposisi untuk melakukan demonstrasi besar hingga
berujung pada upaya pemberontakan dan pengepungan kediamannya pada tahun 656. Meski
demikian, 'Utsman yang tidak mau menjadi penyebab perang saudara menolak bantuan militer
dari sanak saudaranya atau pihak lain, menjadikannya terbunuh pada akhir pengepungan.

Anda mungkin juga menyukai