Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANAGAN INVESTASI DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

Nama : Descy Kusuma Wardhani

Nim : 01031381823118

Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia B

Dosen : Drs. Muhammad Teguh,M.Si

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2021
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi
kuartal I-2019. Sepanjang periode Januari-Maret, realisasi investasi baik Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA), tercatat
mencapai Rp 195,1 triliun atau naik 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu
(yoy). Namun, pertumbuhan realisasi investasi tersebut melambat jika dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya, di mana investasi PMA dan PMDN tumbuh
11,8% yoy. Bahkan, ini merupakan pertumbuhan realisasi investasi terendah
Indonesia dalam kurun 2014-2019.

Pada kuartal I-2014 realisasi investasi mencapai Rp 106,6 triliun atau tumbuh
14,6% yoy. Selanjutnya, kuartal I-2015 realisasi investasi tumbuh 17,6% yoy atau
sebesar Rp 124,6 triliun. Kuartal I-2016 realisasi investasi mencapai Rp 146,5 triliun
atau tumbuh 13,2% yoy. Sementara, kuartal I-2017 pertumbuhan realisasi investasi
kian melambat menjadi 11,8% yoy atau sebesar Rp 165,8 triliun. Kendati begitu,
Kepala BKPM Thomas Lembong tetap melihat capaian realisasi investasi pada
kuartal I-2019 sebagai tanda pemulihan tren investasi dari keterpurukannya pada
tahun lalu, terutama dari sisi PMA.

Pada kuartal IV-2018, PMA merosot hingga 11,6% yoy. Meski masih turun, realisasi
investasi PMA kuartal I-2019 mencatat hasil yang jauh lebih baik yaitu hanya turun
0,9% yoy. Lembong mengakui, tahun 2018 merupakan tahun yang buruk bagi
investasi Indonesia. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), investasi asing
langsung (foreign direct investment) secara global tahun lalu turun hingga 20% dari
tahun sebelumnya. Indonesia pun tidak terlepas dari itu. Tambah lagi, bank sentral
Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunganya hingga empat kali dalam setahun
sehingga terjadi repatriasi modal ke AS.

Namun, sejak awal tahun ini Lembong lebih optimistis. Secara eksternal, ada
sejumlah sentimen yang memulihkan gairah pelaku usaha dan investor global, antara
lain berubahnya haluan kebijakan bank sentral AS serta potensi rekonsiliasi
perdagangan AS dan China. "Sementara di lokal, sejarah Indonesia selama 15 tahun
terakhir menunjukkan perlambatan investasi di tahun sebelum pemilu. Tapi, tahun
setelah pemilu tren investasi akan mengalami rebound dan siklus politik juga berbalik
dari yang tadinya negatif pra-pemilu menjadi positif pasca pemilu," .Oleh karena itu,
BKPM tetap meyakini tahun ini pertumbuhan realisasi investasi bisa jauh lebih baik
dari tahun 2018.

Tahun lalu, realisasi PMDN dan PMA secara keseluruhan hanya tumbuh 4,1%
yoy yaitu sebesar Rp 721,3 triliun atau memenuhi hanya 94,3% dari target. "optimistis
2019 kita bisa mencatat pertumbuhan investasi kembali di double-digit, yaitu 10%-
11%. Bahkan ada peluang bisa melampaui 12% tergantung apakah ada terobosan baru
dari reformasi kebijakan ekonomi di 2019," ujar Lembong. Reformasi kebijakan
ekonomi itu, antara lain, pemanfaatan Online Single Submission (OSS) yang semakin
membaik, serta intensifikasi pengawalan investasi oleh berbagai instansi pemerintah
baik pusat maupun
daerah.

Realisasi investasi Indonesia pada 2019 sebesar Rp 809,6 triliun. Angka ini
melampaui target yang sebesar Rp 792 triliun. Selama 5 tahun, realisasi investasi
Indonesia naik hingga 48,4% dari realisasi 2015 yang sebesar Rp 545,4 triliun.
Sementara jika dibandingkan dengan 2018, realisasi naik 12,24% dari Rp 721,3
triliun.Kontribusi terbesar berasal dari penanaman modal asing (PMA) yang sebesar
Rp 423,1 triliun. Angka ini meningkat 10% dibandingkan dengan 2018 yang sebesar
Rp 392,7 triliun. Sementara realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar
Rp 386,5 triliun, naik 17,6% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 328, 6
triliun.

Anda mungkin juga menyukai