Anda di halaman 1dari 3

Secara administratif, kawasan perbatasan darat Indonesia-Malaysia meliputi 2 (dua) provinsi

yaitu Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, dan terdiri dari 8 (delapan) Kabupaten,
yaitu Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu (Kalimantan Barat),
Malinau, Nunukan, dan Kutai Barat (Kalimantan Timur).

Garis perbatasan darat di Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan negara bagian Sabah dan
Sarawak Malaysia secara keseluruhan memiliki panjang 1.885,3 km. Jumlah pilar batas yang ada
hingga tahun 2007 secara keseluruhan berjumlah 9.685 buah, terdiri dari pilar batas tipe A
sebanyak 4 unit, tipe B sebanyak 18 unit, tipe C sebanyak 225 unit dan tipe D sebanyak 9438
unit. Kondisi tugu batas pada umumnya masih memprihatinkan dan jumlahnya masih kurang
dibandingkan dengan panjang garuis perbatasan yang ada.

Berdasarkan perjanjian Lintas Batas antara Indonesia dan Malaysia tahun 2006, secara
keseluruhan telah disepakati sebanyak 18 pintu batas (exit and entry point) di kawasan ini.
Hingga tahun 2007, baru terdapat 2 (dua) pintu batas resmi yaitu di Entikong, kabupaten
Sanggau dan Nanga Badau (Kabupaten Kapuas Hulu). Adanya keterikatan kekeluargaan dan
suku antara masyarakat Indonesia dan Malaysia di kawasan ini menyebabkan terjadinya arus
orang dan perdagangan barang yang bersifat tradisional melalui pintu-pintu perbatasan yang
belum resmi.

Potensi sumberdaya alam wilayah perbatasan di Kalimantan cukup besar dan bernilai
ekonomi sangat tinggi, terdiri dari hutan produksi (konversi), hutan lindung, taman nasional, dan
danau alam, yang semuanya dapat dikembangkan menjadi daerah wisata alam (ekowisata).
Beberapa areal hutan tertentu yang telah dikonversi tersebut telah berubah fungsi menjadi
kawasan perkebunan yang dilakukan oleh beberapa perusahaan swasta nasional maupun yang
bekerjasama dengan perkebunan asing yang umumnya berasal Malaysia. Namun demikian
secara umum infrastruktur sosial ekonomi di kawasan ini, baik dalam aspek pendidikan,
kesehatan, maupun sarana prasarana penunjang wilayah, masih memerlukan banyak
peningkatan. Jika dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, kawasan ini masih relatif
tertinggal pembangunannya.

Anda mungkin juga menyukai