Anda di halaman 1dari 19

DIH, Jurnal Ilmu Hukum

Agustus 2012, Vol. 8, No. 16, Hal. 67 - 85

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN PERDAGANGAN ANAK


BERDASARKAN PASAL 68 UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2002
TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

M. Taqyuddin Akbar
Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya

Abstract

Perdagangan manusia (trafficking) dapat di pahami sebagai suatu aktifitas yang meliputi
proses perekrutan, pengangkatan, pemindahan, penampungan atau penerimaan seseorang
dengan ancaman atau penggunanaan kekerasan atau bentuk-bentuk pemaksaan lainnya,
yaitu penculikan, pemalsuan, penipuan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi ataupun
memberi atau menerima bayaran serta manfaat tertentu sehingga memperoleh persetujuan
dari orang-orang yang memegang kendali atas orang lain yang rentan tereksploitasi.
Eksploitasi disini meliputi eksploitasi dengan cara memprostitusikan anak atau bentuk
eksploitasi seksual lainnya, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik-praktik
lain yang serupa dengan perbudakan, penghambaan atau pengambilan organ-organ
tubuh.Perdagangan anak yang marak terjadi saat ini bentuknya beragam dengan anak
sebagai sasaran uatama karena anak dianggap lemah, tidak memahami hukum yang
berlaku, anak cenderung diam dengan gaji kecil, anak mudah ditipudaya dengan
barang/materi kebutuhan anak. Sedangkan faktor ekternal adanya perdagangan anak adalah
kebutuhan tenaga kerja anak yang murah, perkembangan industri hiburang yang mengarah
pada seksualitas anak, dan kurangnya keseriusan penegak hukum dalam melakukan
perlindungan anak. Kondisi tersebut bertentangan dengan hak-hak anak, sehingga perlu
adanya perlindungan anak dari perdanganan orang sesuai dengan Undang-Undang no.23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Keywords: perlindungan hukum, korban perdagangan anak

PENDAHULUAN ritaan dapat digolongkan dalam dua “wajah”.


Pertama, yakni anak-anak yang menjadi kor-
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan
ban, terutama yang disebabkan oleh faktor-
Yang Maha Esa, yang dalam dirinya juga
faktor kondisi ekonomi, sosial, politik, dan
melekat harkat dan martabat sebagai manusia
kultural. Korban itu sendiri bisa berarti korban
seutuhnya bahwa anak adalah tunas, potensi,
kejahatan juga bisa berarti korban penyalah-
dan generasi muda penerus cita-cita perju-
gunaan kekuasaan. Kedua, anak-anak “berma-
angan bangsa, memiliki peran strategis dan
salah” yang mengalami bahaya penderitaan
mempunyai ciri dan sifat khusus yang menja-
karena terlibat dalam proses-proses dan peri-
min kelangsungan eksistensi bangsa dan nega-
laku-perilaku yang asosial maupun proses-
ra pada masa depan.
proses reaksi sosial terhadap perilakunya yang
Melindungi anak berarti memahami persoa-
bermasalah itu sendiri.
lan anak. Memahami persoalan anak berarti
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002
memahami derita anak. Anak-anak Indonesia
merupakan peraturan khusus yang mengatur
yang kini tengah menghadapi bahaya pende-

67
M. Taqyuddin Akbar

mengenai masalah anak. Tujuan dari perlin- dukan Jepang, nenek-nenek moyang kita yang
dungan anak sendiri disebutkan dalam Pasal 3: pada saat itu mungkin masih di bawah umur,
“Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin telah mengalami hal yang serupa, yakni ditipu
terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, dan dijanjikan untuk berkarier di Jepang,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi seca- namun yang sebenarnya terjadi adalah mereka
ra optimal sesuai dengan harkat dan martabat disekap dan dijadikan budak-budak seks para
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan tentara Jepang. Hingga kini, akibat tidak
dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwu- banyaknya pihak yang peduli serta kurangnya
judnya anak Indonesia yang berkualitas, be- informasi, membuat kasus perdagangan anak
rakhlak mulia, dan sejahtera.” Undang-undang terus berlarut-larut.
itu dilahirkan untuk memberikan perlindungan Data dari Kepolisian Republik Indonesia
yang utuh, menyeluruh dan komprehensif menyebutkan bahwa sejak tahun 2001 jumlah
dengan meletakkan kewajiban perlindungan kasus perdagangan anak khususnya perempu-
anak berdasarkan asas non diskriminasi, ke- an ada178 kasus, 2002 ada 155 kasus, 2003
pentingan yang terbaik bagi anak, hak untuk ada 134 kasus, tahun 2004 ada 43 kasus, dan
hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan tahun 2005 terdapat 30 kasus. Sementara di
serta penghargaan terhadap anak. luar Indonesia data yang dihimpun Internatio-
Pengingkaran terhadap kemuliaan hak asasi nal Catholic Migration Commission (ICMC)
seorang anak akan terjadi apabila ada sese- 2005 menyebutkan kasus perdagangan anak
orang yang tidak lagi memandang seorang yang berhasil dilaporkan berjumlah 130 kasus,
anak sebagai sebuah subyek yang sama dengan jumlah pelaku 198 dan jumlah korban-
dengan dirinya, akan tetapi lebih pada sebagai nya ada 715 orang. Angka ini akan terus
sebuah obyek yang bisa diperjualbelikan demi mengalami peningkatan pesat jika dibanding-
keuntungan pribadi. Bisnis perdagangan orang kan tahun 2003 yang hanya ada 84 kasus.
saat ini banyak menjerat anak. Bisnis seperti Sedangkan laporan dari Unicef tahun 1998
ini merupakan tindakan yang bertentangan diperkirakan jumlah anak yang tereksploitasi
dengan harkat dan martabat manusia dan seksual atau dilacurkan atau dijadikan pelacur
melanggar hak asasi manusia. menjadi 40.000 sampai dengan 70.000 anak
Perdagangan anak sendiri sebenarnya telah diseluruh Indonesia, dan dari jumlah tersebut
meluas dalam bentuk jaringan kejahatan yang sebesar 30 % dari mereka adalah anak perem-
terorganisasi dan tidak terorganisasi, baik puan usia kurang dari 18 tahun. Data lain
bersifat antar negara maupun dalam negeri, menyebutkan 60 % jumlah perkosaan terjadi
sehingga menjadi ancaman terhadap masya- pada anak dan setiap tahunnya tidak kurang
rakat, bangsa, dan negara, serta terhadap nor- dari 1500 hingga 2000 kasus perkosaan di
ma-norma kehidupan yang dilandasi penghor- Indonesia yang terjadi di hampir semua pro-
matan terhadap hak asasi manusia. pinsi di Indonesia korbannya adalah anak
Lebih ironis lagi bahwa praktik perda- perempuan. Contoh nyata dari kasus perda-
gangan orang ini ternyata banyak terjadi di gangan anak terjadi di Medan, yang kasus
negara ini. Orang sebagai “obyek dagang” posisinya adalah sebagai berikut :
dalam transaksi ini yang mayoritas adalah “Tony (52), terdakwa kasus perdagangan
anak perempuan, sebenarnya bukan fenomena orang (trafficking), pada hari kamis tanggal 22
baru di negara ini. Untuk menghitung jumlah Feb 2007 akhirnya divonis 3 tahun 7 bulan
pastinya seperti halnya sebuah fenomena pun- potong masa tahanan oleh majelis Hakim
cak gunung es, dimana yang kelihatan hanya- Pengadilan Negeri (PN) Medan. Tony dinyata-
lah sebagian kecil saja, akan tetapi jumlah kan bersalah melanggar Pasal 83 Undang-
yang lebih besar banyak yang luput dari undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlin-
sorotan media maupun masyarakat pada khu- dungan Anak. Menjawab pertanyaan majelis
susnya. hakim pimpinan Ahmad Sharif, SH., Tony
Perdagangan anak di Indonesia sudah mengaku baru terlibat dalam masalah ini
terjadi pada masa penjajahan. Saat pendu- ketika kurang lebih dua tahun lalu dikarenakan

68
Perlindungan Hukum Terhadap Korban Perdagangan Anak Berdasarkan Pasal 68undang-Undang No 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

terlilit hutang. Dalam melakukan aksinya, Indonesia melalui Undang-Undang Nomor


Tony bekerjasama dengan Sum, germo dari 23 Tahun 2002, secara nasional telah melin-
Batam yang hingga kini Sum masih buron dungi hak-hak anak. Adalah tanggung jawab
selama tiga bulan, Tony sempat menjadi buron negara, masyarakat, dan keluarga dalam
dan pada akhirnya ditangkap oleh Polda melindungi anak. Utamanya, dalam rangka
Sumatera Utara. Seperti yang telah dilansir mengupayakan kesejahteraan dan perlindu-
sebelumnya, Kasus Tony, tersebut menjadi ngan anak, peningkatan kelangsungan hidup,
perhatian para pemerhati perlindungan anak. dan upaya mengoptimalkan tumbuh-kembang
Sejak kasus itu digelar, pusat perhatian anak. Dalam kasus perdagangan anak perem-
Lembaga Swadaya Masyarakat yang concern puan, pelaku terbagi pada pelaku perekrutan
terhadap perlindungan anak dan perempuan, (mengajak, menampung atau membawa kor-
para praktisi hukum, dan kalangan kampus, ban), pengiriman (mengangkut, melabuhkan
tertuju ke persidangan itu. Tony ditangkap dan atau memberangkatkan korban), pelaku penye-
kemudian diadili berdasarkan laporan Linda rahterimaan (menerima, mengalihkan atau
(15) yang dijanjikan oleh Tony lapangan pe- memindahtangankan korban). Selain itu, da-
kerjaan sebagai baby sitter. Akan tetapi lam lingkup hubungan antara Majikan dan
kenyataannya ia malah dipekerjakan sebagai pekerja, dapat juga dikategorikan sebagai
purel diskotek di kawasan Jl. A Yani Medan. sebagai pelaku ketika seorang majikan me-
Majelis hakim membantah bahwa jatuhnya nempatkan pekerjanya dalam kondisi eksploi-
putusan tersebut karena tekanan masyarakat. tatif. Kondisi yang sering terjadi adalah tidak
Tapi, kuatnya desakan dan gerakan sejumlah membayar gaji, menyekap pekerja, melakukan
Lembaga Swadaya Masyarakat dan pemerhati kekerasan fisik atau seksual, memaksa untuk
anak-anak menjadi catatan tersendiri, baik terus bekerja, atau menjerat pekerja dalam
bagi jaksa maupun majelis. "Kami sangat lilitan utang. Perlindungan khusus bagi anak
menghormati aspirasi yang berkembang di korban penculikan, penjualan, dan perdaga-
masyarakat. Tapi, kami independen dan tidak ngan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal
bisa diintervensi,"ujar Ahmad Syarif, SH., 59 dilakukan melalui upaya pengawasan,
salah seorang majelis hakim kepada koran ini perlindungan, pencegahan, perawatan dan
kemarin. Jumlah kasus trafficking dari tahun rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat
ke tahun terus meningkat di Sumatera Utara (Pasal 68 ayat 1 Undang-Undang No 23 Tahun
(Sumut). Praktik trafficking yang berkembang 2002).
antara lain perdagangan perempuan untuk
kepentingan prostitusi dan penculikan/penju- Rumusan Masalah
alan bayi. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bertolak dari uraian diatas, penulis meru-
Sumut mencatat pada 2004 jumlah kasus muskan masalah sebagai berikut :
trafficking di Sumut sebanyak 81 kasus. Pada 1. Bagaimanakah penerapan pasal 68 Undang-
2005 sebanyak 125 kasus. Setiap tahun jumlah undang No 23 tahun 2002 tentang Perlin-
kasus trafing meningkat hingga 2006 menjadi dungan Anak dapat melindungi korban
sebanyak 153 kasus.” perdagangan anak di Indonesia?
Menyimak kasus di atas, persoalan perda- 2. Faktor-faktor apa sajakah yang mendasari
gangan anak banyak sekali terjadi di daerah- terjadinya perdagangan anak di Indonesia
daerah. Kendatipun demikian, pada praktek- pada saat ini ?
nya belum banyak pihak yang berinisiatif
untuk mengatasi masalah ini, padahal masya-
METODE PENELITIAN
rakat sebenarnya sudah sadar betul dan
mengetahui tentang adanya ‘proyek’ perda- Pendekatan yang saya lakukan dalam
gangan orang yang terorganisir. Dari contoh pelaksanaan penelitian ini adalah mengguna-
kasus diatas persoalan ini memang menim- kan suatu pendekatan masalah yang disebut
bulkan permasalahan yang penanganannya pendekatan masalah yuridis normatif yang
memerlukan perhatian yang sangat serius. artinya suatu pendekatan masalah dengan hal

69
M. Taqyuddin Akbar

atau cara menggunakan peraturan Perundang- sendiri, tidak begitu menaruh perhatian akan
Undangan No. 23 tahun 2002 tentang Perlin- kepentingan masa depan anak. Padahal anak
dungan Anak, yang difungsikan untuk kepen- merupakan belahan jiwa, gambaran dan cer-
tingan anak. Bahan hukum yang digunakan min masa depan, aset keluarga, agama, bangsa
adalah bahan hukum primer dan sekunder. dan negara. Di berbagai negara dan berbagai
Bahan hukum ini merupakan peraturan perun- tempat di negeri ini, anak-anak justru menga-
dang-undangan, bahan-bahan keputusan yang lami perlakuan yang tidak semestinya, seperti
berupa literatur-literatur mengenai apa yang eksploitasi anak, kekerasan terhadap anak,
akan diteliti serta literatur-literatur lain yang dijadikan alat pemuas seks, pekerja.
dapat dijadikan pendukung di dalam menye- Perlindungan hak asasi anak adalah mele-
lesaikan penelitian ini. takkan hak anak ke dalam status sosial anak
dalam kehidupan masyarakat sebagai bentuk
PEMBAHASAN perlindungan terhadap kepentingan-kepen-
tingan anak yang mengalami masalah sosial.
Perlindungan Hak Asasi Anak
Perlindungan dapat diberikan pada hak-hak
Anak-anak yang menjadi korban trafficking dalam berbagai cara. Proses perlindungan
mengalami penderitaan yang sama dengan anak dimaksud disebut sebagai proses eduka-
penderitaan yang dialami oleh korban orang sional terhadap ketidakmampuan anak dalam
dewasa. Namun karena usia dan kerentanan melakukan suatu tugas-tugas sosial kemasya-
akibat ekspoitasi terhadap anak yang menga- rakatan. Perlindungan hak asasi anak dapat
lami kekerasan dalam perdagangan manusia diberikan dengan cara sistematis, stimulasi,
dapat menyebabkan trauma.Pentingnya bagi latihan, pendidikan, bimbingan sholat, permai-
semua pihak untuk mengetahui bahwa anak- nan dan dapat juga diberikan melalui bantuan
anak bersifat rentan dan membutuhkan perlin- hukum yang dinamakan Advokasi dan Hukum
dungan khusus atau usia, tingkat kedewasaan Perlindungan Anak.
dan kebutuhan masing-masing individu mere- Pada pasal 13 Undang-undang nomor 23
ka ” Lebih lanjut lagi ” respon yang lebih baik tahun 2002 menyatakan setiap anak dalam
terhadap korban dan saksi anak-anak akan pengasuhan orangtua, wali, atau pihak lain
membuat mereka lebih terbuka mengenai manapun yang bertanggungjawab atas penga-
kejadian yang menjadikan mereka korban dan suhan, berhak mendapat perlindungan dari
mereka akan lebih membantu proses keadilan. perlakuan yaitu :
Jika anak menjadi korban perdagangan manu- a. Diskriminasi.
sia, saksi kejahatan atau pelaku kejahatan, b. Eksploitasi baik ekonomi mauoun seksual.
perkaranya harus ditangani dengan cara yang c. Penelantaran.
berbeda dengan penanganan perkara orang d. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan.
dewasa ada beberapa peraturan perundang- e. Ketidakadilan
undang di Indonesia yang menggaris besarkan f. Perlakuan salah lainnya.
pada permasalahan ini. Dan di dalam pasal 15 Undang-undang
Anak mempunyai hak yang bersifat asasi, nomor 23 tahun 2002 juga mengatur dimana
sebagaimana yang dimiliki orang dewasa, hak setiap anak berhak untuk memperoleh perlin-
asasi manusia (HAM). Pemberitaan yang dungan dari :
menyangkut hak anak tidak segencar sebagai- a. Penyalahgunaan dalam kegiatan politik.
mana hak-hak orang dewasa atau isu gender, b. Pelibatan dalam sengketa bersenjata.
yang menyangkut hak perempuan. Perlin- c. Pelibatan dalam kerusuhan sosial.
dungan hak anak terhadap perdagangan anak d. Pelibatan dalam peristiwa yang mengan-
tidak banyak pihak yang turut memikirkan dan dung unsur kekerasan.
melakukan langkah-langkah kongkrit. Demi- e. Pelibatan dalam peperangan.
kian juga upaya untuk melindungi hak-hak
anak yang dilanggar yang dilakukan negara,
orang dewasa atau bahkan orang tuanya

70
Perlindungan Hukum Terhadap Korban Perdagangan Anak Berdasarkan Pasal 68undang-Undang No 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

Bentuk Perdagangan Anak. 7. Adopsi palsu untuk kepentingan yang tidak


jelas. Pengangkatan anak secara paksa
Bentuk perdagangan anak dapat dikelom-
(adopsi palsu) banyak terjadi pada anak-
pokkan kedalam beberapa bentuk diantaranya:
anak yang berasal dari daerah konflik atau
1. Untuk dipekerjakan sebagai pekerja domes-
pengungsian, untuk kemudian di eksploitasi
tik. Anak-anak dipekerjakan sebagai peker-
demi keuntungan pelaku atau jaringan.
ja diluar persetujuan dan keinginan mereka.
Dalih yang biasa dipakai untuk adopsi
Ketika mereka di iming-imingi janji bahwa
adalah membantu memberikan penghi-
mereka akan disekolahkan, dipekerjakan
dupan yang lebih baik, sehingga orangtua
dipabrik / restoran atau akan memperoleh
mau menyerahkan anaknya.
gaji yang besar dan didorong oleh kesulitan
ekonomi keluarga, putus sekolah, ketidak-
tahuan orang tua. Faktor Penyebab Perdagangan Anak.
2. Dipekerjakan ditempat hiburan atau tempat Adapun beberapa faktor- faktor penyebab
usaha lainnya. Hal ini terjadi dimana anak perdagangan anak tersebut di Indonesia ada-
dieksploitasi untuk bekerja di tempat-tem- lah: kemiskinan, terbatasnya akses dan kesem-
pat hiburan baik di kota-kota besar maupun patan kerja, kekerasan dalam rumah tangga,
di daerah. kepatuhan anak terhadap orangtua (yang ter-
3. Dipekerjakan menjadi pekerja seks. Tidak desak secara ekonomi), konflik sosial dan
jarang terjadi anak dan perempuan remaja peperangan serta lemahnya penegakan hukum.
dijual “keperawanannya“ oleh orang tua- Adapun faktor-faktor yang dapat mempe-
nya sendiri dan umumnya latar belakang- ngaruhi lainnya adalah :
nya adalah kemiskinan. Banyak sekali di- 1. Faktor Kemiskinan.
antara mereka yang berusia ( 13-16 tahun )
bekerja sebagai penghibur atau pekerja Kemiskinan merupakan faktor pendorong
seks bukan atas kemauannya sendiri. Bah- utama yang mempengaruhi terjadinya pelacu-
kan seringkali mereka tidak tahu bahwa ran. Akan tetapi hal ini bukan satu-satunya
mereka akan di jadikan perempuan peng- faktor, karena ada pula warga dan anak-anak
hibur. yang meskipun miskin, tetapi tidak melakukan
4. Untuk dipekerjakan sebagai pengemis. Di pelacuran. Umumnya mereka hanya bekerja
kota-kota besar banyak ditemui pengemis sebagai buruh tani dan berpendidikan SD.
anak-anak termasuk bayi dilampu-lampu Bagi warga yang miskin, dianggap sebagai
merah, anak-anak atau bayi tesebut seba- jalan untuk mengatasi kemiskinan dimana
gian besar tidak ada hubungan darah de- mereka memperoleh keuntungan sekaligus.
ngan si ibu pengemis karena mereka adalah Pertama, bebas dari kewajiban memenuhi
korban penculikan yang diperdagangkan kebutuhan hidup anak atau isteri yang pela-
atau disewakan. curan dan kedua, memperoleh keuntungan
5. Untuk dipekerjakan sebagai pengedar nar- finansial.
koba. Anak banyak dimanfaatkan sebagai 2. Faktor Gaya Hidup ‘Hajatan’.
pengedar narkoba, biasanya mereka dibuat
tergantung pada narkoba lebih dulu sehi- Sekalipun umumnya miskin, tetapi masya-
ngga mereka lebih mudah dikendalikan. rakat setempat mempunyai gaya hidup hajatan
6. Untuk konsumsi kaum pedofilia. Kegiatan yang biasanya harus dilengkapi dengan hibu-
perdagangan ini seringkali melibatkan ran, kecuali warga yang sangat miskin. Acara
orang-orang asing dan jaringan internasio- ini biasanya terjadi pada musim panenan,
nal. Anak yang menjadi korban pada ketika mereka memperoleh pendapatan luma-
umumnya berumur 9-15 tahun. Di awal yan dan sekaligus merupakan acara syukuran.
proses anak telah di manipulasi sedemikian Setiap acara hajatan, seperti perkawinan, suna-
rupa sehingga secara ekonomi sangat tan, ataupun rasulan (sunatan bagi anak pe-
tergantung kepada si pedofilia. rempuan), hiburan harus selalu ada. Jenis

