PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasite dari genus
Plasmodium, yang ditularkan melaluigi gitan nyamuk anopheles betina yang kemudian
menyerang sel-sel darah merah.
Penyakit ini menyerang semua kalangan baik laki-laki ataupun perempuan, pada
semua umur dari bayi, anak-anak sampai orang dewasa. Hanya Anopheles betina yang
menghisap darah dan membawa Sporozoit Plasmodium dalam kelenjar ludahnya yang
menyebabkan Malaria.
2. Etiologi
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri pada kepala dan
punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum. Komplikasi yang jarang terjadi
namun dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada
pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan
hipertensi.
4. Manifestasi
Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasien non-imun terdiri atas beberapa
serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), yang diselilingi oleh suatu periode
(periode laten) bebas demam. Sebelum demam pasien biasanya merasa lemas, nyeri
kepala,tidak ada nafsu makan, mual atau muntah.Pada pasien dengan infeksi
majemuk/campuran (lebih dari satu jenis plasmodium tetapi infeksi berulang dalam waktu
berbeda), maka serangan demam terus-menerus (tanpa interval), sedangkan pada pejamu yang
imun gejala klinis minimal.
Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secaraumum menurut Mansjoer
dkk. (2001) antara lain sebagai berikut :
a. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi). Pada
Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka
periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan Malaria Kuartana (P. Malariae)
pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di
tandai dengan beberapa serangan demam periodik
. b. Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khasmalaria kronik.
Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadikeras karena timbunan pigmen
eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah
c. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia
karena falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit yang berlebihan,
eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time), dan gangguan
pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang
5. Patofisiologi
Patofisiologi infeksi malaria berkembang melalui dua fase. Fase 1 dalam tubuh manusia
dan fase 2 dalam tubuh nyamuk malaria.
1. Fase dalam Tubuh Manusia
Dalam tubuh manusia, terdapat dua tahapan yang terjadi, yaitu siklus ekso eritrosit dan
eritrosit.
Siklus Eritrosit
Merozoit yang memasuki dan menginfeksi eritrosit akan mengalami proses
skizogoni menjadi tropozoit imatur stadium cincin (ring stage) yang kemudian akan
melalui 2 tahapan.
1.Maturasi Tropozoit
Tropozoit akan tumbuh dan berkembang menjadi tropozoit matur yang lalu
berubah menjadi skizon. Skizon akan menyebabkan terjadinya rupture eritrosit dan
terlepas bebas ke dalam aliran pembuluh darah untuk kemudian memasuki eritrosit sehat
dan membentuk tropozoit imatur kembali.
Adanya sejumlah tropozoit dalam peredaran darah manusia, akan menjadikan
tubuh manusia melepaskan sitokin (cytokine) secara alami, sebagai respon terhadap
parasitemia tersebut.
2. Pembentukan gametosit
Tropozoit imatur juga akan berkembang menjadi gametosit yang kemudian
tumbuh dan berkembang menjadi gametosit jantan (mikrogamet) dan betina
(makrogamet). Gametosit ini beredar dalam darah. Apabila penderita digigit nyamuk
Anopheles, maka gamet jantan dan betina akan masuk ke dalam tubuh nyamuk, dan
mulai menjalani siklus hidup selanjutnya sampai membentuk sporozoit kembali.
g. Menggugunakan kelambu
h. Menggunakan pembasmi nyamuk
i. Tempattinggal jauhkan dari kandang lemak
j. Membersihkan kandang nyamuk dan tempat hinggap nyamuk
k. Memasang kawat kassa pada jendela dan ventilasi
l. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprot (bubuk obat)
m. Hindari rumah yang gelap,kotor lembab dari genangan air
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan malaria adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit
malaria. Jenis pemeriksaan malaria dapat berbeda pada setiap daerah, termasuk pada
daerah endemik malaria dan daerah yang bukan endemik malaria.
Salah satu cara cek malaria adalah dengan RDT atau rapid diagnostic test. Pemeriksaan
malaria yang satu ini bekerja dengan cara memberikan bukti keberadaan parasit malaria
dalam darah manusia. Umumnya RDT malaria dipilih sebagai pemeriksaan malaria
alternatif karena beberapa kondisi seperti berikut ini:
Diagnosis dilakukan oleh petugas kesehatan yang tidak dapat menjangkau layanan
mikroskopis yang memadai.
Diagnosis jarak jauh untuk orang yang bekerja pada wilayah endemis malaria, contohnya
seperti militer atau perusahaan tambang.
Investigasi wabah dan survei prevalensi parasit.
Target dan format dari pemeriksaan malaria dapat berbeda, namun prinsip tesnya tetap
sama. Pemeriksaan RDT malaria mendeteksi antigen spesifik atau protein yang
diproduksi oleh parasit malaria dalam darah seseorang yang terinfeksi.
Selain memeriksa keberadaan Plasmodium, RDT malaria juga dapat mendeteksi jenis
spesies malaria yang menginfeksi. Secara umum terdapat empat jenis Plasmodium
penyebab malaria yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium
malariae, dan Plasmodium ovale.
Sebagian RDT hanya dapat mendeteksi satu spesies Plasmodium saja, yaitu Plasmodium
falciparum. Namun terdapat juga beberapa RDT yang mampu untuk mendeteksi keempat
jenis Plasmodium. Pemeriksaan RDT malaria menggunakan sampel darah yang diuji
dengan menggunakan alat RDT yang berbentuk kaset.
Tidak ada yang harus dipersiapkan sebelum melakukan cek darah malaria menggunakan
RDT. Sampel darah umumnya diambil dari pembuluh kapiler di ujung jari, kemudian
ditempatkan pada alat RDT. Hasil tes akan ditunjukkan dengan garis yang akan muncul
pada alat tes.
Hasil pemeriksaan malaria menggunakan RDT hanya membutuhkan waktu kurang lebih
15 menit untuk mengetahui hasil akhirnya.
Hasil Pemeriksaan Malaria dengan RDT
Hasil utama dari pemeriksaan malaria adalah positif dan negatif. Jika ditemukan antigen
dari Plasmodium dalam darah akan ditunjukkan oleh jumlah garis pada kaset. Kaset yang
umum digunakan adalah RDT combo yang digunakan untuk mendiagnosis malaria akibat
Plasmodium falciparum atau Plasmodium vivax.
Terdapat tiga garis indikator yang dapat menunjukkan hasil tes. Indikatornya adalah C
(control antibody), Pf (Plasmodium falciparum), dan Pv (Plasmodium vivax). Berikut
adalah interpretasi dari garis yang muncul pada kaset RDT pemeriksaan malaria:
Negatif: satu garis muncul pada bagian paling ujung yang berlabel C.
Positif Pf (Plasmodium falciparum): timbul dua garis, yaitu di bagian paling ujung
bertuliskan C dan ujung lain dengan label Pf.
Positif Pv (Plasmodium vivax): timbul dua garis, yaitu pada bagian ujung berlabel C dan
pada bagian tengah berlabel Pv.
Positif Pf dan Pv: timbul tiga garis, yaitu pada label C, Pf, dan Pv.
Tes tidak valid: tidak timbul garis sama sekali.
Pemeriksaan Malaria Lainnya
Selain pemeriksaan malaria RDT, terdapat juga pemeriksaan malaria lain seperti DDR
malaria. Pemeriksaan DDR malaria mengharuskan sampel darah diperiksa di bawah
mikroskop.
Selain mengetahui keberadaan Plasmodium dalam darah, pemeriksaan ini juga dapat
mengetahui jumlah rata-rata Plasmodium dalam darah dan juga bentuk Plasmodium.
Umumnya pemeriksaan DDR malaria dilakukan untuk memantau apakah pengobatan
malaria berjalan efektif atau tidak.
8. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit malaria adalah:
a. Malaria serebral (koma)
Suatu akut ensepalopati yang menurut WHO defenisi malaria serebral memenuhi 3
kriteria yaitu: koma yang tidak dapat dibangunkan atau koma yang menetap >30 menit
setelah kejang disertai adanya plasmodium falciparum yang dapat ditunjukkan dan
penyebab lain akut ensefalopati telah disingkirkan.
b. Anemia berat (hb <10.000)
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam merah dalam darah akibat dari
berkurangnya jumlah darah, badan terasa lemah dan cepat lelah.
c. Gagal ginjal akut
Gagal jantung adalah keadaan jantung yang memberikan sindrom klinik akibat
ketudakmampuan jantung memompakan darah secara adekuat untuk memenhi kebutuhan
metabolisme badan meskipun aliran balik masih baik.
d. Edema paru
Edema (oedema) atau sembab adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan
ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal
dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dari rongga badan)
edema dapat bersifat setempat (lokal) dan umum (general).
e. Kelainan Hati
Kelainan hati disebabkan karena tergangguanya fungsi hati dalam menetralisir zat toksik.
f. Hipogmikemia
Keadaan dimana kadar glukosa darah < 60 mg/dl atau kadar glukosa darah < 80 mg / dl.
(Mansjoer, 1999; 409)
Konsep askep
Pengkajian
A.Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomer reg ister, diagnosis medis
B. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta
pertolongan kesehatan adalah Pasien biasanya mengeluh suhu tubuhnya
panas, pusing, mual, muntah, lemah, sesak nafas, pucat yang menunjukkan
anemia.
b. Riwayat penyakit sekara ng
Pasien biasanya mengeluh suhu tubuhnya panas, pusing, Kulit kuning
dan perut kelihatan membesar bila sudah dalam kondisi parah, hilangnya
nafsu makan dan kadang mual. Anak cenderung mudah terkena infeksi
saluran napas bagian atas infeksi lainnya. Hal ini mudah dimengerti karena
rendahnya Hb yang berfungsi sebagai alat transport.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang perlu ditanyakan pada RPD meliputi adanya Riwayat
transfuse darah/ komponen darah, penyakit ginjal kronis, hepar, kanker,
infeksi kronis, pernah mengalami pendarahan, dan alergi multiple.
d. Riwayat penyakit keluarga
Perlu dikaji apakah kedua orang tua menderita malaria, maka anaknya
berisiko menderita malaria. Oleh karena itu, konseling pranikah sebenarnya
perlu dilakukan karena berfungsi untuk mengetahui adanya penyakit yang
mungkin disebabkan karena keturunan.
11
C. Activity Daily Living
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
2. Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat
dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena
vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso kontriksi), hipovolemia,penurunan
aliran darah.
3. Eliminasi
Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen
2. Makanan dan cairan
Gejala : Anoreksia mual dan muntah
Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan Penurunan
masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.
3. Neuro sensori
Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma.
4. Pernapasan.
Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan .
Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
5. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan alkohol,
riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi/ prosedur invasif, luka
traumatik .
D. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Klien biasanya terlihat lemah dan tampak pucat, perut membuncit
akibat hepatomegali, bentuk muka mongoloid, ditemukan ikterus.
12
b. TTV
TD: Hipotensi
Nadi: Takikardi (>100x/menit)
RR: Takipneu (>24 x/menit)
Suhu: Bisa naik (> 40˚C)
c. Review of system
BI (Breath)
Pasien dengan Malaria Bila gejala telah lanjut klien mengeluh sesak
nafas, pernafasan dangkal, cepat, melaui hidung disertai penggunaan otot
bantu pernafasan.
B2 (Blood)
Hasil pemeriksaan kardiovaskuler klien Malaria dapat ditemukan
tekanan darah hipotensi, nadi bradikardi, takikardi. Frekuensi nadi cepat
dan lemah berhubungan dengan homeostatis tubuh dalam upaya
menyeimbangkan kebutuhan oksigen perifer.
Biasanya ketika dilakukan pemeriksaan hapusan darah tepi didapatkan
gambaran Anisositosis (sel darah tidak terbentuk secara sempurna),
Hipokrom (jumlah sel berkurang), Poikilositosis (adanya bentuk sel darah
yang tidak normal), Pada sel target terdapat fragmentosit dan banyak
terdapat sel normablast, Kadar haemoglobin rendah dijumpai pada malaria
berat disertai syndroma anemia, yaitu kurang dar i 6 mg/dl.
B3 (Brain)
Status mental pada pasien malaria kondisi lanjut bisa terjadi
penurunan kesadaran, gelisah, kejang.
B4 (Bladder)
Pada klien dengan malaria biasanya ditemukan BAK lebih sering, bisa
terjadi urine berwarna gelap, Palpasi adanya distesi bladder (kandung
kemih).
B5 (Bowel)
Selaput mukosa kering, kesulitan dalam menelan, kembung, nyeri
tekan pada epigastrik, nafsu makan menurun, mual muntah, pembesaran
13
limpa, pembesaran hati, abdomen tegang, terdapat pembesaran limpa dan
hati (hepato dan splemagali).
B6 (Bone)
Kulit kelihatan pucat karena adanya penurunan kadar hemoglobin
dalam darah, selain itu warna kulit kekuning- kuningan. Nyeri otot / sendi,
kelemahan, penurunan aktifitas.
a. Intervensi
Dx. 1 Peningkatan suhu tubuh/ hipertermia b.d peningkatan tingkat
metabolisme, dehidrasi, perubahan pada regulasi temperatur.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, suhu tubuh klien
turun.
Kriteria Hasil:
TTV dalam batas normal: S = 36,5 – 37,5˚C
Turgor kulit < 2 det
Input dan output cairan balance
Mukosa bibir lembab
Intervensi:
1. Pantau suhu pasien, perhatikan pasien menggigil/ diaforesis.
R: Suhu 38,9- 41,1 c menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola
demam dapat membantu dalam diagnosis mis: kurva demam lanjut
berakhir lebih dari 24 jam menunjukkan pneumonia, demam. Menggil
merupakan puncak suhu.
Dx. 4 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh
(pertahanan utama tidak adekuat), prosedur invasif.
Tujuan : Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu, bebas dari tanda-tanda
infeksi.
Tindakan/ Intervensi :
Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus dan
hipotermia adalah tanda tanda penting yang merefleksikan perkembangan status
syok/ penurunan perfusi jaringan.
Amati adanya menggigil dan diaforosis.
Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada infeksi
umum.
Memantau tanda – tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk memperbaiki selama
masa terapi
Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau pertumbuhan
dari organisme.
Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk infeksi umum.
Dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria.
Dx. 5 Hipertermia berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur.
Tujuan : Menunjukkan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.
Tindakan/ intervensi :
Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.
Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola demam
menunjukkan diagnosis.
Pantau suhu lingkungan.
Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan
suhu mendekati normal.
Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan es/alkohol mungkin
menyebabkan kedinginan. Selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit.
Kolabirasi : Berikan antipiretik.
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada
hipotalamus.
Berikan selimut pendingin.
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan hipertermi.
Tindakan/intervensi :
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas/AKS normal, catat laporan kelelahan,
keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas.
Rasional : Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.
Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah aktivitas. Catat respons terhadap
aktivitas (mis: peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing, dispnea, takipnea,
dan sebagainya).
Rasional : Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan. Pantau dan
batasi pengunjung, telepon, dan gangguan berulang tindakan yang tak
direncanakan.
Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan
menurunkan regangan jantung dan paru.
Gunakan teknik penghematan energi, mis: mandi dengan duduk, duduk untuk
melakukan tugas-tugas.
Rasional : Mendorong pasien melakukan banyak dengan membatasi penyimpangan
energi dan mencegah kelemahan.
Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, napas
pendek, kelemahan, atau pusing terjadi.
Rasional : Regangan/stres kardiopulmonal berlebihan/stress dapat menimbulkan
dekompensasi/kegagalan.
Dx. 7 Defisit pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahasn interprestasi
informasi, keterbatasan kognitif.
Tujuan : Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat.
Kriteria hasil : Klien mengerti tentang proses penyakit malaria.
Tindakan/ intervensi:
Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan.
Berikan informasi mengenai terapi obat – obatan, interaksi obat, efek samping dan
ketaatan terhadap program.
Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam
penyembuhan dan mengurangi kambuhnya komplikasi.
Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan seimbang.
Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan umum.
Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal.
Rasional : Mencegah pemenatan, penghematan energi dan meningkatkan
penyembuhan.
Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.
Rasional : Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan mengurangi
jumlah penyebab penyakit yang ada.
Identifikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis.
Rasional : Pengenalan dini dari perkembangan / kambuhnya infeksi.
Tekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai kebutuhan.
Rasional : Pengguaan terhadap pencegahan terhadap infeksi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria
disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh
manusia ditularkan oleh nyamsuk malaria (anopeles) betina. Selain berasal dari vektor
nyamuk, malaria juga dapat ditularkan melalui transfusi darah atau jarum suntik yang
terkontaminasi darah penderita malaria.
Malaria yang paling berbahaya disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan disebut
sebagai malaria tertiana maligna. Ada 4 jenis malaria: Malaria Tropika (Plasmodium
Falcifarum), Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae), Malaria Ovale (Plasmodium
Ovale), Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax).
B. Saran
Untuk pembaca, diharapkan untuk tidak tertuju pada semua isi pada makalah ini, karena
makalah ini masih banyak yang harus di perbaiki sehingga kami harapkan untuk pembaca
untuk dapat mencari referensi lain yang lebih tepat, dan makalah ini merupakan sebagai
acuan dasar bagi pembaca yang ingin mengenal dari isi tersebut.