Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 6
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya layak kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang
telah memberikan nikmat islam, iman, dan ihsan kepada kita semua. Sehingga kami telah
diperkenankan menyusun makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Sholawat serta salam, senantiasa kami curahkan kepada junjungan kita yaitu Sayyidul Wujud,
Nabi Muhammad saw. Karena atas jasa beliaulah sampai saat ini dan hingga hari akhir kelak kita
mencicipi agama Islam yang indah nan damai ini.
Dengan kerendahan hati kami sampaikan bahwa makalah ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa
adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun
ucapan terima kasih secara khusus kami sampaikan kepada :
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan, yang berkenaan
memberikan waktu, bimbingan, dan pengarahan dalam proses pembuatan makalah ini.
2. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungan moril maupun materil
kepada kami dalam proses pembuatan makalah ini.
Kepada semua, kami mengucapkan terima kasih, turut serta do’a semoga budi baik semuanya
diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari-Nya.
Makalah ini kami akui masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami harap kepada Ibu Dr.
Sururin, M.Ag., dan para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
demi menambah pengalaman dan kesempurnaan makalah yang akan dibuat di lain waktu.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 6
BAB II ....................................................................................................................................... 7
A. Sikap ............................................................................................................................ 7
iii
C. Motivasi..................................................................................................................... 12
1. Pengertian Motivasi................................................................................................... 12
2. Macam-macam Motivasi ........................................................................................... 13
3. Implikasi Adanya Motivasi dalam Pembelajaran ......................................................... 14
D. Peranan Sikap, Minat dan Motivasi dalam Pembelajaran ......................................... 15
A. Kesimpulan................................................................................................................ 19
B. Saran .......................................................................................................................... 19
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut psikologi, sikap dan minat adalah merupakan pola reaksi individu terhadap
sesuatu stimulus/lingkungan. Sikap (attitude)diartikan sebagai suatu kecendrungan untuk
mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka atau acuh tak acuh.
Kecendrungan mereaksi atau sikap seseorang terhadap sesuatu hal , orang atau benda dengan
demikian bisa tiga kemungkinan, yaitu suka (menerima/senang);tidak suka (menolak/tidak
senang) dan sikap acuh tak acuh.
Sedangkan motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong
timbulnya suatu tingkah laku.
Sikap, minat dan motivasi ini berperan sangat penting dalam pembelajaran. Karena
dalam proses belajar , sikap itu berfungsi sebagai “dynamic forces” yaitu sebagai
kekuatan yang akan menggerakan orang untuk Belajar. Dan dengan minat, pelajar
mempunyai ketertarikan dalam belajar. Kemudian dengan motivasi diharapkan mampu
menggugah semangat belajar terutama bagi siswa yang malas belajar supaya
prestasinya meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sikap
1. Pengertian sikap
Sikap adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan
persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude. Attitude
adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk
bereaksi terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Menurut kamus bahasa
Indonesia oleh W.J.S. Poerwodarminto pengertian sikap adalah perbuatan yang didasari
oleh keyakinan berdasarkan norma-norma yang ada di masyarakat dan biasanya norma
agama.1.
Ellis mengemukakan bahwa sikap melibatkan beberapa pengetahuan tentang
sesuatu. 2Namun aspek yang esensial dalam sikap adalah adanya perasaan atau emosi,
kecenderungan terhadap perbuatan yang berhubungan dengan pengetahuan. Dari
pengertian yang dikemukakan oleh Ellis, sikap melibatkan pengetahuan tentang sesuatu
termasuk situasi. Situasi di sini dapat digambarkan sebagai suatu objek yang pada
akhirnya akan mempengaruhi perasaan atau emosi dan kemudian memungkinkan
munculnya reaksi atau respons atau kecenderungan untuk berbuat. Dalam beberapa hal,
sikap adalah penentu yang paling penting dalam tingkah laku manusia. Sebagai reaksi
maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif yaitu senang (like) dan tidak
senang (dislike) untuk melaksanakan atau menjauhinya. Dengan demikian pengetahuan
tentang sesuatu adalah awal yang mempengaruhi suatu sikap yang mungkin mengarah
kepada suatu perbuatan.
Sedangkan Thurtstone menjelaskan bahwa sikap merupakan sebuah proses
antara positif atau negatif yang disabkan oleh suatu stimulus3.
Dari sini pemakalah menyimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk
berprilaku dengan cara-cara tertentu yang didasari oleh norma –norma sehingga
mengarah kepada suatu perbuatan yang tetap.
1
Yayat Suharyat, Hubungan Atara Sikap, Minat dan Perilaku Manusia, Jurnal UNISMA Bekasi, hlm 1
2
Ibid.,
3
Syafrida Elisa dan Aryani Tri Wrastari,Sikap Guru terhadap Pedidikan Inklusi ditinjau dari Faktor
Pembentuk Sikap, Jurnal Psikologi Perkembangan dan Pendidikan 2V ol. 2, No. 01, Februari 2013
7
8
4
Saifuddin Azwar, SIKAP MANUSIA: Teori dan Pengukurannya edisi ke 2, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2013). Hlm 23
9
sikap terletak pada proses kognisi dalam belajar siswa. Menurut Bloom, serendah
apapun tingkatan proses kognisi siswa dapat mempengaruhi sikap5. Namun demikian,
tingkatan kognisi yang rendah mungkin saja dapat mempengaruhi sikap, tetapi sangat
lemah pengaruhnya dan sikap cenderung labil. Proses kognisi yang dapat
menumbuhkan dan mengembangkan sikap secara signifikan, sejalan dengan taksonomi
kognisi Bloom, adalah pada taraf analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada taraf inilah
memungkinkan sasaran didik memperoleh nilai-nilai kehidupan yang dapat
menumbuhkan keyakinan yang merupakan kunci utama untuk menumbuhkan dan
mengembangkan sikap. Melalui proses akomodasi dan asimilasi pengetahuan,
pengalaman, dan nilai ke dalam otak sasaran didik. Pada intinya dalam proses belajar,
sikap itu berfungsi sebagai “dynamic forces” yaitu sebagai kekuatan yang akan
menggerakan orang untuk Belajar.
B. Minat
1. Pengertian Minat
Minat pada dasarnya merupakan perhatian yang bersifat khusus. Siswa yang
menaruh minat pada suatu mata pelajaran, perhatiannya akan tinggi dan minatnya
berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.6 Berdasarkan pendapat tersebut, minat merupakan suatu ketertarikan
seseorang untuk memperhatikan atau terlibat dalam aktivitas belajar secara aktif. Aktif
guru menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa aktif (bertanya,
mempertanyakan, mengemukakan pendapat.
Menurut Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa kaitan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.7 Minat diimplementasikan melalui
partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut apabila siswa
berminat terhadap sesuatu maka siswa tersebut cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya dan mengikuti kegiatan yang
dilakukan dengan rasa senang.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Agar siswa memiliki minat untuk belajar, ada beberapa faktor yang
berhubungan dengan minat. Guru harus selalu berusaha membangkitkan minat siswa
5
Utami, Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta: Rineka Cipta, 1999) hlm 6
6
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembeljaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009), hlm. 38.
7
Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 180.
10
agar pembelajaran menyenangkan, sehingga siswa dapat mencapai hasil yang baik.
Menurut Taufani, ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu:
8
Taufani, http :Kamriantiramli..Wordpress.com (diakses pada: Kamis, 22 Oktober 2020, pukul 11.04
WIB)
9
Totok Susanto, http://sholahuddin.edublogs.org/2012/04/27/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
minat-belajar/ (Diakses pada: Kamis, 22 Oktober 2020, pukul 22.12)
11
dengan penuh kasih sayang. Orang tua berperan dalam menentukan hari depan anaknya.
Secara fisik supaya anak- anaknya bertumbuh sehat, sedangkan Secara mental supaya
anak-anak bertumbuh cerdas. Dalam hal ini berarti orang tua perlu memberi dorongan
agar timbul minat belajar agar anaknya cerdas. Kewajiban dan tanggung jawab yang
ada pada orang tua untuk mendidik anak datang dengan sendirinya. Kasih sayang yang
ada pada orang tua adalah kasih sayang yang sejati. Dengan demikian keluarga dapat
meningkatkan minat belajar peserta didik. Keadaan keluarga serta keadaan rumah juga
mempengaruhi minat seorang peserta didik. Suasana keluarga tenang, damai, tentram
dan menyenangkan akan mendukung minat siswa dalam belajar di rumah.
Keenam, Media massa. Berbagai macam media massa, seperti: televisi, radio,
vidio visual serta media cetak lain seperti buku-buku bacaan, majalah dan surat kabar
juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa.
C. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni “Movare” yang berarti menggerakkan
(to move).10 Sedangkan dalam bahasa Inggris motivasi dikenal dengan istilah Motivation. Asal
kata Motivation berasal dari kata “motive” yang juga telah banyak digunakan dalam bahasa
melayu, yaitu “motif” yang berarti tujuan atau segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
mencapai tujuannya.11 Dalam hal ini, tujuan tersebut dapat membuat seseorang untuk terdorong
melakukan apa yang ia inginkan. Kemudian ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata
motivasi, diantaranya:
Kedua, menurut Brown dalam Titomius Duha menyatakan bahwa motivasi sebagai
pemikiran yang berfungsi sebagai penggerak yang terdiri dari emosi dan kebutuhan; hal inilah
yang menyebabkan perilaku manusia.13
Sedangkan yang ketiga, menurut Sri Rumini yang dikutip oleh M. Irham, dkk
menyatakan bahwa motivasi merupakan keadaan atau kondisi pribadi pada siswa yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dengan tujuan untuk mencapai apa
yang menjadi tujuan siswa yang bersangkutan.14
10
Titomius Duha, Motivasi untuk Kinerja, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2020), hlm. 42
11
Shilphy A. Octavia, Motivasi Belajar dalam Perkembangan Remaja, (Yogyakarta: Deepublish, 2020), hlm. 52
12
Ibid, hlm. 53
13
Titomius Duha, Loc. Cit
14
Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, (Yogyakarta: Arruz Media, 2013), hlm. 56
13
2. Macam-macam Motivasi
Motivasi yang dimiliki oleh setiap manusia itu berbeda-beda. Oleh karena itu dalam
proses pembelajan, ada siswa yang belajar karena senang atau menyukai mata pelajarannya,
dan ada juga yang termotivasi untuk mendapatkan sebuah prestasi. Menurut Sri Rumini dalam
M. Irham dan Novan Ardy W, menyatakan bahwa motivasi dapat dibedakan berdasarkan
bagaimana motivasi itu muncul dan apa sumber motivasi tersebut.15 Berikut penjelasannya:
15
Ibid., hlm. 58-59
16
Puji Sumarsono, dkk, Belajar dan Pembelajaran: di Era Milenial, (Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang, 2020), hlm. 40.
14
Misalnya, seorang siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar akan cenderung tidak
akan memperhatikan apa yang sedang disampaikan oleh guru, terlihat tidak semangat, dan
tidak begitu antusias dalam mengikuti proses pembelajan. Oleh karena itu, guru harus mampu
menarik perhatian siswa saat mengajar, mampu menimbulkan gairah belajar pada diri siswa,
serta dapat menibulkan dan menjaga motivasi siswa tetap tinggi.
Menurut Eric Jansen dalam M. Irham dan Novan, motivasi dalam belajar pada siswa dapat
ditingkatkan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:18
17
Ibid., hlm. 41
18
Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Op. Cit.62
15
Peranan sikap dalam belajar sangatlah penting karena berpengaruh dalam proses
pembelajaran. Sikap belajar memegang peran penting dalam menentukan bagaimana siswa
belajar serta bagaimana interaksi siswa dan guru berlangsung. Siswa yang memiliki sikap
negatif akan berpengaruh pada hasil belajarnya yang cenderung kurang memuaskan, begitupun
sebaliknya. Peranan sikap bukan saja ikut menentukan apa yang dilihat seseorang, melainkan
juga bagaimana ia melihatnya. Sikap belajar ikut berperan dalam menentukan aktivitas belajar
di kelas.
Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar seseorang ialah sikap positif
(menerima/suka) terhadap bahan/mata pelajaran yang dipelajari, terhadap guru yang mengajar
dan terhadap lingkungan tempat dimana ia belajar seperti : kondisi kelas, teman-temanya,
sarana pengajaran dan sebagainya. Dalam proses belajar sikap itu berfungsi sebagai “dynamic
force “ yaitu sebagai kekuatan yang akan menggerakan orang untuk belajar. Jadi siswa yang
sikapnya negative (menolak / tidak senang) kepada pelajar atau gurunya tidak akan bergerak
untuk mau belajar, sebaliknya siswa yang sikapnya positif akan digerakan oleh sikapnya yang
positif itu untuk mau belajar.
Minat belajar sebagai salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa mempunyai
peranan yang sangat penting bagi tercapainya prestasi belajar. Singer mengemukakan bahwa
19
Haji Djaali, Psikologi Pendidkan (Jakarta: Bumi Aksara, 2018) , hal. 117
16
minat merupakan suatu landasan yang paling menyakinkan demi keberhasilan suatu proses
belajar.
Minat belajar merupakan suatu perasaan senang dan tertarik pada hal-hal tertentu.
Minat dapat berkembang apabila didukung oleh sarana dan prasarana belajar, dalam hal ini
sarana dan prasarana yang berhubungan dengan proses belajar mengajar mata pelajaran seni
(Suharyat)
Seseorang yang minatnya besar terhadap suatu hal tertentu ia akan senang mengerjakan
hal tersebut. Hal ini diperkuat oleh Surya Subrata yang menyatakan minat merupakan
pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek. Hal ini akan terlihat pada sedikit
banyaknya kekuatan yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan.
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian-
penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para
pelajar menunjukkan bahwa penyebabnya adalah kekurangan minat.
Menurut Gie, arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah
Selanjutnya minat adalah kecenderungan jiwa pada sesuatu karena subjek merasa ada
suatu kepentingan dengan sesuatu itu yang pada umumnya disertai dengan perasaan senang
akan sesuatu itu. Minat sebagai pendorong belajar sangat mempengaruhi hasil belajar, adanya
17
minat yang tinggi dapat mempengaruhi kegiatan belajar yang lebih giat dan bersemangat.
Untuk mengetahui seseorang berminat atas sesuatu objek atau kegiatan atau tidak dapat terlihat
dari hasil usaha individu tersebut dalam melaksanakan kegiatannya.20
Minat juga mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak. Ketika anak mulai
berpikir tentang pekerjaan mereka di masa mendatang dan menentukan apa yang ingin mereka
lakukan ketika dewasa. Semakin yakin mereka mengenai apa pekerjaan yang mereka idamkan,
semakin besar minat mereka terhadap kegiatan yang terdapat dikelas maupun diluar kelas yang
mendukung terciptanya aspirasi tersebut.21
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu,
termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Terdapat beberapa peranan penting dari
motivasi dalam pembelajaran, antara lain:22
Ketika individu sudah termotivasi untuk belajar sesuatu, dia akan mempelajari dengan
baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini motivasi membawa
dampak seseorang tekun belajar. Namun, jika seseorang kurang memiliki motivasi untuk
belajar, dia tidak tahan untuk belajar lama dan mudah tergoda mengerjakan hal lain selain
belajar dan bukan belajar. Motivasi sangat berpengaruh pada ketahanan dan ketekunan belajar.
20
Syamsu Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rajawali Press, 2016), hal. 80
21
Elizabeth B. Hurlock (Meitasari Tjandrasa), Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 114-116
22
Haji Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),
h. 27-28
18
Seperti halnya sikap yang memiliki kaitan dengan minat, motivasi juga memiliki kaitan
dengan minat. Individu yang memiliki suatu minat dalam bidang tertentu cenderung memiliki
ketertarikan dan memunculkan motivasi untuk mendalami bidang tersebut. Motivasi pentinga
karena bukan hanya saja menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar
dan mendapatkan hasil dari belajar tersebut.
Motivasi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik
dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Demikian pula apabila seorang anak
mengetahui bahwa rangkaian dari niat belajar yang baik, dilakukan dengan baik pula maka ia
akan mencapai prestasi yang gemilang. Tidak ada motivasi memberi alternatif yang tepat
apabila dibalik, bahwa prestasi adalah menjadi motivasi belajar bagi anak. Bila ini terjadi maka
motivasi akan memberikan kepuasan sesaat dan bukan permanen sebagaimana yang diinginkan
dalam hukum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari sekian banyak penjabaran diiatas, dapat disimpulkan bahwa peranan sikap dalam
belajar sangatlah penting karena berpengaruh dalam proses pembelajaran. Sikap belajar
memegang peran penting dalam menentukan bagaimana siswa belajar serta bagaimana
interaksi siswa dan guru berlangsung. Siswa yang memiliki sikap negatif akan berpengaruh
pada hasil belajarnya yang cenderung kurang memuaskan, begitupun sebaliknya. Peranan sikap
bukan saja ikut menentukan apa yang dilihat seseorang, melainkan juga bagaimana ia
melihatnya. Sikap belajar ikut berperan dalam menentukan aktivitas belajar di kelas.
Begitupun dengan minat, Minat belajar sebagai salah satu faktor yang berasal dari dalam
diri siswa mempunyai peranan yang sangat penting bagi tercapainya prestasi belajar. Singer
mengemukakan bahwa minat merupakan suatu landasan yang paling menyakinkan demi
keberhasilan suatu proses belajar.
Dan motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku
individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai peranan sikap, minat dan motivasi dalam
belajar. Pemakalah menyadari masih banyak kekurangan dari makalah yang kami susun,
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kurangnya referensi. Oleh karena itu pemakalah
berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang dapat membangun, sehingga
pemakalah dapat memperbaiki makalah ini pada kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku pemakalah dan umumnya bagi kita semua.
Aamiin.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Suharyat, Yayat. Hubungan Atara Sikap, Minat dan Perilaku Manusia. Jurnal UNISMA
Bekasi.
Elisa, Syafrida dan Aryani Tri Wrastari. Sikap Guru terhadap Pedidikan Inklusi ditinjau dari
Faktor Pembentuk Sikap. Jurnal Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Vol. 2. No.
01. Februari 2013.
Azwar, Saifuddin. SIKAP MANUSIA: Teori dan Pengukurannya edisi ke 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2013.
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. 1999.
Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembeljaran. Bandung: Wacana Prima. 2009.
Slameto. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Taufani. http :Kamriantiramli..Wordpress.com (diakses pada: Kamis, 22 Oktober 2020, pukul
11.04 WIB)
Susanto, Totok. http://sholahuddin.edublogs.org/2012/04/27/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-minat-belajar/ (Diakses pada: Kamis, 22 Oktober 2020, pukul 22.12)
Duha, Titomius. Motivasi untuk Kinerja. Yogyakarta: Deepublish Publisher. 2020.
Octavia, Shilphy A. Motivasi Belajar dalam Perkembangan Remaja. Yogyakarta: Deepublish.
2020.
Irham, Muhammad dan Novan Ardy Wiyani. Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam
Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Arruz Media. 2013.
Sumarsono, Puji. dkk. Belajar dan Pembelajaran: di Era Milenial. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang. 2020.
Djaali, Haji. Psikologi Pendidkan. Jakarta: Bumi Aksara. 2018.
Yusuf, Syamsu. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Press. 2016.
B. Hurlock, Elizabeth (Meitasari Tjandrasa). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. 1978.
Hamzah, Haji. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara. 2014.
21