Anda di halaman 1dari 31

WORKSHOP DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL

PENELITIAN DI BIDANG IMS

dr. Hanny Nilasari Sp.KK(K)


Divisi IMS Dept Medik DV FKUI-RSCM
KSIMSI-PERDOSKI
SITUASI SAAT INI

• IMS masih menjadi masalah global


• IMS dapat menjadi pintu masuk virus HIV
• Angka kesakitan tinggi, terutama Sifilis dan Kutil genital
STRATEGI GLOBAL IMS TERUTAMA DITUJUKAN PADA 3 MACAM INFEKSI

 Neis s eria gonorrhoeae (penyakit Gonore/ kencing nanah)


meningkatnya risiko resistensi dan infeksi yang bersamaan dengan IMS lain terutama Chlamydia trachomatis

 Treponema pallidum (penyakit Sifilis / raja s ing a)


skrining dan pengendalian sifilis pada ibu hamil dan pengendalian pada populasi tertentu)

 Human papillomav irus ( kondiloma/kutil kelamin & kanker s erv iks )


vaksinasi untuk eliminasi kanker serviks dan kutil kelamin
PENELITIAN TERKAIT IMS

 Penelitian 2015-2020
 Membatasi bahasan untuk 3 strategi global: infeksi Sifilis, Gonore, dan Kutil
Anogenital
SIFILIS

 Screening for Syphilis , Updated Evidence Report and Sys tematic Review for the US Preventive
Services Tas k Force. (2015)
Skrining HIV positif pada laki-laki atau LSL untuk sifilis dalam 3 bulan menunjukan deteksi sifilis yang lebih baik. Tes
treponemal dan non treponemal merupakan alat skrining yang akurat namun membutuhkan konfirmasi.

 Recent Trends in the Serolog ic Diagnos is of Syphilis . (2014)


Penelitian menggunakan teknik Immunoassay, dikombinasi dengan tes RPR kuantitatif dan tes treponemal ulang,
Hasil : dengan menggunakan reverse algorithm mencapai spesifisitas 100% namun tidak dapat membedakan apakah
infeksi ini sudah diobati sebelumnya.
SIFILIS
 Syphilis : antibiotic treatment dan res is tance (2014)
Sifilis masih sangat sensitif dengan penisilin, namun Treponema pallidum berpotensi secara genetik mengalami
resitensi terhadap makrolid.

 A s ys tematic review of s yphilis s erolog ical treatment outcomes in HIV infected and HIV uninfected
pers on: rethinking the s ig nificance of s erolog ical non-res pons ivenes s and the s erofas t s tate after
therapy (2015)**
Dari 1693 laporan literatur, 20 studi memenuhi kriteria inklusi:enyembuhan serologis terutama dikaitkan dengan
usia yang lebih muda, titer nontreponemal awal yang lebih tinggi, dan tahap sifilis sebelumnya. Dan pd keadaan
koinfeksi dengan HIV penurunan titer serologis tidak ada hubungan dengan jumlah CD4 dan VL.

**Seña et al. BMC Infectious Diseases (2015) 15:479


DOI 10.1186/s12879-015-1209-0
GONORE

 Biological feasibility and importance of a gonorrhea vaccine for global public health (2018)
Kendala yang dialami oleh pembuatan vaksin gonore adalah identifikasi dari beberapa antigen dan jumlah avalaibility
sequenced genomes yang terus bertambah. Meskipun beberapa antigen sedang diteliti, hanya beberapa yang telah
tes pada model tikus, dan hingga saat ini belum terdapat penelitian manusia.

 Is gonococcal disease preventable? The importance of understanding immunity and pathogenesis in


vaccine development (2016)
Sulitnya memilih kandidat antigen gonokok berdasarkan data pre-klinis. Dibutuhkan penelitian klinis manusia
dengan antigen tersedia yang paling baik (berdasarkan imunogenisitas dan fungsi antibodinya.

*https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2018.02.081
KUTIL ANOGENITAL (ANOGENITAL WARTS)

 Local Management of Anogenital Warts in Non immunocompromised Adults: A systematic review


and Meta-analyses of Randomized Controlled Trials (2019)
Laser CO2 mempunyai efektifitas yang lebih baik dibanding krioterapi (RR 2.05; 95% confidence interval (CI)
1.61-2.62], dengan kemungkinan rekurensi 3 bulan yang lebih sedikit (RR 0.28; 95% CL 0.09-0.89).
Bedah listrik sedikit lebih efektif dibandingkan krioterapi. Tidak ada perbedaan efektifitas ataupun efek
samping ditemukan baik dalam penggunaan krioterapi dan imikuimod atau TCA. Gel Podofilotoksin lebih
efektif dibandingkan krim Podofilotoksin. 5FU sedikit lebih efektif dan lebih sedikit menyebabkan erosi daripada
laser CO2 (RR 1.37; 95% CL 1.11-1.70).

