Anda di halaman 1dari 34

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

PANDUAN WISATA GEOLOGI


KABUPATEN WAKATOBI

OLEH :

MELIAWATI
R1C117055

KENDARI
2019
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ……………………………….

Daftar Isi ……………………………….

Kata Pengantar ……………………………….

Bagian I :

Selamat Datang di Kabupaten Wakatobi ……….

Bagia II :

Riwayat Kabupaten Wakatobi

• Sejarah Kabupaten Wakatobi ……….

• Sejarah Geologi Kabupaten Wakatobi …

Bagian III :

Situs Wisata Geologi (Geowisata) di Kabupaten

Wakatobi ………………………………………..

Daftar Pusata ……………………………………

Biodata Penulisa ………………………………..


KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur kita panjatka kepada Tuhan yang


Maha Esa karena atas bekat dan rahmat-Nya lah kami
penulis dan membuat suatu buku yang berjudulkan
‘Panduan Wisata Geologi Kabupaten Wakatobi’.
Dalam penyusunan buku ini, tidak sedikit hambatan
yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Buku ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang maritim Indonesia menuju ekonomi
berbasis kelautan, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi,
dan berita. Buku ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga buku ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pembimbing dan pembaca, saya meminta
kritik dan saran demi kesempurnaan buku ini
Kendari , Juni 2020

Penyusun
Bagian I : Selamat dating di wakatobi

Taman Nasional Wakatobi merupakan satu dari


beragam kekayaan alam Indonesia yang tak perlu
diragukan lagi keindahannya. Lokasinya terletak di
Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Taman
nasional yang diresmikan pada tahun 1996 ini
merupakan Taman Nasional Laut (TNL) terluas kedua di
Indonesia yang menjadi habitat bagi 90% jenis karang
yang ada di dunia serta lebih dari 942 spesies ikan. Jadi,
wajar saja jika wisata Wakatobi dinobatkan sebagai salah
satu destinasi wisata bahari terbaik, tak hanya di
Indonesia tapi juga dunia.

Perlu kamu tahu, Wakatobi sendiri ternyata


merupakan singkatan dari empat gugusan pulau, yaitu
Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Pusat
kota dan pemerintahan daerah ini berada di Kota Wangi-
wangi. Bagaimana, langsung ingin mengunjungi
Wakatobi? Sebelumnya, baca dulu panduan wisata
Wakatobi ala IVACANZA, agar travelingmu ke
Wakatobi bisa dipersiapkan dulu secara matang.

Bagian II : Riwayat Kabupaten Wakatobi

 Sejarah kabupaten

Sebelum menjadi daerah otonom wilayah


Kabupaten Wakatobi lebih dikenal sebagai Kepulauan
Tukang Besi. Pada masa sebelum kemerdekaan
Wakatobi berada di bawah kekuasaan Kesultanan Buton.
Setelah Indonesia Merdeka dan Sulawesi Tenggara
berdiri sendiri sebagai satu provinsi, wilayah Wakatobi
hanya berstatus beberapa kecamatan dalam wilayah
pemerintahan Kabupaten Buton. Selanjutnya sejak
tanggal 18 Desember 2003 Wakatobi  resmi ditetapkan
sebagai salah satu kabupaten pemekaran di Sulawesi
Tenggara yang terbentuk berdasarkan Undang – Undang 
Nomor  29 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten
Bombana, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Kolaka
Utara. 
Saat pertama kali terbentuk Wakatobi hanya
terdiri dari lima kecamatan yaitu Kecamatan Wangi-
Wangi, Kecamatan Wangi Selatan, Kecamatan
Kaledupa, Kecamatan Tomia dan Kecamatan Binongko.
Pada tahun 2005 melalui Peraturan Daerah Kabupaten
Wakatobi Nomor 19 Tahun 2005 dibentuk Kecamatan
Kaledupa Selatan dan melalui Peraturan Daerah
Kabupaten Wakatobi Nomor 20 Tahun 2005 dibentuk
Kecamatan Tomia Timur. Selanjutnya pada tahun 2007
melalui Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor 
41 Tahun 2007 dibentuk Kecamatan Togo Binongko
sehingga jumlah kecamatan di Kabupaten Wakatobi
menjadi 8 kecamatan yang terbagi menjadi 100 desa dan
kelurahan (25 kelurahan dan 75 desa).
Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten
Wakatobi sebagai daerah otonom secara resmi ditandai
dengan pelantikan Syarifudin Safaa, SH, MM sebagai
pejabat Bupati Wakatobi pada tanggal 19 Januari 2004
sampai dengan tanggal 19 Januari 2006. Kemudian
dilanjutkan oleh H. LM. Mahufi Madra, SH, MH
sebagai  pejabat bupati selanjutnya  sejak tanggal 19
Januari 2006 sampai dengan tanggal 28 Juni 2006.
Kemudian berdasarkan hasil pemilihan kepala
daerah secara langsung maka pada tanggal 28 Juni 2006
Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi yang terpilih yaitu Ir.
Hugua dan Ediarto Rusmin, BAE dilantik oleh Gubernur
Sulawesi Tenggara Ali Mazi, SH atas nama Menteri
Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 132.74-314 tanggal 13 Juni 2006
tentang pengesahan pengangkatan Bupati Wakatobi Ir.
Hugua dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri 
Nomor : 132.74-315 tanggal 13 Juni 2006 tentang
pengesahan pengangkatan Wakil Bupati Wakatobi
Ediarto Rusmin, BAE untuk masa bhakti 2006-2011.
Saat ini kepemimpinan daerah di Kabupaten
Wakatobi dijabat oleh pasangan bupati dan wakil bupati
Ir. Hugua dan H. Arhawi, SE sejak dilantik oleh
Gubernur Sulawesi Tenggara H. Nur Alam, SE pada
tanggal 28 Juni 2011 atas nama Menteri Dalam Negeri
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor: 132.74-403, tanggal 30 Mei 2011 tentang
pengesahan pengangkatan Bupati Wakatobi Ir. Hugua
dan Wakil Bupati Wakatobi H. Arhawi, SE untuk masa
bhakti 2011-2016.

 Sejarah geologi kabupaten geologi

Letak geografis,  Kabupaten Wakatobi berada


dalam gugusan pulau-pulau di jazirah Tenggara
Kepulauan Sulawesi Tenggara, tepatnya di sebelah
Tenggara Pulau Buton. Secara astronomis terletak pada
bagian selatan garis khatulistiwa, membentang dari Utara
ke Selatan pada posisi garis lintang 5º12’ –6º25’ Lintang
Selatan (sepanjang kurang lebih 160 km) dan garis bujur
123º20’ – 124º39’ Bujur  Timur (sepanjang kurang lebih
120 km),
 
Posisi Geostrategis, 
Kabupaten Wakatobi terletak pada posisi sangat
strategis karena: (1) Perairan laut Kabupaten Wakatobi
dilalui oleh jalur pelayaran kawasan Timur dan Barat
Indonesia; (2) Ditinjau dari sisi bioregion, letak
geografis Kabupaten Wakatobi sangat penting karena
berada pada kawasan yang sangat potensial yakni diapit
oleh Laut Banda dan Laut Flores yang memiliki potensi
sumberdaya keragaman hayati kelautan dan perikanan
yang cukup besar; dan (3) Kabupaten Wakatobi berada
pada Pusat Kawasan Segi Tiga Karang Dunia (Coral
Tri-angle Center) yang meliputi 6 (enam) negara, yakni
Indonesia, Malaysia, Philipines, Papua New Guine,
Solomon Island, dan Timor Leste.
Batas Administrasi Daerah
Wilayah Kabupaten Wakatobi diapit oleh
perairan laut Buton, laut Banda dan laut Flores. Dengan
demikian, maka batas-batas administratif daerah
Kabupaten Wakatobi berada pada wilayah perairan laut,
sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah
perairan laut Kabupaten Buton dan Buton Utara
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores
d. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah
perairan laut Kabupaten Buton.

Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Wakatobi adalah sekitar
18.377 km², terdiri dari daratan  seluas ± 823 km²  atau 
hanya  sebesar  3%,  dan luas perairan ± 17.554 km2 atau
sebesar 97 % dari luas Kabupaten Wakatobi adalah
perairan laut. Secara administratif Kabupaten Wakatobi
terdiri dari 8 wilayah kecamatan, 75 desa dan 25
kelurahan. Wilayah kecamatan terluas adalah kecamatan
Wangi-Wangi dengan luas 241 km² (29,40%) yang
sekaligus merupakan wilayah ibokota Kabupaten,
sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling kecil
adalah kecamatan Kaledupa, yaitu seluas 45,50 km²
(5,53%), selengkapnya disajikan pada Tabel 1  sebagai
berikut :
Tabel 1.   Luas Wilayah Daratan Kabupaten Wakatobi
Menurut Wilayah Administrasi Kecamatan, Tahun 2011.
 
