Anda di halaman 1dari 4

NOTULENSI BIMBINGAN

Selasa, 6 April 2021 Pukul 10.00 WIB

Oleh : dr. Rini Nindela, Sp.S

1. Dokumentasi Kehadiran

Keterangan :

Hadir : 10 orang

Tidak hadir : -

2. Notulensi Bimbingan

Trauma Capitis
 Trauma kepala dapat diklasifikasikan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
 Trauma kepala terbagi menjadi dua yaitu
1. primary injury yang mengenai langsung pada kepala
2. Secondary injury yang terjadi beberapa jam hingga hari setelah cedera primer.
Secondary injury biasanya lebih berat dari primer injury.
 Mekanisme terjadinya cedera kepala yaitu coup dan countercoup
 Trauma kepala ada berbagai bentuk:
1. Epidural hematoma
- Kejadian akut
- Sering mengenai a. meningea media
- Bentuk seperti lemon
2. Subdural hematoma
- Sering pada usia tua
- Sering mengenai vena
- Bentuk bulan sabit
3. Subarachnoid hematom
- Bentuknya mengikuti sulkus
- Pasien akan merasa sangat nyeri seperti tersambar petir
4. Concussion
Cedera ringan, pada CT scan bisa tampak tidak ada lesi
5. Contusion
Ada memar, disertai edema disekitar jaringan yang terkena
6. Fraktur basis cranii
- Anterior: racoon’s eyes, rhinorhea
- Media: othorhea, kena N. VII dan VIII
- Posterior: battle sign
 Pemeriksaan penunjang: CT scan, dilakukan apabila pasien memenuhi indikasi
seperti GCS 15 tapi amnesia persisten, muntah proyektil, nyeri kepala hebat, usia
tua dan terdapat riwayat intoksikasi alcohol/drug
 Tata laksana
- Prinsip pertama yaitu stabilisasi keadaan dengan ABC
- Treatment sesuai keadaan pasien hypoxia: berikan O2 apabila saturasi <95%
- 90%; hipotensi dan hipovolemi: berikan infus cairan NaCl 0,9% atau ringer
laktat, jangan diberikan dextrose; tata laksana hipotermia
- Setelah pasien stabil: rujuk ke dokter spesialis bedah
Spinal Cord Injury
Mekanisme trauma pada spinal cord yaitu primer dan sekunder.
Mekanisme:
- Fraktur/dislokasi vertebrae
- Luka tembus
- Perdarahan subdural/epidural
- Kontusio
- Whisplash injury
Sering mengenai C5-C4-C6-T12-L1-T10  karena paling mobile
Spinal Cord Syndrome:
- Brown Sequerd Syndrome: Hemiparese 1 sisi, eksterioseptif: kontralateral
- Anterior Cord Syndrome: kelemahan, motoric
- Posterior Cord Syndrome: propioseptif
- Central Cord Syndrome: Distal tangan lebih berat dari tungkai
 Bisa dinilai dengan spinal cord injury assessment
 Gold standard: MRI  gambaran fraktur kompresi biasanya didapatkan karena trauma
yang sangat berat/ ada kelainan seperti spondylitis
 Tata Laksana:
Onset 3 jam : metilprednisolon 30 ml/kgbb IV, metilprednisolon 5,4 mg/kgBB/jam IV
kontinyu selama 23 jam  hati-hati pada pasien DM karena dextrose bisa ↑ glukosa
Onset 3-8 jam : metilprednisolon 30 ml/kgbb IV, metilprednisolon 5,4 mg/kgBB/jam IV
kontinyu selama 47 jam
Tata laksana lain: kateter, analgetik
Indikasi operasi: apabila ada fraktur

AMNESIA PASCA TRAUMA


 Amnesia : gangguan ingatan
 Amnesia ada 2, yaitu:
1. Retrograde amnesia: paling sering terjadi, ggn di thalamus & mammillary body,
pasien lupa memori sebelum kejadian
2. Antegrade amnesia: lupa memori baru, missal: kemarin dikasih tau ttg sesuatu tp
besoknya lupa
 Terdapat gangguan penyerta seperti gelisah, agresif, impulsive
 Diagnosis bisa dengan A-WPTA dimana pasien akan diminta untuk menjawab
pertanyaan singkat mengenai dirinya, diminta untuk menunjuk beberapa gambar  bisa
dikombinasi dengan GCS (diminta untuk menuruti perintah)
 Tata laksana:
- Non farmakologi
WRT
PRT dan PRL
- Farmakologi  uvtuk meningkatkan fungsi kognitif
Methylphenidate dan dextroamphetamine

Anda mungkin juga menyukai