Anda di halaman 1dari 24

BAB 2

DASAR-DASAR ALIRAN FLUIDA

2.1 Distribusi Kecepatan


Fluida cair yang mengalir dalam pipa bulat akan mempunyai distribusi kecepatan
yang berbeda. Kecepatan maksimum terjadi di pusat aliran sedangkan kecepatan
minimum sebesar nol terjadi di pinggir pipa. Adanya gradient kecepatan tersebut
karena antar lapisan fluida terjadi friksi yang mengakibatkan adanya hilang energi.
Profil distribusi kecepatan untuk aliran fluida cair rejim laminar dan turbulen berbeda
karena adanya turbulensi aliran akan membuat kecepatan di rejim turbulen lebih
merata. Gambar profil kecepatan alir di dalam pipa untuk rejim aliran laminer dan
turbulen disajikan di Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Distribusi Kecepatan Fluida di Pipa

Persamaan matematis tentang distribusi kecepatan fluida dalam pipa disajikan dalam
tabel berikut. Persamaan-persamaan matematis ini diturunkan dan berlaku untuk
kondisi sebagai berikut:

Transportasi Fluida II -1
 pipa circular horisontal,
 jenis fluida incompressible (sehingga tidak berlaku untuk fluida gas)
 fluida newtonium,
 kondisi steady state (tunak) artinya semua besaran fisika tidak berubah
terhadap waktu,
 rejim aliran laminar atau turbulen

Rejim Aliran Laminer Aliran Turbulen

Po  Pl 2   r     R  r  17 
2

Vx  R 1     Vx  Vx max 1    
4..L  R    R  
Po  Pl 2 Vxav  0,8.Vx max
Vxav  R
8..L nilai 0,8 tergantung dengan nilai Nre
(dikenal sebagai Pers Hagen Poiseuille) seperti terlihat pada kurva Gambar 2.2
Po  Pl 2
Vx max  R
4..L
Vx max
Vxav 
2

  r 2 
Vx  Vx max 1    
 R 
Keterangan
Po – Pl Beda tekan fluida sepanjang pipa tertentu
R Jari-jari pipa
R Jarak titik fluida dari pusat aliran
L Panjang pipa yang ditinjau
Vx Kecepatan fluida di titik tertentu jarak r
Vx av Keceapatan rata-rata
Vx max Kecepatan fluida maksimum

Transportasi Fluida II -2
Gambar 2.2 Kurva Ratio Vav/Vmax Terhadap NRe

2.2 Prinsip Neraca Massa

Prinsip kekekalan massa dalam aliran fluida dalam pipa ditunjukkan dalam
persamaan Kontinuitas.

2
1

Transportasi Fluida II -3
Dalam aliran fluida di pipa tertentu akan selalu terjadi kondisi dimana laju alir massa
di penampang satu sama dengan laju alir massa di penampang dua. Persamaan
kontinuitas adalah:
1 . A1 . V1 = 2 . A2 . V2 = m = laju alir massa
Jika saluran berupa pipa bulat (circular pipe)
m = ¼ . π . D12 . 1 . V1 = ¼ . π . D22 2 . V2 = m

1  V1
2
D 
  2
 2  V2  D1 

Persyaratan kondisi yang harus dipenuhi dalam menerapkan persamaan kontinuitas


adalah aliran mantap/steady state atau secara matematis dituliskan:
P/ t = / t = Q/ t = …/ t =0

Untuk fluida tak terkompresi yang biasanya ditunjukkan oleh fluida cair, maka
densitas konstan atau 1 = 2
Sehingga :

A1 . V1 = A2 . V2 = laju alir volume

Pipa baja yang sering digunakan sebagai sarana penyaluran cairan biasanya
dilengkapi dengan spesifikasi schedule Numbers, yang menyatakan nilai pendekatan
dari 1000 P/S dimana P merupakan tekanan kerja sedangkan S menyatakan tegangan
yang diijinkan, keduanya dinyatakan dalam pounds per square inch (psi).

Contoh Soal:
1. Kecepatan aliran dalam pipa diameter 12 mm sebesar 0,5 m/det. Hitung
kecepatan pada suatu semburan (jet) dari nosel berdiameter 3 mm.

Transportasi Fluida II -4
Q = V1 . A1 = V2 . A2
V2 = V1 . A1/A2 = V1 . D12/D22
= 0,5 . 122/32 = 8 m/det

2. Udara mengalir dalam pipa diameter 0,15 m tekanan 2,06 Bar gauge, suhu 37
o
C. Jika tekanan barometrik 1,03 Bar dan kecepatan 4 m/det, hitung laju alir
massanya.

 udara = P/RT
= (2,06 + 1,03) 105 kg/m.s2 : { 287,1 J/kg.K x (37 +273)K }
= 3,47 kg/m3

catatan : 1 Bar = 105 Pa = 105 kg/(m.s2)


tetapan gas R = 8314,34 J/kmol.K
untuk udara R = 287,1 J/kg.K BM udara = 29
Laju alir massa = .Q = .A.V
= 3,47 kg/m3 . /4 . (0,15)2 m2 . 4 m/det
= 0,25 kg/det

3. Gas CO2 mengalir melalui pipa berikut:

A B

CO2

Transportasi Fluida II -5
Penampang A Penampang B
 in = 75 mm  in = 75 mm
VA = 5 m/det VB = ?
P = 2 barg P = 1,4 barg
T = 20 oC T = 30 oC
QA = ? QB = ?

Data tambahan:
P barometric = 1,03 bar
R = 8314,34 J/kmol.K
BM CO2 = 44 maka R CO2 = 189 J/kg.K

A = PA/RT = 3,03 .105 / (189 . 293 )


= 5,5 kg/m3
B = PB/RT = 2,43 .105 / (189 . 303 )
= 4,24 kg/m3

Laju alir massa tetap tapi laju alir volum berbeda.


A . VA . AA = B . VB . AB
VB = A / B . VA
= 5,5 / 4,24 x 5 = 6,46 m/det

QA = VA . AA Q B = VB . AB
= /4 . (0,075)2.5 = /4 . (0,075)2 . 6,48
= 0,022 m3/det = 0,029 m3/det

4. Hitung diameter pipa minimum untuk mengalirkan 0,25 kg/s udara dengan
kecepatan 6 m/det suhu 27 oC tekanan 2,3 Bar absolut.

Transportasi Fluida II -6
 = P/RT = 2,3 .105 / {287,1 . (27+273 )}
= 2,67 kg/m3
Q = m/  = 0,25 kg/s : 2,67 kg/m3
= 0,094 m3/s
A = 0,094 m3/s : 6 m/s = 0,0156 m2
D = √{4.A / π}
= √{4. 0,0156 / π} = 0,14 m = 14 cm

5. Minyak dengan densitas 892 kg/m3 mengalir melalui susunan pipa berikut
dengan laju alir total 1,388 10-3 m3/s masuk pipa 1. Pipa baja schedule number
40. hitung:
a. laju alir massa masuk pipa 1 dan 3
b. kecepatan rata-rata di pipa 1 dan 3

3
2
1

2 in
3 in
1.5 in

Dari tabel ukuran pipa:


A1 = 2,165 10-3 m2
A2 = 4,769 10-3 m2
A3 = 1,313 10-3 m2
Laju alir massa = 1,388 . 10-3 m3/s x 1,238 kg/s
= 1,238 kg/s

Transportasi Fluida II -7
di pipa 3 = 0,5 x 1,238 = 0,619 kg/s
v1 = { 1,238 kg/s : ( 892 kg/m3 x 2,165 10-3 m2)}
= 0,641 m/s
v3 = { 0,619 kg/s : ( 892 kg/m3 x 1,313 10-3 m2)}
= 0,528 m/s

Transportasi Fluida II -8
2.3 Sistem Neraca Energi

Perhitungan neraca energi sangat penting dalam pembahasan sistem perpipaan karena
mencakup kebutuhan pompa, sistem jaringan perpipaan dan hilang-hilang energi
lainnya yang akan mempengaruhi biaya sistem pengaliran fluida dalam perpipaan.

Total energi (E) dari fluida per satuan massa pada titik tertentu terdiri dari
penjumlahan energi dalam (U), energi kinetik dan energi potensial:

V2
E  U   g h
2
V2 g
E  U   h
2  gc gc

Untuk flow system (aliran terbuka), berlaku hubungan termodinamika antara entalpi
dan energi dalam, yaitu:

H = U + PV

Bentuk energi dari luar (eksternal) yang sering dijumpai dalam sistem perpipaan
adalah kerja pompa (Ws) dan panas yang terlibat (Q). Dalam pembahasan neraca
energi diambil suatu kesepakatan yaitu:
 Kerja dilakukan oleh fluida/sistem diberi tanda positif (+)
 Panas yang diberikan ke sistem diberi tanda positif (+)

Persamaan neraca energi total dalam aliran perpipaan dapat ditulis menjadi:

H 2  H1 
1
V 22  V12   g  h2  h1   Q  Ws
2 

H 2  H1 
1
V 22  V 12   g  h2  h1   Q  Ws
2    gc gc

atau dapat disingkat menjadi


H  EK  EP  Q  Ws

Transportasi Fluida II -9
dimana α merupakan factor koreksi energi kinetik, karena asumsi yang digunakan
adalah velocity sama padahal velocity bervariasi sepanjang ruas penampang aliran.
Untuk aliran laminar nilai α sebesar 0,5 sedangkan untuk aliran turbulen sebesar 0,9 –
0,99 tapi biasanya diambil angka 1.

Gambar 2.3 Sistem Fluida dengan Aliran Steady State

Dari persamaan neraca energi di atas dapat disimpulkan bahwa adanya kerja pompa
(Ws) dan atau tambahan kalor dari luar (Q) akan meningkatkan kandungan energi
fluida di penampang 2 dalam 3 bentuk energi yang mungkin, yaitu:
1. peningkatan entalpi (biasanya ditunjukkan dengan peningkatan suhu)
2. peningkatan energi potensial (ditunjukkan dengan elevasi fluida naik)
3. peningkatan energi kinetic (ditunjukkan dengan peningkatan kecepatan alir
fluida).

Neraca Energi Mekanis Keseluruhan

  U  PV  U   P.dV   V .dP

U  Q  W '

Transportasi Fluida II -10


jika unit massa fluida mengalir melalui saluran inlet ke outlet, kerja yang dilakukan
aliran W’:

W '   P.dV   F

  Q   F   V .dP

Catatan: V adalah volume persatuan massa atau 1/ρ


Jika disubtitusikan ke bentuk persamaan neraca energi total :

H  EK  EP  Q  Ws

akan menjadi:

1
2.
 
V 2 2  V 12  g.h2  h1  
dp

  F  Ws  0

Catatan :

F : penjumlahan dari semua bentuk hilang energi karena gesekan


persatuan massa

Ws : kerja dilakukan oleh fluida (diberi tanda positif), jika kerja dilakukan oleh
pompa ke fluida maka harus diberi tanda negatif

Untuk fluida imcompresible seperti fluida cair, maka suku:

dp P2  P1
 
 

Pompa berfungsi untuk menaikkan energi mekanis aliran fluida untuk


mempertahankan aliran tetap berjalan. Energi yang diterima fluida dari kerja pompa
akan digunakan untuk meningkatan kecepatan alir, dan atau meningkatkan elevasi
fluida, dan atau meningkatkan tekanan aliran fluida, dan atau melawan seluruh friksi
yang ada sepanjang aliran.

Transportasi Fluida II -11


Ws  .Wp

.Wp  Wp  h fp

Ws : energi mekanis nyata yang diberikan ke fluida


 : efisiensi pompa karena adanya friksi dan bentuk energi hilang
lain seperti panas dan bunyi
Wp : Energi atau kerja poros yang dilakukan ke pompa
hfp : total energi hilang di pompa

Konversi satuan yang sering digunakan:


Energi : 1 BTU = 778,17 ft.lbf = 1.055,06 J = 1,05506 KJ
1 J = 1 N.m = 1 kg. m2/s2
Daya/Power : 1 HP = 550 ft.lbf/s = 0,7457 kW Energi per satuan waktu
Energi per massa : 1 ft.lbf / lbm = 2,989 J/kg
Percepatan gravitasi bumi (g) : 9,8 m/s2 atau 32,2 ft/s2
Faktor konversi gaya gravitasi (gc) : 32,2 lbm.ft/(lbf.s2)

Contoh Soal 1 Neraca Energi Dalam Boiler


Air dengan kondisi suhu 18,33 oC dan tekanan 137,9 kPa dimasukan ke dalam boiler
melalui pipa dengan kecepatan rata-rata 1,52 m/s. Keluaran steam dengan laju
9,14m/s pada ketinggian 15,2 m di atas posisi aliran masuk. Kondisi steam
mempunyai tekanan 137,9 kPa dan suhu 148,9oC. Sistem berada pada kondisi tunak
(steady state) dan aliran turbulen. Berapa panas yang harus ditambahkan perkilogram
massa steam yang dihasilkan.
Solusi :
Analisis
 sistem tunak dan turbulen sehingga nilai α = 1
 tekanan tidak berubah (P1 sama dengan P2)
 tidak ada kerja yang terlibat sehingga Ws = 0

Transportasi Fluida II -12


Gambar sketsa soal:

Steam suhu 148,9 oC

Q Boiler 15,2 m

Air
V1 = 1,52 m/s
18,3oC, 137,9 kPa

H 2  H1 
1
2 

V 2 2  V 12  
 g  h2  h1   Q  Ws

perhitungan energi kinetik:

v12 1,522 9,142


  1,115 J / kg v22
  41,77 J / kg
2 2 2 2

dengan ketinggian rujukan diambil posisi h1, maka nilai h2 = 15,2 m,


sehingga h2. g = (15,2)(9,80665) = 149,1 J/kg

Data dari steam table:


Air suhu 18,33oC maka H1= 76,97 kJ/kg,
steam superheated 148,9oC dan tekanan 137,9 kPa nilai H2 = 2.771,4 kJ/kg,
H2 – H1 = 2.771,4 – 76,97 = 2.694,4 kJ/kg = 2,694 x 106 J/kg
Masukkan ke neraca total:
Q = (149,1-0) + (41,77-1,115) + 2,694x106
Q = 189,75 + 2,694 x 106 = 2,6942 x 106 J/kg

Total Energi kinetik dan energi potensial sejumlah 189,75 J/kg sangat sedikit sekali
dibandingkan dengan perubahan entalpi 2,694 106 J/kg. Nilai 189,75 J/kg hanya akan

Transportasi Fluida II -13


meningkatkan temperature larutan air sekitar 0,0453 oC, jumlah yang sangat sedikit
dan bisa diabaikan.

Contoh 2. Neraca Energi Dalam Sistem Terbuka

20 m
1

Ws

Air suhu 85 oC disimpan dalam tangki besar berisolasi dengan tekanan atmosfir. Air
dipompa dalam kondisi steady state dari titik satu dengan debit 0,567 m3/menit.
Energi motor untuk menggerakan pompa sebesar 7,45 kW. Air dilewatkan HE
sambil memberikan energi panas ke luar sistem sebesar 1.408 kW. Air dingin
kemudian dialirkan ke tangki-2 terbuka dan besar, dengan ketinggian 20 m di atas
tangki pertama. Hitung temperature akhir air di tangki-2.

Solusi :
Analisis
 buat batas sistem kajian yaitu titik 1 dan titik 2
 sistem tunak
 kedua tangki terbuka berarti tekanan fluida sama dengan tekanan atmosfer,
sehingga ΔP = 0 (P1 sama dengan P2)
 kedua tangki besar sehingga penurunan atau penambahan ketinggian bisa
diabaikan, beda ketinggian menjadi konstan sebesar 20 m. Hal ini juga

Transportasi Fluida II -14


mengandung konsekuensi kecepatan fluida di titik 1 dan 2 sama sehingga tak
ada perubahan energi kinetik
 tangki diisolasi artinya tidak ada pertukaran energi di air dalam kedua tangki
 kerja dilakukan pompa ke fluida sehingga diberi tanda negatif

Data dari literatur:


Air suhu 85oC mempunyai H1 = 355,90 x 103 J/kg,
Densitas air 1 = 1/0,0010325 = 968,5 kg/m3

keadaan steady state berlaku persamaan kontinuitas:


m1 = m2 = (0,567) (968,5) (1/66) = 9,152 kg/s

Kerja yang dilakukan terhadap fluida sehingga Ws bernilai negatif.


Ws = - (7,45 103 J/s) (1/9,152 kg/s) = - 0,814 x 103 J/kg
Panas yang diambil dari fluida juga bernilai negatif:
Q = - (1.408 x 103 J/s) (1/9,152 kg/s) = - 153.8 103 J/kg
H2 – 355,90 x 103 + 9,8 (20-0) = (-153,8 x 103) – (- 0,814 x 103)

Penyelesaian, H2 = 202,71 x 103 J/kg. dari steam table dapat dicari suhu untuk nilai
entalpi tersebut, yaitu t2 = 48,41 oC

Contoh 3. Neraca Energi Mekanis dalam Sistem Pompa

Air densitas 998 kg/m3 dialirkan dengan laju alir massa konstan melewati pipa
berdiameter sama. Tekanan air dalam pipa masuk pompa (suction pipe) 68,9 kN/m2
abs. Energi yang dipasok pompa sebesar 155,4 J/kg. Posisi pipa keluaran (exit
section/discharge) 3,05 m lebih tinggi dari posisi pipa masukan (entrance-section),
dan tekanan fluida keluaran 137,8 kN/m2 abs. Bilangan Reynolds aliran dalam pipa di
atas 4.000, hitung Frictional Loss  F  pipa pada sistem.

Transportasi Fluida II -15


Solusi :
Analisis
 buat batas sistem kajian yaitu titik 1 dan titik 2
 sistem tunak
 kedua pipa (suction and discharge pipe) diameter sama, berarti kecepatan alir
tetap sehingga energi kinetik tidak berubah
 kerja dilakukan pompa ke fluida sehingga diberi tanda negatif
 NRe di atas 4.000 berarti aliran turbulen sehingga α = 1
  F  adalah seluruh hilang energi di sistem perpipaan tidak termasuk hilang
energi di pompa.

Data dari literatur:


-
Penyelesaian : Titik 2

Air 3,05 m
V1 , P1 68,9 kN/m2

Titik 1
Ws

Ambil posisi titik 1 sebagai rujukan sehingga z2 = 3,05 m,

z2 . g = ( 3,05 m) (9,806 m/s2) = 29,9 J/kg

karena fluida dianggap incompressibel,

p1 68,9 x 1000
  69,0 J / kg
 998

Transportasi Fluida II -16


p2 137,8 x 1000
  138,0 J / kg
 998

penyelesaian untuk  F

1 p  p2
 F = Ws  (v12  v 22 ) + g (z1-z2) + 1
2(1) 
subtitusikan nilai-nilai yang diketahui ke dalam persamaan:

 F = -(-155,4) + 0 - 29,9 + 69,0 – 138,0


 ft.lb f 
= 56,5 J/kg atau dalam satuan engineering : 18,9 
 lbm 

Contoh 4 Horsepower (HP) Pompa

Pompa mengalirkan 69,1 gal/min cairan ( = 114,8 lbm/ft3) dari tangki umpan yang
terbuka (large cross-sectional area) melalui pipa 3,068-in-ID suction line dan
discharge line ukuran 2,067-in-ID. Posisi pipa keluaran 50 ft di atas level permukaan
air pada tangki masukan.  F = 10,0 ft lbforce/lbmass. Berapa tekanan yang harus
diberikan oleh pompa dan berapa horsepower dari pompa jika efisiensinya 65%
(aliran turbulen)?

Solusi :
Analisis
 buat batas sistem kajian yaitu titik 1 dan titik 2, untuk mencari tekanan dari
pompa buat titik kajian titik 3 dan titik 4
 sistem tunak
 tangki 1 besar sehingga kecepatan alir (V1) bisa dianggap nol.
 Titik 1 dan titik 2 berapa di ruang terbuka sehingga tekanan sama (ΔP = 0)
 Posisi 3 dan 4 dianggap horisontal sehingga tidak ada perubahan energi
potensial antara lokasi tersebut

Transportasi Fluida II -17


 kerja dilakukan pompa ke fluida sehingga diberi tanda negatif
 rejim aliran turbulen sehingga α = 1
Data dari literatur:
- pipa 3,068 in A1 = 0,05134 ft2
- pipa 2,067 in A2 = 0,0233 ft2

Penyelesaian :

Ws = -Wp , dimana -Ws adalah energi mekanik nyata yang diberikan ke fluida,

atau kerja mekanik murni,  = efisiensi, dan Wp adalah energi atau kerja poros yang
diberikan ke pompa.

 gal   1 min   1 ft 3 
Flow rate =  69,1       0,1539 ft 3 / s
 min   60s   7,481 gal 
 ft 2   1 
v2   0,1539  x  
2 
= 6,61 ft/s
 s   0,0233 ft 

v22

6,612  0,678
ft .lb f
2 gc 2  (32,174) lbm

Transportasi Fluida II -18


g 32,174 ft.lb f
z2   (50)  50
gc (32,174) lbm

Mencari Ws :

g g v12 v22 p  p1
Ws  z1  z2    2  F
gc gc 2  gc 2  gc 
ft.lb f
= 0 - 50 + 0 – 0,678 + 0 - 10 = - 60,678
lbm
Ws 60,678 ftlb f ft .lb f
Wp     93,3
 0,65 lbm lbm

 ft 3   lb  lbm
laju alir massa =  0,1539   114,8 m3   17,65
 s   ft  s

 lbm   ft .lb f   1 hp 
Daya pompa = 17,65    93,3    
 s    550 ft .lb / s 
lbm   f 

= 3,00 HP
untuk menghitung tekanan pompa harus dibuat neraca energi antara titik 3 dan 4
seperti terlihat pada diagram.

 ft 3   1 
v3   0,1539    3,00 ft / s
 s   0,05134 ft 2 
v4  v2  6,61 ft / s

Subtitusikan nilai (  F  0 karena tidak ada sistem perpipaan diantara titik 3 dan
titik 4

p 4  p3 g g v32 v2
 z3  z4   4  Ws   F
 gc gc 2 gc 2 gc

Transportasi Fluida II -19


= 0-0 +
3,002 
(6,61) 2
 60,678  0
2(32,174) 2(32,174)

ft.lb f
= 0 - 0 + 0,14 – 0,678 + 60,678 = 60,14
lbm

 ft .lb f   lb   1 
p4  p3   60,14   114,8 m3    2

2 
 lbm   ft   144 in. / ft 

= 48,0 lbf/in2 atau sekitar 331 kPa

1234
56 DASAR DASAR ALIRAN FLUIDA

Transportasi Fluida II -20


2.4 Persamaan Bernoulli

Dalam kasus yang melibatkan pipa pendek dan lurus, persamaan neraca energi yang
didapat dikenal sebagai persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli sebagai sarana
untuk mengekspresikan aplikasi hukum kekekalan energi dalam fluida yang mengalir
di pipa pada rentang jarak tertentu.

