Anda di halaman 1dari 13

UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA

KLASTER KETENAGAKERJAAN

Oleh:
ADRIANI, SE, MA
Sekretaris Direktorat Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Kementerian Ketenagakerjaan

17 November 2020
1
Struktur
Ketenagakerjaan 197,91
Indonesia
Juta Orang
Penduduk Usia Kerja
Sumber : BPS, Agustus 2019
133,56
Juta Orang 64,35
Angkatan Kerja Juta orang
126,51 7,05 Bukan Angkatan Kerja
Juta Orang Juta Orang
Bekerja Pengangguran

89,96
Juta Orang
Pekerja Penuh

28,41 2,24
Juta Orang
Pekerja Paruh juta Orang
Waktu Angkatan Kerja Baru

8,14 Total Angkatan kerja yang bekerja tidak penuh/ tidak bekerja.
Juta Orang
Setengah 7,05+28,41+8,14+2,24=45,84 Juta Orang
Penganggur
2
Millenial dan Pencari Kerja Baru
Merupakan kelompok yang dominan dalam pengangguran terbuka
justru lebih menginginkan pasar
dan pekerja setengah menganggur,
tenaga kerja yang lebih fleksibel
3 ,0 1 0 ,6
6,5 PEKERJA TIDAK PENUH DAN
55+ 17,1 2 8 ,9 PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT
9,6 KELOMPOK UMUR (%) TAHUN 2019
45-54 22,1
21,1 Berdasarkan kelompok umur:
35-44
24,4 • 56% pengangguran terbuka berumur
15-24 tahun;
25-34 26,3 20,8
• Sementara itu untuk pekerja tidak
15-24 penuh, kelompok umur 25-34 tahun
56,5 18,0 mengisi 26% dari seluruh pekerja
24,0 setengah penganggur; dan
11,3 • Kelompok umur 55+ mengisi 29%
pekerja paruh waktu.
PENGANGGURAN SETENGAH PARUH
TERBUKA PENGANGGUR WAKTU Sumber : BPS, Agustus 2019

3
PEKERJA TIDAK PENUH DAN PENGANGGURAN TERBUKA
MENURUT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN (%) TAHUN 2019

• Pengangguran terbuka Indonesia 1 0 ,5 6 ,4 7 ,3


mayoritas adalah pekerja yang baru 1,6 1,7
masuk ke pasar tenaga kerja dan juga 3,1 9,8 6,2
pekerja dengan pendidikan tertinggi
Universitas
SMA. 24,5 13,8
18,2 DI/DII/DIII
• Mayoritas pekerja setengah
penganggur juga merupakan pekerja 18,0
SMK
yang masih di periode awal umur 28,2 19,5
bekerja dan berbekal ketrampilan yang SMA
lebih rendah (SD).
• Sedikit berbeda dengan pekerja paruh 16,0 53,1 SMP
waktu yang mayoritas sudah lama di 44,5
SD/ belum
pasar kerja namun juga kurang 17,6
bersekolah
terampil (SD) Sumber : BPS, Agustus 2019
PENGANGGURAN SETENGAH PARUH
TERBUKA PENGANGGUR WAKTU

4
UU Cipta Kerja
Langkah Strategis dalam Penciptaan Lapangan Kerja

Kondisi Saat Ini


Mengapa Perlu
KONDISI GLOBAL: UU Cipta Kerja?
Ketidakpastian dan perlambatan ekonomi
Penciptaan dan perluasan
global, dan dinamika geopolitik berbagai
belahan dunia, serta terjadinya perubahan lapangan kerja untuk 2045
teknologi, industri 4.0, ekonomi digital. menampung pekerja baru serta Indonesia 2045
mendorong pengembangan Berdaulat, Maju, Adil
KONDISI INTERNAL: Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Makmur
Pertumbuhan ekonomi rata-rata di kisaran 5,7% dan Menengah
dalam 5 tahun terakhir dengan realisasi investasi Potensi perekonomian dan sumber daya
lebih kurang sebesar Rp721,3 triliun pada Tahun Investasi yang berkualitas manusia ke depan, maka Indonesia akan
2018 dan Rp792 triliun pada Tahun 2019. dapat masuk ke dalam 5 besar ekonomi
Simplifikasi & Harmonisasi dunia pada tahun 2045 dengan produk
MASALAH regulasi dan perizinan domestik bruto sebesar $7 triliun dolar
EKONOMI&BISNIS: Amerika Serikat dan dengan pendapatan
Adanya tumpang tindih regulasi, efektivitas Penciptaan kerja yang
berkualitas perkapita sebesar Rp27 juta per bulan.
investasi yang rendah,tin gkat pengangguran,
angkatan kerja baru, dan jumlah pekerja
informal, jumlah UMK-M yang besar namun
dengan produktivitas rendah.

5
UU Cipta Kerja
Urgensinya

Dinamika perubahan ekonomi global, memerlukan respon cepat dan tepat.


Tanpa reformasi struktural, pertumbuhan ekonomi akan melambat.

1.Memanfaatkan Bonus Demografi yang kita miliki saat ini untuk dapat keluar dari jebakan negara
berpenghasilan menengah (middle income trap). Dengan target peningkatan investasi sebesar
6,6%-7,0%, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 5,7%-6,0%.
2.Menjawab tantangan terbesar untuk mempertahankan dan menyediakan lapangan kerja.
Penciptaan kerja sebanyak 2,7 juta sampai dengan 3 juta per tahun.
3.Penyederhanaan, sinkronisasi, dan pemangkasan regulasi yang menghambat penciptaan
lapangan kerja. Sekaligus sebagai instrumen untuk penyederhanaan dan peningkatan efektifitas
birokrasi.
4.Peningkatan kompetensi, produktivitas dan kesejahteraan pekerja. Produktivitas Indonesia
(74,4%) masih berada di bawah rata-rata negara ASEAN (78,2%).
UU Cipta Kerja
Urgensinya

Productivity of plants in the country/region when


assuming the productivity of your company in Japan as
100
By Country/Region
Philippines (n=59) 86,3 %
Singapore (n=65) 82,7 %
Thailand (n=298) 80,1 %
Vietnam (n=350) 80,0 %
ASEAN (n=78,2) 78,2 %
Laos(n=15) 76,7 %
Malaysia (n=117) 76,2 %
Indonesia (n=247) 74,4 %
Cambodia (n=28) 70,7 %
Bangladesh (n=20) 65,5 %
Myanmar (n=22) 55,7 %
0 20 40 60 80 100
UU Cipta Kerja
Urgensinya

5. Memberikan perlindungan dan kemudahan bagi UMKM dan Koperasi, untuk bisa masuk ke
sektor formal melalui kemudahan pendirian, perijinan, dan pembinaan. Mendukung
peningkatan kontribusi UMKM terhadap PDB menjadi 65% dan peningkatan Koperasi
terhadap PDB menjadi 5,5%.
6. Menciptakan lapangan kerja baru melalui peningkatan investasi, dengan tetap meningkatkan
perlindungan bagi pekerja/buruh.
7. Prakarsa Jaminan Sosial baru untuk pekerja/buruh, yaitu Jaminan Kehilangan Pekerjaan
seperti program Unemployment Benefit yang sudah dilaksanakan banyak negara lain.
UU Cipta Kerja
Urgensinya

Jika hal ini (UU Cipta Kerja) tidak dilakukan, maka


akan terjadi:
 Lapangan kerja akan pindah ke negara lain yang lebih
kompetitif.
 Daya saing pencari kerja relatif rendah dibanding negara
lain.
 Penduduk yang tidak atau belum bekerja akan semakin
tinggi.
 Indonesia terjebak dalam middle income trap

9
UU Cipta Kerja
Ruang Lingkup & Sasaran SASARAN PERLINDUNGAN PEKERJA

RUANG LINGKUP (UMUM)


o Peningkatan ekosistem
investasi dan kegiatan Pekerja/buruh
Tenaga kerja
berusaha; Pekerja/buruh
yang belum bekerja yang mengalami
o Peningkatan yang bekerja (eksisting)
pemutusan
perlindungan dan hubungan kerja
kesejahteraan pekerja; (PHK)
o Kemudahan,
pemberdayaan, dan MATERI PENINGKATAN PERLINDUNGAN
perlindungan Koperasi DAN KESEJAHTERAAN PEKERJA
dan UMK-M; dan 1. Perlindungan pekerja untuk pekerja dengan perjanjian waktu kerja
o Peningkatan investasi tertentu,
pemerintah dan 2. Perlindungan hubungan kerja atas pekerjaan yang didasarkan alih daya,
percepatan proyek 3. Perlindungan pengupahan antara lain melalui upah minimum,
strategis nasional. 4. Perlindungan pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja; dan
5. Kemudahan perizinan bagi tenaga kerja asing yang memiliki keahlian
tertentu yang masih diperlukan untuk proses produksi barang atau jasa.
10
UU Cipta Kerja
Sistematika & Prinsip Umum

Terdapat dalam Bab IV UU Cipta Kerja.


Disusun dalam rangka penguatan perlindungan Prinsip Umum
kepada tenaga kerja dan meningkatkan peran dan o Penyusunan memperhatikan hasil
kesejahteraan pekerja/buruh dalam mendukung putusan Mahkamah Konstitusi atas uji
ekosistem investasi. materi UU 13/2003.
o Ketentuan sanksi ketenagakerjaan
mengubah, menghapus, dan menetapkan dikembalikan pada UU 13/ 2003
pengaturan baru terhadap beberapa ketentuan (dengan penyesuaian terhadap
yang diatur sebelumnya dalam 4 UU yaitu : UU ketentuan sanksi di bidang perizinan
13/2003 tentang Ketenagakerjaan, UU 40/2004 & putusan Mahkamah Konstitusi)
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, UU
24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial, dan UU 18/2017 tentang Pelindungan
Pekerja Migran Indonesia.

Pasal-pasal yang ada dalam UU eksisting sepanjang tidak diubah dan


dihapus oleh UU Cipta Kerja, maka pasal-pasal tersebut tetap berlaku.

11
UU Cipta Kerja
Keterlibatan Partisipasi Publik

Proses penyusunan UU Cipta Kerja telah melibatkan partisipasi publik (unsur pekerja/buruh yang
diwakili Serikat Pekerja/Serikat Buruh, Pengusaha, Kementerian/Lembaga, Praktisi, kademisi, serta
lembaga/organisasi lainnya).

Rumusan klaster ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja merupakan intisari kajian para ahli, hasil
FGD dan Rembug Tripartit yang melibatkan unsur Pemerintah, Pekerja/Buruh, dan Pengusaha.

Pembahasan UU Cipta Kerja di DPR dilakukan sebanyak 64 kali (2 kali Rapat Kerja, 56 kali Rapat
Panja, 6 kali Rapat Tim Perumus, dan Tim Sinkronisasi).

Pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) oleh Panja secara intensif dan menggunakan
prinsip musyawarah untuk mufakat, dimulai dari 20 April 2020.

Proses pembahasan UU Cipta Kerja antara Pemerintah dan DPR berjalan secara transparan dan
disiarkan melalui kanal-kanal media sosial yang tersedia.

UU Cipta Kerja disahkan menjadi Undang-


Undang pada tanggal 5 Oktober 2020 dan
ditetapkan pada tanggal 2 November 2020
12
TERIMA KASIH

13

Anda mungkin juga menyukai