Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR EPERAWATAN

PADA PASIEN An. “R” DENGAN DIAGNOSA ENDOKARDITIS

DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATAPALU

OLEH :
VEMY UPA’ PANGLI

PROGRAM STUDY PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
TAHUN 2016

1
LAPORAN PENDAHULUAN ENDOKARDITIS

1. KONSEP TEORITIS

A. Definisi

Endokarditis merupakan penyakit oleh mikroorganisme pada

endokard atau katup jantung nama lain endokarditis infektif adalah

endokarditis bakterialis. Lesi yang khas pada endokarditis infektif

adalah vegetasi pada katub tetapi lesi juga ditemukan pada endokard

dan pembuluh darah besar endokarditis infektif biasanya terjadi pada

jantung yang mengalami kerusakan. Endokarditis tidak hanya terdapat

pada katub yang mengalami kerusakan akan tetapi pada katub yang

sehat misalnya: endokarditis yang terjadi pada penyalahgunaan

narkotik intravena. Perjalanan penyakit bisa perakut,subakut, atau

kronik bergantung pada virulensi mikroorganisme dan imunitas pasien

Endokarditis infektif sub akut hampir selalu fatal dalam beberapa

bulan sampai dua tahun, sedangkan endokarditis hiperakut dan akut

hampir tak dikenal, karena pasien telah meninggal dunia lebih dahulu

di sebabkan oleh sepsis, sebelum gejala klinis yang terkena infeksi

timbul, walapun pada autopsis jelas terlihat vegetasi infeksi pada

endokard dan katub jantung. Endokarditis infektif kronik hampir tak

dapat dibuat diagnosisnya sewaktu pasien masih hidup karena gejala

khas tidak ditemukan hanya gejala- gejala infeksi aja.

Pada pasien endokarditis tanpa penyakit jantung sebelumnya kejadian

ini sering pada ABE (Akut Bakterial Endokarditis) terutama anak-

2
anak di bawah 2 tahun, dan pecandu narkotik. Resiko yang lain untuk

terjadinya endokarditis, terutama pada pasen dengan kelainan

kongenital pada jantungnya. Pada negara berkembang insiden

endokarditis 1,6 – 4,3 diantara 100.000 penduduk. Angka kematian

20%-40%, meskipun diberikan antibiotik yang cukup. Komplikasi

neurologis endokarditis berkisar 20%-40%, hal ini akan mempertinggi

angka kematian (41%-86%).

 Endokarditis inefektif atau endokarditis bakterial adalah penyakit

infeksi oleh mikroorganisme pada endokard atau katup jantung.

 Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard

jantung( lapisan yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi

kuman/ mikroorganisme yang masuk. Biasanya secara normal selalu

ada kuman yang komensal di permukaan luarnya. Pada lapisan ini

didapat adanya lesi spesifik, berupa vegetasi, yang merupakan masa

dengan ukuran yang bervariasi, yang terbentuk platelet, fibrin,

mikroba, dan sel sel inflamasi saling berkaitan satu sama lain.

 Endokarditis infektif adalah infeksi pada endokardium (selaput

jantung) dankatub jantung. Endokarditis infektif dapat terjadi secara

tiba- tiba dan dalam beberapa hari bisa berakibat fatal(endokarditis

infektif akut) atau bisa terjadi secara bertahap dan tersamar dalam

beberapa minggu sampai beberapa bulan(endokarditis infektif

subakut).

3
 Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. (udjianti,

keperawatan kardiovaskuler hal,126)

 Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah

mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat,

misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik.

Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub akut, dan kronik, tergantung

pada virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita. Infeksi

subakut hampir selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara

klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal terlebih dahulu

yang disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik hampir tidak

dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya tidak khas (buku saku

KMB burner & suddart)

Klasifikasi

Ada 2 macam endokarditis bacterialis (EB) yaitu: pertama adalah EB akut,

apabila masa inkubasinya berlangsung kurang dari empat minggu. Kedua

adalah Endokarditis baktrialis subakut/ kronis, berlangsungnya lebih dari 4

minggu, biasa disebut Endokarditis Bakterilis lanta atau special lenta.

Gejala klinis endokarditis, sangat bervariasai dari yang ringan hingga yang

terberat, yaitu Endokarditis Akut, dan Endokarditis Subakut.

a. Endokarditis Akut biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan

demam tinggi 38,39-40,Celsius, denyut jantung yang cepat,

kelelahan dan kerusakan katup jantung yang cepat dan luas.

Vegetasi endokardial (emboli) yang terlepas bisa berpindah dan

4
menyebabkan infeksi tambahan di tempat lain Penimbunan nanah

(abses) dapat terjadi di dasar katup jantung yang terinfeksi atau di

tempat tersangkutnya emboli yang terinfeksi. Katup jantung bisa

mengalami perforasi (perlubangan) dan dalam waktu beberapa

hari bisa terjadi kebocoran besar. Beberapa penderita mengalami

syok; ginjal dan organ lainnya berhenti berfungsi (sindroma

sepsis). Infeksi arteri dapat memperlemah dinding pembuluh darah

dan meyebabkan robeknya pembuluh darah. Robekan ini dapat

berakibat fatal, terutama bila terjadi di otak atau dekat dengan jantung.

b. Endokarditis Sub Akut bisa menimbulkan gejala beberapa bulan

sebelum katup jantung rusak atau sebelum terbentuknya emboli.

Gejalanya berupa kelelahan, demam ringan 37,2-39,2 Celsius,

penurunan berat badan, berkeringat dan anemia. Diduga suatu

endokarditis jika seseorang mengalami demam tanpa sumber infeksi

yang jelas, jika ditemukan murmur jantung yang baru atau jika murmur

yang lama telah mengalami perubahan. Limpa bisa membesar, Pada

kulit timbul binti-bintik yang sangat kecil, juga di bagian putih mata

atau dibawah kuku jari tangan. Bintikbintik ini merupakan perdarahan

yang sangat kecil yang disebabkan oleh emboli kecil yang lepas dari

katup jantung. Emboli yang lebih besar dapat menyebabkan nyeri perut,

penyumbatan mendadak pada arteri lengan atau tungkai, serangan

jantung atau (stroke).

5
B. Etiologi

Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit ini paling

banyak adalah streptococcus viridans untuk endokarditis subakut, dan

staphylococcus aureus untuk endokarditis infektif akut.

Etiologi lain adalah streptococcus faecealis, streptokok dan stafilokok

lain, bakteri gram negative aerob dan anaerob, jamur, virus dan

candida.Factor predisposisi adalah kelainan katub jantung, terutama

penyakit jantung reumatik, katub aorta bikuspidalis, prolabs katub

mitral dengan regurgitasi, katub buatan, katub yang floppy pada

sindrom marfan, tindakan bedah gigi orofaring yang baru, tindakan atau

pembedahan pada saluran urogenital atau saluran napas, pecandu,

narkotika intravena sentral, dan pemberian nutrisi penetral yang lama.

Penyebab lainnya misalnya: riketsia burette, brucella abortus.

Endokarditis Infektif

Endokarditis Infektif merupakan akibat dari serangan bakteri, lesi atau

pertumbuhan berkembang diatas katub-katub jantung dan diatas

endotelium. Pertumbuhan ini tersusun atas fibrin, sel-sel darah, bahan-

bahan nekrosis dan kolagen disebut veruka.

Veruka kemungkinan hancur, mengalir dalam aliran darah dan berahir

pada pembuluah darah kecil di setiap organ yang mengakibatkan infark

dan lesi vaskuler. Streptococcus dan staphyloccus merupakan penyebab

lebih dari 80% kasus. Pada pasen pecandu obat-obatan yang menyuntik

melalui intravena dan pasen dengan katup buatan/katup yang telah

cacat, insidennya lebih tinggi. Streptococcus viridan’s alpha hemolytic

6
merupakan organisme yang paling sering dan disusul dengan

staphylococcus coagulase positiv. Golongan jamur yang tersering ialah

candida dan aspergillus. Streptococcus viridan merupakan normal flora

pada oropharynx dan ini peka terhadap penicilin. Enterococcus dan

group A beta streptococcus hemolitikus, staphilococcus sering

menyerang katup jantung yang normal dan menyebabkan kerusakan

yang cepat. Pada staphylococcus sring diikuti dengan infeksi pada

organ yang lain. Masuknya 2 kuman tersebut dapat melalui oropharynx,

kulit, saluran kencing, penyalahgunaan obat melalui parental

nasokomial.

Bakteri (atau jamur) yang terdapat di dalam alir an darah atau yang

mencemari jantung selama pembedahan jantung, dapat tersangkut pada

katup jantung dan menginfeksi endokardium. Yang paling mudah

terkena infeksi adalah katup yang abnormal atau katup yang rusak;

tetapi katup yang normalpun dapat terinfeksi oleh bakteri yang agresif,

terutamab jika jumlahnya sangat banyak. Timbunan bakteri dan bekuan

darah pada katup (vegetasi) dapat terlepas dan berpindah ke organ vital,

dimanamereka menyebabkan penyumbatan pada aliran darah arteri.

Penyumbatan seperti ini sangat serius, karena bisa menyebabkan stroke,

serangan jantung dan infeksi, juga merusak daerah tempat terbentuknya

penyumbatan.

Endokarditis Non Infektif.

Resiko terjadinya endokarditis non-infektif ditemukan pada:

o Lupus eritematosus sistemik

o Kanker paru-paru, lambung atau pankreas

7
o Tuberkulosis

o Infeksi tulang

o Penyakit yang menyebabkan penurunan berat badan yang banyak.

Factor pencetus dan factor prediposisi

Faktor predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung

dapat berupa penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub

jantung prostetik, penyakit jantung sklerotik, prolaps katub mitral, post

operasi jantung, miokardiopati hipertrof obstruksi. Endokarditi infeksi

sering timbul pada penyakit jantung rematik dengan fibrilasi dan gagal

jantung. Infeksi sering pada katub mitral dan katub aorta. Penyakit

jantung bawaan yang terkena endokarditis adalah penyakit jantung

bawaan tanpa ciyanosis, dengan deformitas katub dan tetralogi fallop.

Bila ada kelainan organik pada jantung, maka sebagai faktor

predisposisi endokarditis infeksi adalah akibat pemakaian obat

imunosupresif atau sitostatik, hemodialisis atau peritonial dialisis,

serosis hepatis, diabetis militus, penyakit paru obstruktif menahun,

penyakit ginjal, lupus eritematosus,penyakit gout, dan penyalahan

narkotikintravena.

Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau tindakan

lain pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik

ginekologik dan radang saluran pernapasan.

Faktor Resiko untuk Endokarditis

Endokarditis jarang terjadi pada orang dengan jantung yang sehat, tetapi

beberapa orang memiliki peningkatan resiko kondisi. Faktor resiko

yang terkait dengan endokarditis termasuk:

8
- Cacat jantung bawaaan

- Operasi sebelum memperbaiki cacat jantung

- Perangkat bedah seperti alat pacu jantung, katup jantung buatan atau

shunt

- Penyakit jantung rematik

- Endokarditis sebelumnya

- Penggunaan narkoba suntikan yang tidak memiliki riwayat medis

penyakit jantung

- Beberapa cacat jantung bawaan, seperti defek septum ventrikel,

dapat berhasil diperbaiki dengan operasi sehingga tidak ada lagi

peningkatan resiko endokarditis.

C. Patofisiologi

Terjadinya endokarditis reumatik disebabkan langsung oleh

demam reumatik suatu penyakit sistemik yang disebabklan oleh

infeksi streptococcus group A. Kuman paling sering masuk melalui

saluran napas bagian atas selain itu juga melalui alat genital dan

saluran pencernaan, serta pembuluh darah dan kulit. Endokard yang

rusak dengan permukaannya tidak rata mudah sekali terinfeksi dan

menimbulakan vegetasi yang terdiri atas trombosis dan fibrin.

Vaskularisasi jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga

memudahkan mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya akan

menambah kerusakan katub dan endokard, kuman yang sangat

patogen dapat menyebabkan robeknya katub hingga terjadi kebocoran.

9
Demam reumatik mempengaruhi persendian menyebabkan poliartritis.

Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi atau secara

langsung dirusak oleh organisme tersebut. Kerusakan jantung dan lesi

sendi bukan akibat infeksi, artinya jaringan tersebut tidak mengalami

infeksi atau secara langsung dirusak oleh organisme tersebut, namun

hal ini merupakan fenomena sensivitas atau reaksi, yang terjadi

sebagai respons terhadap streptokokus hemolitikus. Lekosit darah

akan tertimbun pada jaringan yang terkena dan memben nodul, yang

kemudian akan diganti dengan jaringan parut. Miokardium tentu saja

terlibat dalam proses inflamasi ini; artinya, berkembanglah

miokarditis rematik yang sementara melemahkan tenaga kontraksi

jantung. Demikian pula pericardium juga terlibat; artinya, juga terjadi

perikarditis rematik selama perjalanan akut penyakit. komplikasi

miokardial dan pericardial tersebut biasanya tanpa meninggalkan

gejala sisa yang serius. Namun sebaliknya endokarditis rematik

mengakibatkan efek samping kecatatan permanen.

Endokarditis rematik secara anatomis dimanifestasikan dengan

adanyatumbuhan kecil yang transparan, yang menyerupai manik

dengan dengan ukuran sebesar kepala jarum pentul, tersusun dalam

deretan sepanjang tepi bilah katup. Manik- manik kecil tadi tidak tidak

tampak berbahaya dan dapat menghilang tanpa merusak bilah katup,

namun yang lebih sering mereka menimbulkan efek serius. Mereka

menjadi awal terjadinya suatu proses yang secara bertahap

menebalkan bilah- bilah katup, menyebabkanya menjadi memendek

10
dan menebal disbanding yang normal, sehingga tak dapat menutup

dengan sempurna. Terjadilah kebocoran, suatu keadaan yang disebut

regurtasi katup. Tempat yang paling sering mengalami regurtasi katup

adalah katup mitral. Pada pasien lain, tepi bilah katup yang meradang

menjadi lengket satu sama lain, mengakibatkan stenosis katup, yaitu

penyempitan lumen katup. Sebagian kecil pasien dengan demam

reumatik menjadi sakit berat dengan gagal jantung yang berat,

disritmia serius, dan pneumonia rematik. Pasien ini harus dirawat di

ruang perawatan intensif. Selama miokardium masih bisa

mengkompensasi, pasien masih dalam keadaan sehat. Namun cepat

atau lambat, miokardium gagal jantung akan muncul, apabila terjadi

dekompensasi.

1. Efek destruktif local, akibat infeksi intrakardiak

2. Embolisasi yang berasal dari organ lain

3. Baterimia

4. Reaksi antibody pada orbanisme penyebab infeksi

Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya, menimbulkan

abses miokard atau aneurisme nekrotik. Bila infeksi mengenai korda

tendinae maka dapat terjadi ruptur yang mengakibatkan terjadinya

kebocoran katub. Pembentukan trombus yang mengandung kuman

dan kemudian lepas dari endokard merupakan gambaran yang khas

pada endokarditis infeksi. Besarnya emboli bermacam-macam.

Emboli yang disebabkan jamur biasanya lebih besar, umumnya

menyumbat pembuluh darah yang besar pula. Trombo emboli yang

11
terinfeksi dapat teranggkut sampai di otak, limpa, ginjal, saluran

cerna, jantung, anggota gerak, kulit, dan paru. Bila emboli

menyangkut di ginjal. akan meyebabkan infark ginjal,

glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit akan menimbulkan rasa

sakit dan nyeri tekan.

D. Manifestasi Klinis

Sering pasien tidak mengetahui dengan jelas sejak kaluhan

penyakitnya timbul. Pada beberapa pasien, manifestasi penyakit

menjadi jelas sesudah cabut gigi, infeksi saluran nafas atau tindakan

lain. Keluhan umum yang sering diderita adalah demam, lemah, letih,

lesu, keringat malam banyak, anoreksia, berat badan menurun dan

sakit sendi. Bila terjadi emboli akan timbul keluhan seperti paralisis,

sakit dada, sakit perut, hematuria, buta mendadak, sakit pada jari

tangan, dan kaki dan sakit pada kulit.

Gejala klinis:

Endokarditis bervariasi dari yang ringan sampai yang berat

a. Endokarditis sub akut

Gejala timbul kurang lebih dua minggu sesudah inkubasi. Keluhan

penderita seperti keluhan infeksi yang umum antara lain panas

yang terlalu tinggi, sakit kepala, nafsu makan kurang, lemas, berat

badan turun. Timbulnya gejala karena komplikasi seperti gagal

jantung, gagal emboli pada organ tubuh yang terkena misalnya

gejala neorologi, sakit dada, sakit diperut kiri atas, hematuria, tanda

iskemia diekstremitas.

12
b. Endokarditis akut

Gejala timbul lebih berat dalam waktu yang lebih singkat Tanda-

tanda yang dapat dilihat pada endokarditis bermacam- macam.

Pasienmerupakan gejala yang paling umum pada endokarditis.

Pada pemeriksaan fisik jantung sering ditemukan adanya bising

tidak menghilangkan kemungkinan adanya endokarditis. Tanda-

tanda karena kelainan vaskuler seperti :

1. ptechiae, bercak pada kulit atau mukosa yang kelihatan pucat.

2. splinter hemoraghes bercak kemerahan dibawah kulit.

3. osler node, nodus berwarna gelap yang menonjol dan sakit,

terdapat pada kulit, tangan atau kaki, terutama pada ujung jari

kaki.

4. janeway lesion, bercak kemerahan pada telapak tangan atau kaki,

tanda-tanda pada mata berupa ptekie konjungtiva, perdaarahan,

kebutaan, tanda endoflamitis. Semua tanda-tanda yang

disebutkan diatas tidak selalu ada pada penderita endokarditis.

Elektrokardiogram tergantung dari kelaian dasar pada penyakit

jantung. Adanya gangguan konduksi menunjukkan

kemungkinan terjadi abses atau endokarditis.

Gambaran foto roentgen tergantung dari kelainan dasar pada

jantung. Bila ada gagal jantung akan ditemukan pembesaran

jantung. Dan tanda terdengar diparu.

Berikut tanda dan gejala endokarditis:


a. Peningkatan suhu berulang

b. Menggigil dan diaforesis bergantian; dapat terjadi pada malam hari

13
c. Malaise (sensasi ketidaknyamanan umum atau rasa gelisah, lesu atau

tidak enak badan).

d. Artralgia, yaitu nyeri pada satu atau lebih sendi.

e. Tanda embolisasi

f. Petechie, yaitu bintik-bintik merah akibat perdarahan didalam kulit.

g. Konjungtiva anemis, pucat.


h. Palatum, mukosa mulut
i. Anoreksia
j. Penurunan berat badan
k. Sakit kepala
l. Splenomegalin (pembesaran limpa).
m. Bunyi jantung : awal normal, lanjut murmur.
l. Clubbing fingers

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer,

LED meningkat, immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti

gama globulin positf, total hemolitik komplemen dan komplemen

C3 dalam serum menurun, kadar bilirubin sedikit meningkat.

Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria dan

hematuria secara mikroskopik. Yang penting adalah biakan mikro

organisme dari darah . Biakan harus diperhatikan darah diambil

tiap hari berturut-turut dua / lima hari diambil sebanyak 10 ml

dibiakkan dalam waktu agak lama (1 - 3 minggu) untuk mencari

mikroorganisme yang mungkin berkembang agak lambat. biakkan

bakteri harus dalam media yang sesuai. NB: darah diambil sebelum

14
diberi antibiotik . Biakan yang positif uji resistansi terhadap

antibiotic.

2. Echocardiografi

Diperlukan untuk:

•melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar

( > 5 mm)

•melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif

• mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis ( prolap

mitral, fibrosis, dan calcifikasi katub mitral )

•penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya

destrruktif katub aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan

penggantian katub.

3. Pemeriksaan (EKG) menunjukkan adanya iskemia, hipertropi, blok

konduksi, disritmia (elevasi ST), PR depresi.

4. Pemeriksaan rontgen , untuk melihat adanya klasifikasi pada katub.

5. Sinar X dada, dapat menunjukkan pembesaran jantung, infiltrasi

pulmonal.

6. Kultur darah, dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus dan jamur.

F. Penatalaksanaan Medis

1) Tirah baring

2) Farmakoterapi: antibiotic(penicillin, streptomycin vancomycyn,

gentamicyn)

3) Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotic

intravena dosis tinggi selama minimal 2 minggu. Pemberian

15
antibiotik saja tidak cukup pada infeksi katub buatan. Mungkin

perlu dilakukan pembedahan jantung untuk memperbaiki atau

mengganti katub yang rusak dan membuang vegetasi. Sebagai

tindakan pencegahan, kepada penderita kelainan katub jantung,

setiap akan menjalani tindakan gigi maupun pembedahan

sebaiknya diberikan antibiotik. Pengobatan akan berhasil baik bila

dimulai sedini mungkin, obat tepat (terutama sesuai dengan uji

resistensi) valid, dan waktu yang cukup. Pengobatan empiris untuk

endokarditis akut adalah dengan nafisilin 2g/ 4 jam, ampisilin 2g/ 4

jam dan gntamisin 1,5 mg/kg BB 8/ jam. Sedangkan untuk

endokarditis sub akut cukup dengan ampisilin dan gematisin. Pada

orang dewasa atau anak- anak dengan endokarditis disertai kelainan

jantung reumatik dan bawaan dapat diberi pinisilin G 2,4- 6 juta

unit/hari diteruskan selama 4 minggu. Penisilin diberi secara

parenteral selama 2 minggu dan selanjutya diberi parenteral atau

oral (penisislin V). dap[at ditambahkan streptomicyn 0,5 mg tiap

12 jam selama 2 minggu. Pada orang tua atau wanita setelah

tindakan stentri dan ginekologis dapat diberi penisilin G 1,2- 2,4

juta unit/ hari parenteral ditambah gentamicyn 3-5 mg/ kg BB yang

dibagi dalam 2 -3 dosis. Ampisilin dapat dipakai dengan dosis 6-12

g sehari. Lama pengobatan minimal 4-6 minggu. Bila kuman

resisten terhadap penisilin, dapat dipakai sefalotin 1,5 g tiap 3 jam

iv atau nafsin 1,5 g tiap 4 jam, oksasilin 12g/hari atau vankomisin

tiap 6 jam atau eritromisin 0,5 g tiap 8 jam. Endokarditis yang

16
disebabkan oleh jamur biasanya fatal, doberikan amfotetisin B 0,5-

1,2 mg/ hari iv dan flurositosin 150 mg/ kg BB per oral.

Resiko mortalitas dan morbiditas tinggi pada tindakan bedah yang

terlalu awal, Tapi apabila pembedahan terlambat dilakukan,

pasien dapat meninggal karena hemidinamik yang buruk atau

komplikasi berat. Indikasi bedah adalah gagal jantung yang tidak

dapat diatasi dengan obat- obatan, septikimia yang tidak berespon

dengan pengobatan antibiotik, perluasan infeksi intrakardiak,

endokarditis pada lesi jantung bawaan, dan endokarditis karena

jamur. Profilaksis antibiotik diperlukan pada tindakan yang

memungkinkan terjadinya bakterimia, misalnya operasi atau

pencabutan gigi, American heart association merekomendasikan

pemberian amoksisilin 3g secara oral pada 1 ajm sebelum

prosedur, diikuti 1,5g pada 6 jam setelah dosis inisial. Bila pasien

alergi terhadap penisilin, dapat diberiakan 800mg klindamisin

oral 1 ajm sebelum prosedur, diikuti pemberian berikutnya 6 jam

setelah dosis inisial.

2. Keperawatan

Tindakan keperawatan diberikan berdasarkan kewenangan dan

tanggung jawab perawat secara profesional sebagaimana terdapat

dalam standar praktek keperawatan yaitu sebagai berikut:

1) Independent

2) Dependent

3) Interdependent

17
G. Komplikasi

Komplikasi Endokarditis:

Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis komplikasi

neurologi merupakan hal yang penting karena sering terjadi,

merupakan komplikasi neurologik. Dapat melalui 3 cara:

1. penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal dari

vegetasi endokardial

2. infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah karena

septik emboli atau bakterimia

3. reaksi immunologis

Melalui mekanisme tersebut dapat menyebabkan:

1) infark atau infark berdarah

2) pendarahan intra serebral, SAB, perdarahan subdural

3) prose desak ruang, seperti abses atau mycotic aneurysma

4) perubahan fungsi otak karena berbagai factor

Bila terjadi emboli akan akan mengakibatkan:

a) Gejala neurologik fokal bila mengenal hanya satu pembuluh

darah.

b) Lebih dari satu pembluh darah tergantung dari istemianya

apakah dapat membaik sebelum terjadi kerusakan yang

permanen maka gejalanya mirip TIA, atau bila berlanjut

menyebabkan kerisakan jaringan otak dan terjadi proses

supurasi. Hal tersebut mengakibatkan:

1) septik atau septic meningitis

18
2) absces, mikro absces otak

3) meningoencephalitis

Bila dinding arteri atau vasa vaserum terkena maka

akan terjadi aneurisma, yang akan mengakibatkan

pecahnya pembuluh darah yang bersangkutan.

Berbagai factor yang dapat menimbulkan kelainan

neurologis yaitu: Hipoksia, ganguan metabolisme,

pengaruh obat- obatan, pengaruh toksis dari infeksi

systemic, reaksi imunitas terhadap pembuluh darah,

proliferatif endarteritis

Komplikasi dapat terjadi disemua organ bila terjadi emboli infektif

1. Gagal jantung

Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah gagal jantung

sedang sampai berat dan kemtian terjadi 85% dari 95 kasus.

2. Emboli

Emboli terjadi pada 13-35% endokarditis infektif subakut dan 50-

60% pada penderita endokarditis akut. Emboli arteri sering terjadi

pada otak, paru, arteri koronaria, limpa, ginjal ekstrimitas, usus,

mata dll.

3. Aneurisma nekrotik

Terjadi pada 3-5% endokarditis infektif dan akan mengalami

perdarahan.

19
4. Gangguan neurologik

Ditemukan pada 40-50% endokarditis infektif. Ganguan bisa

berupa, gangguan kesadaran, gangguan jiwa(psikotik) meningo

ensepalitis steril. Kelainan pada pembuluh darah otak 80%

disebabkan infark dan 20% karena perdarahan otak.

2. KONSEP RASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian

 Aktivitas/Istirahat

Gejala : kelelahan, kelemahan

Tanda : takikardi, penurunan takanan darah, dispnea dengan

aktivitas

 Sirkulasi

Gejala : riwayat demam reumatik, penyakit jantung congenital,

IM, bedah jantung (CABG/penggantian katup/bypass

kardiopulmonal lama, palpitasi, jatuh pingsan.

Tanda : takikardia, distritmia.

o Perpindahan TIM (titik impuls maksimal) kiri dan inferior

(pembesaran jantung).

o Friction rub pericardia, (biasanya intermiten, terdengar di batas

sterna kiri).

o Murmor aortic, mitra, stenosis/insufisiensitrikuspid, perubahan

dalam murmur yang mendahului, disfungsi otot papilar.

20
o Irama gallop(S3/S4). Bunyi jantung normal pada awal

perikarditis akut.

o Edema, DVJ (GJK)

o Petekie (konjungtiva, membrane mukosa).

o Hemoragi splinter (punggung kuku).

o Nodus Osler (jari/ibu jari)

o Lesi Janeway (telapak tangan, telapak kaki).

 Eliminasi

Gejala : Riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal,

penurunanfrekuensi/jumlah urin.

Tanda : Urine pakat gelap

 Nyeri/ Ketidaknyamanan

Gejala : Nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam)

diperberat oleh inspirasi, batuk, garakan menelan,

berbaring, hilang dengan duduk, ber- sandar ke depan

(perikarditis). Tidak hilang dengan nitrogliserin. Nyeri

dada/punggung/sendi (endokarditis).

Tanda : perilaku distraksi misalnya gelisah.

 Pernafasan

Gejala : napas pendek, napas pendek kronis memburuk pada malam

hari (miokarditis).

Tanda: dispnea, dispneanokturnal batuk, inspirasi mengi, takipnea,

krekels dan ronki,pernapasan dangkal.

 Keamanan

21
Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis, trauma

dada, penyakit.

keganasan/iradiasi torakal, dalam penanganan gigi,

pemeriksaan endoskopik terhadap system GI/GU.

Penurunan system imun misalnya program terapi

imunosupresi.

SLE, atau penyakit kolagen lain.

Tanda : demam.

 Health Edukasi/Penyuluhan

Gejala : terapi intervena jangka panjangatau penggunaan keteter

indwelling atau penyalahgunaan obat parenteral.

Pertimbangan rencana pemulangan: DRG menunjukan rerata lama

perawatan,4,3 hari (perikarditis), 5,5 hari (miokarditis), 17 hari

(endokarditis). Bantuan dalam penyiapan makanan, berbelanja,

transportasi, kebutuhan Perawatan diri, tugas dan pemeliharaan

rumah tangga.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan efek-efek sistemik dari infeksi
2. Resiko terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
gangguan pada katub jantung dan endotelium
3. Hipertermie berhubugan dengan proses infeksi
4. Resiko gengguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan
embolisasi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung
akibat infeksi endokarditis
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian
mendadak, kurang pengetahuan.

22
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan menggigil (demam)
berkeringat sebagai akibat dari infeksi.
8. Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaanpemeliharaan di
rumah berhubungan dengan koping yang tidak efektif dalam
mengatasi perubahan-perubahan gaya hidup.

C. Intervensi

 Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan factor pemberat

atau penurun.

 Perhatikan penunjuk nonverbal dari ketidak nyamanan. Misalnya:

berbaring dengan diam atau gelisah, tegang otot, menangis.

 Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan.

Misalnya: perubahan posisi, gosokan punggung, penggunaan

kompres panas/ dingin, dukungan emosional, berikan aktivitas

hiburan yang yang tepat.

 Kolaboratif :

Berikan obat- obat sesuai indikasi: agen nonsteroid mis,

indometasin(indocin); ASA(aspirin), antipiretik mis; ASA/

asetaminofen(Tylenol) Steroid

 Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi

 Nyeri perikarditis secara khas terletak subternal dan dapat

menyebar keleher dan punggung. Namun ini berbeda dari iskemia

miokard/ nyeri infrak, pada nyeri ini menjadi memburuk pada

inspirasi dalam, gerakan, atau berbaring dan hilang dengan duduk

tegak/ membungkuk.

23
 Catatan: nyeri dada dapat atau mungkin tidak menyertai

endokarditis dan miokarditis, tergantung adanya iskemia. Tindakan

ini dapat menurunkan emosional pasien. Mengarahkan kembali

perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu.

Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respon inflamasi untuk

menurunkan demam dan meningkatkan kenyamanan. Dapat

diberikan untuk gejala yang lebih berat memaksimalkan

ketersediaan oksigen untuk ambilan untuk menurunkan

ketidaknyamanan berkenaan dengan iskemia.

 Pendidikan Kesehatan untuk klien dan keluarganya.

 Rencana pendidikan kesehatan untuk pasien dengan endokarditis

disesuaikan dengan penyebab penyakit, pengobatan teratur, tehnik

pemberian antibiotika secara intravena dan cara-cara meminta bantuan

orang lain serta identifikasi perkembangan infeksi.

 Perawat mengajar pasien bagaimana memasukkan antibiotik secara

intravena, bagaimana menggunakan obat-obat heparin, dan bagaimana

agar tidak terjadi pembekuan darah.

 Klien dan keluarganya dapat mendemonstrasikan cara-cara tersebut

sebelum keluar dari rumah sakit perawat menganjurkan klien untuk

memelihara kebersihan, khususnya kebersihan mulut. Klien

dianjurkan untuk menggosok gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari

dan membersihkan mulut dengan air setelah sikat gigi.

 Klien diinstruksikan untuk meningkatkan perawatan kesehatannya,

termasuk kebersihan gigi dan gusi, penggunaan kebutuhan antibiotik

24
propilaksis dilakukan sesuai prosedur-prosedur diatas. Klien dapat

menggunakan anti koagulan pada saat terjadinya perdarahan dan

memonitor waktu pembekuan darah.

 Memonitor sendiri perkembangan endokarditis untuk mencegah

komplikasi terjadinya gagal jantung dan gejala-gejala emboli. Klien

diinstruksikan untuk memonitor suhu setiap hari dan mencatatnya

selam enam minggu. Klien diharuskan untuk mencatat saat panas,

kedinginan, malas, berat badan menurun atau timbulnya pteki agar

dapat meningkatkan kesehatan yang prima.

 Perawatan di rumah sangat dibutuhkan sebagai tindak lanjut pada

lingkungan rumah. Ini akan menjadi lebih penting bagi klien.

25
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


SistemKardiovasculer. Jakarta: Salemba Medika

Smeltzer C suzanne, Bare Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :


EGC

Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba


Medika

Mansjoer, dkk. 2001.Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta :


Media Aesculapius

Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta : EGC

NANDA International Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi


2015-2017. Edisi 10. Jakarta :EGC

Nurarif, A.H. & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosis Medis dan Nanda Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta : Mediaction
Jogja

Oda Debora. 2013. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta :


Salemba Medika

Barbara Erickson. 2008. Bunyi Jantung & Murmur Dari Bayi Hingga Dewasa.
Edisi 4. Jakarta : EGC

26
27

Anda mungkin juga menyukai