Anda di halaman 1dari 44

KENALI ANEMIA

PADA BAYI DAN ANAK


dr. Rince Restiviona, Mked(Ped), Sp.A, CIMI
Keadaan yang ditandai dengan volume sel
darah merah/ kadar Hb yang rendah
dibandingkan dengan angka normalnya
sesuai usia tertentu

Anemia gizi dapat mengakibatkan:


- Kematian janin di dalam
kandungan
- Abortus
- Cacat bawaan
- Berat badan lahir rendah (BBLR)
- Abruptio plasenta
- Cadangan zat besi yang berkurang
pada bayi atau bayi dilahirkan
sudah dalam keadaan anemia.
• Anemia balita 12–59 bulan (Hb < 11,0 g/dL)
• Anak sekolah usia 6–12 tahun (Hb <12,0 g/dL)
• Ibu hamil (Hb < 11,0 g/dL)
• Laki-laki usia ≥15 (Hb <13,0 g/dL) dan wanita
usia subur 15–49 tahun (Hb <12,0 g/dL)

Kemenkes RI, 2013


SSP rasa pusing,
sakit kepala, ggn
keseimbangan,
rasa kesemutan,
Pe↓an kesadaran
Sistem imun
↓  rentan Jantung &
P.darah 
infeksi hipotensi
postural, HR ↑,
gagal jantung

Bahaya
Kuku & kulit
 kulit pucat, anemia Pernafasan
kuku rapuh  Sesak nafas

Otot
lemah, lelah, Pencernaan 
letih, lesu , Mual - muntah
kram otot
ANEMIA PADA BAYI
Semua bayi mengalami penurunan
kadar Hb setelah lahir

BBL mengalami transisi dari kondisi relative


hipoksia dalam kandungan menjadi hiperoksia
pada saat lahir.

Oksigenisasi jaringan yang lebih baik ini akan


menghentikan produksi eritropoetin (EPO) dan
proses eritropoesis.

Lahir  Hb 14-20 g/dL (rerata 17 ANEMIA


g/dL) FISIOLOGIS
1 minggu pasca lahir  Hb↓ mencapai titik terendah
(10-11 g/dL) pada usia 6-10 minggu dan berlangsung
hingga usia 1 tahun.
DIAGNOSIS
• Anamnesis :
- Riwayat perdarahan vagina dari ibu pada trisemester ketiga
- Riwayat ibu minum obat-obatan selama kehamilan (aspirin,
phenytoin)
- Riwayat kehamilan dan kelahiran sebelumnya dimana bayi
mengalami kelainan pendarahan
- Riwayat ibu menglamiinfeksi selama kehamilan
- Riwayat kelahiran: cara kelahiran, kesulitan saat melahirkan, trauma
kelahiran, manipulasi saat melahirkan, dilakukan amniosintesis
• Pemeriksaan fisik:
- Perdarahan akut: syok, sianosis, perfusi jelek dan asidosis
- Perdarahan kronis: didapatkan tanda-tanda kompensasi dan pucat,
dapat juga menunjukkan gejala gagal jantung.
- Hemolisis: pucat, ikterus dan hepatosplenomegali
• Laboratorium :
- Darah tepi lengkap
- Hitung retikulosit: meningkat pada perdarahan kronis dan
hemolitik, menurun pada infeksi dan kelainan produksi se darah
merah
- Hapusan darah tepi Apusan darah tepi penting untuk menilai
morfologi sel darah merah dan konfirmasi jumlah serta morfologi
trombosit.
- Coombs test dan kadar bilirubin
- Pemeriksaan enzim G6PD
- Tes Apt digunakan untuk mengenyampingkan darah maternal.
- Ultrasonografi pada kepala dan abdomen
- TORCH bila diperlukan
• Solusio
Kronik Pre plasenta,
• Dapat ditoleransi plasenta
• Tanda – tanda natal previa,
kompensasi kelainan tali
• Retikulositosis, pusat
hipokrom, • Transfusi feto-
normositer maternal

Akut Pasca
Anemia persalinan
perdarahan
• Hipovolemik
• Hipoksia • Subdural
• Subarachnoid,
• Sefalhematom
• Subgaleal
• Perdarahan
intraventrikuler
Anemia Hemolitik

Non-Imun
Kelainan eritrosit didapat (Acquired RBC disorders)
Imun Infeksi kongenital (CMV,
Hemolisis alo-imun (inkompatibilitas toksoplasma, Sifilis), Sepsis
golongan darah ABO dan Rhesus), bakterial, DIC
Penyakit imunologis ibu (SLE), Drug- Aktivasi sel T (NEK, sepsis)
- Retikulosit ↑ persisten dgn/tanpa Hb↓ dan
induced (penisillin)
tanpa perdarahan
- Hb ↓ cepat tanpa retikulosit ↑ dan tanpa
perdarahan
Defek membran (sferositosis,
eliptositosis) Hemoglobinopati (thalassemia
Defisiensi enzim (glukosa-6-fosfat alfa, thalassemia gammabeta)
dehidrogenase,Kelainan Instabilitas
piruvateritrosit bawaan (Hereditary hemoglobin
RBC disorders)
kinase)
KEGAGALAN PRODUKSI SEL
DARAH MERAH

Anemia Diamond-Blackfan (pure red cell anemia) adalah suatu


sindrom yang ditandai dengan adanya kegagalan eritropoiesis
(produksi leukosit dan trombosit N), Hb berkisar 9.4 g/dl dan
disertai retikulositopenia

Kelainan sering pada BBLR dan anomaly congenital, kelainan yang


menyertai adalah short stature, selain itu dapat ditemukan juga
kelainan seperti mikrosefali, palatoschisis, kelainan pada mata,
web neck, dan kelainan ibu jari.
ANEMIA PADA BAYI PREMATUR

* Kadar Hb bayi prematur saat lahir sedikit Kadar Hb yang lebih rendah disebabkan
lebih rendah >< bayi cukup bulan. pembentukan sel darah merah (SDM)
* Anemia terjadi lebih cepat dan lebih pada bayi prematur terjadi pada kadar
progresif  kadar Hb (7-8 g/dL) pada usia 4 O2 yang lebih rendah dibandingkan bayi
– 8 minggu dan berlangsung lebih lama. cukup bulan.

kadar Hb terendah (usia 4-10 minggu), yaitu


ABP berbanding terbalik
Hb 8-10 g/dL jika dilahirkan dengan berat
dengan masa gestasi dan
lahir 1200-1400 g, atau Hb 6-9 g/dL jika
berat lahir
dilahirkan dengan berat lahir < 1200 g

- Produksi sel darah merah yang tidak adekuat


untuk pertumbuhan bayi kurang bulan
- Usia SDM yang lebih pendek
- Kehilangan darah
- Defisiensi vitaminE, B12, dan asam folat.
TATALAKSANA

Tranfusi :
• Bila distres nafas (+) atau CHD
dengan Hct > 40%.
• Bayi yang sehat /asimtomatik, kondisi
anemia ringan terkoreksi dengan
pemberian zat besi yang adekuat.

• Pada inkompatibilitas Rh berat yang


sudah terdeteksi in utero  dapat
dilakukan transfusi darah intra uterin
(intraperitoneal atau intravaskular).
Tindakan ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya anemia yang berat dan
hidrops fetalis
Prevalensi anemia
di Asia IQ anak anemia
pada anak pra
sekolah (0–5 th) di Tenggara lebih rendah
seluruh dunia 47,7% (65,5%), dan 11,34 poin dari
dari anak yang tidak
total populasi yang
di Indonesia
menderita anemia. (44,5%) anemia.
Faktor penyebab anak anemia
• Kelainan genetik (thalasemia
dan anemia sel sabit)
• Kekurangan gizi atau nutrisi
tertentu, (kekurangan zat besi,
asam folat dan vitamin B12).
• Penyakit tertentu (penyakit
autoimun, gangguan sumsum
tulang, anemia hemolitik,
hipotiroidisme, dan gagal ginjal)
• Infeksi kronis (TBC, cacingan)
• Efek samping obat-obatan atau
paparan bahan kimia tertentu.
• Cedera atau luka berat.
• Kanker, seperti kanker darah
(leukemia)
Anak dengan anemia terkadang
tanpa gejala/disertai gejala:
• Sering terlihat lemas atau lelah.
• Kurang mau bermain atau berinteraksi
dengan orang di sekitarnya.
• Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
• Mata menguning.
• Sering mengeluh sakit kepala, pusing, atau
nyeri di tulang atau bagian tubuh tertentu.
• Jantung berdebar.
• Sesak napas.
• Sering terkena infeksi.
• Luka yang sulit sembuh.

 Kesulitan belajar atau sulit


berkonsentrasi di kelas
Skrining anemia pada anak
The Commitee on Nurition of the American
Academy of Pediatrics
• Dilakukan 1 kali antara usia 9-12 bulan dan
diulang kembali setelah 6 bulan
• Pada bayi prematur, dimulai sejak usia 6-9 bulan.
• ADB yang terjadi pada fase kritis pertumbuhan
dan perkembangan otak menimbulkan kelainan
permanen.
The American Academy of Pediatrics (AAP) dan WHO

• Merekomendasikan skrening anemia pada umur satu tahun


• AAP merekomendasikan skrening anemia pada bayi dengan
faktor risiko seperti gangguan pada makan, gangguan
pertumbuhan dan kurangnya asupan zat besi.
• Kandungan Febesi berbanding dengan berat badan bayi,
sehingga bayi lahir prematur memiliki kandungan besi yang
sedikit (Paulí et al., 2014) oleh karena itu diperlukan
pemantauan kadar zat besi selama kehamilan dan
penundaan penjepitan pusat diperlukan untuk menambah
kadar Hb pada bayi.
ANEMIA NUTRISIONAL
Penyebab utama anemia nutrisional
1. Konsumsi & absorbsi Fe yang rendah
2. Pola makan yang tidak adekuat
3. Jenis MP ASI yang diberikan berupa bubur tepung beras, bubur tepung susu, pisang dan
susu formula, makanan tersebut merupakan sumber zat besi non heme , yang lebih sulit
diabsorbsi oleh tubuh dibandingkan zat besi heme
4. Anemia tidak hanya disebabkan defisiensi zat besi tapi juga dipengaruhi oleh defisiensi zat
gizi lain yang ikut berperan dalam metabolisme zat besi seperti; protein, vitamin A, vitamin C
dan zat gizi lainnya,
5. Zat besi susu formula hanya diserap 3% – 12% dibandingkan zat besi yang berasal dari ASI
yang diserap 50% – 70%
6. Pertumbuhan yang cepat
7. Infeksi
8. Perdarahan saluran cerna
9. Malabsorpsi
10.Ibu hamil yang mengalami anemia
11.Berat lahir rendah dan usia kelahiran kurang bulan Pola asuh, serta budaya dan cara
pandang masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak.
Pizarro dkk
* ADBpada bayi yang diberi susu sapi
Ratnadi dan Soetjiningsih
yang tidak difortifikasi dengan zat besi
* ADB pada bayi ASI (18,9%)
(20,2%)
* Bayi usia 4-6 bulan sebesar (6%)
* Bayi yang mendapat susu formula yang
* Usia 9-12 bulan (65%)
telah difortifikasi dengan zat besi
* Usia pra sekolah (55,5%)
(0,6%)
Anemia defisiensi besi
* Bayi yang mendapat ASI (4,7%)

(ADB)
Gejala : pucat, lemah dan sering
ADB menyebabkan gangguan:
sakit, pembesaran limpa
* Fungsi kognitif (visual & proses
/KGB (-).
belajar)
Lab: Hb & jumlah eritrosit↓, warna
* Perkembangan motorik
eritrosit pucat, jumlah leukosit dan
* Perkembangan mental dan perilaku
hitung jenis dan jumlah trombosit ↑.
* Gangguan psikomotor
Bayi ♂ memilki kadar Hb yang lebih rendah dibandingkan bayi ♀
karena pertambahan BB bayi ♂ cepat dibandingkan bayi ♀
akibatnya zat besi yang dimiliki lebih cepat terpakai untuk proses
pertumbuhan
Bayi baru lahir memiliki cadangan Fe yang cukup hingga
usia 6 bulan. ASI memiliki kandungan besi kurang lebih
0,35 mg/liter, pada saat usia bayi 6-12 bulank ebutuhan Fe
meningkat sehingga diperlukan tambahan Fe dari
makanan.
Tanin (teh), fitat, oksalat bersama dengan Ca merupakan
zat yang menghambat penyerapan Fe, karena akan
membentuk senyawa tidak larut dalam air yang akan
menghambat penyerapan Fe

diawali dengan terjadinya deplesi pada cadangan


besi  defisiensi besi  dan defisiensi besi.
Pencegahan

Primer Sekunder

Konseling Skrining

Suplementasi Diagnosa
Fe dini

Fortifikasi Fe
dalam makanan
Penyebab defisiensi besi menurut umur

• Cadangan fe kurang (BBLR, prematuritas, gamelli, ASI ekslusif tanpa


suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat
< 1 th
dan anemia selama kehamilan)
• Alergi protein susu sapi

• Asupan Fe kurang akibat tidak mendapat makanan


1-2 th tambahan atau minum susu murni berlebih.
• Obesitas, infeksi kronis, malabsorbsi.

• Asupan Fe kurang karena jenis makanan kurang


mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan.
2-5 th • Obesitas, infeksi kronis, perdarahan (divertikulum
Meckel / poliposis ).

* Perdarahan (cacing tambang)


5 th s/d remaja
* Menstruasi berlebihan pada remaja
puteri
Anemia deff asam folat, B12 dan vitamin A

• Anemia karena kekurangan vitamin B12 atau asam


folat, lebih jarang terjadi.
• Gejala anemia pada anak akibat kurang vitamin B12
antara lain wajah pucat, tak ada pembesaran limfa atau
kelenjar getah bening, serta lemah syaraf.
• Pada kondisi ini, penting dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut di laboratorium untuk mengetahui eritrosit dan
kadar Hb serta kadar vitamin B12 atau asam folat.
• Terapi yang digunakan adalah dengan pemberian obat
vitamin B12 atau asam folat.
Anemia karena ggn SST
• Misalnya kanker atau anemia aplastik
• Diagnosis : Bone Marrow Puncture atau aspirasi
untuk melihat kondisi sumsum tulangnya, anemia,
adanya pembesaran limpa dan kelenjar getah bening
Pada kasus patut dicurigai penyebabnya kanker. Jika
tidak terjadi pembesaran, kemungkinan itu
merupakan suatu apalstik.
• Terapi penyembuhan anemia karena kanker adalah
dengan menyembuhkan kankernya. Sedangkan
anemia karena aplastik, dapat ditangani dengan
memacu menggunakan obat-obat penumbuh sel
darah.
Anemia karena penyakit

• Inflamasi akut dan


kronik: malaria, tbc,hiv
• Infeksi parasit : Cacing
tambang
TATALAKSANA ANEMIA
• Suplementasi zat besi &
vitamin
• Antibiotik & obat cacing
• Menghentikan obat yang
menyebabkan anemia
• Transfusi darah
• Transplantasi SST
THANK YOU.......

Anda mungkin juga menyukai