Jumla Jumah Luas
No Kecamat Prosenta
h Kelurah Daratan (k
. an se (%)
Desa an m²)
Wangi-
1. 14 6 241,98
Wangi   29,40
Wangi-
2. Wangi 18 3 206,02
Selatan   25,03
3. Kaledupa 12 4   45,50     5,53
Kaledupa
4. 10 -   58,50
Selatan     7,11
5. Tomia 8 2   47.10     5,72
Tomia
6 5 4   67,90
Timur     8,25
7 Binongko 5 4   93,10    11,31
8 Togo 3 2    62,90      7,64
Binongko
Total 75 25 823,00 100,00
Sumber : Kabupaten Wakatobi Dalam Angka, 2011

Topografi
Kepulauan Wakatobi merupakan gugusan pulau-
pulau karang yang sebagian besar (70%) memiliki
topografi landai, terutama dibagian selatan pulau Wangi-
Wangi, bagian utara dan selatan pulau Kaledupa, bagian
Barat dan Timur pulau Tomia, serta wilayah bagian
selatan pulau Binongko, dengan ketinggian tempat
berkisar antara 3 – 20 meter diatas permukaan laut.
Sedangkan bentuk topografi perbukitan, berada di
tengah-tengah pulau dengan ketinggian berkisar antara
20-350 m dpl.
Selain bentangan pulau-pulau kecil, relief dan
topografi, di Kabupaten Wakatobi juga membentang
Gunung Tindoi di Pulau Wangi-Wangi, Gunung Pangilia
di Pulau Kaledupa, Gunung Patua di Pulau Tomia dan
Gunung Watiu’a di Pulau Binongko. Pada puncak
gunung di empat pulau besar tersebut, terdapat situs
peninggalan sejarah berupa benteng dan makam yang
sangat erat kaitannya dengan penyebaran agama Islam di
Kabupaten Wakatobi maupun sejarah perkembangan
kejayaan Kesultanan Buton, Tidore, dan Ternate.  Situs
sejarah dimaksud ialah Benteng Liya, Benteng Tindoi,
Benteng Patu’a, dan Benteng Suosuo serta peninggalan
benda-benda purbakala lainnya. Kesemuanya merupakan
aset daerah yang sangat berharga, terutama dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai obyek
wisata budaya, baik nasional maupun internasional.
Hidrologi dan Geologi
Secara umum di Kabupaten Wakatobi tidak
terdapat sungai yang mengalir sepanjang tahun. Sumber
mata air umumnya berasal dari air tanah (ground water)
dari wilayah perbukitan dan gua-gua karst yang oleh
penduduk setempat disebut “Tofa/Loba/Lia”. Daerah
Aliran Sungai (DAS) seperti DAS Posalu, Banduha-
nduha, dan Waginopo di Kecamatan Wangi-Wangi
mempunyai peranan penting pada ketersediaan air tanah.
Dalam konteks ini, peranan vegetasi terutama hutan
sangat penting dalam konservasi air tanah.  Permukaan
air terutama pada gua-gua karst dan sumur penduduk
banyak dipengaruhi oleh naik turunnya muka air laut,
memberikan indikasi tentang pentingnya perlindungan
daerah pantai dari pengaruh abrasi.
Berdasarkan peta geologi Lembar Kepulauan
Tukang Besi Sulawesi Tenggara skala 1 : 25.000 tahun
1994 menunjukkan bahwa secara umum formasi geologi
Wakatobi dikelompokkan dalam formasi geologi Qpl
dengan jenis bahan induk batu gamping koral. Jenis
tanah yang tersebar pada beberapa tempat di empat pulau
Kabupaten Wakatobi ialah jenis organisol, alluvial,
grumosol, mediteran, latosol, serta didominasi oleh
podsolik.  Formasi geologi batuan daratan dengan bahan
induk batu gamping jenis koral dan dominasi tanah
podsolik, secara umum mengindikasikan kesuburan
tanah yang rendah akibat pH dan bahan organik rendah.
Terkait hal tersebut, pemerintah daerah akan
mencanangkan program pertanian terpadu yang berbasis
ekologi (integrated ecofarming).
Iklim dan Musim
Menurut klasifikasi Schmidt-Fergusson, iklim di
Kepulauan Wakatobi termasuk tipe C, dengan dua
musim yaitu musim kemarau (musim timur: April–
Agustus) dan musim hujan (musim barat: September–
April).  Musim angin barat berlangsung dari bulan
Desember sampai dengan Maret yang ditandai dengan
sering terjadi hujan.  Musim angin timur berlangsung
bulan Juni sampai dengan September. Peralihan musim
yang biasa disebut musim pancaroba terjadi pada bulan
Oktober-November dan bulan April-Mei.
Berdasarkan pencatatan dari Stasiun Meteorologi
Kls III Betoambari, curah hujan di Kepulauan Wakatobi
10 tahun terakhir berkisar antara 0,4-288,2 mm (Gambar
5), curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember
dengan rata-rata mencapai 19,51 mm (Gambar 6).
Jumlah hari hujan mengikuti pola jumlah curah hujan
dengan kisaran antara 1-19 hari hujan. Suhu udara
maksimum berkisar 31,5-34,40C dan suhu udara
minimum berkisar pada 22,3-24,90C, dengan kisaran
suhu rata-rata antara 23,7-32,40C. Kelembaban udara
antara 71-86%

