Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Oleh:
Kelompok 3

1. Agustina mardianti 121811026


2. Doni mahendra 12181107
3. Dwinta kinanti 12181106
4. Evi rosmawanti T 12181109

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hangtuah Tanjungpinang


Program Studi S1 Keperawatan
Tahun Ajaran 2018/2019
Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang
dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan
berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh
Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi
Kesehatan. Program PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti
tatanan rumah tangga, tatanan pasar dan sebagainya. Provinsi Jawa Tengah
memfokuskan pada tiga tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat
ibadah dan institusi pendidikan. Alasan pemilihan pada tiga jenis tatanan
tersebut karena ketiganya mempunyai daya ungkit yang besar dalam
pencapaian derajat kesehatan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006).
Upaya peningkatan perilaku sehat di masyarakat belum menunjukkan
hasil optimal. Data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun
2014 menunjukkan bahwa di Indonesia sebanyak 38,5% masyarakat masih
merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga yang lain. Perokok
laki-laki lebih tinggi dari perempuan (72% dibanding 28%). Selanjutnya
77,3% penduduk usia 15 tahun ke atas kurang melakukan aktivitas fisik,
dengan katagori (82%) kurang bergerak dan (11%) tidak terbiasa melakukan
aktivitas fisik.
Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, di Indonesia memang telah
terjadi penurunan angka period prevalence diare dari 9,0% tahun 2007
menjadi 3,4% pada tahun 2014. Kelompok umur balita merupakan kelompok
yang paling tinggi menderita diare. Karakteristik diare balita tertinggi terjadi
pada kelompok umur 12-23 bulan (7,4%), laki-laki (5,4%), tinggal di daerah
pedesaan (5,8%), dan kelompok kuintil indeks kepemilikan akses terhadap air
bersih dan jamban sehat terbawah (6,4%). Selanjutnya insiden malaria
penduduk Indonesia tahun 2007 sebesar 3,1% dan tahun 2014 menjadi 1,8%.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (2014), cakupan PHBS
Kabupaten Sukoharjo yang terkait PBHS antara lain: 91,5% penduduk yang merokok
melakukannya di dalam rumah; melakukan aktivitas
fisik sedang setiap hari 38,9%; pada indikator makan buah dan sayur setiap
hari dijumpai 11,5% masyarakat yang mengkonsumsi buah; dan 86,5%
mengkonsumsi sayur setiap hari. Perilaku pemberantasan jentik nyamuk
hanya mencapai 37,7%, sehingga angka kejadian DBD meningkat.
Kondisi tersebut harus segera diantisipasi dengan meningkatkan pola
hidup sehat melalui PHBS. Upaya sosialisasi dapat dilakukan dengan
pengenalan konsep PHBS mulai dari lingkungan keluarga hingga institusi
pendidikan. Indonesia memiliki lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta
maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan. Jumlah anak sekolah
diperkirakan mencapai 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 73 juta
orang. Besarnya jumlah anak usia sekolah merupakan aset atau modal utama
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi
kesehatannya. Sekolah merupakan tempat yang strategis untuk kehidupan
anak, sehingga dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang
dapat membantu dan berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang
anak usia sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Kemenkes RI, 2010).Balai desa
dipandang sebagai sebuah tempat yang strategis
untuk mempromosikan kesehatan.
Orang tua merupakan seseorang yang selalu berada bersama anak-anaknya
sehingga memiliki kemampuan dan perkembangan untuk melindungi keluarganya dari
terserang penyakit. Metode pendidikan kesehatan yang cocok untuk kelompok adalah
metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Metode ceramah sederhana dan efektif dalam
upaya penyampaian informasi secara cepat kepada kelompok sasaran yang cukup besar
(Notoatmodjo, 2003). Metode ceramah baik untuk sasaran yang berpendidikan rendah
atau tinggi. Hal yang perlu diperhatikan dalam metode ceramah adalah persiapan bagi
penceramah yang harus menguasai materi yang akan disampaikan. Kunci dari keberhasilan
pelaksanaan ceramah adalah penceramah dapat menguasai sasaran dalam arti secara
psikologis. Penceramah harus mampu memberikan pemahaman bagi ibu-ibu dan bapak-
bapak di desa tersebut bahwa PHBS penting untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Beberapa contoh pelaksanaan PHBS di sekolah dapat disampaikan misalnya
mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya, dan lain-lain.
Pelaksanaan PHBS di balai desa dapat dimulai dari hal yang sederhana seperti
mencuci tangan dengan sabun. Meningkatnya perilaku cuci tangan
yang benar (cuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun), setelah buang
air besar, sebelum makan serta sebelum menyiapkan makanan maka perilaku
ini bermanfaat untuk meningkatkan pencapaian derajat kesehatan. Hasil survei
pendahuluan yang dilakukan di balai desa teluk keriting yang berjumlah 32 orang, hanya 6
orang (18,8%) saja yang memiliki kebiasaan mencuci tangan pakai sabun. Seluruh siswa
bahkan menyatakan belum pernah mendapat penyuluhan tentang cara mencuci tangan yang
baik dan benar. Dampak dari pengetahuan dan pemahaman yang kurang tentang PHBS
diduga menjadi salah satu faktor penyebab tingginya kasus penyebaran penyakit menular
seperti diare, DBD, dan lain-lain.
Pendidikan kesehatan diberikan dengan metode ceramah dan
dengan alasan dapat diikuti oleh warga desa, mudah
mempersiapkan dan melaksanakannya, pengajar mudah menerangkan materi
dengan baik, lebih ekonomis dalam hal waktu, memberikan kesempatan pada
pengajar untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan. Setelah
mendapatkan pendidikan kesehatan warga dapat memperkenalkan
(mempromosikan) PHBS pada keluarga di rumah, sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk menganalisis “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Pengetahuan dan Sikap PHBS pada warga desa teluk keriting”.
KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN
(SAP)
“SATUAN ACARA PENYULUHAN”
Pokok Bahasan : perilaku hidup bersih dan sehat
Waktu : 1 x 40 Menit
Hari/ tanggal : jumat, 8 Maret 2019
Tempat : balai desa teluk keriting
Sasaran : warga teluk keriting
Penyuluh : Kelompok 3
1. Tujuan Instruksional
1) Tujuan Instruksional Umum
 Setelah mendapatkan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat, ibu-ibu
dan bapak-bapak didesa teluk keriting mampu memahami tentang perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
2) Tujuan Instruksional Khusus
 Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan warga desa tersebut :
 Memahami tentang pengertian perilaku hidup bersih dan sehat.
 Memahami tentang akibat jika tidak melalukakan perilaku hidup bersih dan sehat.
 Memahami cara berperilaku hidup bersih dan sehat .
2. Strategi Pelaksanaan
1) Metode
 Ceramah
 Tanya Jawab
2) Media
 Leaflet
 Laptop dan LCD
3) Garis Besar Materi
- Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat.
- Penyebab jika tidak melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
- Cara berperilaku hidup bersih dan sehat.
3. Pengorganisasian dan Job Description
1) Pembimbing
2) Moderator : Doni mahendra
1) Job description :
 Membuka dan menutup kegiatan
 Membuat susunan acara dengan jelas
3) Penyaji : Agustina mardianti
2) Job description :
 Menyampaikan materi penyuluhan
4) Observer : Evi rosmawanti tambunan
3) Job description :
 Mengobservasi jalannya kegiatan
5) Fasilitator : Dwinta kinanti
4) Job description :
 Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan
 Memotivasi audience untuk bertanya
4. Kegiatan penyuluhan
No Kegiatan Respon Peserta Waktu Oleh
1 Pembukaan : 10 menit Moderator
- Memperkenalkan diri - Membalas salam
- Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan - Mendengarkan
- Melakukan kontrak
waktu - Mendengarkan
- Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan - Mendengarkan
diberikan
2 Pelaksanaan : 20 menit Penyaji
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
pengertian PHBS memperhatikan
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
akibat jika tidak memperhatikan
melakukan PHBS - Mendengarkan dan
- Menjelaskan tentang memperhatikan
pentin nya melakukan - Mendengarkan dan
PHBS memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Bertanya dan
menjawab pertanyaan
yang diajukan
3 Penutup : 10 menit Moderator
- Menyimpulkan materi - Menyimpulkan materi
penyuluhan penyuluhan bersama
- Melakukan evaluasi dengan mahasiswa
- Menutup penyuluhan - Menjawab pertanyaan
dan memberikan salam - Menjawab salam

5. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi struktur
- Warga desa teluk keriting
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di balai desa teluk keriting.
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan
2) Evaluasi proses
- Semua warga antusias terhadap materi penyuluhan
- Semua warga konsentrasi mendengarkan penyuluhan
3) Evaluasi hasil
- Semua warga mengetahui tentang pengertian gastritis akut
- Semua warga mengetahui tentang penyebab gastritis akut
- Semua warga mengetahui tentang tanda dan gejala gastritis akut
- Semua warga mengetahui tentang penatalaksanaan gastritis akut
- Semua warga mngetahui tentang komplikasi gastritis akut
6. Lampiran materi
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
1) Pengertian PHBS
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya
mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif
dalam aktivitas masyarakat.
2) Akibat jika tidak melakukan PHBS
Banyak akibat jika kita tidak melakukan PHBS seperti :
1. Sakit perut , disebabkan oleh :
a. Minum air yang tidak dimasak
b. Memakan jajanan yang kurang bersih dengan tangan yang
kotor
c. Menggunakan air yang kotor dan tidak sehat untuk
keperluan sehari-hari
d. Makanan tidak ditutup
e. Memakan makanan yang telah dihinggap lalat
f. Memakan makanan yang telah basi.
2. Sakit mata, karena sering mandi dengan air yang kotor
3. Sakit kaki gajah yang disebabkan nyamuk penyebar filarial
4. Sakit kulit seperti gatal-gatal, panu, kadas, kurap, dank utu air.
5. Cacingan yang disebabkan oleh :
a. Makan dengan tangan yang kotor yang mungkin ada telur
cacing
b. Memakan makanan yang kurang masak atau lalapan yang
tidak dicuci bersih
c. Makanan yang dihinggap lalat
d. Tidak menggunakan alas kaki.

3) Cara berperilaku hidup bersih dan sehat


PHBS adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar
dan mau melakukan pola hidup bersih dan sehat untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan hidup. Adapun 10 indikator untuk menerapkan PHBS
pada rumah tangga :
1. Persalinan oleh tenaga kesehatan
2. ASI eksklusif
3. Penimbangan balita
Menimbang balita satu bulan sekali minimal 8 kali setahun di
sarana kesehatan seperti posyandu dan pukesmas.
4. Cuci tangan
Anggota rumah tangga mencuci tangan dengan sabun dan air
bersih sebelum makan dan sesudah buang air besar serta memiliki
sarana mencuci tangan yang memenuhi syarat.
5. PNS ( Pemberantas sarang nyamuk)
Melakukan PNS minimal 3 kali seminggu yaitu gerakan 3 M
(MENGURAS , MENUTUP , MENGUBUR).
6. Aktifitas fisik
Anggota keluarga melakukan olahraga minimal 30 menit per
hari dan dilakukan 3-5 kali seminggu.
7. Tidak merokok
8. Gizi
Mengkonsumsi makanan yang berenergi , protein, lemak,
vitamin dan mineral yang cukup.
9. Air bersih
10. Jamban.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2005. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta; Rineka Cipta.

Ekasari. 2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan. Jakarta:EGC.

Notoadmojo, 2007. Promosi Kesehatan dan ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka.

Depkes. 2006. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pangkal Rumah Tangga Sehat: BAKTI
HUSADA.

Anda mungkin juga menyukai