PEMBAHASA
Pada bab pembahasan ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang
sebesar (10%) memiliki kualitas hidup yang sedang (ditinjau dari aspek
lingkungan). Artinya dari data primer yang sudah dikelola oleh peneliti, tidak ada
perempuan post histerektomi yang memiliki kualitas hidup buruk jika ditinjau dari
WHOQOL BREF (World Health Organization Quality of Life) dengan fokus pada
43
44
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden sebagian besar
akhir (36
– 44 tahun). Sedangkan sebagian kecil pada usia lanjut (60 – 75 tahun) didapatkan
3 responden dengan presentase (10%). Dari 8 responden pada masa dewasa akhir
masa dewasa akhir (36 – 45 tahun). Masalah kualitas hidup menjadi titik akhir
yang signifikan pada pasien bedah ginekologi (Aliyono dkk, 2012). Dari salah
satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup menurut beberapa ahli pada
penelitian Anggraini (2013) adalah usia, pasien yang berusia dewasa akhir (36 –
45 tahun) cenderung mempunyai kualitas hidup yang lebih buruk dan cenderung
lebih depresi.
skor sebesar 911 dengan jumlah skor paling baik yaitu 121 pada aspek
skor paling buruk yaitu pada pertanyaan sumber finansial dengan jumlah skor 107
dengan presentase sebesar 11.7%. Hal ini sesuai dengan teori (Andayani, 2013)
bahwa pasien dengan sosio ekonomi yang rendah lebih cemas dibandingkan
ekonomi yang lebih tinggi, hal ini berdampak pada kualitas hidupnya. Sementara
pada aspek lingkungan rumah dengan jumlah skor 111 dan presentase sebesar
12.1%, pada aspek kesempatan mendapat informasi dengan jumlah skor 111 dan
presentase sebesar 12.1%, pada aspek kebebasan dengan jumlah skor 112 dan
presentase
sebesar 12.3%, pada aspek rekreasi dengan jumlah skor 113 dan presentase
sebesar 12.4%, pada aspek keamanan fisik dengan jumlah skor 116 dan presentase
sebesar 12.7%, serta pada aspek perawatan kesehatan dengan jumlah skor 120 dan
untuk biaya operasi dan pengobatan, namun sebagian lainnya merasa tercukupi
atas ekonomi yang mereka miliki. Hal ini juga berkaitan dengan status pekerjaan
atau status ekonomi, yang menjadi pembeda antara perempuan yang memiliki
pekerjaan dan perempuan yang tidak mampu bekerja atau ibu rumah tangga
pertama (Q1) yang berbunyi “Apakah uang Ibu cukup untuk memenuhi
kebutuhan?” didapatkan
dibuktikan dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan kondisi rumah yang
dengan keluarga karena menurut mereka keluarga adalah sumber utama dalam hal
yang
baik bagi dirinya. Hal ini juga berkaitan dengan penelitian Anggun (2018) bahwa
positif dari pada pasien yang tidak bekerja dengan kualitas hidup buruk.
berbunyi “Seberapa puaskan Ibu dengan cara Ibu menghabiskan waktu luang?”
dalam menghabiskan waktu luangnya, karena apa yang subyek lakukan selalu
merasa bosan dalam aktivitasnya sehinga hal inilah yang membuat subyek tidak
puas dengan apa yang sudah dikerjakan. Dari 30 responden, 6 diantaranya yang
menjawab dibawah nilai puas ditemukan 3 responden dengan hasil kualitas hidup
yang sedang.
dalam lingkungan yang terlindungi, artinya tidak ada faktor eksternal yang
keadaan fisik yang aman terbebas dari ancaman kecelakaan atau cedera.
kualitas hidup responden. Hal ini juga berkaitan dengan teori menurut Craven
(2000) bahwa keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit dan cedera tetapi juga
rekapitulasi kuisioner pada pertanyaan ke-tiga (Q3) yang berbunyi “Apakah Ibu
yang baik, artinya tidak ada hasil jawaban yang dibawah angka rata-rata.
pelayanan kesehatan yang menjadi sarana terdekat untuk berobat. Hal ini tentu
menjadikan kualitas hidup pasien menjadi lebih baik dengan adanya pelayanan
yang berbunyi “Bagaimana Ibu menilai kualitas layanan sosial yang tersedia?”
dilakukan oleh peneliti merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang ada di
setiap wilayahnya.
individu dimana rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta
keadaan dalam menjalin hubungan yang baik untuk kesehatan keluarga atau
dukungan dari
keluarga atau orang-orang terdekat. Menurut Karangora (2012) mendefinisikan
kualitas hidup sebagai persepsi seseorang akan dirinya dalam konteks budaya dan
norma yang sesuai dengan tempat hidup seseorang tersebut yang berkaitan
dengan, tujuan, harapan dan standart kualitas hidup antara satu dengan yang
menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menjawab sedikit pada aspek
lingkungan fisik, artinya lingkungan fisik dari tiap responden menunjukkan bahwa
tidaknya kesempatan bagi individu untuk memperoleh hal-hal yang berguna bagi
dapatkan berasal dari tempat dimana mereka melakukan pengobatan atau teman
yang memiliki kondisi yang sama dalam hal ini yaitu post histerektomi, guna
saling bertukar informasi dan saling mendukung satu sama lain antar pasien agar
kualitas hidup yang mereka dapatkan bisa lebih baik ketika sama-sama memberi
dukungan atau hal yang sifatnya positif. Berdasarkan hasil rekapitulasi kuisioner
menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menjawab sedikit pada aspek
kesempatan mendapat informasi, artinya dalam aspek ini bisa mendukung kualitas
hidup pasien kearah yang lebih baik. Menurut O’Connor (1993) mengatakan
bahwa kualitas
hidup dapat dipengaruhi oleh standar referensi yang digunakan seseorang seperti
harapan, aspirasi, perasaan mengenai persamaan antara diri individu dengan orang
lain.
Pada aspek rekresi yang berarti kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran
kembali jasmani dan rohani pasien pasca histerektomi, sebagian dari responden
mereka menganggap rekreasi juga bisa bersifat pasif seperti menonton televisi
atau hanya sekedar belanja ke pasar yang dimana aktifitas tersebut dilakukan
secara sengaja dengan tujuan sebagai bentuk kesenangan pribadi atau untuk
keseluruhan responden tidak ada yang memiliki kesempatan rekreasi yang sedikit.
keterlibatan yang lebih besar dalam mengisi waktu luang dapat mengurangi risiko
kepuasan hidup yang lebih besar dan berpengaruh positif, stres yang lebih rendah,
seperti perempuan yang bekerja atau ketika belanja yang mereka anggap seperti
rekreasi, atau mungkin ketika mereka pergi ke pusat pelayanan kesehatan, hal ini
juga memberi sikap yang positif bagi pasien karena bisa membantu meringankan
beban kerja yang mereka lakukan sebagai aktifitas keseharian, dari sikap positif
tersebut akan menumbuhkan hal yang baik bagi individu sendiri yang tentunya
pada pertanyaan ke-delapan (Q8) yang berbunyi “Seberapa puaskah Ibu dengan
jarak tempat tinggal dengan pelayanan kesehatan makain besar jumlah kunjungan
B. Keterbatasan Penelitian