Anda di halaman 1dari 8

Hand Out 1

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Ibu II (Persalinan)/ BD. 302


Pokok Bahasan : Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
Waktu : 9 X 50 menit
Dosen : BUSYRA HANIM, S.ST
TIK : Tanpa melihat Hand out mahasiswa dapat menjelaskan konsep
pengertian persalinan, sebab mulainya persalinan, tahapan
persalinan, tujuan asuhan persalinan dan tanda-tanda persalinan.
Referensi :
REFERENSI :
1. Depkes.2002. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
2. Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik Direktorat Jendral Perawatan Medik
Depkes RI. 2003. Dasar-Dasar Asuhan Kebidanan. Jakarta.
3. Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik Direktorat Jendral Perawatan Medik
Depkes RI. 2003. Standar Asuhan Kebidanan Bagi Bidan di Rumah Sakit dan
Puskesmas. Jakarta
4. Mustika, Sofyan dkk. 2002. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan. PP IBI
Jakarta

Materi
1. Pengertian Persalinan
Persalinan = partus = labor
1. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat
hidup di dunia luar rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
2. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir.
3. Delivery adalah momentum kelahiran janin sejak kala II (akhir kala I)

Menurut cara persalinan, dibedakan atas:


a. Persalinan normal, adalah persalinan yang:
 Terjadi pada kehamilan aterm (37-42 minggu), bukan premature atau post matur
 Terjadi spontan
 Selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak awitannya (bukan presipitatus
atau partus lama)
 Mempunyai janin tunggal dengan presentasi verteks (puncak kepala dan oksiput
pada bagian anterior pelvic)
 Terlaksana tanpa bantuan artificial (alat)
 Tidak terjadi komplikasi (baik pada ibu atau janin)
 Mencakup kelahiran plasenta yang normal (Hellen Farrer RM, 2001)
b. Persalinan abnormal
Adalah proses persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut
dengan operasi Caesarea (Rustam Muchtar,

Beberapa istilah yang berhubungan dengan persalinan:


a. Persalinan spontan : persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir
b. Persalinan buatan : persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar (ekstraksi dengan
foceps atau dilakukan SC)
c. Persalinan anjuran : persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, tapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin. (Obstetri
Fisiologi, 221)
d. Gravida : Wanita yang sedang hamil
e. Primigravida: Wanita yang hamil untuk pertama kali.

Busyra Hanim, S.ST


Hand Out 1

f. Para : Wanita pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)


g. Primipara : wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali.
h. Multipara : Wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana
persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.
i. Grandemultipara : Wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali.
j. In partu : Wanita yang sedang berada dalam proses persalinan
k. Abortus : terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar
kandungan, Umur hamil sebelum 28 minggu, berat janin kurang dari 1000 gr.
l. Persalinan prematurus :Persalinan sebelum umur hamil 28 – 36 minggu, berat janin
kurang dari 2.499 gr.
m. Persalinan aterm : Persalinan antara umur hamil 37 – 42 minggu, berat janin di atas 2.500
gr.
n. Persalinan Serotinus : Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu, Pada janin terdapat
tanda postmaturitas.
o. Persalinan presipitatus : Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam

2. Sebab-sebab mulainya persalinan


Penyebab pasti dari permulaan persalinan tidak dapat dipastikan, namun tampak
disebabkan oleh banyak factor pada mulanya, berupa kombinasi dari factor-faktor hormonal
dan factor mekanis.

Teori yang menerangkan proses persalinan (Manuaba, Ida Bagus, 1999)


a. Teori Progesteron
b. Teori Oksitosin
c. Teori Regangan otot rahim
d. Teori Prostaglandin

Hellen Farrer (2001) menerangkan sebab-sebab mulainya persalinan dalam 4 faktor, yaitu:
a. Perubahan kadar hormone
 Kadar progesterone menurun pada 1-2 mg sebelum persalinan, hal ini
berhubungan dengan degenerasi plasenta sehingga relaksasi uterus menurun.
 Saat ini juga estrogen mencapai kadar optimum yang menimbulkan terbentuknya
oksitonin dalam sel-sel otot uterus yang menentang aksi diam dari progestron.
 Prostaglandin meningkat yang dirangsang oleh perubahan pada desidua serta pada
selaput yang menyebabkan uterus berkontraksi.
 Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sehingga ekspulsi
fetus tidak terjadi. Sedangkan estrogen dapat meningkatkan kontraksi uterus
karena estrogen meningkatakan jumlah taut celah (gap junction) antar sel-sel otot
polos uterus yang berdekatan. Dalam kehamilan Estrogen dan progesteron di
ekresikan dalam jumlah yang secara progesif terus meningkat dari bulan kebulan.
Tetapi mulai bulan ke 7 dan seterusnya estrogen terus meningkat tetapi
progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu diduga
bahwa rasio estrogen dan progesteron yang menyebabkan terjadinya persalinan.
 Oksitosin merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh neuro hipofisis
(Hipifisis posterior) yang dapat menyebabkan kontraksi uterus. Yaitu dimana
terjadi :
Otot-otot uterus meningkatkan resptor-reseptor oksitosin dan meningkatkan
responnya terhadap oksitosin
Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofisis meningkat pada waktu persalinan
Regangan serviks atau iritasi serviks pada waktu pesalinan dapat menyebabkan
reflek neurogenik yang mengakibatkan neurohipofisis meningkatkan sekresi
oksitosinnya.
 Kelenjar hipofisis pada fetus juga mensekresikan oksitosin yang jumlahnya
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Kelenjar
adrenal fetus menghasilkan kortisol yang mungkin merupakan stimulan uetrus.
Membran fetus menghasilkan prostaglandin yang tinggi pada waktu persalinan,
Prostaglandin dapat meningkatkan intensitas kontasksi uterus.

Busyra Hanim, S.ST


Hand Out 1

Teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan HIS.


Ada 2 hormon yang dominan saat hamil yaitu hormon estrogen dan progesteron.

1. Estrogen
- Meningkatkan sensitivitas otot rahim
- Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, prostaglandin dan rangsangan mekanis.
2. Progesteron
- Menurunkan sensitivitas otot rahim
- Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti angsangan
oksitosin, prostaglandin dan mekanis.
- Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

Estrogen dan progesteron terdapat dalam keseimbangan sehingga kehamilan dapat


dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron menyebabkan
oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst posterior dapat menimbulkan
kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Kontraksi Braxton Hicks akan menjadi
kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh karena itu makin tua hamil
frekuensi kontraksi makin sering.

Oksitosin diduga bekerja bersama atau melaui prostaglandin yang makin


meningkat muali dari umur kehamilan minggu ke-15. Disamping itu faktor gizi
ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat memberikan pengaruh penting untuk
dimulainya kontraksi rahim.

b. Distensi uterus
 Serabut otot rahim yang teregang sampai batas kemampuannya akan bereaksi
dengan mengadakan kontraksi
 Sirkulasi uterolasenter terganggu sehingga menimbulkan ischemia miometrium
dan plasenta mengalami degenerasi.

c. Tekanan janin
Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhannya di dalam uteus, ia akan
menyebabkan:
 Peningkatan tekanan dan ketegangan pada dinding uterus
 Stimulasi pada dinding uterus yang tegang tersebut sehingga menimbulkan
kontraksi
 Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus Frankenhauser yang terletak di
belakang serviks sehingga membangkitkan kontraksi.

d. Faktor-faktor lain
 Penurunan tekanan intra uterin secara mencacak ketika selaput amnion pecah
 Gangguan emosional yang kuat (lewat rantai korteks-hipotalamus-hypofise) dapat
menyebabkan pelepasan oksitosin.

SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN


1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun
mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi
stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin
merangsang terjadinya kontraksi.
4. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan
estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi
pencetus rangsangan untuk proses persalinan (DIAGRAM)

Busyra Hanim, S.ST


Hand Out 1

3. Tahapan persalinan ( Kala I, II, III, IV )

Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu:


a. Kala I
 Dimulai dari kontraksi uterus yang teratur dan berakhir pada saat
pembukaan serviks lengkap (10 cm).
 Berlangsung 18-24 jam .

Kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu:


1. Fase Latent
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.
Berlangsung selama 8 jam hingga pembukaan serviks 4 cm.

2. Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase, yaitu:

 Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat


(kontraksi adekuat bila terjadi min 3 x dalam 10 menit, durasi 40 detik atau
lebih ( 3/10’/40” )
 Serviks membuka dari 4 – 10 cm dengan kecepatan 1 cm atau
lebih perjam hingga lengkap (10 cm).
 Fase Akselerasi : pembukaan 3 – 4 cm,
berlangsung 2 jam
 Fase Dilatasi Maksimal : pembukaan 4 – 9 cm ,
berlangsung 2 jam
 Fase Deselerasi : pembukaan 9 – lengkap,
berlangsung 2 jam

 Terjadi penurunan bagian terbawah


 Berlangsung selama 6 – 7 jam

Kurva Friedman : kemajuan pembukaan 1 cm/jam pada multipara dan 2


cm/jam pada primipara.

b. Kala II
 Kala Pengeluaran ≈
 Dimulai dari pembukaan serviks lengkap dan berakhir dengan kelahiran
bayi
 2 jam pada primipara dan 1 jam pada multipara.
Menurut Friedman lamanya kala II rata-rata 1 jam untuk wanita primigravida dan 15
menit untuk multipara dan sudah dianggap abnormal jika kala dua berlangsung lebih
dari 2 jam bagi primigravida dan 1 jam bagi multipara.

c. Kala III
≈ Kala Uri / Plasenta ≈
Dimulai setelah selesainya kelahiran bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
Berlangsung selama 15 menit.

d. Kala IV
≈ Kala Pengawasan ≈
Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.

4. Tujuan asuhan persalinan


Adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang
ibu dan sayang bayi.

Tujuan Asuhan Persalinan Normal

Busyra Hanim, S.ST


Hand Out 1

adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang


tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap
serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat
terjaga pada tingkat optimal (APN, 2000)

5. Tanda-tanda persalinan

Awal Persalinan
Pra Persalinan ialah satu istilah yang diberikan kepada minggu terakhir dari kehamilan
dimana terjadi sejumlah perubahan.
a. Lightening (Peringanan)
 2 – 3 minggu sebelum persalinan, SBR (Segmen Bawah Rahim) dari uterus akan
meregang dan membiarkan kepala janin turun lebih jauh ke bawah, presentasi
tersebut bisa saja turun dan mengunci (engaged). Fundus tidak lagi mendesak paru-
paru, pernapasan menjadi lebih lega, jantung dan perut dapat berfungsi lebih mudah
dan wanita tersebut mengalami kelegaan yang disebut peringanan.
 Symphisis pubis akan melebar dan dasar panggul menjadi lebih rileks dan
melembut yang memungkinkan uterus turun lebih jauh kedalam panggul.
 Pada Primigravida, otot abdominal berada dalam tonus baik, sehingga dapat
memegang uterus dalam posisi tegak membantu mengunci kepala janin. Peristiwa
ini terjadi 3 – 4 minggu sebelum proses persalinan dimulai. (34 minggu)
 Pada multigravida otot abdomen cenderung lebih rileks dank arena itu abdomen
menjadi sedikit berayun sehingga kepala janin mungkin tidak akan mengunci, baru
terjadi setelah proses persalinan dimulai.

b. Frekuensi Mikturisi (berkemih)


Kongesti pada panggul akan membatasi kapasitas kandung kemih (bladder) yang
memerlukan untuk dikosongkan lebih sering.

c. Kontraksi Braxton – Hicks


Pada saat uterus yang teregang dan mudah dirangsang itu menimbulkan distensi dinding
abdomen sehingga menjadi lebih tipis dan kulit menajadi lebih peka terhadap ransangan.

Inpartu
Tanda dan gejala inpartu, termasuk:
5. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (minimal
frekuensi 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik )
6. Penipisan dan pembukaan serviks
7. Keluarnya lender bercampur darah (show) melalui vagina.

Ad 1. His / Kontraksi
His atau kontraksi uterus yang terjadi secara teratur dan menimbulkan ketidaknyamanan serta
kadang nyeri, merupakan tanda persalinan yang sebenarnya kalau his tersebut berlanjut terus
dan semakin meningkat frekuensinya.
His dapat dirasakan oleh pemeriksa ketika uterus menjadi keras dan tegang. Pasien mungkin
mengeluhkan terganggu yang dimulai dari bagian punggung dan kemudian menjalar ke
abdomen bawah. (HF, 2001)

Ad 2. Penipisan dan pembukaan serviks


Kontraksi otot rahim memiliki sifat khas, yaitu:
 Retraksi : Setelah berkontraksi maka otot tersebut
tidak berelaksasi
kekeadaan semula, tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun
tonusnya seperti sebelum kontraksi
 Fundal dominant : Kontraksi tidak sama kuatnya, paling kuat
di daerah fundus uteri
dan berangsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada SBR.

Busyra Hanim, S.ST


Hand Out 1

Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang, sedangkan ukuran melintang
dan muka belakang berkurang sehingga otot-otot memanjang diregang dan menarik pada
SBR dan serviks, sehingga serviks:
 Tertarik dan mendatar ( effacement )
 Menipis dan membuka ( dilatasi )

Ad. 3 Show
Diartikan sebagai keadaan terlihatnya mucus atau lendir. Mukus tersebut memiliki
konsistensi lebih kental dan sulit dibersihkan dengan mengusap. Mucus berasal dari serviks
dan selama kehamilan berfungsi sebagai sumbat pelindung ( operculum, mucus plug ).
Kemunculannya menunjukkan bahwa serviks sudah mulai berdilatasi. Sejumlah kecil darah
dapat menyertai mucus. Darah ini berasal dari rupture pembuluh darah kapiler yang halus
didalam serviks dan dari desidua yang ada di bawah korion ( ketika desisua terangkat dari
dinding uterus bagian bawah uterus mulai meregang ) (HF, 2001)

Tabel 1: Diagnosa banding persalinan sesungguhnya dari persalinan semu


Persalinan Sesungguhnya Persalinan Semu
Kontraksi Uterus Kontraksi Uterus
 Selalu ada  Tidak selalu ada
 Durasi jarang > 60 detik  Bisa berlangsung 3 – 4 menit
 Irama teratur  Tidak teratur
 Diiringi dengan pengerasan  Kadang disertai sakit kadang tidak
abdomen, ketidaknyamanan atau nyeri
 Sering disertai nyeri punggung  Tidak disertai nyeri pinggang

Serviks Serviks
 Servik  Serviks tidak m
s akan memendek  Tidak ada pen
 Servik  Membran tida
s akan membuka secara progresif
 Memb  Tidak ada bloo
ran terasa tegang selama satu
kontraksi
 Perdar
ahan ada menyertai show

Tanda dan gejala kala dua persalinan:


1. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
2. Ibu merasa makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vagina
3. Perineum terlihat menonjol
4. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
5. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

Tabel 2: Daiagnosa kala dan fase persalinan

Tanda dan Gejala


Kala Fase
Serviks belum berdilatasi Persalinan palsu -
atau belum inpartu

Serviks berdilatasi < 4 cm I Laten

Serviks berdilatasi 4 – 9 cm I Aktif


 Kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih perjam
 Penurunan kepala mulai

Busyra Hanim, S.ST


Hand Out 1

Serviks membuka lengkap ( 10 cm ) II Awal


 Penurunan kepala berlanjut (non ekspulsif )
 Belum ada keinginan untuk meneran

Serviks membuka lengkap (10 cm) II Akhir


 Bagian terbawah telah mencapai dasar panggul ( ekspulsif )
 Ibu meneran

( SAB, 2002 )
KEBUTUHAN DASAR SELAMA PERSALINAN
Kebutuhan dasar selama persalinan:
1. Perawatan tubuh dan fisik : BAB, BAK, kebersihan, nutrisi
2. Pengakuan keberadaannya sebagai manusia : pengaturan posisi dan
gerakan
3. Pengurangan rasa nyeri : latihan relaksasi, sentuhan, pengobatan, latihan
pernapasan.
4. Penerimaan terhadap perilaku dan tingkah lakunya
5. Informasi dan jaminan hasil yang aman.

TANDA-TANDA BAHAYA KALA I PERSALINAN

TINDAKAN TANPA
TEMUAN TINDAKAN DENGAN
PARAMETER DOKTER
ABNORMAL DOKTER
Tekanan Darah > 140/90 mm Hg Rujuk ibu dengan Konsultasi dengan
dengan dengan membaringkan ibu sebelah dokter
sedikitnya satu kiri sambil infuse terpasang
tanda/gejala
preeklampsia

Temperatur > 380C Kompres, hidrasi dan rujuk Konsultasi dengan


dokter dan hidrasi

Nadi > 100x/i Hidrasi dan rujuk Konsultasi dengan


dokter dan hidrasi

DJJ < 100 atau > 180x/i Hidrasi, ganti posisi ibu Tindakan sama jika
Bila DJJ normal, lanjutkan tidak ada dokter,
pemantauan dengan partograf periksa kontraksi.
Bila DJJ tidak normal, rujuk Jika mendapat oksitosin
dengan posisi miring kiri drip, hentikan aliran.

Kontraksi < 3 x dalam 10 menit Ambukasi, perubahan posisi, Tindakan sama seperti
durasi 40 detik, kosongkan kandung kemih, tanpa dokter
kekuatan lemah simulasi putting, beri makan
dan minum
Jika partograf melewati garis
waspada, rujuk ibu segera

Serviks Partograf melewati Hidrasi dan rujuk Panggil dokter dan


garis waspada pada hidrasi
fase aktif

Cairan amnion Mekonium Tetap monitor DJJ, antisipasi Kolaborasi dengan


menghisap lendir saat lahir dokter
Hidrasi, rujuk dengan ibu
Darah berbaring pada sisi kiri
Rujuk setelah memberikan

Busyra Hanim, S.ST


Hand Out 1

antibiotik
Bau
Urin Volume sedikit dan Hidrasi Tindakan sama
pekat Jika tidak ada kemajuan dalam 4
jam, periksa, lakukan
penatalaksanaan secara tepat
(hidrasi, kateterisasi)

Busyra Hanim, S.ST

Anda mungkin juga menyukai