Abstrak
Batasan asma menurut Global Initiative for Asthma (GINA) adalah penyakit heterogen berupa inflamasi kronik saluran
nafas. Gejala penyakit ini berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang bervariasi serta keterbatasan aliran
udara yang bervariasi.Wheezing berulang dan / atau batuk kronik berulang merupakan titik awal untuk menegakkan
diagnosis. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis seperti uji fungsi paru. Penyakit ini dapat diklasifikasikan
menjadi asma episodik jarang, episodik sering serta persisten. Sedangkan saat serangan dibagi menjadi asma serangn
ringan, sedang, berat dan ancaman henti napas. Tujuan tatalaksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin
tercapainya potensi tumbuh kembang anak secara optimal.
Korespondensi : dr. Roro Rukmi W,Sp.A. Jl. Soemantri Brodjonegoro No.1.Fakultas Kedokteran Unila. Bandar Lampung
saluran napas bersifat difus dan bervariasi besar (>6 tahun) pemeriksaan faal paru
derajatnya, dapat membaik spontan atau sebaiknya dilakukan. Uji fungsi paru yang
dengan pengobatan. Penyempitan saluran sederhana dengan peak flow meter, atau yang
napas ini menyebabkan gejala batuk, rasa lebih lengkap dengan spirometer. Uji provokasi
berat di dada, mengi, dan hiperesponsivitas bronkus dengan histamin, metakolin, latihan
bronkus terhadap berbagai stimuli. (exercise), udara kering dan dingin atau dengan
Penyebabnya multifaktor, yang utama adalah NaCl hipertonis, sangat menunjang
kontraksi otot polos bronkus yang diprovokasi diagnosis.7,8,9 Pemeriksaan ini berguna untuk
oleh mediator yang dilepaskan sel inflamasi. 3,4 mendukung diagnosis asma anak melalui 3 cara
Etiologi remodelling saluran pernapasan yaitu didapatkannya yaitu :
berhubungan dengan perubahan struktural 1. Variabilitas pada PFR atau FEVI > 15 %
matiks saluran pernafasan yang menyertainya
Variabilitas harian adalah perbedaan nilai
dalam jangka waktu yang lama dan inflamasi
saluran pernapasan yang semakin berat. Akibat (peningkatan / penurunan) hasil PFR dalam
dari perubahan tersebut menyebabkan satu hari. Penilaian yang baik dapat
obstruksi saluran pernapasan semakin dilakukan dengan variabilitas mingguan
persisten dan mungkin tidak dapat ditangani yang pemeriksaan berlangsung > 2 minggu.
kembali.5,6 2. Reversibilitas pada PFR atau FEVI > 15%
Reversibilitas adalah perbedaan nilai
3. Hipersekresi mukosa
Hipersekresi mukosa dikarenakan (peningkatan) PFR atau FEVI setelah
terjadi hiperplasia kelenjar submukosa dan sel pemberian inhalasi bronkodilator.
goblet pada saluran napas penderita asma 3. Penurunan > 20 % pada FEVI (PD20 atau
yang disebabkan oleh aktivasi mediator PC20) setelah provokasi bronkus dengan
inflamasi. Penyumbatan saluran napas oleh metakolin atau histamin.
mukus hampir selalu didapatkan pada asma
yang berat. Hipersekresi mukus akan Pada pasien dengan batuk produktif,
mengurangi gerakan silia, mempengaruhi lama infeksi respiratorik berulang, gejala respiratorik
inflamasi, dan menyebabkan kerusakan sejak masa neonatus, muntah dan tersedak,
struktur/ fungsi epitel.2,7 gagal tumbuh, atau kelainan fokal paru,
diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Wheezing berulang dan / atau batuk Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah foto
kronik berulang merupakan titik awal untuk Rontgen paru, uji fungsi paru, dan uji
menegakkan diagnosis. Hal yang termasuk provokasi. Selain itu mungkin juga perlu
perlu dipertimbangkan kemungkinan asma diperiksa foto Rontgen sinus paranasalis, uji
adalah anak-anak yang hanya menunjukkan keringat, uji imunologis, uji defisiensi imun,
batuk sebagai satu-satunya tanda dan pada pemeriksaan refluks, uji mukosilier, bahkan
saat diperiksa tanda wheezing, sesak dan lain- tindakan bronkoskopi.10,11
lain sedang tidak timbul. Sehubungan dengan Klasifikasi asma menurut Global
kesulitan mendiagnosis asma pada anak kecil., Initiative for Asthma (GINA) 2009 dibagi
khususnya anak di bawah 3 tahun, respons menjadi 3 derajat penyakit, yaitu asma
yang baik terhadap obat bronkodilator dan episodik jarang, asma episodik sering, dan
steroid sistemik (5 hari) dan dengan asma persisten.
penyingkiran penyakit lain diagnosis asma
menjadi lebih definitif. Untuk anak yang sudah
4 Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan
malam
5 Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
Tujuan tatalaksana asma anak secara 4. Uji fungsi paru senormal mungkin, tidak ada
umum adalah untuk menjamin tercapainya variasi diurnal yang mencolok.
potensi tumbuh kembang anak secara 5. Kebutuhan obat seminimal mungkin dan
optimal. Secara lebih rinci tujuan yang ingin tidak ada serangan.
dicapaiadalah :13 6. Efek samping obat dapat dicegah agar
1. Pasien dapat menjalani aktivitas normalnya, tidak atau sesedikit mungkin timbul,
termasuk bermain dan berolahraga. terutama yang mempengaruhi tumbuh
2. Sesedikit mungkin angka absensi sekolah. kembang anak.
3. Gejala tidak timbul siang ataupun malam Manajemen pendekatan asma
hari. berdasarkan kontrol dewasa dan anak usia ≥ 5
tahun adalah sebagai berikut:
Crapo JD, Glassroth J, Karlinsky JB, King TE, Jakarta : BP Ikatan Dokter anak Indonesia
editors. Baum’s textbook of Pulmonary 2008; h 120-31.
Diseases. Seventh edition. Philadelphia :
12. Depkes RI. Pedoman pengendalian asma.
Lippincott Williams & Wilkins 2004; p 179-
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2007.
98.
13. Rahajoe NN. Tatalaksana jangka panjang
11. Supriyanto B, Makmuri MS. Serangan
asma pada anak. Dalam: Rahajoe NN,
Asma Akut. Dalam: Rahajoe NN,
Supriyatno B, Setyanto DB, editor. Buku
Supriyatno B, Setyanto DB, editor. Buku
ajar respirologi anak. Edisi pertama.
ajar respirologi anak. Edisi pertama.
Jakarta : BP Ikatan Dokter anak Indonesia
2008; h 134-47.