Persamaan Bernoulli melibatkan 3 bentuk energi :


 Energi tekanan (pressure head)
 Energi kecepatan (velocity head)
 Energi ketinggian (elevation head)
Kondisi yang harus dipenuhi agar persamaan Bernoulli bisa diterapkan adalah:
 tak melibatkan perubahan suhu sistem
 tak melibatkan kerja seperti kerja pompa (Ws)
 bentuk hilang energi karena gesekan/friksi diabaikan (∑F = 0)

Bentuk-bentuk persamaan Bernoulli:

P1 V 12 P2 V 22
  Z1    Z 2  H (total head )
 .g 2.g  .g 2.g

mempunyai dimensi head (panjang)

P1 V 12 g  Z1 P2 V 22 g Z2
    
 2.gc gc  2.gc gc

mempunyai dimensi energi persatuan massa fluida yang mengalir

Total energi pada titik tertentu di atas ketinggian rujukan adalah sama dengan
penjumlahan elevation head, pressure head dan velocity head seperti terlihat di
gambar 2.4. Total head akan konstan jika dalam sistem tidak terjadi friksi atau friksi
sangat kecil sehingga bisa diabaikan. Pada kondisi nyata selalu terjadi friksi

Transportasi Fluida II -21


sepanjang aliran fluida (hL), sehingga garis energy grade line akan menurun karena
adanya hL.

Gambar 2.4 Neraca Energi Antar Dua Lokasi dalam Pipa

Kasus 1
Kondisi nyata:
Jika air di bak mandi hampir penuh maka kran air ditutup setengahnya dengan
harapan debit air yang keluar lebih kecil dan kecepatan aliran air keluar kran juga
mengecil

Transportasi Fluida II -22


Permasalahan:
Penutupan kerangan setengahnya berarti mengurangi luas penampang aliran menjadi
setengahnya dibandingkan sebelumnya. Jika kasus ini dievaluasi secara teoritis
dengan persamaan Bernoulli, timbul pertanyaan:

No Masalah Ya Tidak
1 Apakah luas penampang alir (A) mengecil dengan penutupan
kran?
2 Apakah laju alir massa (m) air akan mengecil?
3 Apakah kecepatan alir (V) keluar mengecil?
4 Apakah persamaan kontinuitas masih berlaku pada kasus ini?
5 Bagaimana komentar dan evaluasi saudara??

Kasus 2

Penampang 1 Penampang 2

arah aliran

Fluida cair mengalir dari pipa penampang 1 dengan kecepatan V1 dan tekanan P1
menuju ke pipa yang mempunyai diameter lebih besar dengan kecepatan V2 dan
tekanan P2.

Transportasi Fluida II -23


No Masalah Ya Tidak
1 Apakah luas penampang alir penampang 2 (A2) lebih besar
dibanding A1?
2 Apakah laju alir massa (m) air melewati penampang 1 sama
dengan saat melewati penampang 2?
3 Apakah kecepatan alir (V2) lebih kecil dibanding V1?
4 Apakah persamaan kontinuitas masih berlaku pada kasus ini?
5 Apakah tekanan P2 lebih besar dibanding P1?
6 Jika jawaban no 5 ya, bagaimana dengan arah aliran?
7 Apakah persamaan Bernoulli dalam kasus ini masih berlaku?
8 Bagaimana komentar dan evaluasi saudara??

Transportasi Fluida II -24

Anda mungkin juga menyukai