71
M. Taqyuddin Akbar

hiburan menunjukkan tingkat status sosial Bentuk kekerasan yang dialami anak kor-
ekonomi orang tua. ban perdagangan anak.
3. Faktor Eksploitasi Terhadap Anak. Adapun bentuk kekerasan yang di alami
oleh korban adalah sebagai berikut :
Orang tua masih memandang bahwa pe-
rempuan hanya berada di wilayah domestik. 1. Kekerasan fisik
Anak perempuan tidak perlu bersekolah Bentuk ini paling mudah dikenali terkate-
tinggi, karena pada akhirnya hanya kembali ke gorisasi sebagai kekerasan jenis ini adalah
rumah, ke dapur, sumur, dan kasur melayani menampar, menendang, memukul atau
suami. Akibatnya angka putus sekolah tinggi. meninju, mencekek, mendorong, menggi-
Anak perempuan kemudian menjadi tenaga git, membenturkan, mengancam dengan
kerja wanita, pelacur, pelayan café, atau pem- benda tajam dan sebagainya. Korban keke-
bantu rumah tangga. rasan jenis ini biasanya tampak secara lang-
Berdasarkan uraian tersebut terjadi eksploi- sung pada fisik korban seperti luka memar,
tasi terhadap anak oleh orang tua yang di- berdarah, patah tulang, pingsan dan bentuk
tandai dengan: lain yang kondisinya lebih parah.
a. Perempuan berada di wilayah domestik 2. Kekerasan psikis.
sehingga tidak perlu bersekolah tinggi. Kekerasan jenis ini tidak begitu mudah
b. Anak adalah aset keluarga. untuk dikenali. Akibat yang dirasakan oleh
c. Menjadikan anak sebagai pelacur tidak anak yang menjadi korban tidak memberi-
dipahami sebagai kejahatan. kan bekas yang tampak jelas bagi orang
d. Kebiasaan melacurkan anaknya. lain. Dampak kekerasan jenis ini akan
berpengaruh pada situasi perasaan tidak
4. Faktor Permintaan akan Pelacur. aman dan nyaman, menurunnya harga diri
Berdasarkan uraian tersebut, pengaruh per- serta martabat korban. Wujud konkrit
mintaan akan pelacur ditandai dengan: kekerasan atau pelanggaran jenis ini adalah
a. Calo dan germo merupakan bagian dari penggunaan kata-kata kasar penyalahgu-
jaringan perdagangan anak untuk pelacuran naan kepercayaan, mempermalukan anak
yang menyediakan calon-calon untuk me- didepan orang lain atau di depan umum,
menuhi permintaan akan pelacur. melontarkan ancaman dengan kata-kata dan
b. Permintaan pelacur merupakan kebutuhan sebagainya. Akibat adanya perilaku terse-
untuk mengisi industri seks yang cenderung but biasanya korban merasa rendah diri,
menjadikan anak-anak sebagai sasaran minder merasa tidak berharga dan lemah
utama. dalam membuat keputusan (Decission
c. Calo dan bahkan germo adalah warga satu making).
desa dengan calon sehingga mempermudah 3. Kekerasan Seksual.
informasi, pengiriman, dan komunikasi Kekerasan seksual yang dialami oleh anak
calo dan calon pelacur. korban trafficking termasuk pelecehan
d. Calo dan germo mempunyai modal uang seksual seperti diraba-raba, diajak melaku-
yang besar yang dapat memenuhi kebu- kan hubungan seksual, dan dipaksa melaku-
tuhan akan uang warga yang miskin segera. kan hubungan seksual selama ditempat
e. Calo dan germo sangat aktif mencari calon anak bekerja atau lokasi dimana anak di-
pelacur karena secara finansial mengun- pekerjakan, dimana anak yang mengalami
tungkan mereka. Semua beban biaya proses kekerasan seksual mengalami kehamilan
perekrutan dan pengiriman dibebankan akibat perkosaan.
kepada warga sebagai utang. 4. Kekerasan Ekonomi.
Pada anak-anak kekerasan jenis ini sering
terjadi ketika orang tua memaksa anak yang
masih berusia dibawah umur untuk dapat
memberikan kontribusi ekonomi keluarga,

72
Perlindungan Hukum Terhadap Korban Perdagangan Anak Berdasarkan Pasal 68undang-Undang No 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

sehingga fenomena penjual koran, penga- Adapun arti dari kekerasan tersebut di atas
men jalanan, pengemis anak dan lain-lain meliputi :
kian merebak terutama diperkotaan. Selain 1. Kegiatan yang menunjukkan suatu kekua-
itu juga perdagangan anak untuk tujuan tan tertentu yang sifatnya keras dan me-
pelacuran yang menguntungkan secara eko- ngandung paksaan atau kekejaman baik
nomi bagi pihak-pihak tertentu. secara fisik, mental baik langsung atau
tidak.
Perlindungan anak terhadap segala keter- 2. Pidana adalah kejahatan dengan kekerasan
lantaran, kekerasan dan eksploitasi. meliputi penganiayaan, kekejaman, pema-
kaian senjata tajam, senjata api, alat lain
A. Pengertian Keterlantaran Anak.
yang dapat dipakai untuk melukai penerima
Anak bukanlah manusia dalam bentuk tindakan tersebut.
kecil, tetapi ia dipandang sebagai manusia 3. Tindakan secara langsung, yaitu :
yang membutuhkan perlindungan dan pena- a. Anak secara langsung menerima perla-
nganan khusus, termasuk perlindungan hukum kuan fisik sehingga anak menjadi kor-
baik setelah maupun sebelum dilahirkan. ban.
Menurut pasal 1 ayat 1 Undang-undang No 23 b. Tindakan yang tidak sesuai dengan hak
tahun tentang Perlindungan Anak yang ter- asasi yang mengakibatkan kerugian
golong anak adalah seseorang yang belum fisik, mental, sosial.
berusia 18 tahun (delapan belas) tahun, terasuk c. Tindakan yang bertentangan dengan
anak yang masih dalam kandungan. prinsip perlindungan anak.
Menurut Undang-undang No 23 Tahun 4. Kekerasan tidak langsung, yaitu:
2002 pasal 1 ayat 6 yang dimaksud dengan Anak secara psikis menjadi terganggu aki-
anak terlantar adalah anak yang tidak ter- bat kesaksian terhadap kekerasan dari
penuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, seorang terhadap orang lain melalui media.
mental, spiritual, maupun sosial. Anak terlan- 5. Aspek kesehatan jiwa di akibatkan perlaku-
tar adalah anak yang karena sebab orang tua- an penganiayaan atau kekejaman atau
nya melalaikan kewajiban sehingga kebutuhan kekerasan dari pihak orang dewasa atau
anak tidak dapat dipenuhi secara wajar baik orang tua terhadap anaknya.
rohani, jasmani, dan sosial.
C. Pengertian Eksploitasi
B. Kekerasan terhadap Anak
Salah satu fenomena anak yang kontro-
Banyak faktor penyumbang terus berlang- versial adalah semakin maraknya eksploitasi
sungnya kekerasan terhadap anak. Mulai dari seks anak. Adapun arti dari eksploitasi ter-
konflik sosial horizontal dan vertical, politik sebut di atas meliputi :
dan kewajiban Negara (pembangunan ) yang 1. Penggunaan atau pengerahan tenaga kerja
tidak mendahulukan kepentingan terbaik dan sebagai buruh industri atau usaha lain
memberikan yang terbaik kepada anak, ke- sebagai tenaga murah sehingga mengorban-
luarga yang kurang melaksanakan fungsi dan kan kebutuhan emosional atau mental, fisik
tanggung jawabnya, masyarakat yang belum anak, sehingga menimbulkan hambatan
atau kurang menyadari kedudukan dan hak- fisik, mental dan sosial.
hak seorang anak, penegakan hukum yang 2. Merupakan keuntungan sepihak yaitu si
tidak memberikan keadilan bagi anak, dan pemakai tenaga kerja.
berbagai faktor lain yang menyebabkan kedu- 3. Penggunaan bayi untuk pengemis sesu-
dukan anak dalam keluarga, masyarakat dan ngguhnya sangat mengetuk hati nurani.
negara berada pada kelas bawah yang pada Orang memberi karena rasa kasihan kepada
gilirannya mengantarkan pada munculnya bayi, tetapi hasilnya tidak untuk si bayi.
perasaan tak bersalah manakala akan atau Bagi anak yang dieksploitasi secara ekono-
setelah melakukan kekerasan terhadap anak. mi dan seksual, anak yang diperdagangkan,
anak yang menjadi korban narkoba (napza),

73
M. Taqyuddin Akbar

penculikan, korban kekerasan baik secara fisik kewenangan yang perlu kita pahami dan
atau mental, anak yang menyandang cacat, hayati. Tujuannya, mencegah kita sendiri
korban penelantaran, pemerintah dan lembaga menyebabkan adanya korban penyalahgunaan
Negara lainnya berkewajiban dan berta- kekuasaan atau kewenangan lebih lanjut.
nggungjawab memberikan perlindungan khu- Persyaratan penyelesaian tersebut dengan
sus. adanya pengawasan terhadap korban perda-
Perlindungan khusus bagi anak yang dieks- gangan anak tersebut. Pengawasan yang di-
ploitasi dapat melalui : maksud disini adalah mengusahakan penga-
1. Penyebarluasan atau sosialisasi ketentuan wasan bersama-sama atau sendiri-sendiri ter-
peraturan perundang-undangan berkaitan hadap adanya kecenderungan melakukan pe-
dengan perlindungan anak yang dieksploi- nyalahgunaan kekuasaan yang menimbulkan
tasi secara ekonomi ataupun seksual. korban penyalahgunaan kekuasaan atau kewe-
2. Pemantauan, pelaporan, pemberian sanksi. nangan dalam pembinaan pelaku anak.
3. Melibatkan berbagai instansi pemerintah, b. Langkah Proteksi ( perlindungan ).
perusahaan, serikat pekerja, lembaga swa-
daya masyarakat. Adapun perlindungan yang dapat kita
berikan berupa :
Upaya Hukum Yang Diterapkan Dalam 1. Perlindungan :
Penyimpangan Undang-Undang Nomor 23 a. Yang dilindungi dapat merasa aman
Tahun 2002 dalam perlindungan tersebut. Kepen-
tingan dan hak asasinya terjamin dan
Kebijakan merupakan langkah untuk me- tidak dirugikan dan diusahakan dikem-
nyelesaikan masalah-masalah sosial yang bangkan, sehingga dapat mencapai per-
sifatnya fundamental. Dari batasan-batasan tumbuhan fisik, mental dan sosial secara
yang sederhana ini, secara konseptual kebija- maksimal.
kan mengandung dua unsur yaitu yang per- b. Yang melindungi harus dapat merasa
tama berorientasi pada tindakan dan kedua dirinya dapat perlindungan dan jaminan
berorientasi pada penyelesaian masalah yang dalam kegiatan perlindungan sebagai
sifatnya fundamental. pemenuhan tugasnya, dan mendapat
Memberikan batasan kebijakan sebagai yang layak dari Pemerintah dan masya-
semua tindakan yang sengaja diambil peme- rakat.
rintah untuk menyelesaikan masalah sosial 2. Usaha bersama :
tertentu. Tindakan pemerintah yang dimak- a. kegiatan perlindungan adalah suatu
sudkan bias diartikan sebagai melakukan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
sesuatu dan bias juga diartikan sebagai tidak antara pihak-pihak yang dilindungi dan
melakukan sesuatu. yang melindungi.
Untuk mengetahui bentuk atau model b. harus ada saling pengertian antara
kebijakan penanganan masalah perdagangan mereka sebagai pihak-pihak yang ber-
anak setelah diemplementasikan ke dalam sangkutan agar mencapai hasil yang
tindakan nyata. Enam langkah kebijakan yang baik. Ada interaksi antara kedua pihak.
diambil untuk menangani perdagangan anak c. Yang dilindungi harus diyakini bahwa ia
adalah: Langkah Pengawasan, Proteksi (per- ikut serta dalam kegiatan perlindungan
lindungan), Preventif (pencegahan), Pera- anak ini dengan berusaha melindungi
watan, Rehabilitatif (pemulihan), Reintegratif dirinya sendiri sesuai dengan kemampu-
(pengembalian anak kepada keluarga dan annya.
masyarakat). Penjelasannya tersebut dibawah d. Kegiatan perlindungan bukan monopoli
ini: seseorang atau badan atau organisasi
a. Langkah Pengawasan. swasta maupun pemerintah.
Ada beberapa usaha penyelesaian permasa-
lahan korban penyalahgunaan kekuasaan atau

74
Perlindungan Hukum Terhadap Korban Perdagangan Anak Berdasarkan Pasal 68undang-Undang No 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

3. Kepentingan bersama : perlindungan anak dan mekanisme implemen-


a. Dengan melindungi seseorang anak tasi berbagai produk hukum terkait. Kelima,
berarti menghindari dari kesulitan yang pendirian unit-unit perlindungan khusus.
mungkin menimpa atau mengancam Keenam, peningkatan kerja sama regional dan
yang melindungi (orang tua, pemerintah) internasional untuk menangani perdagangan
dibandingkan dengan apabila anak tidak anak. Ketujuh, pengembangan standar khusus
dilindungi atau dilayani kepentingannya. mengenai penyebaran pornografi anak dan
Jadi penggunaan dana yang cukup besar video serta seks di tempat-tempat umum.
tidak sia-sia. c. Langkah Pencegahan.
b. Yang dilindungi jangan sampai menjadi
korban dari yang melindungi dengan Mencegah kejahatan terutama sebelum
dalih untuk melindungi kepentingan kejahatan dilakukan oleh timbul korban adalah
pribadi. cara penanggulangan yang paling baik. Perha-
4. Lingkup perlindungan : tian terhadap pencegahan kejahatan, sebelum
a. Meliputi pemenuhan kebutuhan pokok kejahatan dilakukan dan pencegahan viktimi-
yaitu: pangan, sandang, papan, pendi- sasi strukturil ( penimbulan korban oleh suatu
dikan, kesehatan. struktur ) belumlah memuaskan pada saat ini.
b. Kebutuhan-kebutuhan jasmaniah dan Dalam usaha pencegahan kejahatan, kata
rohaniah. mencegah dapat berarti antara lain mengada-
c. Kebutuhan primer, sekunder yang peme- kan suatu perubahan yang positif. Sehubungan
nuhannya berdasarkan skala prioritas. dengan pemikiran ini, maka pencegahan yang
5. Unsur edukatif : dimaksud adalah mengusahakan pencegahan
a. Pemberian perlindungan harus bersifat orang melakukan penyalahgunaan kekuasaan
edukatif dan membangun yang diarah- atau kewenangan dalam pembinaan pelaku
kan kepada kemampuan untuk mengem- anak agar tidak menimbulkan korban mental,
bangkan diri sehingga akan dapat ber- fisik, dan sosial dengan berbagai cara sebagai
manfaat untuk pembangunan nasional. berikut :
b. Pemberian perlindungan jangan sampai a. mencegah adanya kesempatan untuk mela-
menjurus pada pemuasan diri, yaitu rasa kukan penyalahgunaan kekuasaan atau
lebih berjasa dari pada yang dilindungi. kewenangan dalam pembinaan pelaku
Kegiatan perlindungan ini merupakan suatu anak.
tindakan hukum yang membawa akibat b. Penjatuhan sanksi yang tepat kepada
hukum. Oleh sebab itu perlu adanya jaminan pelaku penimbul korban penyalahgunaan
hukum bagi kegiatan perlindungan anak ter- kekuasaan atau kewenangan dengan berba-
sebut. Kepastian hukumnya perlu diusahakan gai cara yang bermanfaat untuk pihak
demi kelangsungan kegiatan perlindungan pelaku dan pihak korban. Tujuannya, men-
anak dan mencegah penyelewengan yang cegah pengulangan penimbulan korban
membawa akibat negatif yang tidak diinginkan penyalahgunaan kekuasaan atau kewena-
dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan ngan pembinaan pelaku anak dan ikut
anak. menghayati penderitaan pihak korban de-
Strategi yang bisa digunakan di dalam ngan penjatuhan sanksi memberi ganti
rangka perlindungan adalah sebagai berikut. rugi.
Pertama, peninjauan berbagai aturan dan Cara pencegahan kejahatan dan penyim-
pengembangan hukum baru tentang perlin- pangan lain memperhitungkan semua fenome-
dungan anak. Kedua, peninjauan dan pengua- na yang mempengaruhinya. Cara-cara pence-
tan mekanisme implementasi legislasi tentang gahan ada yang bersifat langsung dan secara
perlindungan anak. Ketiga, pelatihan bagi staf tidak langsung :
pemerintah tentang mekanisme implementasi 1. Yang bersifat langsung: kegiatan pence-
yang lebih baik. Keempat, melakukan pendi- gahan yang dilakukan sebelum terjadinya
dikan kepada masyarakat tentang hukum suatu kejahatan dan dapat dirasakan dan

75
M. Taqyuddin Akbar

diamati oleh yang bersangkutan, meliputi seluruh elemen masyarakat dengan cara
kegiatan-kegiatan : memperkuat dan memobilisasi komunitas
a. pengamanan objek kejahatan dengan lokal untuk memonitor maupun melindungi
sarana fisik mencegah hubungan antara anak-anak mereka atau dengan cara merang-
pelaku dan objek kejahatan dengan ber- sang inisiatif berbasis komunitas tentang
bagai sarana pengamanan. perlindungan anak.
b. Pemberian pengawal atau penjaga pada Terdapat beberapa strategi yang bisa
objek kejahatan. dilakukan untuk mencegah terjadinya perda-
c. Mengurangi atau menghilangkan kesem- gangan anak untuk tujuan pelacuran, yaitu
patan berbuat jahat dengan perbaikan pertama peningkatan kesadaran multimedia
lingkungan : menambah penerangan atau bagi masyarakat umum, kedua pencegahan
lampu, merubah bangunan, jalan dan dalam sekolah-sekolah, khususnya melalui
taman sedemikian rupa sehingga mudah integritasi ke dalam kurikulum hak anak,
diawasi. pendidikan seks, dan eksploitasi seks, tiga
d. Perbaikan lingkungan yang merupakan peningkatan kesadaran dan sensitivitas bagi
perbaikan struktur sosial yang mempe- staf pemerintah dan staf profesional lainnya,
ngaruhi terjadinya kejahatan. empat mobilisasi komunitas untuk mengem-
e. Pencegahan hubungan-hubungan yang bangkan system pemonitoran daerah, lima
dapat menyebabkan kejahatan. peningkatan kesadaran melalui program
f. Penghapusan peraturan yang melarang pendidikan informal dan pustaka keliling dan
suatu kejahatan berdasarkan beberapa enam berbagai program dari anak untuk anak.
pertimbangan. d. Langkah Perawatan.
2. Yang bersifat tidsak langsung : kegiatan
pencegahan yang dilakukan sebelum dan Mengatasi permasalahan perdagangan anak
atau sesudah dilakukan kejahatan yang tidak hanya melibatkan satu lembaga, akan
antara lain meliputi : tetapi harus melibatkan semua pemangku
a. Penyuluhan penyadaran mengenai : kepentingan yang ada di masyarakat, yaitu
tanggungjawab bersama dalam terjadi- instansi-instansi pemerintah, LSM, organisasi
nya kejahatan, mawas diri, kewaspadaan kemasyarakatan yang tergabung dalam sebuah
terhadap harta milik sendiri dan orang kemitraan yang diperkuat oleh peraturan
lain, melapor pada yang berwajib atau pemerintah, paling tidak keputusan menteri
orang lain ada dengan akan atau terjadi- untuk bersama-sama menangani masalah
nya suatu kejahatan. perdagangan anak. Maka Perawatan adalah
b. Pembuatan peraturan yang melarang suatu proses mengatasi korban perdagangan
dilakukannya suatu kejahatan yang me- anak melalui cara pendekatan ( konsultasi )
ngandung ancaman hukuman. Pemerintah atau masyarakat terhadap korban
c. Pendidikan, latihan untuk memberikan yang menderita kerugian, sosial, mental, fisik
kemampuan seseorang memenuhi keper- yang disebabkan tindak aktif maupun pasif.
luan fisik, mental dan sosialnya. e. Langkah Rehabilitasi.
d. Penimbulan kesan akan adanya penga-
wasan atau penjagaan pada kejahatan Upaya yang tak kalah penting adalah
yang akan dilakukan dan objek sosial- perlindungan kepada saksi dan korban.Selain
nya. melalui upaya medis, perlindungan juga dila-
kukan lewat rehabilitasi sosial, rehabilitasi
Langkah preventif merupakan sebuah mental, dan upaya-upaya reintegrasi kembali
upaya untuk mencegah agar anak tidak diper- ke masyarakat agar tidak menjadi korban
dagangkan atau jatuh ke dunia pelacuran kembali. Rehabilitasi terhadap korban perda-
melalui peningkatan tingkat kesadaran tentang gangan orang dapat dilakukan melalui rumah
hak-hak anak, bahaya eksploitasi seksual perlindungan yang didirikan oleh Pemerintah
maupun trik yang digunakan pelaku perda- Daerah dan dapat disediakan oleh anggota
gangan anak. Kegiatan ini diberikan kepada

76
Perlindungan Hukum Terhadap Korban Perdagangan Anak Berdasarkan Pasal 68undang-Undang No 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, keluarga, dukungan terhadap reintegrasi anak


perguruan tinggi, organisasi keagamaan dan ke dalam keluarganya, serta pemberian kredit
institusi internasional. keluarga. Namun demikian, ketika anak tidak
Langkah ini untuk menangani anak pasca mungkin atau tidak ingin pulang ke rumah,
penyelamatan anak dari lokasi pelacuran atau harus dicarikan alternative pola penanganan
yang pernah menjadi korban perdagangan lain yang sesuai dengan kepentingan terbaik
untuk pelacuran. Anak yang pernah menjadi anak. Salah satu alternatif yang bisa dikem-
korban pelacuran mengalami dampak psiko- bangkan ialah dengan mengunjungi keluarga
logis diantaranya adalah trauma psikologis, besar si anak untuk melihat apakah mereka
rasa takut dan cemas berkepanjangan, rasa dapat diberi tanggungjawab mengurus si anak
percaya diri yang rendah, rasa bersalah, atau tidak.
kurang percaya pada lawan jenis, besar
kemungkinan akan mengalami droup-out Aturan Hukum Perdagangan Anak.
sekolah, kurang semangat belajar, cenderung Bila dikaitkan dengan hukum nasional
menyendiri, putus asa, cacat fisik, tertular Indonesia, sebenarnya masalah perdagangan
Penyakit menular seksual, dan ketergantungan anak sudah diatur dalam Kitab Undang-
terhadap miras. Undang Hukum Pidana pasal 297 yang me-
f. Langkah Reintegratif nyatakan bahwa memperdagangkan perem-
puan atau laki-laki yang belum dewasa di-
Pihak yang seharusnya bertanggungjawab
hukum penjara selama-lamanya enam tahun.
terhadap kelangsungan masa depan anak
Dalam penjelasan pasal tersebut, yang dimak-
pascarehabilitasi adalah keluarga. Anak yang
sud dengan memperdagangkan perempuan
masih berstatus pendidikan formal harus
adalah upaya untuk menyerahkan perempuan
kembali ke sekolah. Persoalannya adalah
guna pelacuran.
bagaimana dengan anak yang tidak mempu-
Sementara itu, dalam Kitab Undang-
nyai orangtua atau keluarga? Hal ini tentunya
Undang Hukum Perdata ( KUHPerdata ) yang
menjadi tanggungjawab Negara untuk kelang-
dimaksud perdagangan itu harus meliputi
sungan pendidikan dan masa depannya.
unsur-unsur perdata, yaitu (1) para pihak,
Hal ini yang harus dalam proses reintegrasi
yaitu pedagang dan pembeli, (2) obyek yang
adalah penerimaan anak dalam keluarga,
diperdagangkan, (3) imbalan, dan (4) perda-
masyarakat, dan lingkungan pendidikan.
gangan terjadi kalau sudah ada serah terima
Untuk mencapai tujuan tersebut, paling tidak
dan kalau belum ada serah terima belum
terdapat dua tujuan dalam program reintegrasi,
dikatakan perdagangan. Mengutip berbagai
yaitu untuk memfasilitasi reintrgrasi korban ke
konvensi internasional yang mengatur perda-
dalam keluarga atau komunitas mereka dan
gangan disebutkan bahwa sedikitnya bahwa
untuk mengembang alternative pemukiman
sedikitnya terdapat lima unsur untuk bisa
bagi anak yang tidak bias atau tidak ingin
kembali ke keluarganya. Untuk merealisasikan dikatagorikan sebagai perdagangan (traffic-
king), yaitu perekrutan, transportasi, tidak ada
tujuan tersebut, strategi yang dipilih adalah
persetujuan, paksaan/eksploitasi dan lintas
Pertama, promosi reuni keluarga, Kedua,
batas.
eksplorasi alternatif lain, misalnya manajemen
Kelemahan sistem hukum Indonesia dalam
penanganan, Ketiga, bantuan penempatan
menangani masalah perdagangan anak bera-
kerja, Keempat, pengembangan system duku-
wal dari terbatasnya sumber aturan yang dapat
ngan masyarakat, Kelima monitoring.
digunakan sebagai acuan proses legal. Keter-
Dari kelima strategi tersebut, ternyata reuni
batasan sumber aturan disini tidak saja menga-
keluarga menjadi prioritas. Prinsip reuni
cu pada minimnya jumlah pasal yang dapat
keluarga yang dipakai adalah penyatuan anak
dimanfaatkan untuk menjerat pelaku secara
ke dalam keluarga. Beberapa aktivitas yang
operasional, namun juga aturan tersebut lemah
bisa dikembangkan antara lain, melalui pela-
di dalam implementasinya. Undang-undang
cakan keluarga, penilaian dan konseling
No 1 tahun 2000 (merupakan pengesahan

77
M. Taqyuddin Akbar

Konvensi ILO mengenai pelanggaran dan akan mempunyai perempuan itu lebih baik
tindakan segera penghapusan bentuk-bentuk dengan nikah maupun tidak dengan nikah.
pekerjaan terburuk untuk anak) hanya menga- Berkaitan dengan upaya pengaduan, penga-
tur soal kewajiban Negara dan tidak menje- duan dapat dilakukan sebagai berikut :
laskan ataupun menetapkan sanksi pidana bagi 1. Jika pada waktu dilarikan, perempuan itu
para pelaku. Hal inilah yang kemungkinan belum dewasa oleh perempuan itu sendiri
menjadi salah satu sumber penyebab masalah atau oleh orang yang harus memberi izin
perdagangan anak menjadi semakin tidak padanya, kalau ia hendak kawin.
terkendali dan kurang mampu ditangani oleh 2. Jika pada waktu dilarikan sudah dewasa,
Negara. oleh dia sendiri atau oleh suaminya.
Sumber hukum yang lain seperti KUHP, 3. Jika orang yang melarikan kawin dengan
memiliki kertebatasan dalam memberantas yang dilarikan dan nikah itu tunduk pada
perdagangan anak karena aturan ini hanya Kitab Undang-Undang Hukum Sipil (Per-
memiliki dua pasal, yaitu 297 dan pasal 332 data), tidak akan dijatuhkan hukuman
KUHP yang isinya menegaskan ancaman sebelum perkawinan itu dibatalkan oleh
hukuman bagi mereka yang memperdagang- hakim.
kan perempuan dan laki-laki yang belum
dewasa dihukum selama-lamanya enam tahun Merujuk pada pasal 297 dapat disebutkan
(pasal 297). bahwa tujuan pelacuran merupakan delik “
“Barang siapa dengan sengaja menyem- memperdagangkan anak “. Pengertian anak di
bunyikan orang yang belum dewasa yang dalam pasal ini bisa laki-laki atau perempuan
dicabut atau yang mencabut dirinya dari yang belum berusia 21 tahun atau belum
kuasa yang sah atasnya atau dari penjagaan menikah. Pasal 331 KUHP lebih kepada delik
orang yang dengan sah menjaga dia, atau menyembunyikan anak di bawah umur dari
barang siapa sengaja menyembunyikan anak kekuasaan yang sah, sedangkan dalam pasal
itu dari penyelidikan pegawai kehakiman atau 332, delik yang dilanggar adalah “ melarikan
polisi, dihukum penjara selama-lamanya anak perempuan dibawah umur “. Anak-anak
empat tahun atau jika anak itu umurnya yang dilarikan bukan untuk diperdagangkan ke
dibawah 12 tahun dengan hukuman penjara orang lain, tetapi untuk memiliki dengan
selama-lamanya tujuh tahun. “ maksud dinikahi atau bukan dinikahi (dijadi-
Pasal tersebut menjadi sumber aturan kan pembantu dan sebagainya). Batasan anak
pokok untuk menjerat pelaku perdagangan dalam pasal ini hanyalah anak perempuan
anak. Namun demikian, apabila diperhatikan yang belum berusia 21 tahun atau belum
secara jeli tentang isi pasal tersebut ditemukan menikah. Perbedaan lain yang terdapat dalam
perbedaan delik yang dilanggar oleh pelaku kedua pasal ini adalah pada jenis delik. Pada
antara pasal 297 dan pasal 332. pasal 332 pasal 297, deliknya adalah delik biasa,
mengatur tentang hukum bagi mereka yang sedangkan pada pasal 332 adalah delik aduan,
melarikan perempuan, yaitu : artinya kalau tidak terdapat pengaduan berarti
1. Hukuman penjara selama-lamanya tujuh tidak bisa diproses secara pidana.
tahun bagi barang siapa yang melarikan Apabila dicermati lebih lanjut, di dalam
perempuan yang belum dewasa tidak pasal-pasal KUHP tersebut tidak terdapat satu
dengan kemauan orangtuanya atau walinya, pasal pun yang memberikan proteksi kepada
tetapi dengan kemauan perempuan itu korban, khususnya korban yang diperdagang-
sendiri dengan maksud akan mempunyai kan, demikian halnya dalam KUHAP. Akibat
perempuan itu, baik dengan nikah maupun negative adanya system hukum yang demikian
tidak dengan nikah. adalah anak atau akibat negative adanya
2. Dengan hukuman penjara selama-lamanya system hukum yang demikian adalah anak
sembilan tahun bagi barang siapa melarikan atau perempuan yang menjadi korban per-
perempuan dengan tipu, kekerasan atau dagangan tidak terlindungi hak-haknya. Eks-
ancaman dengan kekerasan dengan maksud ploitasi terhadap mereka merupakan hal yang

78
Perlindungan Hukum Terhadap Korban Perdagangan Anak Berdasarkan Pasal 68undang-Undang No 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

sering dihadapi oleh para korban tanpa adanya ditemukan pada pasal 83 UUPA yang
pembelaan yang cukup. Bukan rahasia lagi, berbunyi sebagai berikut:
apabila para korban yang melapor ke kantor “Setiap orang yang memperdagangkan,
polisi justru akan mendapat perlakuan yang menjual, atau menculik anak untuk diri
kurang bersahabat, bahkan cenderung disalah- sendiri atau untuk dijual, dipidana dengan
kan. pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
Satu kemajuan yang patut dicatat me- tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan
nyangkut aspek hukum dari perdagangan anak denda paling banyak Rp. 300.000.000,-
untuk tujuan pelacuran adalah telah disahkan- (Tiga Ratus Juta Rupiah) dan paling sedikit
nya Undang-undang Perlindungan Anak No (Rp. 60.000.000,- (Enam Puluh Juta
23 tahun 2002 pada tanggal 22 Oktober 2002. Rupiah )“.
terdapat beberapa pasal yang cukup menjaji- Sanksi pidana yang tercantum dalam
kan, seperti pasal 59 yang menyebutkan hal UUPA merupakan terobosan baru karena
berikut ini : mencantumkan sanksi minimum. Hanya saja
“Pemerintah dan Lembaga Negara lainnya permasalahannya adalah sanksi minimum
berkewajiban dan bertanggungjawab untuk tersebut belum diadopsi oleh KUHP dan hal
memberikan perlindungan khusus kepada ini menyebabkan kesulitan di dalam pene-
anak dalam situasi darurat, anak yang rapannya. Sanksi di dalam Undang-Undang
berhadapan dengan hokum, anak dari seharusnya diadopsi terlebih dahulu oleh
kelompok minoritas dan terisolasi, anak KUHP dan kemudian baru masuk UUPA.
tereskploitasi secara ekonomi dan/ atau Dengan demikian, segi positif UUPA belum
seksual, anak yang diperdagangkan, anak dapat diterapkan dan menghadapi banyak
yang menjadi korban penyalahgunaan kendala di dalam permasalahannya. Dari sini,
narkotika, alcohol, psikotropika dan zat dapat disimpulkan bahwa apabila belum
adiktif lainnya ( NAPZA ), anak korban terdapat perubahan dalam KUHP atau paling
penculikan, penjualan dan perdagangan, tidak dalam system pidana di Indonesia,
anak korban kekerasan baik fisik dan/ atau kondisi peradilan dalam kasus perdagangan
mental, anak yang menyandang cacat, dan anak tidak akan berubah menjadi lebih baik.
anak korbn perlakuan penelantaran “.
Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa Pertimbangan khusus bagi anak korban
masalah perdagangan anak disebutkan dua kali perdagangan anak.
(apabila dicermati, dalam redaksional suatu Pentingnya bagi semua pihak untuk menge-
pasal, hal ini tidak lazim atau mungkin me- tahui bahwa anak-anak bersifat rentan dan
nunjukkan penekanan pentingnya persoalan membutuhkan perlindungan khusus, sesuai
perdagangan anak). Perdagangan anak yang dengan tingkat kedewasaan dan kebutuhan
dimaksudkan Undang-Undang ini diartikan masing-masing individu mereka”. Lebih lanjut
sebagai berbagai jenis perdagangan anak, lagi,” respon yang lebih baik terhadap korban
bukan hanya untuk tujuan pelacuran, tetapi dan saksi anak-anak akan membuat mereka
juga untuk tujuan lainnya. Pasal tersebut juga lebih terbuka mengenai kejadian yang menja-
menjelaskan dengan tegas bahwa yang ber- dikan mereka korban dan mereka akan lebih
tanggungjawab untuk mengatasi masalah per- membantu proses keadilan”.
dagangan anak dan perempuan adalah peme- Jikalau anak menjadi korban perdagangan
rintah dan lembaga Negara lainnya yang manusia, saksi kejahatan atau pelaku keja-
bukan masyarakat. hatan, perkaranya harus ditangani dengan cara
Berkaitan dengan bentuk sanksi, UUPA yang berbeda dengan penanganan perkara
jauh lebih baik dibanding dengan KUHP. orang dewasa ada beberapa peraturan perun-
UUPA meberi ancaman hukuman maksimum dang-undagan di Indonesia yang menggaris
15 tahun dan minimum 3 tahun, serta denda besarkan pada permasalahan ini.
maksimal Rp. 300.000.000,- dan minimal Rp.
60.000.000,-. Hal ini diantaranya dapat

79
M. Taqyuddin Akbar

Sebenarnya masalah perdagangan perem- undangan yang memberikan perlindungan dan


puan dan anak di Indonesia sudah sangat penghormatan terhadap anak-anak perlu
memprihatinkan dan memerlukan penanganan diikuti dengan tindakan penegakan hukum.
yang sungguh-sungguh dari pemerintah. Untuk itu, dibutuhkan para penegak hukum,
Meskipun pemerintah menyadari bahwa perlu mulai dari hakim, jaksa, dan pengacara yang
untuk mengambil langkah-langkah pengha- memahami dan memberikan perhatian yang
pusan perdagangan perempuan dan anak tetapi serius kepada masalah dan kepentingan anak,
hambatan yang memperlemah usaha tersebut yang memiliki kepekaan atas kebutuhan anak-
yaitu transisi menuju demokrasi, tidak ber- anak.
fungsinya institusi pemerintah dan belum Selain itu perlu penguatan peran lembaga
adanya perangkat hukum yang khusus mena- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
ngani masalah perdagangan perempuan dan yang telah ada saat ini, sehingga benar-benar
anak. memberikan perlindungan yang komprehensif
Untuk masalah perdagangan anak traffic- terhadap anak-anak Indonesia. Diharapkan
king ada diatur dalam UU No 23 Tahun 2002 KPAI tidak menjadi lembaga di atas kertas
tentang perlindungan anak yaitu pasal 83 semata. Karena itu, pimpinan KPAI diharap-
namun dalam parkteknya sosialisasi dalam kan memiliki sense of child needs.
penggunaan Undang-undang tersebut tidak Meskipun Undang-undang No 23 Tahun
sampai kepada aparat penegak hukum sehi- 2002 tentang Perlindungan Anak sudah beru-
ngga tidak maksimal untuk dipraktekkan dan sia 7 tahun, namun pelaksanaan penegakan
Undang-undang tersebut juga tidak membahas hak-hak anak masih belum menggembirakan.
persoalan trafficking secara spesifik. Dalam Undang-undang itu dilahirkan untuk mem-
praktek yang ditemukan pihak aparat penegak berikan perlindungan yang utuh, menyeluruh
hukum juga tetap memperlakukan KUHP dan komprehensif dengan meletakkan kewa-
pasal 296 s/d 298. jiban perlindungan anak berdasarkan asas
Pasal tersebut seringkali tidak mampu nondiskriminasi, kepentingan yang terbaik
menyerat para pelakunya karena: bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan
1. Unsur-unsur dari KUHP mengenai perda- hidup dan perkembangan serta penghargaan
gangan anak dan perempuan yang diguna- terhadap anak. UU itu merupakan bentuk
kan dalam penanganannya tidak begitu keprihatinan pemerintah terhadap nasib anak-
jelas, sehingga banyak unsur dari kasus anak bangsa selama ini.
perdagangan anak dan perempuan tidak Orang tua, keluarga dan masyarakat ber-
terjerat oleh pasal. tanggung jawab untuk menjaga dan memeli-
2. Ketiga pasal tersebut diatas (Pasal 296, hara hak-hak anak sesuai dengan kewajiban
297, 298) hanya dapat menjerat perda- yang dibebankan hukum. Pertanggungjawaban
gangan anak dan perempuan untuk tujuan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang
seksual saja, karena ke -3 pasal tadi masuk harus berkelanjutan dan terarah guna menja-
dalam kelompok kejahatan terhadap kesu- min pertumbuhan dan perkembangan anak,
silaan. Disisi lain, dalam banyak hal KUHP baik fisik, mental, spiritual maupun sosial.
sendiri masih bias gender sehingga kurang Sayangnya sampai saat ini masih banyak
dapat memberikan perlindungan dan hak anak-anak yang terabaikan. Diskriminasi
keadilan hukum bagi anak dan perempuan. dan kekerasan terhadap anak-anak masih saja
terjadi di mana-mana. Dunia anak masih da-
Tahapan penanganan yang ditangani lam duka. Hidup dan kehidupan anak terus
Komite Perlindungan Anak Indonesia ternoda dan dinodai oleh berbagai aksi keke-
(KPAI). rasan baik yang datang dari keluarga, sekolah,
lingkungan sekitar, bahkan negara. Dari tahun
Meski sudah diatur dalam beragam varian
ke tahun berbagai aksi kekerasan tersebut
produk peraturan perundang-undangan, masih
terus mengalami peningkatan.
banyak kasus pelanggaran dan kejahatan hak
asasi anak terjadi. peraturan Perundang-

80
Perlindungan Hukum Terhadap Korban Perdagangan Anak Berdasarkan Pasal 68undang-Undang No 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

Belum lama ini kita dikejutkan dengan ulah yang diasuh. Disamping itu, pada saat ber-
seorang ibu yang tega membakar dua balita- samaan terdapat ganjalan dari sekelompok
nya hidup-hidup lantaran kesal pada suami. masyarakat
Belum reda kasus tersebut, kisah seorang Dari definisi Hukum Perlindungan Anak
bapak yang tega menyetrika tubuh anaknya tersebut dapat dilihat unsur-unsur yang
sudah harus menyusul menambah deretan esensial atau pembelaan dan perlindungan
panjang kasus-kasus kekerasan terhadap anak. yang ditentukan oleh hukum. Unsur-unsur
Tak hanya mengalami perlakuan salah dari tersebut sebagai berikut
orangtua atau anggota keluarga, sosok ber- 1. Peraturan hukum formal dan materiil yang
nama anak ini pun kadang masih harus ber- bersifat memaksa.
hadapan dengan guru yang belum seluruhnya 2. Proses perlindungan hak atau hak-hak
mampu menjadikan dirinya sebagai pendidik anak.
anak yang baik. Bahkan di sektor publik, 3. Adanya perbuatan tindak pidana dan per-
realitasnya bahkan lebih ironis. Banyak anak- buatan melawan hukum
anak yang dipaksa bekerja untuk menambal 4. Adanya kepentingan hak anak yang
kehidupan ekonomi keluarganya. terlindungi.
Di beberapa daerah anak-anak sudah harus Secara khusus, menyangkut tindakan keke-
terjun menjadi kuli kontrak siang dan malam, rasan terhadap anak, diatur dalam Bab XII
buruh selama delapan jam sehari di pabrik tentang ketentuan pidana. Pasal 80 Undang-
dalam ruang tertutup dan menggunakan alat Undang no. 23 tahun 2002 merumuskan,
bermesin, atau kuli turunan di perkebunan. “Barang siapa yang melakukan kekejaman,
Bahkan ada pula yang dijadikan mangsa di kekerasan, atau ancaman kekerasan atau
hotel-hotel, tempat hiburan atau lokalisasi penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan
maksiat. pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6
Di jalanan, manusia bernama anak itu, lagi- (enam) bulan dan atau denda paling banyak
lagi menghadapi masyarakat dan negara yang Rp. 72.000.000,- (Tujuh Puluh Dua Juta
tidak ramah terhadap diri dan statusnya. Rupiah). Kalau kekejaman, kekerasan atau
Berbagai hinaan, cacian, makian, kekejaman, penganiayaan tersebut menimbulkan luka
kekerasan dan image-image buruk masyarakat berat maka ancaman pidana diperberat menja-
telah menjadi bagian kesehariannya. Dan ja- di pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
ngan heran, kekerasan itu, bukan hanya terjadi dan atau denda paling banyak Rp.
di kota-kota besar, tapi juga di pelosok kam- 100.000.000,- ( Seratus Juta Rupiah ). Dalam
pung. hal tindak kekejaman, kekerasan, atau penga-
Sesungguhnya pembangunan anak terdiri niayaan tersebut menimbulkan kematian maka
dari tiga kegiatan utama, yaitu pembinaan, ganjaran pidana penjara paling lama 10
pengembangan dan perlindungan. Pembinaan, (sepuluh) tahun dan atau denda paling banyak
berusaha untuk memberikan anak yang terbaik sebesar Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta
bagi pertumbuhannya. Pengembangan adalah Rupiah). Ancaman pidana tersebut ditambah
menumbuhkan seluruh seluruh kemampuan sepertiga dari ketentuan yang ada apabila
dan bakat yang terkandung dalam diri anak. kejahatan tersebut adalah orangtuanya.
Adapun perlindungan hukum pada segala Dengan rumusan dan ancaman sanksi yang
kegiatan untuk menjaga agar anak tumbuh cukup berat ini nampaknya Pemerintah me-
wajar, lahir batin dan bebas dari segala bentuk mang sudah tidak mentolerir terhadap ber-
ancaman, hambatan dan gangguan. bagai bentuk kekejaman, kekerasan atau
Dalam perkembangannya Undang-Undang penganiayaan yang dilakukan oleh berbagai
Perlindungan anak yang sudah ditandatangani pihak terhadap anak termasuk orangtua dan
tampaknya masih belum ada kejelasan. guru. Demi tegaknya supremasi hukum yang
Beberapa persoalan yang masih menjadi masa- selama ini nyaring terdengar maka kepolisian
lah seperti masalah pada pasal 37 ayat 3 yakni harusnya segera tanggap terhadap kasus keke-
masalah agama antara orangtua asuh dan anak jaman, kekerasan atau penganiayaan terhadap

81
M. Taqyuddin Akbar

anak dengan memprosesnya secara fair dan Dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun
tidak lagi menggunakan upaya damai dalam 2007 tentang ‘’Pemberantasan Perdagangan
penyelesaian kasus-kasus seperti ini. Orang’’, pengertian perdagangan orang sesuai
Perdagangan anak (trafficking) sebagai dengan bunyi Pasal 1 ayat (1) adalah ‘’Perda-
tindakan kejahatan yang sangat tidak manu- gangan orang adalah tindakan perekrutan,
siawi harus dicegah dan diberantas oleh selu- pengangkutan, penampungan, pengiriman, pe-
ruh komponen bangsa secara bersama-sama mindahan, atau penerimaan seseorang dengan
dan gerakan bersama untuk menentang traffic- ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,
king sangat dibutuhkan. Oleh kerena itu penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipu-
jalinan kerjasama antara organisasi masyara- an, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi
kat, agamawan atau rohaniawan, kepolisian rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran
pemerintah dan seluruh element masyarakat atau manfaat, sehingga memperoleh persetu-
yang lain sangat dibutuhkan. Selain itu lemah- juan dari orang yang memegang kendali atas
nya hukum dan penegakannya merupakan orang lain tersebut, baik yang dilakukan di
salah satu kendala merebaknya kasus perda- dalam negara, untuk tujuan ekploitasi atau
gangan anak (trafficking) diharapkan dengan mengakibatkan orang tereksploitasi’’. Sedang-
adanya peraturan perundang-undangan yang kan pengertian mengenai Eksploitasi terdapat
khusus mengatur tentang perdagangan anak dalam Pasal 1 ayat (7) yaitu '‘Eksploitasi ada-
(trafficking) paling tidak dapat mengurangi lah tindakan dengan atau tanpa persetujuan
jumlah anak yang menjadi korban trafficking. korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada
pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbu-
Landasan Peraturan Kebijakan Perlindu- dakan atau praktik serupa perbudakan, penin-
ngan Anak. dasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual,
organ reproduksi, atau secara melawan hukum
Perlindungan anak adalah tanggung jawab
memindahkan atau mentransplantasi organ
orang tua, juga tanggung jawab negara.
dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan
Indonesia telah memiliki berbagai perangkat
tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak
hukum peraturan Perundang-undangan yang
lain untuk mendapatkan keuntungan baik
secara khusus memberikan perlindungan dan
materiil maupun immaterial’’ dan Pasal 1 ayat
penghormatan kepada hak-hak anak. Produk-
(8) ‘’Eksploitasi seksual adalah segala bentuk
produk peraturan Perundang-undangan dimak-
pemanfaatan organ tubuh seksual atau organ
sud adalah:
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tubuh lain dari korban untuk mendapatkan
keuntungan, termasuk tetapi tidak terbatas
Tentang Pengadilan Anak;
pada semua kegiatan pelacuran dan perca-
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979
bulan’’. Jika dihubungkan ketiga ayat di atas,
tentang Kesejahteraan Anak;
maka akan dipahami bahwa Undang-Undang
3. Undang-Undang No 23 Tahun 2002
ini tidak memasukkan pelacuran sebagai objek
tentang Perlindungan Anak;
dari wilayah berlakunya Undang-Undang ini,
4. Keputusan Presiden No 36 Tahun 1990
tetapi hanya melingkupi subjek dari para
tentang Ratifikasi Konvensi Hak Anak.
pelaku dalam kegiatan pelacuran atau prosti-
5. Undang-Undang No. 21 tahun 2007 tentang
tusi tersebut. Atau pengertian lainnya adalah
Pemberantasan Terhadap Tindak Pidana
bahwa Undang-Undang ini tidak ‘’melarang’’
Perdagangan Orang
adanya kegiatan pelacuran atau prostitusi,
Untuk itu perlu adanya Undang-Undang
tetapi melarang dan memberikan hukuman
khusus yang mengatur hal tersebut, agar
apabila dalam kegiatan pelacuran atau prosti-
masalah tersebut dapat terselesaikan secara
tusi dilakukan dengan cara memperdagangkan
komprehensif, utuh dan menyeluruh.Sehingga
orang atau perdagangan orang atau trafficking
dampak dari kegiatan tersebut dapat dimini-
sesuai dengan bunyi ayat-ayat dalam Undang-
malisir, dikelola, dan ditanggulangi secara
Undang itu. Tidak dimasukkannya kegiatan
baik dan profesional.
pelacuran atau prostitusi dalam Undang-

82
Perlindungan Hukum Terhadap Korban Perdagangan Anak Berdasarkan Pasal 68undang-Undang No 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang 1. Larangan untuk mendirikan atau mengu-
‘’Pemberantasan Perdagangan Orang’’ tentu- sahakan serta menyediakan tempat untuk
nya harus dipahami secara bijak, mengingat melakukan prostitusi (pasal 2), larangan
Undang-Undang ini lebih dikhususkan pada untuk melakukan, menghubungkan, dan
kegiatan pemberantasan perdagangan orang mengusahakan, dan menyediakan orang
bukan ditujukan pada kegiatan pelacuran atau untuk melakukan perbuatan prostitusi
prostitusi. (pasal 3), termasuk bagi siapapun yang
Untuk itu disimpulkan bahwa, pelacuran karena tingkah lakunya patut diduga dapat
dan perdagangan orang memiliki korelasi yang menimbulkan atau mengorbankan perbu-
sangat erat yaitu pelacuran merupakan salah atan prostitusi (pasal 4), termasuk pula
satu motif utama terjadinya tindak pidana siapapun di jalan umum atau di tempat
perdagangan orang atau trafficking. Oleh yang kelihatan dari jalan umum atau tempat
karena itu dalam upaya melakukan pemberan- dimana umum dapat masuk dilarang de-
tasan perdagangan orang sesuai dengan ngan perkataan, isyarat, tanda atau cara lain
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 ten- membujuk atau memaksa orang lain untuk
tang ‘’Pemberantasan Tindak Pidana Perdaga- melakukan perbuatan prostitusi, termasuk
ngan Orang’’, perlu juga untuk ‘’memberantas siapapun yang kelakuannya atau tingkah-
atau mengatur’’ masalah pelacuran/prostitusi lakunya dapat menimbulkan dugaan bah-
dengan suatu Undang-Undang khusus. ‘’Mem- wa ia pelacur.
berantas’’ atau ‘’mengatur’’ pelacuran atau 2. Sanksi hukuman kurungan baik perempu-
prostitusi merupakan suatu pilihan yang perlu an maupun laki-laki yang melakukan pros-
dipilih secara bijak, dengan melihat secara titusi selama-lamanya 6 (enam) bulan atau
objektif persoalan pelacuran atau prostitusi denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,-
merupakan sebagai masalah nasional yang (lima juta rupiah). Perubahan Perda beri-
sudah merambah ke segala sendi kehidupan kutnya mengurangi hukuman menjadi
masyarakat, dari kota sampai desa, dari daerah selama-lamanya 3 (tiga) bulan, sedangkan
berkembang sampai daerah terpencil, dari denda tetap.
daerah yang maju sampai daerah yang ter- 3. Pemberian kewenangan kepada Penyidik
belakang dan dari semua tingkat sosial ekono- Umum atau Penyidik PNS di Lingkungan
mi masyarakat tidak terluput dari perma- Pemerintah Daerah.
salahan pelacuran/prostitusi. Oleh karena itu Program pendidikan yang terkait dengan
pengaturan mengenai pelacuran atau prostitusi pencegahan perdagangan anak untuk pela-
sangat urgen untuk segera diatur dalam suatu curan antara lain pengembangan pendidikan
Undang-Undang sehingga dapat meminima- dasar dan prasekolah, pengembangan pendi-
lisir dampak dan akibat dari kegiatan pela- dikan menengah, dan pengembangan pendi-
curan atau prostitusi, termasuk dalam rangka dikan luar sekolah. Kegiatan-kegiatan program
melakukan pencegahan dan pemberantasan yang terkait dengan pencegahan perdagangan
tindak pidana perdagangan orang/trafficking. anak untuk pelacuran, antara lain:
1. Program Partisipasi 100% untuk mening-
Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah katkan angka partisipasi sekolah, dengan
Dan Masyarakat. kegiatan antara lain penambahan bangunan
lokal baru TK, SD/MI, dan SLTP/ MTs,
A. Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah
pemberian beasiswa, pendidikan luar seko-
Kebijakan Pemerintah mengenai prostitusi lah, pendidikan madrasah, penilaian kinerja
tertuang pada Peraturan Daerah (Perda) sekolah.
Nomor 7 Tahun 1999 tentang Prostitusi yang 2. Program Percepatan Wajib Belajar Pendi-
diperbaharui Perda No. 4 Tahun 2001. Perda dikan Dasar (Wajar Dikdas) melalui pem-
tersebut memuat 10 pasal, yang intinya berisi berian Kartu Bebas Biaya Sekolah (KBBS).
tentang :

83
M. Taqyuddin Akbar

B. Upaya Yang Dilakukan Oleh Masya- berupa pertukaran informasi tentang traffic-
rakat. king, menyamakan persepsi bahwa korban
bukan pelaku kriminal melainkan hanya anak-
Upaya yang diselenggarakan secara konsis-
anak yang tak mengerti bahwa mereka di-
ten dan berkelanjutan dalam melindungi warga
manipulasi, dan kerja sama ekstradisi bagi
Negaranya antara lain mencegah terjadinya
pelaku trafficking. Upaya pencegahan dan
peraktek-praktek Perdagangan Orang (traffic-
pemberantasan trafficking baru akan berhasil
king) dan bentuk-bentuk eksploitasi lainnya.
jika dilakukan secara komprehensif yang
Upaya masyarakat dari tujuan ini adalah:
meliputi upaya regulasi, pengentasan kemis-
1. Memperbaiki kualitas pendidikan dari ting-
kinan, dan melibatkan semua pihak dan negara
kat Sekolah Dasar sampai Sekolah Mene-
agar berjalan efektif.
ngah Atas untuk memperluas angka partisi-
Saran yang diajukan merupakan suatu
pasi anak laki-laki dan anak perempuan.
pendekatan yang dimungkinkan memberikan
2. Mendukung keberlanjutan pendidikan dasar
masukan dalam upaya meningkatkan per-
untuk anak perempuan setelah lulus seko-
hatian kepada anak. Perlu adanya kelemba-
lah dasar;
gaan bersama untuk koordinasi kerjasama di
3. Menyediakan pelatihan keterampilan dasar
bidang pelayanan perlindungan anak, yang
untuk memfasilitasi kenaikan penghasilan;
berfungsi sebagai koordinator yang memo-
4. Menyediakan pelatihan kewirausahaan dan
nitor dan membantu membina serta membuat
akses ke kredit keuangan untuk memfasili-
pola kebijaksanaan mereka yang melibatkan
tasi usaha sendiri;
diri dalam perlindungan anak.Kelembagaan
5. Merubah sikap dan pola fikir keluarga dan
ini berwenang membuat kebijakan dan
masyarakat terhadap trafiking anak.
program yang komprehensif terkait dengan
6. Inti program ini mencegah anak-anak pe-
penanggulangan perdagangan anak untuk
rempuan dilacurkan dengan mengupaya-
kepentingan pelacuran. Program dan kebi-
kan:
jakan meliputi upaya pencegahan, perlindu-
7. Peningkatan partisipasi pendidikan anak-
ngan, rehabilitatif, dan reintegratif.
anak baik formal maupun non formal,
8. Pemberian peluang kerja.
9. Penyadaran masyarakat untuk mencegah DAFTAR PUSTAKA
perdagangan anak untuk pelacuran. C.S.T. Kansil, 1986, Pengantar Ilmu Hukum
dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka.
PENUTUP
De Bie, Mr. M. Civil Rechtelijke Deel, NV,
Dalam praktek sekarang ini Undang- 1949, Uitgevers Maatschappij, WEJ.
Undang No 23 tahun 2002 tentang perlin- Tjeenk Wilink.
dungan Anak belum maksimal berjalan de-
ngan semestinya. Adapun dalam pasal 68 Effendi H.A, Masyhur, Ms, , 1994, Hak Asasi
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 adalah Manusia, Ghalia Indonesia.
memberikan perlindungan khusus bagi anak Gosita, Arif, 1984, Masalah Perlindungan
korban penculikan, penjualan dan perdaga- Anak, Akademika Pressindo CV, Jakarta.
ngan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal
68 dilakukan melalui upaya pengawasan, per- Herlina, Apong, dkk, 2005, Perlindungan
lindungan, pencegahan, perawatan, dan Anak: Berdasarkan Undang-Undang omor
rehabilitasi oleh Pemerintah dan masyrakat. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
Dan setiap orang dilarang menempatkan, UNICEF, Jakarta.
membiarkan, melakukan, menyuruh melaku- Hadikusuma Hilman, 1987, Hukum Kekera-
kan, atau turut serta melakukan penculikan, batan Adat, Fajar Agung, Jakarta.
penjualan, atau perdagangan sebagaimana
dimaksud. Di samping itu, untuk mengatasi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
trafficking diperlukan kerja sama antar negara (KUHP).

84
Perlindungan Hukum Terhadap Korban Perdagangan Anak Berdasarkan Pasal 68undang-Undang No 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

Kusumah Mulyana W, 1986, Hukum dan Hak- Susilowati, Ima, dkk, 2005, Pengertian Kon-
hak Anak, CV. Rajawali, Jakarta. vensi Anak, UNICEF, Jakarta.
Peraturan Perundang-Undangan No 23 Tahun Saad, Sudirman, dkk, 2004. Penegakan Hu-
2002 tentang Perlindungan Anak. kum, Pelacuran,dan HIV / AIDS, Ford
Foundation, Yogyakarta.
Siregar, Bismar, 1986, Perlindungan Anak,
CV.Rajawali, Jakarta. Saad, Sudirman, dkk, 2004, Menggagas Model
Penanganan Perdagangan Anak. Ford
Soemitro, Irma Setyowati, 1990, Aspek
Foundation, Yogyakarta.
Hukum Perlindungan, Bumi Aksara,
Jakarta. Utrecht, 1957, Pengantar Dalam Hukum Indo-
nesia, Balai Buku Ichtiar, Jakarta.

85

Anda mungkin juga menyukai