Dermatol Ther (Heidelb) (2019) 9:761–774


https://doi.org/10.1007/s13555-019-00328-z
Bedah listrik terkait lemah dengan pembersihan AGW yang lebih baik
Bedah listrik terkait lemah dengan pembersihan AGW yang lebih baik

 Cryotherapy to treat anogenital warts in nonimmunocompromised adults: Systematic review and


meta analysis (2017)
Efektifitas Krioterapi tidak jauh berbeda dari TCA, podofilin, atau imiquimod. Kesembuhan total terkait
penggunaan bedah listrik korelasi lemah (risk ratio (RR) 0.80, 95% confidence interval [CI] 0.65-0.99).
Krioterapi berhubungan dengan efek samping ringan akut yang lebih sering (eritema, nyeri, iritasi;
RR 3.02, 95% CL 1.38 –6.61) dan membutuhkan analgesik oral pasca tindakan (RR 2.11, 95% CL 1.07-4.17) dan
lebih sedikit erosi (RR 0.57, 95% CL 0.36-0.90)

 **https://doi.org/10.1016/j.jaad.2017.04.012Get rights and conten


 Early Direct and Indirect Impact of Quadrivalent HPV (4HPV) Vaccine on Genital Warts: a
Systematic Review (2015)
Penurunan sebesar 92,6% pada insiden Kutil Anogenital dilaporkan pada seluruh wanita <21 tahun, dimana vaccine
uptake rate (VUR) 70% dalam 3 dosis.
Data paling signifikan dihubungkan dengan program vaksin berbasis sekolah.
POCT (POINT OF CARE TEST)

 Point of Care Test (POCT) adalah pengujian diagnostik medis yang dilakukan di luar
laboratorium tetapi dapat dilakukan pemeriksaan langsung kepada pasien.
 Karena kenyamanan, ketepatan waktu, dan potensinya untuk meningkatkan hasil akhir
pemeriksaan, popularitas POCT telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

*Source : Osredkar J. Point-of-Care testing in laboratory medicine. In 2017. p. 1–28.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN POCT

 Perubahan sistem kesehatan dan perawatan (patient- POCT biasanya digunakan untuk:
centered)
 Kemajuan teknologi • Penyakit kronis (gula darah, kolesterol,
asam urat)
 Meningkatnya insiden penyakit yang dipengaruhi oleh gaya
hidup • Penyakit infeksius
• Tes kehamilan
 Penggunaan POCT pada pemeriksaan home-setting • Urinalisis dan Fecal
 Meningkatnya tren desentralisasi pelayanan Kesehatan
 Penghematan jangka Panjang
 Lokasi terpencil dengan layanan medis terbatas
 Prevalensi penyakit di negara berkembang

*Source : Gami U. Emerging Technologies for Point-of-Care (POCT) Testing: A future outlook for Scientists
and Engineers. 2018.
POCT UNTUK IMS

 Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan masalah global layanan kesehatan.


➢ Didapatkan 357 juta orang setiap tahun terinfeksi 1 dari 4 IMS : sifilis, klamidia, gonore, dan trikomoniasis
➢ Lebih dari 290 juta perempuan terkena HPV

 Terdapat berbagai macam POCT tersedia untuk IMS


➢ Tes diagnostik cepat untuk HIV, Hepatitis C, Sifilis, dll untuk mendeteksi penyakit melalui darah kapiler, atau cairan
ludah

*Source : Murtagh MM. The Point-of-Care Diagnostic Landscape for Sexually Transmitted Infections (STIs). :94.
PRINSIP DASAR POCT (ASSURED)

 Affordable by those at risk for infection


 Sensitive, very few false negatives
 Specific, very few false positives
 User-friendly, very simple to perform (minimal steps required with minimal training )

 Rapid and Robust, to enable treatment at first visit (rapid) and does not
require refrigerated storage (robust)
 Equipment-free, easily collected non-invasive specimens (e.g., saliva and urine) and not
requiring complex equipment
 Delivered to end users
SIFILIS

 Sifilis primer dan sekunder apabila tidak diobati, dapat berlanjut ke tahap laten dimana tes serologis
positif, namun tidak ada tanda ataupun gejala.
 Kasus sifilis yang meningkat dapat disebabkan karena praktis seksual beresiko, kurangnya akses ke
fasilitas kesehatan dan insiden sifilis pada LSL
 Diagnosis sifilis dapat dilakukan dengan tes laboratorium treponemal dan non treponemal, dimana tes
tersebut membutuhkan dana yang besar, infrastruktur, SDM, dan biasanya terdapat hanya di fasilitas
kesehatan yang maju.

Source : Gaydos C, Hardick J. Point of care diagnostics for sexually transmitted infections: perspectives and
advances. Expert Rev Anti Infect Ther. 2014 Jun;12(6):657–72.
 Pada tahun-tahun sebelumnya, sudah dibuat
beberapa tes diagnostik cepat untuk skrining
sifilis, namun tes tersebut adalah tes antibody
dimana mendeteksi treponemal.
 Meskipun begitu tes treponemal tersebut tidak
bisa membedakan infeksi aktif, atau infeksi yang
sudah diobati.
 Wanita hamil yang ditemukan seropositive
dengan treponemal test juga diobati untuk
mencegah transmisi infeksi ibu-ke-anak.

Source : Murtagh MM. The Point-of-Care Diagnostic Landscape for Sexually Transmitted Infections (STIs).
:94.
Test Specimen Sensitivity Specificity
Alere Blood 86.32% 95.58%
DeteremineTM
Serum 90.04% 94.15%
Sifilis TP
POCT for Syphilis SD Syphilis 3.0 Blood 84.50% 97.95%
Alere/SD Bioline Serum 87.06% 95.85%
Syphicheck® Blood 74,47% 99.58%
Whole blood
Serum 74,48% 99,14%
The Tulip group/
qualpro
Visitect® Blood 74,26% 99,43%
Syphiis
Omega serum 85,13% 96,45%
diagnostic (UK)
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

 Terdapat 41.400 infeksi HIV baru di AS setiap tahunnya. Dari 1.1 juta orang yang terinfeksi virus
tersebut, 20% tidak sadar atas infeksi HIV mereka. Orang tersebut dengan pasangannya beresiko tinggi
untuk menularkan penyakit HIV tanpa tahu kondisi status mereka.
 POCT didesain untuk mendeteksi antibody anti-HIV dalam 20 menit sehingga hasil dapat dilihat
dan langsung mendapat pengobatan. Mayoritas tes pemeriksaan mengambil sediaan whole-blood dari
plasma, serum, atau ludah.

Source : Gaydos C, Hardick J. Point of care diagnostics for sexually transmitted infections:
perspectives and advances. Expert Rev Anti Infect Ther. 2014 Jun;12(6):657–72.
Test Specimen Sensitivity Specificity
OraQuick advance rapid Oral fluid/whole blood
99,6% 100%
HIV-1/2 antibody test /serum /plasma
Reveal G3 rapid HIV-1
Serum/plasma 99,8% 99.9%
antibody test

POCT untuk HIV Multispot HIV-1/HIV-2


rapid test
Serum/plasma 100% 99,99%
Uni-Gold Recombigen
whole blood /serum
HIV test 100% 99.7%
/plasma
The Tulip group/ qualpro
Clearview HIV-1/2 STAT-
whole blood /serum
PAK or Clearview 99,7% 99,9%
/plasma
Complete HIV-1/2
Chembio DPP HIV-1/2 Oral fluid/whole blood
99,8% 99,9%
assay /serum /plasma
INSTI HIV-1 antibody
Whole blood/plasma 99,8% 99,5%
test
HIV/SIFILIS

 Pemeriksaan terhadap 2 penyakit


dalam satu POCT telah ditemukan
 Ini juga merujuk pada Program
Tripel Eliminasi dari Kementerian
DPP® HIV-Syphilis Assay
Kesehatan untuk mencegah
transmisi penularan ibu hamil
kepada janinnya.
Test Specimen Parameter HIV Syphilis

SD Bioline HIV/Syphilis Sensitivity 97,9% 93%


Duo Rapid Test (Alere, Serum
Inc.) Specificity 100% 100%
DUO TEST
HIV/Syphilis DPP® HIV-Syphilis Assay Sensitivity 98,9% 95,3%
Serum
(Chembio Diagnostics
Specificity 98,1% 100%
Systems, Inc.)

Multiplo Rapid TP/HIV Sensitivity 99,7% 99,9%


Antibody Test (MedMira, Serum
Inc.) Specificity 99,8% 99,9%
GONORE
 Gonore merupakan masalah kesehatan global karena potensi resistensi antibiotik yang
tinggi

 Pendekatan sindrom yang menjadi dasar dalam penegakan diagnosis (menyediakan


terapi tanpa perlu untuk pemeriksaan laboratorium) biasanya dapat digunakan tetapi
pada perempuan sering asimtomatik.

Meningkatnya risiko undertreatment dan overtreatment, yang akan menyebabkan kenaikan


dari resistensi antibiotik
POCT penting untuk meningkatkan akurasi dari diagnosis dan terapi
Source : Herbst de Cortina S, Bristow CC, Joseph Davey D, Klausner JD. A Systematic Review of Point of Care Testing for
Chlamydia trachomatis , Neisseria gonorrhoeae , and Trichomonas vaginalis. Infect Dis Obstet Gynecol. 2016;2016:1–17.
Test Specimen Sensitivity Specificity
BioStar OIA GC test 60% 89,9%
fluid/blood/serum
Gonore PATH GC-Check
cervix 70% 97.2%
Vagina 54,1% 98,25%
cervix 100% 100%
Vagina 100% 99,9%
X-pert CT/NG
Women urine 95,6% 99,9%
Men urine 98,9% 99,9%
KLAMIDIA TRAKOMATIS

 Merupakan IMS bakterial yang paling sering dilaporkan


 Sering asimtomatik dan tidak ada kelainan pada pemeriksaan fisik
 90% laki-laki dan 70-95% perempuan dengan tes klamidia positif tidak mempunyai gejala
 Komplikasi
Pada perempuan → penyakit radang panggul, nyeri panggul kronis, infertilitas, dan kehamilan ektopik
Pada laki-laki → epididimitis dan prokitis
POCT dapat membantu menegakan diagnosis pada klamidia dan pada kasus asimtomatik, terutama pada
populasi risiko tinggi.

Source : O’Connell CM, Ferone ME. Chlamydia trachomatis Genital Infections. Microb Cell. 2016 Sep
5;3(9):390–403.
Test Specimen Sensitivity Specificity
BioStar OIA
Cervix & men urine 59,4 – 73,8% 98,4 – 100%
chlamydia test
Clearview Chlamydia Cervix 49,7% 97,9%
test Vagina 32,8% 99,2%
Klamidia QuickVue Cervix 25-65% 100%
Vagina dan men
Chlamydia rapid test 83,5% 98,9%
urine
Cervix 97,4% 99,6%
Vagina 98,7% 99,4%
X-pert CT/NG
Women Urine 97,6% 99,8%
Men urine 97,8% 99,9%
TRIKOMONAS

 Peningkatan insiden infeksi Trikomonas terjadi sebanyak 180 juta kasus setiap tahunnya

 Infeksi Trikomonas dapat meningkatkan infeksi HIV pada wanita. Telah ditemukan pada wanita yang
terinfeksi Trikomonas mempunyai 1.5x lebih tinggi kemungkinan infeksi HIV dibandingkan dengan yang
tidak terinfeksi Trikomonas

 POCT dapat digunakan sebagai alat diagnostic dini sehingga dapat menekan rerata penularan infeksi
HIV tidak langsung

Source : Masha SC, Cools P, Sanders EJ, Vaneechoutte M, Crucitti T. Trichomonas vaginalis and HIV infection
acquisition: a systematic review and meta-analysis. Sex Transm Infect. 2018 Oct 19;sextrans-2018-053713.
Test Specimen Sensitivity Specifity

OSOM TV 83,3 – 98,8 –


Vagina swab
Trikomonas Rapid test 90% 100%

Affirim VPIII
microbial
Vagina swab 46,3% 100%
identification
test
PENELITIAN DAN APLIKASI DI INDONESIA

 POCT di Indonesia saat ini telah banyak digunakan pada pelayanan kesehatan khususnya di FKTP
 Untuk fasilitas rujukan, POCT tidak lagi diperlukan karena diharapkan pada rujukan berjenjang alat pemeriksaan
sudah lengkap
 Pada FKTP, POCT digunakan untuk program tripel eliminasi dari kementrian kesehatan, sebagai pencegahan
transmisi HIV, sifilis, dan Hepatitis B dari ibu-ke-anak

Source : Eliminasi Penularan Human Immunodeficiency Virus, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak.
Kementrian kesehatan RI; 2017. 84 p.
STUDI LAIN

dr. Rahma Evasari Sp.KK (2018)


SIMPULAN

 IMS berkontribusi terhadap beban kesehatan global, tidak hanya dari morbiditas dan mortalitas yang tinggi, juga
dari biaya yang dibutuhkan untuk mengobati dan menangani infeksi tersebut.
 Banyak penelitian terkait agen penyebab, tatalaksana dan optimalisasi terkait vaksin
 POCT merupakan salah satu alat deteksi yang cukup baik untuk eliminasi IMS, khususnya HIV dan Sifilis, dengan
prinsip ASSURED
 Penggunaan POCT juga harus disesuaikan dengan kondisi pelayanan kesehatan setempat dan peraturan dari
pemerintah.
 TERIMA KASIH

Spesial thanks to Dr Dionisius Ivan for the contribution

Anda mungkin juga menyukai