Anda di halaman 1dari 44

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

JURUSAN TEKNIK MESIN


PRODI D3 ALAT BERAT

ALAT BERAT
Oleh:
Ir. Wahyu Anhar, S.T., M.Eng.
DASAR
MANAJEMEN
DEFINISI MANAJEMEN (1)

Manajemen berasal dari bahasa Perancis yaitu ‘menegement’ yang berarti seni
untuk mengatur atau mengelola sesuatu. Dalam bahasa Inggris, kata ‘manage’
berarti mengendalikan atau mengelola.

Secara umum, manajemen dikenal sebagai sebuah proses yang mengatur


kegiatan atau perilaku sehingga menimbulkan efek yang baik.

Secara etimologi, definisi manajemen adalah sebuah seni/cara mengarahkan


orang lain untuk mencapai tujuan utama sebuah organisasi atau bisnis melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan sumber
daya dengan cara yang efektif dan efisien.
DEFINISI MANAJEMEN (2)

Menurut George R. Terry, dalam buku Principles of Management:


Manajemen adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerak dan pengendalian, yang dilakukan untuk menentukan dan
mencapai tujuan dengan menggunakan orang dan sumber daya.

Berdasarkan definisi ini, maka dikenal “fungsi manajemen”

PELAKSANA MANAJEMEN

Seseorang yang melakukan “manajemen” dapat ditunjuk sebagai “manajer”


yang merupakan bagian anggota manajemen atau pemimpin eksekutif.
FUNGSI MANAJEMEN (1)

Untuk mencapai tujuan organisasi atau bisnis secara maksimal, manajer harus
mampu menguasai seluruh fungsi manajemen yang ada.

Fungsi manajemen menurut Henry Fayol dan G.R. Terry bahwa terdapat empat
fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
(penggerak), dan pengendalian.

Perencanaan merupakan fungsi utama dari sebuah manajemen. Tanpa


perencanaan, fungsi lain dalam manajemen tidak dapat berjalan dengan baik.
Manajemen berfungsi untuk menyusun strategi awal dalam mencapai tujuan
yang sudah ditentukan. Seorang manajer akan mengevaluasi rencana sebelum
mengambil tindakan dan kemudian memilih rencana manakah yang paling
cocok digunakan.
FUNGSI MANAJEMEN (2)

Tujuan dari pengorganisasian adalah membagi suatu tugas yang besar menjadi
kegiatan yang lebih kecil-kecil. Melalui pengorganisasian, seorang manajer dapat
mengawasi dan mengontrol kelompoknya agar dapat melaksanakan tugas secara
tepat. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa saja
yang harus dikerjakan, siapa saja yang harus mengerjakan, bagaimana tugas
tersebut dapat dikelompokkan, dan siapa yang bertanggung jawab.

Penempatan adalah langkah selanjutnya dari pengorganisasian. Seorang


manajer harus mengetahui minat dan kemampuan seseorang untuk melakukan
suatu pekerjaan. Dalam hal ini, seorang manajer harus dapat melihat
kemampuan minat dan bakat setiap anggotanya.
FUNGSI MANAJEMEN (3)

Pengarahan atau directing adalah usaha agar setiap anggota kelompok dapat
bekerja untuk mencapai sasaran sesuai tujuan perusahaan. Fungsi pengarahan
adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan sehat sehingga
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam bekerja. Salah satu contoh
kegiatan pengarahan adalah pemberian motivasi kepada anggota kelompok
atau memberikan tugas dan penjelasan secara rutin.

Fungsi pengawasan digunakan untuk menilai kinerja dengan berpatokan


standar yang telah dibuat, juga melakukan perbaikan apabila diperlukan. Contoh
dari fungsi pengawasan adalah melakukan evaluasi secara berkala terhadap
keberhasilan target dengan mengikuti standar indikator yang sudah ditentukan.
Seorang manajer juga harus melakukan klarifikasi dan koreksi jika terjadi
penyimpangan lalu memberikan alternatif solusi terhadap setiap permasalahan.
KONSEP
MUTU
KONSEP MUTU (1)

Mutu memiliki pengertian yang bervariasi. Mutu mengimplikasikan hal-hal


yang berbeda pada masing-masing orang.

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang setuju terhadap upaya


peningkatan mutu. Hanya saja, masalah yang muncul kemudian adalah
kurangnya kesamaan makna tentang mutu tersebut.

Diperlukan pemahaman yang jelas terhadap variasi makna mutu, jika tidak
maka mutu akan hanya menjadi slogan belaka.
KONSEP MUTU (2)

Mutu sebagai sebuah konsep yang absolut

Dalam definisi yang absolut, sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari
standar yang sangat tinggi yang tidak dapat diungguli.

Sebagai contoh, “mobil bermutu” adalah mobil hasil rancangan istimewa,


mahal, dan memiliki interior dari kulit. Dalam kasus ini langka dan mahal
adalah 2 nilai penting dalam definisi mutu.

Mutu dalam pandangan ini (absolut) menyampaikan bahwa, barang yang


memiliki “mutu”, akan membuat pemiliknya berbeda dari orang lain yang
tidak mampu memilikinya.

Memunculkan istilah high quality atau top quality (mutu tinggi).


KONSEP MUTU (3)

Mutu sebagai sebuah konsep yang relatif

Dalam definisi yang relatif, mutu bukan sebagai suatu atribut


produk/layanan, tetapi sesuatu yang dianggap berasal dari produk/layanan
tersebut.

Mutu dapat dikatakan ada apabila sebuah layanan memenuhi spesifikasi


yang ada.

Produk/layanan yang memiliki mutu (dalam konsep relatif) tidak harus


mahal dan eksklusif. Produk/layanan tersebut tidak harus spesial, tetapi
harus asli, wajar, dan familiar.

Definisi relatif tentang mutu memiliki 2 aspek. Pertama adalah


menyesuaikan diri dengan spesifikasi. Kedua adalah memenuhi kebutuhan
pelanggan .
KONSEP MUTU (4)

Definisi mutu menurut pelanggan

Siapa yang berhak menentukan mutu? Produsen atau konsumen?


Hal ini perlu dipertanyakan sebab pandangan produsen dengan konsumen
tidak selalu sama.

Terkadang terjadi penolakan oleh konsumen terhadap produk/layanan yang


menurut produsen sudah sempurna dan bermanfaat.

Organisasi/institusi yang menganut konsep TQM melihat mutu sebagai


sesuatu yang didefinisikan oleh pelanggan mereka. Pelanggan adalah wasit
terhadap mutu dan institusi sendiri tidak akan mampu bertahan tanpa
mereka (pelanggan).
KONSEP MUTU (5)

Mutu dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui


keinginan dan kebutuhan pelanggan (mutu sesuai persepsi/quality in
perception).

Standar produk atau jasa


Kesesuaian dengan spesifikasi
Kesesuaian dengan tujuan dan manfaat
Tanpa cacat (zero defects)
Selalu baik sejak awal
Standar pelanggan
Kepuasan pelanggan
Memenuhi kebutuhan pelanggan
Menyenangkan pelanggan
KONTROL MUTU, JAMINAN MUTU & MUTU TERPADU (1)

Terdapat 3 gagasan lain terkait mutu, yakni: kontrol mutu (quality control),
jaminan mutu (quality assurance), dan mutu terpadu (total quality).

Kontrol mutu melibatkan deteksi dan eliminasi komponen/produk gagal


yang tidak sesuai dengan standar. Ini merupakan proses pasca produksi
yang melacak dan menolak item cacat.

Kontrol mutu biasanya dilakukan oleh pekerja-pekerja yang dikenal sebagai


“pemeriksa mutu”. Inspeksi dan pemeriksaan adalah metode umum dari
kontrol mutu.

Jaminan mutu bertujuan untuk mencegah terjadi kesalahan sejak awal


proses produksi. Jaminan mutu menjamin bahwa proses produksi
menghasilkan produk yang sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
KONTROL MUTU, JAMINAN MUTU & MUTU TERPADU (2)

Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi atau menghasilkan jasa


yang bebas dari cacat dan kesalahan.

TQM (total quality manajemen) merupakan perluasan dan pengembangan


dari jaminan mutu. TQM adalah tentang usaha menciptakan sebuah kultur
mutu, yang mendorong semua anggota institusi/organisasi untuk
memuaskan para pelanggan.
KONTROL MUTU, JAMINAN MUTU & MUTU TERPADU (3)

Hirarki konsep mutu

Jaminan
mutu
terpadu Perbaikan yang
Jaminan
kontinyu
mutu
Kontrol Pencegahan
mutu
Deteksi
Inspeksi
TOTAL QUALITY
MANAGEMENT
(TQM)
DEFINISI TQM

TQM (total quality manajemen) merupakan sistem manajemen yang dinamis


yang mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan
konsepsi dan teknik pengendalian mutu untuk tercapainya kepuasan
pelanggan dan yang mengerjakannya*.

Industri yang melakukan inovasi secara konstan, melakukan perbaikan dan


perubahan secara terarah, dan mempraktekkan TQM, akan mengalami
siklus perbaikan secara terus menerus.
KOLEGA SEBAGAI PELANGGAN*

Aspek fokus pelanggan TQM tidak hanya melibatkan perlunya pemenuhan


kebutuhan pelanggan eksternal.

Kolega dalam institusi adalah juga pelanggan, yang memerlukan pelayanan


internal agar mereka mampu mengerjakan tugas secara efektif. Setiap orang
yang bekerja dalam industri adalah penyedia jasa sekaligus pelanggan.

Metode terbaik untuk mengembangkan fokus pelanggan internal adalah


membantu individu anggota staf agar mampu mengidentifikasi para
penerima jasa mereka.

Hal ini dikenal dengan “analisa antrian jasa” dan berkisar seputar
pertanyaan: siapa orang yang paling utama anda layani? Siapa yang
bergantung pada anda agar tugas mereka dapat berjalan dengan tepat?
KAIZEN (1)

TQM diwujudkan dalam rangkaian proyek-proyek berskala kecil.

Jepang memiliki 1 kata dalam yang menjelaskan pendekatan perbaikan


terus menerus ini: kaizen. Terjemahan bebas dari istilah ini adalah
perbaikan sedikit demi sedikit (step by step improvement).

Filosofi TQM memang berskala besar, inspirasional dan menyeluruh, namun


implementasi praktisnya justru berskala kecil, sangat praktis, dan
berkembang.

Skema yang muluk-muluk tidak menimbulkan kemajuan, sebab hal


sedemikian sering terjebak pada kurangnya SMD, dan buntunya SDM bisa
mengakibatkan sinisme dan ketidakpuasan.
KAIZEN (2)

Esensi kaizen adalah proyek kecil yang berupaya untuk membangun


kesuksesan dan kepercayaan diri, mengembangkan dasar peningkatan
selanjutnya.

Menurut Joseph Juran bahwa metode paling baik untuk mengerjakan


proyek besar adalah dengan memisahkannya ke dalam pekerjaan-pekerjaan
kecil yang terkendali.
TUJUAN TQM

1. Terlaksananya kebijaksanaan dan sasaran perusahaan


2. Peningkatan kerjasama dan semangat karyawan
3. Pengembangan kemampuan karyawan

Peningkatan produktivitas dan perbaikan titik impas

Kemajuan
Kemakmuran
Kebahagiaan
CAKUPAN MUTU

Hasil karya (quality of product)


Biaya (cost)
Waktu (delevery time)
Keselamatan (safety)
Semangat kerja (morale)
KERJASAMA / PARTISIPASI TERPADU
HUBUNGAN ATASAN – BAWAHAN (1)

GOAL SETTING (P)


Sasaran ditetapkan bersama-sama (collaborative) bukan berdasarkan
perintah (order)
HUBUNGAN ATASAN – BAWAHAN (2)

GOAL ACCOMPLISHMENT (D)


Pencapaian sasaran bukan dengan pengawasan (control) melainkan dengan
kerjasama (coorperation)
HUBUNGAN ATASAN – BAWAHAN (3)

EVALUATING PROCESS (C)


Akan berhasil jika:
• Bersama-sama mengkonfirmasi fakta
• Apresiasi
• Bersama-sama memperbaiki kesalahan-kesalahan
• Saling memberi semangat di dalam meningkatkan hasil kerja yang akan
datang
HUBUNGAN ATASAN – BAWAHAN (4)

COUNTER ACTION (A)


TQM - BEBERAPA MISKONSEPSI (1)

TQM bukan beban, TQM tidak dapat diterapkan pada dan untuk anda. Agar
TQM berjalan baik, maka sebuah institusi harus mau memperkenalkannya
terlebih dahulu.

TQM bukan inspeksi, TQM merupakan suatu keinginan untuk selalu


mencoba mengerjakan segala sesuatu dengan “selalu baik sejak awal”.
TQM tidak menyediakan kesempatan untuk memeriksa jikalau ada yang
salah.

Pembicaraan TQM bukan mengenai bagaimana cara mengerjakan agenda


orang lain, melainkan agenda yang telah ditetapkan oleh pelanggan, dan
klien.
TQM - BEBERAPA MISKONSEPSI (2)

TQM bukanlah tugas yang hanya dikerjakan manajer senior yang


selanjutnya memberikan arahan kepada bawahannya. Kata “total” (terpadu)
dalam TQM menegaskan bahwa setiap orang yang berada dalam organisasi
harus terlibat dalam upaya melakukan peningkatan terus menerus.

Kata “manajemen” dalam TQM berlaku bagi setiap orang, sebab setiap
orang dalam sebuah institusi, apapun status, posisi/peranannya, adalah
manajer bagi tanggungjawabnya masing-masing.

Program TQM tidak harus menggunakan nama TQM. Beberapa organisasi


memasukkan filosofi TQM dengan menggunakan nama yang mereka pilih.
TQM - BEBERAPA MISKONSEPSI (3)

Boots the Chemist menyebut program mutu dengan “Assured Shopping”.


American Express menggunakan istilah “American Express Quality
Leadership (AEQL)”, dan lain-lain.

Total quality control, total quality service, continous improvement, strategic


quality management, systematic improvement, quality first, quality
initiatives, service quality adalah sebagian dari beberapa nama yang
digunakan institusi dalam menerapkan TQM.
ALAT DAN TEKNIK KENDALI MUTU (1)

LEMBAR PENGUMPULAN DATA (CHECK SHEET)

Lembar pengumpulan data merupakan alat bantu untuk memudahkan


pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun
kondisi kerja yang ada.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat lembar pengumpulan data:


Maksud pembuat harus jelas
• Apa yang perlu diketahui?
• Apakah data yang di dapat sudah cukup lengkap sebagai dasar bertindak?
Stratifikasi (pengelompokkan) dengan baik
• Mudah dipahami dan diisi
• Memberikan data yang lengkap tentang apa yang ingin diketahui
Dapat diisi dengan cepat dan mudah, kalau perlu gunakanlah gambar
ALAT DAN TEKNIK KENDALI MUTU (2)

Contoh lembar pengumpulan data cacat / kerusakan


ALAT DAN TEKNIK KENDALI MUTU (3)

HISTOGRAM

Kegunaan dari histogram adalah untuk mengetahui distribusi / penyebaran data


yang ada.

Contoh histogram kondisi ukuran fisik karyawan


ALAT DAN TEKNIK KENDALI MUTU (4)

DIAGRAM PARETO

Kegunaan diagram Pareto:


1. Menunjukkan persoalan utama
2. Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan
3. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan pada daerah yang
terbatas
4. Menunjukkan perbandingan masing-masing persoalan sebelum dan sesudah
perbaikan
ALAT DAN TEKNIK KENDALI MUTU (5)
ALAT DAN TEKNIK KENDALI MUTU (6)

DIAGRAM TULANG IKAN / DIAGRAM SEBAB AKIBAT

Diagram ini berguna untuk menemukan faktor-faktor yang berpengaruh pada


karakteristik kualitas

Prinsip yang dipakai untuk membuat diagram sebab akibat ini adalah “sumbang
saran / brainstorming”
ALAT DAN TEKNIK KENDALI MUTU (7)

STRATIFIKASI / PENGELOMPOKKAN

Guna stratifikasi adalah agar dapat melihat dengan terperinci karakteristik kualitas
dan juga akibat dari pelaksanaan karakteristik kualitas tersebut
ALAT DAN TEKNIK KENDALI MUTU (8)

DIAGRAM PENCAR / SCATTER DIAGRAM

Dipakai untuk melihat korelasi (hubungan) dari suatu penyebab/faktor yang


kontinyu terhadap suatu karakteristik kualitas atau faktor yang lain
ALAT DAN TEKNIK KENDALI MUTU (9)

BAGAN PENGENDALI

Ciri-ciri bagan pengendali (control chart):


• Untuk menunjukkan transisi data sepanjang waktu yang berjalan
• Untuk mengontrol limit (secara umum: upper dan lower control limit)

Contoh control lembur


(overtime control)
Untuk mengontrol rata-rata
jam lembur harian
karyawan gudang dalam
menerima dan mengirimkan
barang
ALAT DAN TEKNIK KENDALI MUTU (10)

SUMBANG SARAN / BRAINSTORMING

Didefinisikan sebagai cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok


manusia dalam waktu yang sangat singkat
ALAT DAN TEKNIK KENDALI MUTU (11)

Prinsip teknik brainstorming:


1. Tidak menghalangi seseorang berbicara
2. Tidak mengkritik ucapan orang lain
3. Lebih banyak ide, lebih baik
4. Mengambil manfaat dari ide orang lain
5. Setiap orang bertanggung jawab atas idenya
Referensi

Pengendalian Mutu Terpadu, Training Centre Department,


PT. United Tractors, Jakarta.
Contact Person:
Wahyu Anhar
Politeknik Negeri Balikpapan
HP. 0817263224
email: wahyu.anhar@poltekba.ac.id

Anda mungkin juga menyukai