Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pancasila
dan undang undang dasar Negara republic Indonesia tahun 1945

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu,
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan
bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. (KEMENKES RI,2011)

Kesehatan yang baik dimulai dari menjaga kebersihan diri dan lingkungan,kebersihan
yang baik dan sehat akan mempengaruhi tingkat kesehatan yang kita miliki, dengan menjaga
kebersihan mulai dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, mandi minimal 2 kali
sehari, membersihkan rumah sehari sekali, membuang dan mengolah sampah dengan
benar,menguras bak mandi , membersihkan selokan (pembuangan air), membersihkan jamban,
mencuci piring mencuci baju, dan masih banyak lagi,menjaga jarak,memakai masker, kegiatan
sehari hari yang kita sering lakukan dengan menjaga kebersihan akan membuat kesehatan tubuh
semakin kuat,dan kekebalan tubuh semakin meningkat, dengan menjaga kebersihan kotoran
kotoran yang mengancam kesehatan akan menghilang dan kesehatan kita tetap terjaga
(KEMENKES RI 2011)

Perilaku sehat memerlukan upaya yang terus menerus yang dilakukan sebagai
upaya untuk berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan serta untuk mewujudkan
lingkungan yang sehat. Indikator perilaku ini menjadi sebuah tolak ukur untuk mewujudkan
keadaan atau suatu kecenderungan Perilaku sehat anak. Perilaku ini yang diupayakan untuk
seoptimal mungkin dilakukan oleh anak. Idealnyauntuk perilaku ini dapat dilakukan secara
keseluruhan yang mencakup delapan indikator perilaku. Tetapi , realita yang terjadi
dilapangan tidak demikian, program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada aanak
masih berjalan belum optimal ditandai dengan adanya kasus penyakit yang terjadi akibat
Perilaku hidup yang kurang sehat. Sebagian dari indikator PHBS anak adalah mencuci
tangan denganmenggunkan air mengalir serta sabun dan menerapan etika batuk. PHBS
adalah sekumpulan pola perilaku anak yang dilakukan disebabakan oleh adanya kesadaran dari
hasil suatu pembelajaran, yang membuat anak dapat memelihara serta menjaga kesehatan
danmempunyain peran aktif dalam mewujudkan masyarakat yang sehat (Kemenkes RI,
2014).

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi


sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan
serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. 

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan
pengalaman mengenai perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas
dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang
dapat dibagikan seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap
dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat.  

PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota
masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari
dengan tujuan hidup bersih dan sehat.

Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka atau pimpinan
masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan masyarakat dengan tujuan kemampuan
mengenal dan tahu masalah kesehatan yang ada di sekitar; terutama pada tingkatan rumah tangga
sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih sehat.

Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses


penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku
kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah
terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran
untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.
(KEMENKES RI PHBS,2016)

Perilaku sehat memerlukan upaya yang terus menerus yang dilakukan sebagai upaya
untuk berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan serta untuk mewujudkan lingkungan yang
sehat Indikator perilaku ini menjadi sebuah tolok ukur untuk mewujudkan keadaan atau suatu
kecenderungan Perilaku sehat anak. Perilaku ini yang diupayakan untuk seoptimal mungjkin
dilakukan oleh anak. Ideal nya untuk perilaku ini dapat dilakukan secara keseluruhan yang
mencakup delapan indikator perilaku. Tetapi , realita yang terjadi dilapangan tidak demikian,
program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada anak masih berjalan belum optimal
ditandai dengan adanya kasus penyakit yang terjadi akibat Perilaku hidup yang kurang
sehat. Sebagian dari indikator PHBS anak adalah mencuci tangan dengan menggunakan air
mengalir serta sabun dan menerapan etika batuk. PHBS adalah sekumpulan pola perilaku anak
yang dilakukan disebabakan oleh adanya kesadaran dari hasil suatu pembelajaran, yang
membuat anak dapat memelihara serta menjaga kesehatan dan mempunyai peran aktif dalam
mewujudkan masyarakat yang sehat (Kemenkes RI, 2014)

Dalam mempersipakan anak untuk membentuk perilaku kebiasaan baru dapat


dilakukan dengan membiasakan perilaku sehari-hari sejak dini untuk menerapkan
protokol kesehatan agar anak terhindar dari resiko penularan covid 19. Pembentukan
kebiasaan baru ini diawali dari peran keluarga dengan memberi contoh perilaku sehat dan
meningkatkan pemahanan pada anak tentang perilaku baru yang dilakukan. Kondisi lingkungan
anak dan komunikasi antara anak dengan orang tua diperlukan dalam membentuk karakter
dan sikap anak terhadap pencegahan covid 19

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Berdasarkan data kementerian kesehatan


di indonesia terdapat lebih dari 225.00ribu orang terkonfirmasi positif covid 19 termasuk
diantaranya adalah anak usia dini. Sesak nafas, demam, serta batuk merupakan tanda dan gejala
yangsering muncul pada penyakit akibatteinfeksi virus ini. Infeksi ini dapat menyebabkan
terjadinya kematian pada anak. Masa inkubasi terjadi berkisar antara 5 sampai dengan 6 hari
dan paling lama 14 hari sejak terinfeksi virus Covid 19(Kemenkes, 2020).
COVID-19 diprediksi akan memperpanjang masa pandemi karena belum
ditemukannya vaksin dan pengobatan secara definitif, sehingga harus mempersipakan diri
dan berdapatasi dengan kehidupan baru dalam berperilaku sehari hari. Anak Usia dini harus
mampu melakukan perubahan beradaptasi dengan kebiasaan yang baru (new normal) agar
terhindar dari penularan COVID-19 sehingga dapat hidup sehat. Untuk menekan penularan
COVID-19 diperlukan kedisiplinan dalam menerapkan prinsip pola hidup yang lebih bersih
dan sehat (Kemenkes, 2020).

Penyakit ini dapat menular kepada siapapun baik dewasa maupun anak usia dini.
Anak-anak tidak hanya bersiko untuk tertular penyakit COVID-19, tetapi anak usia dinijuga
termasuk di antara anggota masyarakatyang terdampak akibat pandemi. Dalam kondisi ini
anak usia dini harus mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru sehingga dapat terhindar
dari resiko penularan covid 19, Anak usia dini harus mampu berperilaku sesuai
dengankebiasaan baru yang lebih menyehatkan, lebih bersih, sertalebihpatuh terhadap protokol
kesehatan (Jauhari, 2020)

Menurut WHO beberapa perilaku kesehatan yang dapat mengurangi kemungkinan


terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan melakukan penerapan PHBS diantaranya selalu
mencuci tangan, menjaga jarak 1-3 meter, Hindari pergi ke tempat keramaian, Hindari
menyentuh mata, hidung dan mulut, Tetap di rumah dan isolasi diri bahkan dengan gejala
ringan(WHO, 2019)

Menurut Depsos RI, Panti sosial asuhan anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan
sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar,
memberikan pelayanan pengganti orang tua/ wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental
dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai
bagi pengembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi
penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang
pembangunan nasional (Depsos RI, 2004).
Di era new normal kesehatan anak di dalam wilayah panti asuhan sangat penting
dikarenakan peilaku membiasakan pola hidup bersih harus sudah terlaksanakan, dengan kondisi
yang selalu berada dalam satu tempat dan itu lebih mudah tersebarnya virus atau bakteri maka
diperlukannya kebiasaan mencuci tangan, mencuci alat alat makan, mencuci pakaian,menjaga
kebersihan kamar sampai kamar mandi, menjaga kebersihan lingkungan, dan tetap selalu jaga
jarak antara anak dengan anak yang lainnya, minimnya fasilitas juga bisa berpengaruh terhadap
kesehatan anak di panti asuhan tersebut.

Anak anak di panti asuhan putri Aisyiyah memiliki jumlah 39 orang di antaranya
SD<SMP<SMA, dari wawancara yang di lakukan kepada kepala panti disana pada satu tahun
terakhir ini anak anak masih mengabaikan tentang mencuci tangan membersihkan kamar atau
kamar mandi,menggosok gigi sebelum tidur, membuang sampah, dan menjaga jarak,

Anda mungkin juga menyukai