Anda di halaman 1dari 39

STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI MENGENAI SUMBER

DAYA MANUSIA TERHADAP JUMLAH ALAT RADIOLOGI DI


INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT PANTI WILASA
“CITARUM” SEMARANG

Laporan Kasus

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan IV

Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum Semarang

Disusun Oleh :

YOSIA PRATAMA SARI

P1337430217056

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK RADIOLOGI

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


SEMARANG

2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai laporan
kasus guna memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan IV pada
Progam Studi D-IV Teknik Radiologi Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementrian Kementrian Kesehatan
Semarang.

Nama : YOSIA PRATAMA SARI

NIM / Kelas : P1337430217056 / 3D

Judul Laporan Kasus :STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI


DIAGNOSTIK MENGENAI SUMBER DAYA
MANUSIA DI INSTALASI RUMAH SAKIT
PANTI WILASA “CITARUM” SEMARANG.

Semarang, Februari 2020

Mengetahui,

Clinical Instructure

Setyo Adi Trisnanto, S.ST


KATA PENGANTAR

Dengan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa, puji syukur penulis

panjatkan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus, atas Berkat dan Kasih-Nya,

penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kasus yang berjudul

“Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik Mengenai Sumber Daya

Manusia di Instalasi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang”

guna memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan IV Program

Studi D-IV Teknik Radiologi Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan

Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Fatimah , selaku Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan

Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.

2. Ibu Dartini , selaku Ketua Program Studi D-IV Teknik Radiologi

Semarang.

3. Dr. Dwi Pudji L. Sp.Rad, selaku Kepala Instalasi Radiologi Instalasi

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.

4. Bapak Setyo Adi Trisnanto, S.ST selaku Wakil Kepala Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang sekaligus

Clinical Instructure.

5. Seluruh staf dan karyawan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Mardi

Rahayu Kudus.

Semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya

dan bagi penulis.


Semarang , Februari 2020

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah suatu organisasi / Lembaga yang

memberikan pelayanan klinik kepada pasien, sehingga mutu

pelayanan merupakan indikator penting bagi kualitas manajemen

suatu Rumah Sakit. Manajemen pelayanan klinik dipengaruhi oleh

penampilan kinerja dokter (medis), perawat (paramedis) dan tenaga

– tenaga klinik lainnya. Sebagaimana sistem pemerintahan, di

bidang kesehatan juga dikembangkan konsep manajemen (Latif,

2001).

Permasalahan sistem pelayanan di bidang kesehatan,

khususnya Rumah Sakit di Indonesia sangat bervariasi dan kompleks

sesuai dengan jenis dan tipe Rumah Sakit. Salah satunya adalah

Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang merupakan suatu

Rumah Sakit swasta yang berada di Kota Semarang.

Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang merupakan

salah satu rumah sakit tipe C. Status ini menuntut rumah sakit lebih

mandiri dalam mempertahankan serta meningkatkan pelayanan.


Salah satu pelayanan yang diberikan adalah pelayanan Radiologi

Diagnostik yang sesuai dengan SK Menteri Kesehatan Nomor

1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan Radiologi

Diagnostik di sarana pelayanan kesehatan. Dengan adanya SK

Menkes Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008, tenaga kesehatan

beserta unsur terkait pelayanan kesehatan perlu disesuaikan

khususnya pelayanan Radiologi Diagnostik di Instalasi Radiologi

Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang.

Instalasi Radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang

di rumah sakit yang berperan penting dalam menegakkan diagnose

penyakit pasien. Untuk menjalankan fungsinya sebagai salah satu

instalasi di rumah sakit maka diperlukan suatu perorganisasian.

Sistem manajemen atau administrasi berperan penting dalam

mengatur jalannya suatu organisasi. Tugas dari Instalasi Radiologi

sangatlah penting sebagai penuntun dari suatu tindakan terapi.

Pelayanan radiodiagnostik perlu dioptimalkan dengan menerapkan

manajemen operasional. Dengan kinerja yang optimal diharapkan di

Instalasi Radiologi mampu memberikan pelayanan prima kepada

pasien. Dengan adanya perkembangan yang terjadi, maka perlu

dilakukan penyesuaian baik dari segi kemampuan pelayanan, sarana

dan prasarana maupun kualifikasi tenaganya.

Manajemen Radiologi pada Instalasi Radiologi Rumah Sakit

Panti Wilasa “Citarum” pada saat ini belum tertata baik dikarenakan

kurangnya tenaga pelayanan kesehatan sehingga berpengaruh


terhadap pelayanan di rumah sakit khususnya pada pelayanan

radiologi maka perlu penataan yang komprehensif terhadap masalah-

masalah internal demi peningkatan kualitas mutu pelayanan di masa

mendatang. Sehubungan dengan permasalahan di atas maka penulis

merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang sistem

manajemen tersebut dan menyusun Laporan Kasus Praktek Kerja

Lapangan 4 dengan kompetensi Manajemen Radiologi berjudul

“Standar pelayanan Radiologi Diagnostik mengenai Sumber Daya

Manusia di Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum Semarang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana standar pelayanan radiologi diagnostik tentang

sumber daya manusia di Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa

Citarum Semarang ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik

mengenai Sumber Daya Manusia di Instalasi Radiologi RS Panti

Wilasa “Citarum”

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Standar pelayanan

Radiologi Diagnostik serta Sumber Daya Manusia di Instalasi

Radiologi RS Panti Wilasa Citarum.

2. Bagi Rumah Sakit


Sebagai bahan masukan dan bahan evaluasi bagi pengelola dan

pihak yang terlibat langsung terhadap standar pelayanan

Radiologi Diagnostik mengenai Sumber Daya Manusia di

Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

a. Sejarah Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum adalah sebuah rumah

sakit umum kelas madya (C) yang merupakan salah satu unit

kerja Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM),

yaitu sebuah yayasan kesehatan kristen yang berdiri sebagai

hasil kerjasama antara Sinode Gereja Kristen Jawa dan Sinode

Gereja Kristen Indonesia.

Keberadaan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum bermula dari

Rumah Sakit Bersalin Panti Wilasa yang  didirikan pada 19

Januari 1950 di Jl.Dr.Cipto No.50 Semarang. Pada tahun 1966,

dicetuskan untuk membangun Rumah Sakit Bersalin Panti

Wilasa di lokasi lain karena tempat yang ada sudah tidak

memungkinkan dilakukan perluasan gedung baru dan pada


bulan Mei 1969 diperoleh sebidang tanah di kelurahan

Mlatiharjo, tepatnya di Jalan Citarum 98 Kelurahan Mlatiharjo

Kecamatan Semarang Timur.

Pembangunan rumah sakit ini dimulai dengan peletakan batu

pertama pada tanggal 8 November 1969. Proyek pembangunan

dipimpin oleh Dr. A. Hoogerwerf dan pelaksananya Bapak Ko

Kian Giem (Djoni Mandali) sedangkan pendanaan dari

pembangunan ini diperoleh dari Pemerintah Negeri Belanda.

Pembangunan rumah sakit ini diselesaikan pada tanggal 25

April 1973 di atas tanah seluas 22.528 M2 dengan luas gedung

10.557 m2.

Seusai pembangunan tersebut, pada tanggal 5  Mei 1973,

Rumah Sakit Bersalin Panti Wilasa di Jl.Citarum No.98 yang

memiliki fasilitas pelayanan kesehatan berupa : pemeriksaan ibu

hamil, tindakan persalinan dan perawatan paska persalinan,

keluarga berencana, pemeriksaan anak dan merawat anak-anak

sakit, imunisasi, serta dilengkapi dengan institusi pendidikan

berupa Sekolah Bidan dengan lama pendidikan 4 tahun,

diresmikan oleh Menteri Kesehatan R.I. yang diwakili oleh Dr.

Suhasan, Kepala Direktorat Kedokteran.

Pada tahun 1980 Rumah Sakit Bersalin Panti

Wilasa mengajukan perubahan status dari Rumah Sakit Bersalin

menjadi Rumah Sakit Umum yang kemudian dikenal dengan


nama RSU Panti Wilasa I yang dikeluarkan oleh Depkes RI No.

807/Yan.Kes/RS/80 tertanggal 22 Mei 1980.

Perubahan status tersebut membawa dampak pada perubahan

pelayanan rumah sakit yang sudah ada. Pada bagian rawat jalan

terdapat pelayanan Unit Gawat Darurat dan pelayanan

poliklinik, sedangkan di  bagian rawat inap terdapat bangsal

yang digunakan untuk merawat pasien paska persalinan,

penyakit anak dan penyakit umum. Disamping  itu Sekolah

Bidan yang ada, dikonversi menjadi Sekolah Perawat Kesehatan

(SPK) dengan didasarkan kepada Surat Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor : 93/KEP/DIKLAT/KES/81 tanggal 26

Mei 1981. Pelayanan lain yang ditambahkan di tahun yang sama

dalam rangka mewujudkan pelayanan yang bersifat holistik

adalah pelayanan Pastoral (kerohanian) dan pelayanan Unit

Peningkatan Kesehatan Masyarakat (UPKM).

Pada acara peringatan HUT RS.Panti Wilasa I ke-21 tanggal

5 Mei 1994, oleh Ketua Pengurus YAKKUM Cabang Semarang

(Drs. Soegarno Hadijoedopramono) dicanangkan perubahan

nama  dari RS.Panti Wilasa I menjadi  RS. Panti Wilasa

"Citarum" sedangkan RS. Panti Wilasa  II diganti dengan nama

RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto". Hal ini  di dasarkan pada

pentingnya untuk melakukan antisipasi terhadap kerancuan

persepsi antara RS. Panti Wilasa I dan RS. Panti Wilasa II

sehingga masing-masing mempunyai nama sendiri-sendiri. Dan


mulai tanggal 29 Agustus 1995 Rumah Sakit Panti Wilasa I

resmi berubah nama menjadi RS. Panti Wilasa “Citarum”

Semarang dengan SK Dirjen Pelayanan Medik Departemen

Kesehatan RI No. YM. 02.04.3.5.3830. Pada bulan Januari

2001 mulai dioperasikan Bangsal Geriatri (bangsal perawatan

lansia) dengan kapasitas 12 tempat tidur, Ruang Aula dengan

kapasitas 300 orang dan Ruang Hemodialisa (unit cuci darah),

serta pada tanggal 1 September 2001 diresmikan gedung

Akademi Kebidanan Panti Wilasa.

Seiring dengan perkembangan waktu, beberapa

pengembangan fisik bangunan juga terus dilakukan oleh Rumah

Sakit Panti Wilasa “Citarum” sehingga luas gedung rumah sakit

menjadi 11.492 m2 dan luas tanah menjadi 21.737 m2. Selain

perubahan fungsi dari ruangan perawatan Geriatri pada tanggal

1 Februari 2007 yang semula difungsikan sebagai ruang

perawatan lansia, menjadi ruang High Care Unit yang berfungsi

sebagai ruang perawatan pasien yang memiliki kebergantungan

tinggi dalam perawatannya.

Untuk lebih memberikan keleluasaan bidang kependidikan,

maka terhitung tanggal 1 Juli 2008 Akademi Kebidanan Panti

Wilasa menjadi akademi dengan manajemen yang mandiri dan

terpisah dengan manajemen rumah sakit. Mulai tahun 2011

untuk memenuhi standar pelayanan medik telah dilakukan

pembangunan gedung medik sentral di lokasi ruang ICU, Kamar


Bersalin dan komplek perkantoran dan telah beroperasi mulai

tahun 2012.

Bangunan gedung medik sentral terdiri dari 4 lantai seluas …

M2 yang difungsikan untuk lantai 1 : Pelayanan IGD dan Kamar

Bersalin, lantai 2 : Pelayanan Kamar Operasi dan Ruang ICU,

lantai 3 : Pelayanan Perinatal Resiko Tinggi (Peristi), High Care

Unit (HCU) dan Haemodialisa, dan lantai 4: Ruang VIP.

Sedangkan ruang perkantoran direlokasi di bagian belakang

bangunan rumah sakit.

b. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum adalah rumah sakit umum

dengan kapasitas 201 tempat tidur, merupakan milik Yayasan

Kristen Untuk Kesehatan Umum (Yakkum).

RS Panti Wilasa Citarum mempunyai tugas pokok

melaksanakan pelayanan kesehatan secara preventif, promotif,

kuratif, edukatif dan rehabilitatif sesuai dengan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, RS. Panti

Wilasa Citarum mempunyai fungsi :

a) Menyelenggarakan pelayanan medik;

b) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan non

medik;

c) Menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medik;

d) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;


e) Menyelenggarakan rujukan;

f) Menyelenggarakan pencegahan akibat penyakit dan

peningkatan pemulihan kesehatan;

g) Menyelenggarakan penyuluhan dan upaya peningkatan

kesehatan masyarakat;

h) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

c. Visi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

Rumah Sakit pilihan keluarga yang profesional, berempati

dan berlandaskan kasih :

a) Pilihan keluarga : memiliki keunggulan kompetitif

dibanding RS lain dalam melayani keluarga (orang tua

maupun anak dari semua usia).

b) Profesional :RS sebagai institusi memenuhi persyaratan

dan memenuhi persyaratan legal yang ditentukan :

1. Semua SDM memiliki kompetensi dan memenuhi

persyaratan yang ditentukan dan taat pada prosedur

yang berlaku saat menjalankan tugas pelayanan.

2. Pelayanan RS memenuhi standar mutu.

3. Fasilitas dan peralatan berfungsi optimal, memenuhi

regulasi dan terkalibrasi

c) Berempati berlandaskan kasih : Seluruh SDM memiliki

kepedulian yang tinggi terhadap pasien dan sesama,

memiliki kerelaan berkorban dan mendahulukan

kepentingan pasien daripada kepentingan pribadi


d. Misi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

Misi RS Panti Wilasa Citarum adalah :

a) Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas

efisien, berorientasi pada keselamatan pasien, yang

didasari dengan kasih.

b) Memandang karyawan sebagai mitra karya untuk

mendukung kualitas pelayanan demi kepuasan pasien

dan keluarga.

c) Memberdayakan sumberdaya manusia RS Panti Wilasa

Citarum dalam meningkatkan kualitas pelayanan demi

kepuasan pasien dan keluarga

d) Membangun hubungan kemitraan yang harmonis dengan

masyarakat , untuk meningkatkan jangkauan pelayanan.

