Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA Ny.

DENGAN GASTRITIS

Oleh :

Ressy Rahmadani, S.Kep

20131062

NERS

Pembimbing :

Ns. Yusriana, M. Kep, Sp, Kep. Kom

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKes MERCUBAKTI JAYA PADANG

2020/2021
A. KONSEP DASAR LANSIA
a. Pengertian Lansia
Pada saar memasuki usia lanjut atau lansia terjadinya perubahan fisik yang
sangat banyak dan bervariasi, terjadi juga pada berbagai sistem seperti sistem
karviovaskuler, sistem reproduksi, sistem integumen, sistem neurologi dan sistem
muskuloskeltal. Menurut (Fatimah, 2010) lansia merupakan proses yang alamiah
yang terjadi secara berkkesinambungan pada manusia dimana ketika menua
seseorang akan menmpengaruhi keadaan fungsi dan kemampuan seluruh tubuh.

Penurunan yang terjadi pada daerah muskulosketal ditandai dengan


terdapatnya rasa nyeri pada daerah persendi. Perubahan pada kolagen merupakan
penyebab terjadinya penurunan fleksibelitas persendian pada lansia sehingga
menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan serta gerak sendi yang terbatas terjadapat
juga gangguan berupa pembengkakan (Azizah, 2011)

b. Proses Menua
Pada proses penuaan merupakan proses fisiologis tubuh yang dialami setiap
manusia. Proses penuaan ini ditandai dengan proses menghilangnya kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri ataupun mempertahankan dan mengganti fungsi
normalnya, sehingga tubuh tidak mampu lagi untuk mempertahankan fungsi
normalnya, menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan dirinya terhadap
infeksi serta tubuh tidak dapat memperbaiki kerusakan yang dideritanya (Azizah,
2011).

Sistem kerja pada jantung serta pembuluh darah pun akan mengangalami
perubhana seiring dengan meningkatnya usia. Perubahan yang dialami lansia
terutama sistem kerja pada jantung seperti perubahan pada ventrikel dan katup
jantung yang mengalami perubahan dan membentuk benjolan.

c. Perubahan Yang Terjadi.


Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perbuhan sosial, fisik dan
psikososial. Perubahan fisik yang terjadi meliputi perubahan pad sel (terjadinya
pengurangan jumlah, ukuran serta cairan tubuh yang menuru) perubahan
kardiovaskular (katub jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah
menurun, menurunnya kontraksi dan volume, elastisitas pembuluh darah menurun,
serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah
meningkat), respirasi (otot-otot pernapasan kekuatannya menurun dan kaku,
elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik napas lebih
berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun, serta
terjadinya penyempitan pada bronkus), persarafan (saraf panca indra mengecil
sehingga fungsinya menurun serta lambat dalam merespon dan waktu bereaksi
khusunya yang berhubungan dengan stres. Berkurang atau hilangnya lapisan mielin
akson, sehingga menyebabkan berkurangnya respon motorik dan refleks),
muskuloskeletal (cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh, bungkuk,
persendian membesar dan menjadi kaku, kram, tremor, tendon mengerut dan
mengalami sklerosis), gastrointestinal (esofagus melebar, asam lambung menurun,
dn peristaltik menurun sehingga daya absorpsi juga ikut menurun. Ukuran lambung
mengecil serta fungsi organ aksesori menurun 11 sehingga menyebabkan
berkurangnya produksi hormon dan enzim pencernaan), genitouinaria (ginjal
mengecil, aliran darah ke ginjal menurun, penyaringan di glomerulus menurun, dan
fungsi tubulus menurun sehingga kemampuan mengonsentrasi urin juga ikut
menurun), vesika urinaria (otot-otot melemah, kapasitasnya menurun, dan retensi
urin. Prostat akan mengalami hipertrofi pada 75% lansia), vagina (selaput lendir
mengering dan sekresi menurun), pendengaran (membran tympani atrofi sehingga
terjadi gangguan pendengaran. Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan),
penglihatan (respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun,
akomodasi menurun, lapang pandang menurun, dan katarak), endokrin (produksi
hormon menurun), kulit (keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut
dalam hidung dan telinga menebal. Elastisitas menurun, vasikularisasi menurun,
rambut memutih, kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh serta kuku kaki
tumbuh berlebihan seperti tanduk), belajar dan memori (kemampuan belajar masih
ada tetapi relatif menurun. Memori atau daya ingat menurun karena proses incoding
menurun), intelegensi (secara umum tidak banyak berubah), personality dan
adjusment (pengaturan) (tidak banyak berubah, hampir seperti saat muda),
pencapaian (sains, filosofi, seeni, dan musik sangat mempengaruhi).
Sedangakan pada perubahan sosial meliputi perubahan pada peran, keluarga,
teman, masalah hukum, keamanan, transportasi, pendidikan, politik dll. Perubahan
psikologis meliputi frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi
kematia, perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan.

B. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian gastritis
Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut,kronis dan difus (local). Dua jenis gastritis yang sering terjadi
adalah gastritis superficial akut dan gastritis atropik kronis (Hardi & Huda Amin,
2015).
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan
ini dapat menyebabkan pembengkakan lambung sampai terlepasnya epitel mukosa
suferpisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan.
Pelepasan epitel dapat merangsang timbulnya inflamasi pada lambung (Sukarmin,
2011).

2. Etiologi gastritis
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus, atau parasit
lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis akut adalah meminum
alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang dimakan, dan
penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID
aspirin dan ibuprofen. (Dewit, Stromberg & Dallred, 2016).
Menurut (Gomez 2012) penyebab gastritis adalah sebagagi berikut :
a. Infeksi bakteri
1) Sering menggunakan pereda nyeri
2) Konsumsi minuman alcohol yang berlebihan
3) Stres
4) Autoimun
Selain penyebab gastritis di atas, ada penderita yang merasakan gejalanya dan ad
juga yang tidak. Beberapa gejala gastritis di antaranya:
1. Nyeri epigastrium
2. Mual
3. Muntah
4. Perut terasa penuh
5. Muntah darah
6. Bersendawa

3. Patofisiologi
1)Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia misalnya obat – obatan
dan alcohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami
stress akasraf simpatis NV Nervus Vagus) yang akan meningkatkan produksi sam
klorida (HCL) di dalam lambung.

Adanya HCL yang berda di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan
anoreksia.
Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel
kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mucus, mengurangi produksinya.
Sedangkan mucus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut
tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mucus bervariasi
diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster nyeri. Lapisan mukosa gaster terdapat sel
yang memproduksi HCL (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi
mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCL meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCL dengan
mukosa gaster.
Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mucus dapat berupa eksfeliasi
(pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkanerosi pada sel
mukosa. Hilangnya sel mukosa memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang
terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena
proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah
perdarahan.
2) Gastritis Kronis
Helicobacter Pylori merupakan bakteri gram negative. Organisme ini
menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan
muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar

dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh


terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel
desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka
elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan
gerakan peristaltic tetapi karena sel penggantinya tidak elastic maka akan timbul
kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga
menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh
darah ini akan menimbulkan perdarahan.
WOC
4. Manifestasi klinis
Gejala gastritis akut adalah anoreksia, mual dan muntah, perasaan perut penuh.
Gambaran klinis pada gastritis yaitu:
a. Gastritis akut, gambaran klinis meliputi:
1) Dapat terjadi ulserasi dan dapat menimbulkan hemoragik.
2) Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan
anoreksia. Disertai muntah dan cegukan.
3) Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan.
b. Gastritis kronis
Pada gastritis kronis terjadi anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati
setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. (Dirksen,
Lewis, Heitkemper, Bucher, 2011).

5. Komplikasi
a. Gastritis akut
Komplikasi yang dapat di timbulkan oleh gastritis akut adalah perdahan saluran
cerna bagian atas (SCBA) berupa haematomesis dan melena, dapat berakhir dengan
shok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu di bedakan dengan tukak
peptic. Gambaran klinis yang di perlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptic
penyebab utamanya adalah Helicobacter Pylory, sebesar 100 % pada tukak
duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat di tegakkan
dengan endoskopi (Hardi & Huda Amin, 2015).
b. Gastritis kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, ferporasi dan anemia karena
ganggguan absorpi vitamin B12 (Hardi & Huda Amin, 2015).

6. Penatalaksanaan gastritis
a. Pengobatan pada gastritis meliputi:
1) Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
2) Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena
untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk
gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat.
Histonin: Dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam lambung dan
kemudian menurunkan iritasi lambung.
1) Sulcralfate : diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyelaputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi ( Ikatan Apoteker Indonesia. 2010)

b. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:


Gastritis akut Diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alcohol
dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut,
diet mengandung gizi dan ajurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara
parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan
prosedur yang dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis
diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan
terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
1) Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (contohnya: alumunium
hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer atau cuka
encer
2) Bila korosi luas atau berat, 11iagno, dan lafase dihindari karena bahaya
perforasi.

6. Cara merawat anggota keluarga dengan gastritis


a) Cara perawatan gastritis
1) Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna dan
tidak merangsang asam lambung.
2) Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti makanan
pedas, makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung.
3) Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti teh kopi,
alkohol.
4) Makan secara teratur.
5) Minum obat secara teratur.
6) Hindari stress fisik dan psikologis.

7. Pencegahan
Agar kita terhindari dari penyakit gastritis, sebaiknya kita mengontrol semua
Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gastritis, dengan melakukan tindakan
pencegahan seperti dibawah ini:
a. Hindari minuman beralkohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga
terjadi inflamasi.
b. Hindari merokok karena dapat menganggu lapisan dinding lambung sehingga
lambung lebih mudah mengalami gastritis dan tukak/ulkus. Dan rokok dapat
meningkatkan asam lambung dan memperlambat penyembuhan luka.
c. Atasi stress sebaik mungkin.
d. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur namun hindari sayur dan buah
yang bersipat asam .
e. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran balik) asam
lambung.
f. Berolahraga secara teratur untuk membantu mempercapat aliran makanan
melalui usus.
7. Pengkajian Fokus
I. Identitas

Biasanya penyakit gastritis dapat terjadi pada semua usia maupun usia lanjut dan
sering terjadi karena pola makan yang tidak teratur atau karena infeksi bakteri
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Bisanya terjadi pada keluarga dengan tahap perkembangan akhir dimana orang tua
sudah lanjut usia dan mengalami penurunan pada fungsi tubuh. Pada tahap
perkembangan ini lansia tinggal dengan anaknya
2. Tahap Perkemangan keluarga yang belum terpenuhi

Biasanya perkembangan keluarga dengan lansia gastritis yang belum terpenuhi yaitu
perkembangan dalam merawat lansia
3. Riwayat Keluarga Inti

Biasanya pasien tinggal dengan keluarga seperti anak namun ada juga beberapa
pasien dengan gastritis tinggal sendiri
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Biasanya tidak ada pengaruh pasien keluarga sebelumnya pada gastritis


III. Lingkungan
1. Karakteririk tetangga dan Komunitas

Biasanya pasien dengan gastritis berhubungan baik dengan tetangga dan dapat
melakukan kegiatan dikomunitas seperti biasa.
2. Mobilitas grafis keluarga
3. Perkumpulan Keluarga dan interaksi Komunitas

Biasanya pasien gastritis dapat berkumpul dengan keluarga mereka


4. Sistem pendukung keluarga

Biasanya pasien gastritis memiliki sistem pendukung keluarga dan pasien dengan
lanjut usia sangat dihargai oleh keluarganya.
IV. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi keluarga

Biasanya pasien mampu bekomunikasi dengan baik dan komunikasi antar keluarga
timbal balik
2. Struktur Kekuatan keluarga

Biasanya keluarga dengan pasien lansia memiki struktur kekuatan keluarga yang
utuh
3. Struktur Peran

Biasanya dalam keluarga lansia memiki peran sebagai orang tua dan juga nenek.
Lansia juga berperan dalam pengambilan keputusan.
4. Nilai atau Norma Keluarga

Biasanya keluarga lansia memiliki nilai norma dalam keluarga yang baik.
V. Fungai Keluarga
1. Fungsi Afektif

Biasanya keluarga tetap saling mendukung, saling menghargai dan saling


menyayangi dalam keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi

Biasanya keluarga dengan lansia yang mengalami gastritis dapat melakukan dan
berinteraksi dengan baik akan tetapi pasien biasanya lebih banyak beristiraha karena
nyeri pada perut yang di alami
3. Fungsi perawatan

Biasanya keluarga dengan lasnia yang mengalami gastritis dapat menjaga lansia dan
merawat penyakit yang dialami lansia.
VI. Streess dan Koping Keluarga
1. Stressor yang dimiliki

Biasanya keluarga dengan lasnia yang mengalami gastritis memikirkan bagaimana


agar nyeri pada perutnya dapat berkurang
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stessor

Biasanya keluarga dengan lasnia yang mengalami gastritis memiki respon yang baik
dengan mengobati apabila lansia mengalami peyakit
3. Stategi adaptasi keluarga

Biasanya keluarga dengan lansia yang mengalami gastritis kurang mampu


beradaptasi dengan keadaan lansia
4. Harapan keluarga

Biasanya keluarga dengan lansia yang mengalami gastritis berharap agar lansia dapat
mengontrol pola makannya dengan baik.

VII. Pemeriksaan Fisik


1. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala
Pada umumnya tidak akan tampak perubahan
b. Mata, Telinga, Hidung
Pada umumnya tidak akan tampak perubahan
c. Leher
Biasanya tidak ada perubahan atau masalah
d. Dada & Punggung
Pada umumnya tidak akan tampak perubahan
e. Abdomen & Pinggang
Pada umumnya klien akan mengalami nyeri pada bagian perinya dan terasa kembung
pada perut pasien.
f. Ekstremitas Atas & Bawah
Pada umumnya tidak tampak perubahan
g. Sistem Immune
Biasanya terjadi penurunan.
h. Genetalia
Pada umumnya tidak akan tampak perubahan
i. Sistem Reproduksi
Pada umumnya tidak akan tampak perubahan
j. Sistem Persyarafan
Pada umumnya tidak akan tampak perubahan
k. Sistem Pengecapan
Pada umumnya tidak akan tampak perubahan
l. Sistem Penciuman
Pada umumnya tidak akan tampak perubahan
m. Tactil Respon
Biasanya terjadi penurunan
2. Pola tidur dan istirahat

Biasanya lansia dengan gastitis mengalami gangguan pada tidurnya karena nyeri
pada perut yang dia alami
3. Pola persepasi diri

Biasnaya lansia menganggap drinya sudah tua dan memahami penyakit yang
dideritanya
4. Masalah psikososial

Baisanya lansia mengalami gangguan pada psikososial namun ada juga yang dapat
menerima keadaanya sekarang

d. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Gangguan pola tidur b.d restrain fisik

e. Intervensi
NO DX KEP SLKI SIKI
1 Nyeri akut Tingkat nyeri Menejemen nyeri
b.d agen Kriteria hasil: Tindakan:
cidera - Keluhan nyeri Observasi
fisiologis - Merimgis - Identifikasi lokasi, karakteristik,
- Sikap protektif durasi, frekuensi, kualitas,
- Gelisah intensitas nyeri
- Kesulitan tidur - Identifikasi skala nyeri
- Frekuensi nadi - Identifikasi respon nyeri non
- Nafsu makan verbal
- Pola tidur - Identifikasi faktor yang
- Tekanan darah memperberat dan meringankan
- Pola nafas nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
Teraupetik :
- Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, priode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan anal
getik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2 Intoleransi Toleransi aktifitas Menejemen energi
aktivitas b.d Kriteria hasil: Tindakan :
kelemahan - Frekuensi nadi Obserfasi
- Keluhan lelah - identifikasi ganguan fungsi
- dispnea saat tubuh yang mengakibatkan
- aktifitas dispnea kelelahan
setelah aktifitas - monitor kelelahan fisik dan
perasaan lemah emosional
- aritmia saat - monitor pola dan jam tidur
- aktifitas setelah - monitor lokasi dan
- aktifitas sianosis ketidaknyamanan selama
- Warna kulit melakukan aktifitas
- tekanan darah terapeutik
- sediakan lingkungan nyaman
- frekuensi nafas
dan rendah stimulus
(mis,cahaya,suara, kunjungan)
- lakukan latihan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
- berikan aktifitas distraksi yang
menenangkan
- fasilitasi duduk ditempat
tidur,jika tidak dapat berpindah
atau barjalan

3. Gangguan pola Pola Tidur : Dukungan tidur :


tidur b.d
-Kesulita sulit tidur Observasi :
restraint fisik
-keluhan sering terjaga - Identifikasi faktor penggganggu tidur
-kemampuan - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
beraktivitas
Teraupetik :
-keluhan tidak puas - Tetapkan jadwal tidur
tidur - Modifikasi lingkungan

Edukasi :
Anjurkan menghindari makanan
dan minuman yang mengganggu
tidur
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DI PANTI

A. PENGKAJIAN

Hari/ Tanggal : Kamis-Sabtu, 26-28 November 2020


Jam : 14.00
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. M
b. Umur : 68 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pendidikan : SD
e. Agama : Islam
f. Suku : Kampai
g. Status Perkawinan : Sudah kawin

2. Derajat Kesehatan
a. Keluhan sakit yang dirasakan

Saat dilakukan pengkajian pada hari Senin, 26 November 2020 Ny. M Pada saat
pengkajian Ny. M mengatakan memiliki riwayat gastritis. Ny. M mengatakan
bila bila ia telat makan atau tidak sengaja memakan makanan pedas maka
perutnya langsung merasakan nyeri. Ny. M akan pergi ke dokter apabila saat
tidak bisa menahan lagi karena akan terasa sangat nyeri pada perutnya Ny. M
mengatakan dokter memberikan obat untuk menghilangkan rasa sakit. Ny. M
memiliki makanan pantangan yaitu pedas akibat sakit yang dirasakannya maka
dokter menyarankan agar tidak makan pedas dan makan secara teratur, apabila
dia mengonsumsi makanan pedas dan makan tidak teratur makan gastritisnya
akan kambuh. Ny. M juga mengatakan ia juga sering merasakan sesak nafas,
apalagi jika penyakit gastritisnya kambuh sesaknya akan bertambah akibat
kembung dan nyeri dibagian perutnya, membuatnya sering gelisah dan
mengeluarkan keringat dingin juga.
1) Penyebab : apabila Ny. M makan telat dan makan makanan yang pedas
2) Kualitas : kualitas nyeri yang dirasakan sedang
3) Region : nyeri dirasakan sepertu tusuk-tusuk
4) Derajat : skala nyeri yang dirasakan skala 6
5) Waktu : nyeri yang dirasakan kadang tidak menentu, bisa pada siang
hari dan malam hari dan nyeri terasa hilang timbul
b. Riwayat penyakit dahulu :

Ny. M mengatakan ia juga menderita penyakit tekanan darah tinggi kadang jika
penyakit gastritisnya kambuh makan akan disertai dengan kenaikan tekanan
darah.

c. Pola kebiasaan Ny. M


1) Makan dan minum : Ny. M mengatakan ia makan biasanya 3x sehari dan
minum air putihnya masih kurang biasanya hanya 4-5 gelas setiap harinya.
Ny. M mengatakan akhir-akhir ini ia sering tidak nafsu makan, satu porsi
makanan sering tidak bias dihabiskan oleh klien sehingga penyakit gastritisnya
sering kambuh lagi.
2) Eliminasi : Ny. M mengatakan ia BAK biasanya 3-4x dalam
sehari dan BAB juga 1 kali sehari biasanya setiap pagi hari. Namun jika ia
tidak makan makanan yang berserat ia terkadang tidak ada BAB dalam sehari
karena menyebabkan BABnya keras.
3) Toileting
a) Mandi : 2x sehari
b) Gosok gigi : 3x sehari
c) Mencucui rambut : 1x sehari
d) Memotong kuku : 1kali seminggu
e) Berapakaian dan berhias : Ny. M mengatakan setiap hari ia mampu
mengganti pakaian dan berhias ia masih mampu melakukannnya sendiri.
Ini ia lakukan setiap pagi dan sore hari.
4) Istirahat tidur : Ny. M mengatakan ia tidur cepat biasanya ia tidur jam
09.00 wib. Ia mengatakan jika ia telat makan atau penyakit gastritisnya lagi
kambuh ia akan sulit untuk tidur terkadang karena nyeri yang dibagian
perutnya ia juga sering merasakan sesak nafas. Tidur dan istirahatnnya
menurutnya sudah cukup.
5) Aktivitas
a) Kegiatan fisik : Ny. M mengatakan kegiatan fisiknya
saat ini yaitu melakukan pekerjaan rumah yan masih mampu dilakukan
klien.
b) Mobilitas di tempat tidur : Ny. M mengatakan ia masih mampu
berpindah secara mandiri dari atau ke tempat tidurnya. Hanya saja jika
penyakit gastritisnya sudah kambuh maka klien akan sulit melakukan
aktifitas atau tidak bias sama sekali.
c) Kemampuan berpindah : Ny. M mengatakan ia masih mampu
berpindah secara mandiri
d) Kemampuan ambulasi dan ROM : Ny. M mengatakan ia masih mampu
dalam ambulasi dan ROM secara mandiri namun jika penyakitnya kambuh
ia akan kesulitan dalam melakukan banyak aktivitas.

e) Indeks Katz : A/B/C/D/E/F/G


Indeks Barthell : pada saat dilakukan pengkajian menggunakan indeks
barthell, Ny. M termasuk dalam kategori mandiri dengan skor 20 karena ia
mangatakan masih mampu dalam setiap aktivitas tersebut secara mandiri dan
tanpa bantuan dari keluarganya.

d. Psikososial
1) Hubungan sosial : Ny. M mengatakan ia masih berhubungan sosial
dengan tetangga disekitarnya akan tetapi sejak mulai corona Ny. M
mengatakan sudah tidak mengikuti kegiatan social lagi karena badannya sudah
terasa lemah dan sering sakit-sakitan sehingga hanya bisa beraktivitas di
rumah
2) Konsep diri
a. Gambaran diri

Ny. M mengatakan tidak terganggu dengan keadaannya/penampilan sekarang


ini dia merasa tetap bersyukur dengan bagaimana pun keadaan tubuhnya,
meskipun tubuhnya sudah mulai lemah dan tua ditambah juga karena sakit
kronis yang dialaminya.
b. Ideal diri

Ny. M mengatakan merasa keadaannya sudah tua dan sakit, tetapi tidak
pernah mematahkan semangatnya untuk mencari keselamatan untuk
kehidupannya diakhirat nanti. Saat ini masih berharap untuk sembuh dari
penyakit yang dialaminya dan ingin umur panjang.

c. Harga diri

Ny. M mengatakan merasa mempunyai kepuasan dan kebanggaan terhadap


dirinya karena masih diperhatikan oleh orang-orang terdekatnya, seperti anak
dan cucu-cucunya.

d. Identitas diri

Ny. M sudah dapat menerima keadaannya. Ny. M tidak ada merasa malu
dengan keadaannya saat ini. Ny. M juga masih merasakan diperhatikan dan
didukung oleh keluarganya

e. Peran diri

Ny. M merasa perannya dalam rumah masih baik, dia merasa puas dapat
melakukan aktivitas-aktivitas walaupun sudah sedikit terbatas untuk
membantu keluarganya dan yang lainnya.

3) Nilai dan Keyakinan Spiritual


a) Nilai dan keyakinan : Ny. M mengatakan bahwa ia beragama islam
dan ia melaksanakan sholat 5 waktu setiap harinya. Ny. M juga
mengatakan selalu berdoa agar ia selalu diberi kesehatan, disembuhkan
dari penyakitnya dan umur yang panjang.
b) Kegiatan ibadah : Ny. M melaksanakan sholat 5 waktu setiap
harinya dan berdoa saat setelah sholat.
4) Psikoseksual : Ny. M mengatakan tidak ada masalah dalam
psikoseksualnya. Mungkin Ny. M akan mengalami kelemahan.
5) Masalah psikososial
a) Dukungan keluarga dan kelompok

Ny. M mengatakan dukungan keluarganya sangat baik karena anak


anaknya membantu ia selalu dalam melakukan pengobatan,anaknya selalu
mengantarkan dan juga terkadang pergi berobat selalu diantarkan oleh
keluarga untuk kesembuhannnya.
b) Hubungan dengan lingkungan

Ny. M mengatakan hubungan dengan lingkungan sekitarnya baik dan


tidak ada masalah. Ia saat ini klien mulai jarang melakukan kegiatan
sosial di sekitar rumah karena kondisi yang dialami klien.

c) Keadaan pekerjaan, perumahan , ekonomi

Ny. M mengatakan pekerjaannya sebagai pedagang dirumahnya, klien


memiliki kedai sendiri dirumahnya, rumah yang ia tempati saat ini
adalah rumah miliknya sendiri dan ekonominya alhamdulillah mencukupi
kebutuhannya sehari-hari dan kebutuhan ke empat anaknya juga
terpenuhi dan tercukupi dengan baik.

d) Pelayanan kesehatan dan harapan

Ny. M mengatakan takut berobat ke pelayanan kesehatan saat ini, ia


berharap covid19 ini cepat hilang agar ia bisa berobat lagi karena selama
ada covid19 ini ia tidak ada pergi kontrol kesehatannya karena takut nanti
disuruh untuk tes covid19. Jadi ia hanya mengambil obat saja jika
sakitnya kambuh, biasanya ia berobat dan mengontrol kesehatannya
denga pemeriksaan langsung, sekarang klien kadang hanya pergi kebidan
terdekat untuk berobat.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Status mental
1) Penampilan : saat dilakukan pengkajian penampilan Ny. M tampak
baik, bersih dan rapi.
2) Pembicaraan : saat dilakukan pengkajian pembicaraan Ny. M
tampak normal dan tidak ada masalah dalam pembicaraannya. Bicaranya
lancar dan tidak ada gangguan
3) Motorik : tampak motorik Ny. M masih cukup baik hanya saja
akan terganggu jika penyakitnya kambuh
4) Afek : afek labil kadang terjadi perubahan irama
diungkapkan cepat dan tiba-tiba tidak berhubungan dengan stimulus eksternal
yang diberikan.
5) Tingkat kesadaran : Ny. M tingkat kesadarannya composmentis
6) Memori : memori jangka pendek Ny. M masih baik klien masih
ingat namun memori jangka panjang klien agak sedikit tenggangu karena saat
ditanya klien lahir tanggal dan bulan lahirnya klien sudah tidak ingat lagi.
b. TTV
1) TD : 160/80 mmhg
2) Nadi : 80x/menit
3) Pernafasan : 22x/menit
4) Suhu : 36,5 C
c. Status Gizi
1) TB : 161 cm
2) BB : 50 kg
d. Pemeriksaan Head to Toe
1) Kepala
a) Rambut : bersih, kulit kepala tampak bersih, rambut berwarna hitam
dan rambut sudah ada beruban
b) Mata : mata simetris kiri dan kanan, penglihatan sedikit kabur, tidak
ada edema pada palpebra, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
c) Hidung : simetris kri dan kanan, terdapat sekat diantara lubang hidung
d) Telinga : simetris kri dan kanan , pendengaran masih baik, serumen
tampak tidak ada dan bersih
e) Leher : tidak ada pembengkakan kelejar tiroid dan kelenjar limfe
2) Dada
a) Paru-paru

I : simetris kiri dan kanan, tampak tidak ada penggunaan otot bantu nafas
dan pergerakan nafas sedikit cepat dan tampak sedikit sesak
P : tidak ada pembesaran , tidak ada nyeri tekan, fremitus kiri dan kanan
sama
P : sonor
A : suara nafas vesikuler
b) Jantung

I : tidak tampak ictus cordis dan pembesaran jantung,


P : tidak ada teraba nyeri tekan,massa dan pembesaran
P : pekak
A : S1 dan S2 reguler

c) Perut

I : tidak tampak ada pembesaran, massa dan lesi


P : teraba sedikit pembesaran, teraba nyeri tekan pada bagian abdomennya
Ny. M
P : tympani
A : bising usus normal 12-16 kali permenit
d) Ekstremitas

Ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat ada edema, tidak ada nyeri
pada bagian esktermitanya, CRT kurang dari 3 detik
e) Pemeriksaan penunjang

Ny. M mengatatakan tidak ada pemeriksaan labor yang dilakukan


olehnya apalagi selama covid ini ia sangat jarang sekali untuk pergi
berobat kerumah sakit karena takut.

4. Status Kognitif / Afektif / Sosial


1. Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
Penilaian Ini Untuk Mengetahui Fungsi Intelektual Lansia

Nama klien : Ny. M

Jenis kelamin : P Umur : 68 tahun TB / BB : 161 cm /50 kg

Agama : Islam Suku : Kampai Gol. Darah : A

Tahun pendidikan : SD

Alamat : Pacuan, Pesisir Selatan

Pewawancara : Ressy Rahmadani

Skor
No. Pertanyaan Jawaban
+ -
Pasien mampu mengingat tanggal
1 1 Tanggal berapa hari ini?
hari ini yaitu tanggal 26
 Pasien mampu menjawab bahwa hari
1  2 Hari apa sekarang ini?
ini hari Kamis
1  3 Apa nama tempat ini?  Pacuan
Dimana alamat anda?
1  4  Jalan Raya Pacuan, Pesisir Selatan
(Tanyakan bila tidak memiliki telepon)
 Pasien mampu mengingat yaitu
1   5 Berapa umur anda?
68 tahun
1   6 Kapan anda lahir?  Pasien masih mampu mengingat
1  7 Siapa presiden Indonesia sekarang? Jokowi
 Pasien mampu mengingat a
1    8 Siapa presiden sebelumnya?
menjawab SBY
1  9 Siapa nama kecil Ibu anda?  Pasien menjawab Zulma
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan
1   10 3 dari setiap angka baru, semua secara Pasien mampu menjawab
menurun?
     Jumlah kesalahan total 0
Keterangan:

1. Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh


2. Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual berat

Bisa dimaklumi bila > 1 kesalahan bila subyek hanya berpendidikan sekolah dasar.

Bisa dimaklumi bila < 1 kesalahan bila subyek mempunyai pendidikan di atas sekolah
menengah atas.

Bisa dimaklumi bila > 1 kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan menggunakan
kriteria pendidikan yang sama.

2. Indeks Barthel
INDEKS BARTHELL

No Aktivitas Kemampuan Skore


1. Transfer (tidur ke duduk) Mandiri 3
Dibantu satu orang
Dibantu dua orang
Tidak mampu
2. Berjalan Mandiri 3
Dibantu satu orang
Dibantu dua orang
Tidak mampu
3. Penggunaan toilet (pergi ke/dari Mandiri 2
WC, melepaskan/menggunakan Perlu pertolongan orang lain
celana) Tidak mampu
4. Membersihkan diri (lap muka, sisir Mandiri 3
rambut dan sikat gigi) Tidak mampu
5. Mengontrol BAB Kontinen teratur 3
Kadang-kadang inkontinen
Inkontinen
6. Mengontrol BAK Mandiri 3
Kadang-kadang inkontingen
Inkontingen/kateter
7. Mandi Mandiri 1
Tidak mampu
8. Berpakaian Mandiri 3
Sebagian dibantu
Tidak mampu
9. Makan Mandiri 2
Perlu pertolongan orang lain
Tidak mampu
10 Naik turun tangga Mandiri 2
Perlu pertolongan orang lain
Tidak mampu

Skor : 20
Pengskoran menurut Indeks Berthel dalan Setia Budi, (1999) membagi aktivitas
sehari- hari kedalam tiga kategori yaitu :
a. Mandiri : Skor 20
b. Kurang Mandiri : skor 9 -19
c. Tidak Mandiri : skor 0 – 8

2. Inventaris Depresi Beck


INVENTARIS DEPRESI BECK

Untuk Mengetahui tingkat Depresi Lansia Dari Beck & Deck (1972)

Nama klien : Ny. M


Jenis kelamin :P
Umur : 68 tahun TB / BB : 161 cm / 50 kg
Agama : Islam Suku : Kampai Gol. Darah : A
Tahun pendidikan : SD
Alamat : Pacuan

Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih / tidak bhagia dimana saya tak dapat menghadapinya.
2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya.
1 Saya merasa sedih atau galau.
0 Saya tidak merasa sedih.
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik.
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan.
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri).
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan.
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya.
0 Saya tidak merasa gagal.
D. Ketidak Puasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun.
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga.
2 Saya merasa sangat bersalah.
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri.
1 Saya merasa lebih baik mati.
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri sendiri.
H. Menarik Diri dari Sosial
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada mereka
3
semuanya.
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit perasaan
2
pada mereka.
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik.
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan.
Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam penampilan saya dan
2
ini membuat saya tampak tua atau tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya.
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali.
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu.
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu.
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu.
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu.
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya.
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya
M. Anorekisa
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali.
2 Napsu makan saya sangat memburuk sekarang.
1 Napsu makan saya tidak sebaik sebelumnya.
0 Napsu makan saya tidak buruk dari biasanya.
Penilaian : 4
0–4 Depresi tidak ada atau minimal.
5 -7 Depresi ringan.
8 – 15 Depresi sedang.
16 + Depresi berat.
Dari Beck AT, Beck RW : screening depressed patients in family practice (1972)

3. Resiko Jatuh (Keseimbangan)


A. Mengidentifikasi Risiko Jatuh (Intrinsik)

cara yang sering digunakan adalah “Time up And Go Test” dengan langkahnya sebagai
berikut: (Perhatikan video/ Perawat mendemonstrasikan)

Peralatan: stopwatch, Kursi

Pasien menggunakan alas kaki yang biasa digunakan, sediakan sebuah kursi dan tandai
sebuah garis dari tempat duduk pasien ke garis yang berjarak 3 meter pada lantai

Instruksi:
• Ketika saya (pemeriksa) mengatakan “MULAI” maka pasien akan :

• Berdiri dari tempat duduk anda

• Berjalan ke garis finis yang sudah ditandai

• Tiba di garis finis, berbalik


• Berjalan kembali ke tempat duduk anda

• Duduk

Waktu dimulai saat pemeriksa mengucapkan “MULAI”. Dan berhenti ketika


pasien duduk kembali

Interpretasi:

• Waktu ≥12 detik : berisiko tinggi

• Waktu< 12 detik : berisiko rendah

A. Mengidentifikasi Risiko Jatuh (Ekstrinsik)


Pemeriksa melakukan wawancara kepada lansia sambil mengisi format di bawah ini:

KAMAR MANDI
NO Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah jalan dari kamar tidur ke kamar mandi cukup terang? √
2 Apakah ada pegangan dekat toilet, kamar mandi dan bak mandi? √
3 Jika Anda mengalami kesulitan berdiri di kamar mandi, apakah √
Anda menggunakan kursi mandi?
4 Apakah jika ada tumpahan sabun segera dibersihkan? √
5 Apakah Anda membersihkan/melap sabun yang tumpah di kamar √
mandi untuk menghindari tergelincir
6 Dapatkah Anda mengambil sabun di kamar mandi tanpa √
membungkuk atau memutar badan terlalu jauh?
KAMAR TIDUR
No Pertanyaan Ya Tidak
7 Apakah ada meja dekat tempat tidur Anda dengan lampu dan √
lemari untuk menyimpan kacamata dan HP?
8 Apakah kabel-kabel tertempel di dinding kamar? √
9 Apakah barang-barang di lantai yang berantakan? √
DAPUR
NO Pertanyaan Ya Tidak
10 Apakah karpet atau tikarnya kuat menahan gerakan kaki berjalan √
diatas nya?
11 Bisakah Anda mengambil sesuatu benda yang anda butuhkan √
tanpa membungkuk atau berjalan terlalu jauh?
12 Apakah tumpahan dibersihkan segera? √
13 Apakah makanan disiapkan di meja dapur? √
LINGKUNGAN SEKITAR
NO Pertanyaan Ya Tidak
14 Apakah penutup lantai aman dan kokoh? √
15 Dapatkah Anda menyalakan lampu tanpa harus berjalan ke √
ruangan gelap?
16 Apakah Anda memiliki bangku yang memiliki pembatas yang √
kokoh dalam kondisi baik?
17 Apakah lantai aman dan tidak berantakan sehingga sangat mudah √
untuk berjalan di rumah Anda?
18 Dapatkah Anda menyalakan lampu atau kipas angin tanpa harus √
berjinjit?
19 Apakah ada pegangan tangan di kedua sisi tangga di rumah √
Anda?
20 Apakah anak tangga Anda aman dan kuat untuk pegangan √
tangan?
21 Apakah ada lampu di bagian atas dan bagian bawah tangga? √

Sumber: Minnesota Safety Council

Pertanyaan Positif:
Ya= 1 Tidak= 0

Interpretasi: SKOR 15
• Skor 1-7 : berisiko tinggi
• Skor 8-14 : berisiko sedang
• Skor 15-21 : berisiko rendah

B. ANALISA DATA

No Data Masalah Keperawatan


1 DS : Nyeri akut b.d Agen Pencedera
- Ny. M mengatakan mengeluhkan Biologis
nyeri pada bagian abdomennya
- Ny. M mengatakan nyeri yang ia
rasakan seperti tertusuk tusuk
- Ny. M juga mengatakan jika
perutnya terasa nyeri dan
kembung ia akan gelisah dan
berkeringat dingin
DO :
TD: 160/80 mmHg
ND: 80x/i
RR: 22x/i
suhu: 36,5 C

2 DS : Pola nafas tidak efektif b.d


- Ny. M mengatakan nafasnya terasa depresi pusat pernafasan
sesak
- Ny. M mengatakan sesak akan
bertamabah jika penyakit
gastritisnya kambuh karena
perut kembung hingga
menyesak kebagian dadanya

DO:
RR 22 kali/menit
Nafas tamak sesak dan sedikit cepat
2 DS : Gangguan pola tidur b.d
- Ny. M mengatakan sering gelisah restraint fisik
dan keringat dingin saat malam
hari saat perutnya sakit
- Ny. M mengatakan sering
terbangun dimalam
- Ny. M mengatakan sering gelisah
saat tidur dimalam hari

DO :
TD: 160/80 mmHg
ND:80x/i
RR:22x/i
suhu: 36,5 C

C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri kronis b.d agens pencedera biologis
2. Pola nafas tidak efektif b.d depresi pusat pernafasan
3. Gangguan pola tidur b.d restraint fisik

D. PERENCANAN

Diagnosa
NO SLKI SIKI
Keperawatan
1 Nyeri kronis b.d Tingkat Nyeri : Manajemen Nyeri
-keluhan nyeri 2-3
agens pencedera Observasi :
-meringis 2-3
biologis -gelisah 2-3 - Identifikasi lokasi,
-kesulitan tidur3-4
karaketristik, durasi,
-pola nafas 3-4
-tekanan darah 3-2 frekuesni, kualitas dan
-frekuensi nadi 3-4
intensitas nyeri
- Indentifikais skala
nyeri

Teraupetik :
-berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(terapi relaksasi nafas
dalam)
Edukasi :
-ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mnegurangi rasa nyeri
2 Pola nafas tidak Pola nafas : Manajamen jalan nafas
efektif b.d -dispnea 3-4 Observasi:
depresi pusat -frekuensi nafas 3-4 -monitor pola napas
pernafasan -kedalam nafas 3-4 (frekuensi, kedalaman,
-penggunaan oto bantu nafas usaha nafas)
3-4 Teraupetik :
-tekanan eksipirasi 3-4 -posisikan semi fowler
-tekanan inspirasi 3-4
3 Gangguan pola Pola Tidur : Dukungan tidur :
tidur b.d
-Kesulita sulit tidur 3-4 Observasi :
restraint fisik
-keluhan sering terjaga 3-4 - Identifikasi faktor
-kemampuan beraktivitas 3-4 penggganggu tidur
-keluhan tidak puas tidur 3-4 - Identifikasi pola
aktivitas dan tidur

Teraupetik :
- Tetapkan jadwal
tidur
- Modifikasi
lingkungan

Edukasi :
- Anjurkan
menghindari makanan
dan minuman yang
mengganggu tidur

E. PELAKSANAN DAN EVALUASI

CATATAN PERKEMBANGAN

No Diagnosa Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda


Keperawatan tangan
1 Nyeri kronis kamis, 26 -Melakukan Identifikasi - Subyektif :
november 1. Ny.M
lokasi, karaketristik,
2020 mengatakan
durasi, frekuesni, kualitas
masih sering
dan intensitas nyeri mengeluh nyeri
-Melakukan identfikasi pada perut
skala nyeri sebelahkiri
2. Ny.M
-Memberikan teknik mengatakn nyeri
yang dirasakan
nonfarmakologis untuk
seperti tertusuk
mengurangi rasa nyeri tusuk
(terapi relaksasi nafas
dalam) - Objektif :
1. Ny
-Mengajarkan teknik non .M Skala nyeri 6
2. Ny
farmakologis untuk
.M Tampak gelisah
mnegurangi rasa nyeri 3. Ny
.M tampak paham
dan mengerti
terhadap teknik
yang telah
diajarkan perawat
- Analisis :
Masalah belum
teratasi
- Perencanaan :
Lanjutkan dan
pertahankan
intervensi yang akan
dilakukan

No Diagnosa Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda


Keperawatan tangan
2 Pola nafas Jumat, Manajamen jalan nafas - Subyektif :
tidak efektif 27 November Observasi: 1. Ny.M
2020 -monitor pola napas mengatakan
(frekuensi,
masih sering
kedalaman, usaha
nafas) mengeluh
Teraupetik : nafasnya sesak
-posisikan semi fowler 2. Ny.M
mengatakan
nafasnya akan
bettamabh sesak
jika gastritisnya
kambuh
3. Ny.M
mengatakan jika
banyak
beraktivitas sesak
nafasnya akan
lebih terasa

- Objektif :
1. Ny
.M tampak nafasya
sedikit sesak
2. Ny
.M Tampak gelisah
3. Ny
.M tampak paham
dan mengerti
terhadap teknik
yang telah
diajarkan perawat
- Analisis :
Masalah belum
teratasi
- Perencanaan :
Lanjutkan dan
pertahankan
intervensi yang akan
dilakukan

No Diagnosa Tanggal/Ja Implementasi Evaluasi Tanda


Keperawat m tangan
an
3 Gangguan Sabtu, - mengidentifikasi - Subyektif :
pola tidur 28 November 1. Ny.M
faktor penggganggu
b.d restrain 2020 mengatakan masih
fisik tidur seperti, keluhan
sering terbangun
fisik yang dirasankan saat tidur malam
Tn.H yaitu nyeri hari karena nyeri
dan keringat dingin
- mengidentifikasi pola
2. Ny.M
aktivitas dan tidur mengatakan sering
Tn.H gelisah saat tidur
dimalam hari
- mengajarkan cara
menetapkan jadwal - Objektif :
tidur Ny.M tampak masih
- melakukan gelisah

Modifikasi
- Analisis :
lingkungan sperti Masalah belum teratasi
pencahayaan, temat - Perencanaan :
Lanjutkan dan
tidur yang
pertahankan intervensi
digunakan
- menganjurkan
untuk menghindari
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai