Materi
1. Pengertian Persalinan
Persalinan = partus = labor
1. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat
hidup di dunia luar rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
2. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir.
3. Delivery adalah momentum kelahiran janin sejak kala II (akhir kala I)
Hellen Farrer (2001) menerangkan sebab-sebab mulainya persalinan dalam 4 faktor, yaitu:
a. Perubahan kadar hormone
Kadar progesterone menurun pada 1-2 mg sebelum persalinan, hal ini
berhubungan dengan degenerasi plasenta sehingga relaksasi uterus menurun.
Saat ini juga estrogen mencapai kadar optimum yang menimbulkan terbentuknya
oksitonin dalam sel-sel otot uterus yang menentang aksi diam dari progestron.
Prostaglandin meningkat yang dirangsang oleh perubahan pada desidua serta pada
selaput yang menyebabkan uterus berkontraksi.
Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sehingga ekspulsi
fetus tidak terjadi. Sedangkan estrogen dapat meningkatkan kontraksi uterus
karena estrogen meningkatakan jumlah taut celah (gap junction) antar sel-sel otot
polos uterus yang berdekatan. Dalam kehamilan Estrogen dan progesteron di
ekresikan dalam jumlah yang secara progesif terus meningkat dari bulan kebulan.
Tetapi mulai bulan ke 7 dan seterusnya estrogen terus meningkat tetapi
progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu diduga
bahwa rasio estrogen dan progesteron yang menyebabkan terjadinya persalinan.
Oksitosin merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh neuro hipofisis
(Hipifisis posterior) yang dapat menyebabkan kontraksi uterus. Yaitu dimana
terjadi :
Otot-otot uterus meningkatkan resptor-reseptor oksitosin dan meningkatkan
responnya terhadap oksitosin
Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofisis meningkat pada waktu persalinan
Regangan serviks atau iritasi serviks pada waktu pesalinan dapat menyebabkan
reflek neurogenik yang mengakibatkan neurohipofisis meningkatkan sekresi
oksitosinnya.
Kelenjar hipofisis pada fetus juga mensekresikan oksitosin yang jumlahnya
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Kelenjar
adrenal fetus menghasilkan kortisol yang mungkin merupakan stimulan uetrus.
Membran fetus menghasilkan prostaglandin yang tinggi pada waktu persalinan,
Prostaglandin dapat meningkatkan intensitas kontasksi uterus.
1. Estrogen
- Meningkatkan sensitivitas otot rahim
- Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, prostaglandin dan rangsangan mekanis.
2. Progesteron
- Menurunkan sensitivitas otot rahim
- Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti angsangan
oksitosin, prostaglandin dan mekanis.
- Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
b. Distensi uterus
Serabut otot rahim yang teregang sampai batas kemampuannya akan bereaksi
dengan mengadakan kontraksi
Sirkulasi uterolasenter terganggu sehingga menimbulkan ischemia miometrium
dan plasenta mengalami degenerasi.
c. Tekanan janin
Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhannya di dalam uteus, ia akan
menyebabkan:
Peningkatan tekanan dan ketegangan pada dinding uterus
Stimulasi pada dinding uterus yang tegang tersebut sehingga menimbulkan
kontraksi
Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus Frankenhauser yang terletak di
belakang serviks sehingga membangkitkan kontraksi.
d. Faktor-faktor lain
Penurunan tekanan intra uterin secara mencacak ketika selaput amnion pecah
Gangguan emosional yang kuat (lewat rantai korteks-hipotalamus-hypofise) dapat
menyebabkan pelepasan oksitosin.
b. Kala II
Kala Pengeluaran ≈
Dimulai dari pembukaan serviks lengkap dan berakhir dengan kelahiran
bayi
2 jam pada primipara dan 1 jam pada multipara.
Menurut Friedman lamanya kala II rata-rata 1 jam untuk wanita primigravida dan 15
menit untuk multipara dan sudah dianggap abnormal jika kala dua berlangsung lebih
dari 2 jam bagi primigravida dan 1 jam bagi multipara.
c. Kala III
≈ Kala Uri / Plasenta ≈
Dimulai setelah selesainya kelahiran bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
Berlangsung selama 15 menit.
d. Kala IV
≈ Kala Pengawasan ≈
Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
5. Tanda-tanda persalinan
Awal Persalinan
Pra Persalinan ialah satu istilah yang diberikan kepada minggu terakhir dari kehamilan
dimana terjadi sejumlah perubahan.
a. Lightening (Peringanan)
2 – 3 minggu sebelum persalinan, SBR (Segmen Bawah Rahim) dari uterus akan
meregang dan membiarkan kepala janin turun lebih jauh ke bawah, presentasi
tersebut bisa saja turun dan mengunci (engaged). Fundus tidak lagi mendesak paru-
paru, pernapasan menjadi lebih lega, jantung dan perut dapat berfungsi lebih mudah
dan wanita tersebut mengalami kelegaan yang disebut peringanan.
Symphisis pubis akan melebar dan dasar panggul menjadi lebih rileks dan
melembut yang memungkinkan uterus turun lebih jauh kedalam panggul.
Pada Primigravida, otot abdominal berada dalam tonus baik, sehingga dapat
memegang uterus dalam posisi tegak membantu mengunci kepala janin. Peristiwa
ini terjadi 3 – 4 minggu sebelum proses persalinan dimulai. (34 minggu)
Pada multigravida otot abdomen cenderung lebih rileks dank arena itu abdomen
menjadi sedikit berayun sehingga kepala janin mungkin tidak akan mengunci, baru
terjadi setelah proses persalinan dimulai.
Inpartu
Tanda dan gejala inpartu, termasuk:
5. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (minimal
frekuensi 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik )
6. Penipisan dan pembukaan serviks
7. Keluarnya lender bercampur darah (show) melalui vagina.
Ad 1. His / Kontraksi
His atau kontraksi uterus yang terjadi secara teratur dan menimbulkan ketidaknyamanan serta
kadang nyeri, merupakan tanda persalinan yang sebenarnya kalau his tersebut berlanjut terus
dan semakin meningkat frekuensinya.
His dapat dirasakan oleh pemeriksa ketika uterus menjadi keras dan tegang. Pasien mungkin
mengeluhkan terganggu yang dimulai dari bagian punggung dan kemudian menjalar ke
abdomen bawah. (HF, 2001)
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang, sedangkan ukuran melintang
dan muka belakang berkurang sehingga otot-otot memanjang diregang dan menarik pada
SBR dan serviks, sehingga serviks:
Tertarik dan mendatar ( effacement )
Menipis dan membuka ( dilatasi )
Ad. 3 Show
Diartikan sebagai keadaan terlihatnya mucus atau lendir. Mukus tersebut memiliki
konsistensi lebih kental dan sulit dibersihkan dengan mengusap. Mucus berasal dari serviks
dan selama kehamilan berfungsi sebagai sumbat pelindung ( operculum, mucus plug ).
Kemunculannya menunjukkan bahwa serviks sudah mulai berdilatasi. Sejumlah kecil darah
dapat menyertai mucus. Darah ini berasal dari rupture pembuluh darah kapiler yang halus
didalam serviks dan dari desidua yang ada di bawah korion ( ketika desisua terangkat dari
dinding uterus bagian bawah uterus mulai meregang ) (HF, 2001)
Serviks Serviks
Servik Serviks tidak m
s akan memendek Tidak ada pen
Servik Membran tida
s akan membuka secara progresif
Memb Tidak ada bloo
ran terasa tegang selama satu
kontraksi
Perdar
ahan ada menyertai show
( SAB, 2002 )
KEBUTUHAN DASAR SELAMA PERSALINAN
Kebutuhan dasar selama persalinan:
1. Perawatan tubuh dan fisik : BAB, BAK, kebersihan, nutrisi
2. Pengakuan keberadaannya sebagai manusia : pengaturan posisi dan
gerakan
3. Pengurangan rasa nyeri : latihan relaksasi, sentuhan, pengobatan, latihan
pernapasan.
4. Penerimaan terhadap perilaku dan tingkah lakunya
5. Informasi dan jaminan hasil yang aman.
TINDAKAN TANPA
TEMUAN TINDAKAN DENGAN
PARAMETER DOKTER
ABNORMAL DOKTER
Tekanan Darah > 140/90 mm Hg Rujuk ibu dengan Konsultasi dengan
dengan dengan membaringkan ibu sebelah dokter
sedikitnya satu kiri sambil infuse terpasang
tanda/gejala
preeklampsia
DJJ < 100 atau > 180x/i Hidrasi, ganti posisi ibu Tindakan sama jika
Bila DJJ normal, lanjutkan tidak ada dokter,
pemantauan dengan partograf periksa kontraksi.
Bila DJJ tidak normal, rujuk Jika mendapat oksitosin
dengan posisi miring kiri drip, hentikan aliran.
Kontraksi < 3 x dalam 10 menit Ambukasi, perubahan posisi, Tindakan sama seperti
durasi 40 detik, kosongkan kandung kemih, tanpa dokter
kekuatan lemah simulasi putting, beri makan
dan minum
Jika partograf melewati garis
waspada, rujuk ibu segera
antibiotik
Bau
Urin Volume sedikit dan Hidrasi Tindakan sama
pekat Jika tidak ada kemajuan dalam 4
jam, periksa, lakukan
penatalaksanaan secara tepat
(hidrasi, kateterisasi)