e) Meningkatkan sarana prasarana dan peralatan untuk

mendukung mutu pelayanan.

f) Mengambil peran dalam pendidikan tenaga kesehatan.

g) Falsafah Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

h) Kegiatan pelayanan RS Panti Wilasa Citarum

dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Kasih Allah

yaitu dengan mengutamakan memberi dari pada

menerima

i) Kegiatan pelayanan RS Panti Wilasa Citarum dilakukan

untuk menciptakan damai sejahtera baik lingkup internal

maupun eksternal
j) Kegiatan pelayanan RS Panti Wilasa Citarum dilakukan

untuk sesama manusia tanpa membedakan status dan

golongan dengan mengutamakan pelayanan yang

memuaskan

k) Kegiatan pelayanan RS Panti Wilasa Citarum dilakukan

dalam rangka menjaga keutuhan ciptaan Allah, yaitu

hubungan yang serasi antara manusia dengan

Penciptanya, manusia dengan manusia, dan manusia

dengan lingkungan; yaitu dengan

l) Menghormati hak-hak kerohanian /spiritual customer;

m) Menghormati hak-hak asasi manusia (mengutuhkan

manusia); dan

n) Berwawasan lingkungan.

o) Kegiatan pelayanan RS Panti Wilasa Citarum dilakukan

dalam rangka pengamalan ilmu pengetahuan dan

ketrampilan dengan menjunjung tinggi kode etik dan

standar profesi untuk mencapai mutu yang setinggi-

tingginya.

e. Nilai Dasar Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

Nilai – nilai dasar yang dianut RS Panti Wilasa Citarum

adalah:

a) Karakter Kristen;

b) Etika Kristen;

c) Menjaga keharmonisan;
d) Mengembangkan pelayanan yang berkualitas

e) Bekerja dalam budaya pembelajaran

f. Tujuan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

a) Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang

berorientasi pada kepuasan pelanggan.

b) Pelayanan kesehatan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

terus meningkat dan berkembang.

c) Tercapainya peningkatan produktifitas pelayanan Rumah

Sakit Panti Wilasa Citarum

d) Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki

kompetensi tinggi, memiliki integritas, komitmen yang

kuat terhadap organisasi melalui upaya pendidikan dan

pelatihan, serta upaya peningkatan kesejahteraan yang

adil dan manusiawi.

B. Gambaran Umum Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang

Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

memiliki 2 pesawat X-ray stasioner, 1 pesawat X-ray mobile unit, 1

pesawat panoramik, 1 pesawat USG, 1 pesawat CT-Scan 16 Slice,

1 pesawat MRI 0,4 Tesla. Di dalam melaksanakan pelayanannya,


Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum memiliki 1

Tenaga dokter spesialis radiologi tetap full time, 3 Tenaga dokter

spesialis radiologi paruh waktu, 7 tenaga radiografer, dan 1 tenaga

administrasi.

C. Struktur Organisasi Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti

Wilasa Citarum Semarang

Struktur organisasi merupakan bagian yang penting dalam

suatu organisasi guna mengatur jalur komando dan jalur koordinasi

dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi dalam instalasi

radiologi memiliki tujuan untuk meningkatkan efektifitas dan

efisiensi dalam upaya manajemen pelayanan radiodiagnostik. Bagan

dan komponen dalam struktur organisasi disesuaikan dengan jenis

kegiatan yang dilakukan dan disesuaikan dengan kondisi serta

struktur induk sarana pelayanan kesehatan. Menurut SK Menteri

Kesehatan Nomor 1014//MENKES/SK/XI/2008 mengenai Standar

Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan,

komponen yang ada dalam struktur organisasi adalah:

a. Kepala instalasi / unit radiologi atau radiologi diagnostic

b. Kepala pelayanan radiologi diagnostic

c. Staf fungsional

Kedudukan Instalasi Radiologi adalah di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur Pelayanan.

Instalasi Radiologi merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

diagnosis melalui pemeriksaan secara radiologis. Instalasi Radiologi


mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, mengatur dan

mengendalikan kegiatan pelayanan radiologi.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut di atas, Kepala

Instalasi Radiologi mempunyai fungsi:

a. Menyusun rencana kegiatan dan kebutuhan tenaga, fasilitas dan

bahan pelayanan radiologi

b. Menyusun standar dan pedoman pelayanan radiologi

c. Melakukan pemantauan, pengawasan dan penilaian pelaksanaan

kegiatan pelayanan radiologi

d. Menyelenggarakan administrasi dan kerumahtanggaan yang

menjadi tanggung jawabnya


SRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI

RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM

e.
DIREKTUR
RS. PANTI WILASA
CITARUM SEMARANG

WADIR PELAYANAN

KA. INST. RADIOLOGI

WA. KA.INST. RADIOLOGI/PPR

RADIOGRAFER ADMINISTRASI/LOGISTIK DOKTER


SPESIALIS
1. SENIOR RADIOLOGI
2. MEDIOR

3. YUNIOR
D. Sarana dan Prasarana Instalasi Radiologi

Fasilitas dan peralatan radiologi yang ada di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum yaitu :

a. Inventarisasi alat Radiodiagnostik dan Imaging Instalasi

Radiologi RS Panti Wilasa Citarum.

No Nama/Merk Fungsi Kondisi Alat

. Type Peralatan

Radiologi
1. Toshiba Pesawat Sinar-X Baik

DR.1603 66362 Konvensional

dilengkapi dengan

BuckyTable
2. Universal X- Pesawat Sinar-X Baik

Ray UX 40M Fluoroskopi (Fluoroskopi

30062 tidak baik)


3. Cranex Tome Pesawat Sinar-X Baik

Ceph- untuk

Panoramic pemeriksaan

OPX/ 105 S Panoramic dan

740854 Chepalografi
4. Toshiba Plessart Pesawat Sinar-X Baik

Vivo / D R EX- Fluoroskopi


PV50

99A129015
5. Hitachi CT- CT-Scan dengan Baik

Scan Eclos-16 16 Slice

GS-4570

37310-R2
6. MRI MRI dengan 0.4 T Baik

b. Sumber Daya Manusia Tenaga Kesehatan di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang :

No Nama Jabatan

.
1. dr. Adji Suroso, Sp. Rad Dokter Spesialis

Radiologi Paruh Waktu


2. dr. Abubakar, Sp.Rad Dokter Spesialis

Radiologi Paruh Waktu


3. dr. Anne Dokter Spesialis

Radiologi Paruh Waktu


4. dr. Dwi Pudji Laksono, Sp.Rad Dokter Spesialis

Radiologi Penuh waktu


5. Setyo Adi Trisnanto, S.ST Petugas Proteksi Radiasi

dan Radiografer
6. Retnaning Dyah Prasetyorini, Radiografer

Amd.Rad
7. Pamungkas Sapto Raharjo, Radiografer

Amd.Rad
8. Kornelius Chandra Sapta Yoga, Radiografer

Amd.Rad
9. Anindita Ayu Putri Indayani, Radiografer

Amd.Rad
10. Ragil Satria,Amd.Rad Radiografer
11. Un Rumiari Tenaga Administrasi

E. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1014/MENKES/SK/XI/2008 mengenai Standar Pelayanan

Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.

Dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 1014

/MENKES/SK/XI/2008 mengenai Standar Pelayanan Radiologi

Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan, standar ketenagaan

ditentukan berdasarkan pada beberapa hal, yaitu :

a. Jenis sarana kesehatan

b. Kemampuan/kompetensi

c. Beban Kerja

d. Jumlah Pesawat

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1014/MENKES/SK/XI/2008 mengenai Standar Pelayanan Radiologi

Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Rumah Sakit

kelas / tipe C atau setara memiliki persyaratan khususnya untuk

sumber daya manusia pada instalasi radiologi sebagai berikut :

Jenis Tenaga Persyaratan Jumlah


Spesialis Radiologi Memiliki SIF 1 Orang
Radiografer DIII Teknik 2 Orang per alat

Radiologi dan

memiliki SIKR
Petugas Proteksi Tingkat II memiliki 1 Orang
Radiasi SIB
Fisikawan Medik DIV / SI 1 Orang
Tenaga Elektromedis DIII ATEM 1 Orang
Perawat D III Keperawatan 1 Orang

dan Memiliki SIP


Tenaga Administrasi SMU / Sederajat 2 Orang

dan Kamar Gelap

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kasus

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum merupakan rumah swasta

bernaungan YAKKUM dengan tipe C. Rumah Sakit Panti Wilasa

terdapat Instalasi Radiologi yang memiliki sumber daya manusia

serta alat radiologi sebagai berikut :

a. Sumber Daya Manusia Tenaga Kesehatan :


a) 3 Dokter Spesialis Radiologi Paruh Waktu

b) 1 Dokter Spesialis Radiologi Penuh Waktu

c) 7 Radiografer

d) 1 Tenaga Administrasi

b. Alat Radiologi

a) 2 Pesawat Sinar-X Konvensional

b) 1 Pesawat Fluoroskopi

c) 1 Pesawat Panoramic dan Cephalografi

d) 1 Pesawat CT Scan 16 Slice

e) 1 Pesawat MRI 0.4 Tesla

B. Hasil

a. Jumlah Sumber Daya Manusia atau Tenaga Kesehatan di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.

No Sumber Daya Manusia Jumlah Tenaga

. Kesehatan
1 Dokter Spesialis Radiologi 4
2 Radiografer 7
3 Petugas Proteksi Radiasi 1
4 Fisikawan Medik (Menjadi satu di Pusat

Fisikawan Medik

Rumah Sakit).
5 Tenaga Elektromedis (Menjadi satu di Pusat

Fisikawan Medik

Rumah Sakit).
6 Perawat -
7 Tenaga Administrasi dan 1

Kamar Gelap
b. Alat Radiodiagnostik di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti

Wilasa Citarum Semarang

No Nama/Merk Fungsi Kondisi Alat

. Type Peralatan

Radiologi
1. Toshiba Pesawat Sinar-X Baik

DR.1603 66362 Konvensional

dilengkapi dengan

BuckyTable
2. Universal X- Pesawat Sinar-X Baik (Fluoroskopi

Ray UX 40M Fluoroskopi tidak baik)

30062
3. Cranex Tome Pesawat Sinar-X Baik

Ceph- untuk

Panoramic pemeriksaan

OPX/ 105 S Panoramic dan

740854 Chepalografi
4. Toshiba Plessart Pesawat Sinar-X Baik

Vivo / D R EX- Fluoroskopi

PV50

99A129015
5. Hitachi CT- CT-Scan dengan Baik

Scan Eclos-16 16 Slice

GS-4570

37310-R2
6. MRI MRI dengan 0.4 T Baik
C. PEMBAHASAN

Berdasarkan situasi di Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa

Citarum Semarang disesuaikan dengan SK Menteri Kesehatan

Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan

Radiologi Diagnostik khusunya untuk sumber daya manusia di

Rumah Sakit kelas/tipe C atau setara sebagai berikut :

a. Dokter Spesialis Radiologi

Dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 1014

/MENKES/SK/XI/2008 mengenai Standar Pelayanan Radiologi

Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan dokter spesialis

radiologi memiliki tugas pokok sebagai berikut :

a) Menyusun dan mengevaluasi secara berkala SPO tindak

medik radiodiagnostik, imejing diagnostic dan radiologi

intervensional serta melakukan revisi bila perlu.

b) Melaksanakan dan mengevaluasi tindak radiodiagnostik,

imejing diagnostik dan radiologi intervensional sesuai yang

telah ditetapkan dalam SOP.

c) Melaksanakan pemeriksaan dengan kontras dan fluroskopi

bersama dengan radiografer. Khusus pemeriksaan yang

memerlukan penyuntikan intravena, dikerjakan oleh dokter

spesialis radiologi atau dokter lain/tenaga kesehatan yang

mendapat pendelegasian.

d) Menjelaskan dan menandatangi informed consent / izin

tindakan medik kepada pasien atau keluarga pasien.


e) Melakukan pembacaan terhadap hasil pemeriksaan

radiodiagnostik, imejing diagnostik dan tindakan radiologi

intervensional.

f) Melakukan teleradiologi dan konsultasi radiodiagnostik,

imejing diagnostik dan radiologi intervensional sesuai

kebutuhan.

g) Memberikan layanan konsultasi terhadap pemeriksaan yang

akan dilaksanakan.

h) Menjamin pelaksanaan seluruh aspek proteksi terhadap

pasien.

i) Menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin untuk

mendapatkan citra radiografi yang seoptimal mungkin

dengan mempertimbangkan tingkat panduan paparan

medik.

j) Memberikan rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis

atau intervensional dengan mempertimbangkan tingkat

panduan paparan medik.

k) Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis.

l) Meningkatkan kemampuan diri sesuai perkembangan

IPTEK Radiologi.

Pada Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum terdapat 4

dokter spesialis radiologi dengan 3 dokter spesialis radiologi

part time dan 1 dokter spesialis radiologi full time sehingga

Sumber Daya Manusia tenaga kesehatan dokter spesialis


radiologi di Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum

Semarang sudah memenuhi standar pelayanan yang disyaratkan

sesuai dengan SK Menteri Kesehatan Nomor

1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan

radiologi diagnostik untuk sumber daya manusia di Rumah Sakit

kelas/tipe C atau setara yaitu 1 dokter spesialis radiologi.

b. Radiografer

Dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 1014

/MENKES/SK/XI/2008 mengenai Standar Pelayanan Radiologi

Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan radiografer memiliki

tugas pokok sebagai berikut :

a) Mempersiapkan pasien, obat-obatan dan peralatan untuk

pemeriksaan dan pembuatan foto radiologi.

b) Memposisikan pasien sesuai dengan teknik pemeriksaan.

c) Mengoperasionalkan peralatan radiologi sesuai SOP.

Khusus untuk pemeriksaan dengan kontras dan fluroskopi,

pemeriksaan dikerjakan bersama dokter spesialis radiologi.

d) Melakukan kegiatan processing film (kamar gelap dan work

station).

e) Melakukan penjaminan dan kendali mutu.

f) Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri dan

masyarakat di sekitar ruang pesawat sinar-x.


g) Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk

meminimalkan paparan yang diterima pasien sesuai

kebutuhan.

h) Merawat dan memelihara alat pemeriksaan radiologi secara

rutin.

Pada Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum terdapat 6

tenaga kesehatan radiografer dengan alat yang dimilikki

sebanyak 6 alat radiologi yaitu 2 Pesawat Xray Konvensional, 1

Pesawat Xray Fluoroscopy, 1 Pesawat Panoramic, MRI 0,4

Tesla, dan CT Scan 16 Slice. Dengan demikian, sumber daya

manusia tenaga kesehatan radiografer Rumah Sakit RS Panti

Wilasa Citarum Semarang belum memenuhi standar pelayanan

yang disyaratkan pada SK Menteri Kesehatan Nomor

1014/MENKES/SK/XI/2008 untuk tenaga kesehatan radiografer

dengan Rumah Sakit kelas/ tipe C disyaratkan 2 orang per alat

radiodiagnostik.

c. Petugas Proteksi Radiasi

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33

Tahun 2007 Tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan

Keamaan Sumber Radioaktif, terdapat Petugas Proteksi Radiasi

yang ditunjuk oleh Pemegang Izin dan oleh BAPETEN yang

telah dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang

berhubungan dengan Proteksi Radiasi. Tugas pokok Petugas


Proteksi Radiasi diatur dalam SK Menteri Kesehatan nomor

1014 MENKES/SK/XI/2008 yaitu sebagai berikut :

a) Membuat program proteksi dan keselamatan radiasi.

b) Memantau aspek operasional program proteksi dan

keselamatan radiasi.

c) Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan

proteksi radiasi, dan memantau pemakaiannya.

d) Meninjau secara sistematik dan periodeik, program

pemantauan di semua tempat dimana pesawat sinar-x

digunakan.

e) Memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan

keselamatan radiasi.

f) Berpartisipasi dalam mendesain fasilitas radiologi.

g) Memelihara rekaman.

h) Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan

pelatihan.

i) Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencairan

keterangan dalam hal kedaruratan.

j) Melaporkan kepada pemegang izin setiap kejadian

kegagalan operasi yang berpotensi kecelakaan radiasi.

k) Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program

proteksi dan keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan

yang diketahui oleh pemegang izin untuk dilaporkan kepada

kepala BAPETEN.
l) Melakukan inventarisasi zat radioaktif.

Pada Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum terdapat

Petugas Proteksi Radiasi yang dilaksanakan oleh Wa.Ka

Instalasi Radiologi sehingga Sumber Daya Manusia tenaga

kesehatan Pertugas Proteksi Radiasi di Instalasi Radiologi RS

Panti Wilasa Citarum Semarang sudah memenuhi standar

pelayanan yang disyaratkan sesuai dengan SK Menteri

Kesehatan Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar

pelayanan radiologi diagnostik untuk sumber daya manusia di

Rumah Sakit kelas/tipe C atau setara yaitu 1 Petugas Proteksi

Radiasi.

d. Fisikawan Medik

Dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 1014

/MENKES/SK/XI/2008 mengenai Standar Pelayanan Radiologi

Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan fisikawan medis

memiliki tugas pokok sebagai berikut :

a) Pengukuran dan analisa data radiasi dan menyusun tabel

data radiasi untuk penggunaan klinik.

b) Pelaksanaan aspek teknis dan perencanaan radiasi.

c) Pengadaan prosedur QA dalam radiodiagnostik, meliputi

pelaksanaan diagnosa dan terapi, keamanan radiasi dan

kendali mutu.

d) Melakukan perhitungan dosis, terutama untuk menentukan

dosis janin pada wanita hamil.


e) Jaminan bahwa spesifikasi peralatan radiologi diagnostik

sesuai dengan keselamatan radiasi.

f) “Acceptance Test” dari unit yang baru.

g) Supervise perawatan berkala peralatan radiologi diagnostik.

h) Berpartisipasi dalam investigasi dan evaluasi kecelakaan

radiasi.

i) Meningkatkan kemampuan sesuai dengan perkembangan

IPTEK.

Pada Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum terdapat

Fisikawan Medik namun menjadi satu di pusat Rumah sakit

bagian Fisikawan Medik sehingga Sumber Daya Manusia tenaga

kesehatan Fisikawan Medik di Instalasi Radiologi RS Panti

Wilasa Citarum Semarang sudah memenuhi standar pelayanan

yang disyaratkan sesuai dengan SK Menteri Kesehatan Nomor

1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan

radiologi diagnostik untuk sumber daya manusia di Rumah Sakit

kelas/tipe C atau setara yaitu 1 fisikawan medik.

e. Tenaga Elektromedis

Dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 1014

/MENKES/SK/XI/2008 mengenai Standar Pelayanan Radiologi

Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan tenaga elektromedis

memiliki tugas pokok sebagai berikut :


a) Melakukan perawatan peralatan radiologi diagnostik,

bekerja sama dengan Fisikawan Medis secara rutin.

b) Melakukan perbaikan ringan.

c) Turut serta dengan supplier pada tiap pemasangan alat baru

atau perbaikan besar.

Pada Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum terdapat

tenaga elektromedis namun menjadi satu di pusat Rumah sakit

bagian tenaga elektromedis sehingga Sumber Daya Manusia

tenaga kesehatan tenaga elektromedis di Instalasi Radiologi RS

Panti Wilasa Citarum Semarang sudah memenuhi standar

pelayanan yang disyaratkan sesuai dengan SK Menteri

Kesehatan Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar

pelayanan radiologi diagnostik untuk sumber daya manusia di

Rumah Sakit kelas/tipe C atau setara yaitu 1 tenaga

elektromedis.

f. Perawat Perawat

Dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 1014

/MENKES/SK/XI/2008 mengenai Standar Pelayanan Radiologi

Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan Perawat Radiologi

memiliki tugas pokok sebagai berikut :

a) Mempersiapkan pasien dan peralatan yang dibutuhkan

untuk pemeriksaan radiologi.

b) Membantu dokter dalam pemasangan alat-alat pemeriksaan

dengan bahan kontras.


c) Membersihkan dan melakukan sterilisasi alat.

d) Bertanggung jawab atas keutuhan dan kelengkapan

peralatan.

Pada Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum tidak

terdapat tenaga kesehatan perawat, sehingga sumber daya

manusia tenaga kesehatan Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa

Citarum belum memenuhi standar pelayanan yang disyaratkan

SK Menteri Kesehatan Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008

mengenai standar pelayanan radiologi diagnostic untuk sumber

daya manusia di Rumah Sakit kelas/tipe C atau setara yaitu 1

perawat.

g. Tenaga Administrasi dan Kamar Gelap

Dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 1014

/MENKES/SK/XI/2008 mengenai Standar Pelayanan Radiologi

Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan tenaga administrasi

memiliki tugas pokok sebagai berikut :

a) Melakukan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan

pemeriksaan yang dilakukan di instusi pelayanan.

Pada Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum Semarang

hanya terdapat 1 tenaga administrasi dan tidak terdapat tenaga

kamar gelap karena processing film menggunakan CR sehingga

sumber daya manusia tenaga kesehatan khususnya tenaga

administrasi Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum

belum memenuhi standar pelayanan yang disyaratkan SK


Menteri Kesehatan Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008

mengenai standar pelayanan radiologi diagnostic untuk sumber

daya manusia di Rumah Sakit kelas/tipe C atau setara yaitu 2

tenaga administrasi.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Standar pelayanan Instalasi Radiologi RS Panti Wilasa Citarum

Semarang sudah berjalan sesuai dengan protap yang ada, namun

kualitas pelayanan radiologi belum terlaksana maksimal

dikarenakan kurangnya jumlah tenaga fungsional seperti

perawat radiologi,radiografer sehingga berpengaruh terhadap

pelayanan yang intensif.

b. Tidak terpenuhinya sumber daya manusia tenaga kesehatan akan

mempengaruhi pelayanan yang diberikan oleh Instalasi kepada

pasien sehingga perlu dilakukannya pengembangan sumber daya


manusia tenaga kesehatan di Instalasi Radiologi RS Panti

Wilasa Citarum. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan Nomor

1014/MENKES/SK/XI/2008 terdapat 2 hal yang dapat

dilkaukan untuk memenuhi Sumber Daya Manusia tenaga

kesehatan, yaitu:

a) Peningkatan jumlah tenaga

Peningkatan jumah tenaga dapat dilakukan setelah

dilakukan analisa beban kerja dalam unit radiologi

diagnostik sesuai dengan standar rumah sakit serta rencana

pengembangan unit radiologi.

b) Peningkatan kemampuan dan ketrampilan tenaga

Pemingkatan kemampuan dan keterampilan tenaga dapat

dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan

(diklat) dalam bentuk :

1. Kursus atau seminar dalam bidang manajemen atau

teknis sesuai dengan bidangnya masih-masing atau

apabila ada penambahan alat atau teknologi baru.

2. Pendidikan formal untuk mencapai gelar sesuai

bidangnya masing-masing.

3. Pendidikan penyegaran kembali dalam bidang

keselamatan dan kecelakaan radiasi serta quality

control.

B. Saran
Untuk memenuhi Visi dan Tujuan RS Panti Wilasa Citarum

khusunya pada Instalasi Radiologi perlu dilakukan penambahan

berupa Perawat Radiologi, Radiografer sesuai dengan SK Menteri

Kesehatan Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 sehingga dapat

terciptanya pelayanan radiologi yang baik dan optimal.


DAFTAR PUSTAKA

Latief, dkk.2001.Petunjuk Praktis Rumah Sakit. Penerbit : Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik

di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 33 2007 Tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan

Keamanan Sumber Radioaktif. Jakarta : Presiden Republik Indonesia

http://www.pantiwilasa-citarum.co.id/WEB

PWC/OPT03/SU_HOME/index.php?HLM=PROFIL_HOME, Minggu 8

Februari 2020

http://pantiwilasa.com/majalahkasih/detailpost/perjalanan-rs-panti-wilasa-

dr-cipto-dari-waktu-ke-waktu , Minggu 8 Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai