Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ary Sigit

Stambuk : C20119053

Kelas : Manajemen J

MK : Manajemen Kompetensi

1. Prinsip Dasar Kompetensi

Kompetensi bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu adanya standar kompetensi

kerja, adanya pendidikan dan pelatihan yang berbasis pada standar kompetensi

kerja dan adanya sistem sertifikasi yang independen dan terpercaya menjamin

mutu kompetensi sesuai dengan standar kompetensi.

2. Pentingnya Manajemen Kompetensi Dalam Organisasi Dan Kaitannya

Dengan Kinerja Dan Produktivitas

sistem manajamen kompetensi digunakan oleh perusahaan/organisasi untuk

membantu mempermudah tugas pengevaluasian dan pengelolaan kompetensi dari

sumber daya manusia yang mereka miliki. Secara umum, ada 8 alasan mengapa

Sistem Manajemen Kompetensi penting untuk perusahaan/organisasi, yaitu :

a. Efisiensi Pelatihan

Penggunaan sistem manajemen kompetensi akan berdampak kepada

penghematan anggaran untuk pelatihan yang tidak perlu. Hal ini karena data

keahlian karyawan tercatat dengan baik sehingga pelatihan yang dirasa tidak

diperlukan lagi tak perlu diberikan kepada karyawan tersebut. Evaluasi dan
manajemen yang dihasilkan juga akan membantu memastikan apakah

pelatihan yang dilakukan efektif atau tidak.

b. Memudahkan Identifikasi Kinerja

Dalam menempatkan karyawan, tentu perusahaan harus

mengidentifikasi keunggulan dan kompetensi tiap karyawan. Sistem

manajemen kompetensi bisa memberikan gambaran akan kompetensi

karyawan tersebut untuk mengisi posisi tertentu. Selain itu, perusahaan juga

bisa terbantu untuk melacak kemajuan komptensi karyawannya.

c. Memberi Citra Terhadap Klien

Pencitraan tentu penting dalam dunia bisnis dan usaha. Penggunaan

sistem manajemen kompetensi akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut

memiliki keunggulan dalam upaya melakukan kinerja terbaiknya dihadapan

klien.

d. Keunggulan Kompetetif

Standar kompetensi yang lebih tinggi membuat daya kompetitif

perusahaan lebih baik dibanding pesaingnya. Penerapan sistem manajemen

kompetensi menunjukkan respon yang lebih baik terhadap permintaan

pelanggan. Artinya, standar daya tawar perusahaan juga akan semakin tinggi.

e. Kinerja Individual dan Organisasi yang Lebih Baik

Penerapan teknologi dalam bentuk apapun selayaknya membuat

produktivitas perusahaan menjadi lebih baik karena kinerja secara individu

maupun keseluruhan juga lebih baik. Begitupun dalam penggunaan sistem

manajemen kompetensi, evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkelanjutan

akan menimbulkan budaya kerja yang unggul, efektif, dan efisien.

f. Mempertahankan Karyawan Berkinerja Tinggi


Sistem manajemen kompetensi yang dikelola dengan baik dapat

menjadi alat untuk mendata dan mempertahankan karyawan yang memiliki

kinerja baik. Mereka yang berkompeten biasanya akan lebih mampu

mengembangkan kemampuan diri mereka sendiri sehingga akan

menguntungkan perusahaan itu sendiri.

g. Dukungan Perkembangan Karir Bagi Karyawan

Melalui pendataan secara spesifik bagi tiap karyawan, sistem

manajamen kompetensi akan membuat karyawan memiliki arahan yang lebih

jelas akan pengembangan kinerjanya. Perusahaan juga artinya memberi

dukungan bagi perkembangan karir karyawannya sehingga memicu komitmen

karyawan yang lebih baik.

h. Meminimalisir Kesalahan Rekrutmen

Dikarenakan pembagian sumber daya manusia sudah baik, artinya

perusahaan bisa melakukan proses rekrutmen dengan lebih baik juga.

Penerimaan karyawan akan lebih akurat berdasarkan kebutuhan saat itu dan

masa mendatang.

3. Pengertian Kompetensi

Konsep kompetensi sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Menurut

Organisasi Industri Psikologis Amerika gerakan tentang kompetensi telah dimulai

pada tahun 1960 dan awal tahun 1970. Kompetensi adalah suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi

atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut

oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan


keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu

bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan bidang tersebut.

Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada

tingkat yang memuaskan di tempat kerja, termasuk diantaranya adalah

kemampuan seseorang untuk mentransfer dan mengaplikasikan keterampilan dan

pengetahuan tersebut dalam situasi yang baru dan meningkatkan manfaat yang

disepakati.

Kompetensi juga menunjukkan karakteristik pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan oleh setiap individu yang

memampukan mereka untuk melakukan tugas dan tanggungjawab mereka secara

efektif dan meningkatkan standar kualitas profesional dalam pekerjaan mereka.

Kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang di tempat kerja pada

berbagai tingkatan dan memperinci standar masing-masing tingkatan,

mengidentifikasi karakteristik, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

oleh individual yang memungkinkan menjalankan tugas dan tanggungjawab

secara efektif sehingga mencapai standar kualitas profesional dalam bekerja, dan

mencakup semua aspek catatan manajemen kinerja, keterampilan dan

pengetahuan tertentu, sikap, komunikasi, dan pengembangan.

Kompetensi merupakan karakteristik individu yang mendasari kinerja atau

perilaku di tempat kerja. Oleh karena itu, kompetensi merupakan karakteristik

yang mendasar pada setiap individu yang dihubungkan dengan kriteria yang

direferensikan terhadap kinerja yang unggul atau efektif dalam sebuah pekerjaan

atau situasi.
Spencer dan Spencer (1993:9) menyatakan bahwa kompetensi merupakan

landasan dasar karakteristik orang dan mengindikasikan cara berperilaku atau

berpikir, menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu yang cukup

lama.

Kompetensi merupakan dimensi perilaku yang berada dibelakang kinerja

kompeten. Sering dinamakan kompetensi perilaku karena dimaksudkan untuk

menjelaskan bagaimana orang berperilaku ketika mereka menjalankan perannya

dengan baik (Armstrong dan Baron, 1998:298).

Dengan berbagai pandangan tersebut di atas dapat dirumuskan kesimpulan

bahwa kompetensi merupakan kemampuan menjalankan tugas atau pekerjaan

dengan dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan didukung oleh sikap yang

menjadi karakteristik individu.

4. Model-Model Kompetensi

Model kompetensi menjelaskan perilaku-perilaku yang terpenting yang

diperlukan untuk kinerja unggul dalam posisi, peran atau fungsi yang spesifik,

yang bisa terdiri dari beberapa atau berbagai kompetensi.

Model kompetensi dibedakan menurut kepentingannya, menjadi model

kompetensi untuk leadership, coordinator, experts dan support. Model kompetensi

untuk kepemimpinan dan koordinator pada dasarnya sama meliputi: komitmen

pada pembelajaran berkelanjutan, orientasi pada pelayanan masyarakat, berpikir

konseptual, pengambilan keputusan, mengembangkan orang lain, standar

profesionalisme tinggi, dampak dan pengaruh, inovasi, kepemimpinan, kepedulian

organisasi, orientasi pada kinerja, orientasi pada pelayanan, strategi bisnis, kerja

sama tim, dan keberagaman.


Model kompetensi untuk experts dan supports pada dasarnya juga sama dan

meliputi komitmen atas pembelajaran berkelanjutan, orientasi pada pelayanan

masyarakat, berpikir kreatif dan inovatif, fleksibilitas, standar profesionalisme

tinggi, perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi, pemecahan masalah,

orientasi pada kinerja, orientasi pada pelayanan, kerja sama tim, dan

keberagaman.

Sementara itu, Michael Zwell (2000:218) membedakan kompetensi menurut

posisinya dapat berupa kepemimpinan kependidikan, manajemen sekolah,

kepedulian, dan pelibatan masyarakat, manajemen perubahan, perencanaan dan

pengorganisasian, komunikasi, mempengaruhi dan memotivasi, sensitivitas

antarpribadi dan orientasi pada hasil.

Kompetensi menurut tingkat dan fungsi kerja yang membedakan antara

superior dan yang bukan superior meliputi kompetensi yang berkenaan dengan

mempengaruhi, mengembangkan orang lain, kerja sama, mengelola kinerja,

orientasi pada hasil, perbaikan berkelanjutan, berkembangnya inisiatif,

membangun fokus, dan kepedulian pada kualitas.

Sementara itu, kompetensi menurut tingkat dan fungsi kerja yang

membedakan antar mitra dan superior, meliputi kompetensi yang berkenaan

dengan orientasi pada kewirausahaan, berpikir konseptual, inovasi, berpikir

analistis, kualitas keputusan, orientasi pada pelayanan dan komunikasi.


5. Aspek-Aspek Kompetensi

Gordon (1998) menjelaskan beberapa aspek yang terkandung dalam konsep

kompetensi sebagai berikut :

a. Knowledge

yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. Misalnya,seorang karyawan

mengetahui cara melakukan pembelajaran yangbaik sesuai dengan kebutuhan

yang ada di perusahaan.

b. Understanding

yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu.

Misalnya, karyawan dalam melaksanakanpembelajaran harus mempunyai

pemahaman yang baik tentang kondisi kerja secara efektif.

c. Skill

yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk

melaksanakanpekerjaan yang dibebankan kepadanya.

d. Value

yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis

telah menya1tu dalam diri seseorang.

e. Attitude

yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu peristiwa yang datang dari

luar.

f. Interest

yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai