Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muh.

Ryamizard Sila

NIM : L041201012

Kelas : HKM perUU KP kelas B

Kutip sanksi administratif dan ketentuan pidana dalam UU No. 27 tahun 2007 dan UU No. 1
tahun 2014, serta beri tanggapan atau pertanyaan ?

UU No.27 Tahun 2007 UU No. 1 Tahun 2014

SANKSI ADMINISTRATIF SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 71 Pasal 71

(1) Pelanggaran terhadap persyaratan (1) Pemanfaatan ruang dari sebagian Perairan
sebagaimana tercantum di dalam HP-3 Pesisir dan pemanfaatan sebagian pulau-pulau
dikenakan sanksi administratif. kecil yang tidak sesuai dengan Izin Lokasi
(2) Sanksi administratif sebagaimana yang yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam
dimaksud pada ayat (1) berupa peringatan, Pasal 16 ayat (1) dikenai sanksi administratif.
pembekuan sementara, denda administratif, (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud
dan/atau pencabutan HP-3. pada ayat (1) berupa peringatan, pembekuan
sementara, dan/atau pencabutan Izin Lokasi.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai denda
(3) Pemanfaatan sumber daya Perairan Pesisir
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
dan perairan pulau-pulau kecil yang tidak
(2) diatur dengan Peraturan Menteri.
sesuai dengan Izin Pengelolaan yang diberikan
Pasal 72 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
dikenai sanksi administratif.
(1) Dalam hal program Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tidak (4) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud
dilaksanakan sesuai dengan dokumen pada ayat (3) dapat berupa:a. peringatan
perencanaan, Pemerintah dapat menghentikan tertulis;b. penghentian sementara kegiatan;c.
dan/atau menarik kembali insentif yang telah penutupan lokasi;d. pencabutan izin;e.
diberikan kepada Pemerintah Daerah, pembatalan izin; dan/atau f. denda
pengusaha, dan Masyarakat yang telah administratif.
memperoleh Akreditasi.
(2) Pemerintah Daerah, pengusaha, dan (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi
Masyarakat wajib memperbaiki administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
ketidaksesuaian antara program pengelolaan (2) dan ayat (4) diatur dalam Peraturan
dan dokumen perencanaan sebagaimana Pemerintah.
dimaksud pada ayat (1).

(3) Dalam hal Pemerintah Daerah, pengusaha,


dan Masyarakat tidak melakukan perbaikan
terhadap ketidaksesuaian pada ayat (2),
Pemerintah dapat melakukan tindakan: a.
pembekuan sementara bantuan melalui
Akreditasi; dan/atau b. pencabutan tetap
Akreditasi program.

KETENTUAN PIDANA KETENTUAN PIDANA

Pasal 73 Pasal 75

(1) Dipidana dengan pidana penjara paling Setiap Orang yang memanfaatkan ruang dari
singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 10 sebagian Perairan Pesisir dan pemanfaatan
(sepuluh) tahun dan pidana denda paling sebagian pulau-pulau kecil yang tidak memiliki
sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 16 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
(sepuluh miliar rupiah) setiap Orang yang paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
dengan sengaja: banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah)
 melakukan kegiatan menambang
terumbu karang, mengambil terumbu Pasal 75A
karang di Kawasan konservasi,
Setiap Orang yang memanfaatkan sumber daya
menggunakan bahan peledak dan bahan
Perairan Pesisir dan perairan pulau-pulau kecil
beracun, dan/atau cara lain yang
yang tidak memiliki Izin Pengelolaan
mengakibatkan rusaknya ekosistem
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
terumbu karang sebagaimana dimaksud
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
dalam Pasal 35 huruf a, huruf b, huruf
(empat) tahun dan denda paling banyak
c, dan huruf d; Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).”
 menggunakan cara dan metode yang
merusak Ekosistem mangrove,
melakukan konversi Ekosistem
mangrove, menebang mangrove untuk
kegiatan industri dan permukiman,
dan/atau kegiatan lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 huruf e,
huruf f, dan huruf g;
 menggunakan cara dan metode yang
merusak padang lamun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 huruf h;
 melakukan penambangan pasir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
huruf i.
 melakukan penambangan minyak dan
gas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 huruf j.
 melakukan penambangan mineral
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
huruf k.
 melakukan pembangunan fisik yang
menimbulkan kerusakan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 huruf l.
 tidak melaksanakan mitigasi bencana di
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
yang diakibatkan oleh alam dan/atau
Orang sehingga mengakibatkan
timbulnya bencana atau dengan sengaja
melakukan kegiatan yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerentanan
bencana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 59 ayat (1).

(2) Dalam hal terjadi kerusakan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) karena kelalaian,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 74

Dipidana dengan pidana kurungan paling lama


6 (enam) bulan atau denda paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
setiap Orang yang karena kelalaiannya:

a. tidak melaksanakan kewajiban rehabilitasi


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat
(1); dan/atau
b. tidak melaksanakan kewajiban reklamasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat
(2).

Pasal 75

Dipidana dengan pidana kurungan paling lama


6 (enam) bulan atau denda paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
setiap Orang yang karena kelalaiannya:

a. melakukan kegiatan usaha di Wilayah


Pesisir tanpa hak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (1); dan/atau

b. tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 21 ayat (4).

Tanggapan/ pertanyaan

Perubahan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil karena belum memberikan kewenangan dan tanggung jawab negara secara
memadai atas pengelolaan Perairan Pesisir dan pulau-pulau kecil sehingga beberapa pasal perlu
disempurnakan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan hukum di masyarakat.

Jadi, Mengapa UU No.27 tahun 2007 belum memberikan kewenangan dan tanggung jawab
negara secara memadai atas pengelolaan perairan pesisir dan pulau-pulau kecil?

Anda mungkin juga menyukai