Bagian III: Situs wisata geologi kabupaten wakatobi

1. Menyelami Nirwana Bawah Laut Tomia dan


Onemohute

Image credit: @kakabantrip

Aktivitas utama saat mengunjungi Wakatobi tidak


lain adalah menyelami keindahan bawah lautnya yang
spektakuler. Hampir seluruh wilayah perairan Wakatobi
bisa kamu jadikan tempat menyelam maupun snorkeling,
namun yang paling populer adalah Onemohute di
Wangi-Wangi dan Roma (Roma’s Reef) di Tomia.
Imagecredit: @kakabantrip, @wakatobisme, @ryanica, 
@katekimball (searah jarum jam dari kiri atas)

Roma’s Reef merupakan salah satu nama gugusan


karang yang terkenal paling ‘sibuk’ dibanding dengan
karang lainnya. Berada pada kedalaman 15 sampai 25
meter, kamu bisa menyaksikan warna warni terumbu
karang serta barisan ikan yang berenang secara teratur
dan hewan-hewan laut indah lainnya. Spot ini juga aman
untuk kamu yang baru belajar diving. Lokasi diving lain
yang menarik di Tomia adalah Cornucopia dan Coral
Garden.
Image credit: @ganiamir

Jangan khawatir jika kamu belum bisa


menyelam, pemandangan alam di atas perairan pun tidak
kalah eloknya. Kamu bisa sekedar snorkeling ataupun
bercengkrama dengan beberapa lumba-lumba yang kerap
muncul di atas permukaan.Salah satu tempat terbaik
untuk melihat lumba-lumba adalah di Pelabuhan Mola
Raya yang dapat dicapai dalam waktu 20 menit dengan
perahu sewaan dari Kota Wanci, Wangi-Wangi.

2. Menikmati Ketenangan di Pantai Pulau Hoga

Image credit: @wakatobi_resort
Destinasi wisata pantai memang sudah jadi hal yang
biasa khususnya di kawasan Indonesia Timur, seperti
pantai di Pulau Hoga ini. Pasir putihnya yang lembut dan
beningnya air pantai akan membuat kamu lupa waktu.
Pulau Hoga cenderung lebih tenang jika dibandingkan
dengan pulau utama lainnya di Wakatobi. Lokasinya
yang hanya dipisahkan oleh selat kecil dengan Pulau
Kaledupa menambah keunukan dari pantai yang satu ini.

Image credit: 
@travisburkephotography (kiri), @capterku (kanan)

Kamu bisa mencoba untuk bermalam di Hoga


Dive Resort dan merasakan sensasi pantai yang seolah
milikmu sendiri. Satu hal yang perlu diketahui yaitu,
listrik di sini hanya tersedia mulai pukul 18.00 hingga
00.00 WIT. Tetapi, apalah artinya listrik jika
dibandingkan dengan pemandangan pantai Pulau Hoga,
bukan? Karena bebas dari polusi cahaya, maka Pulau
Hoga juga bisa jadi tempat stargazing yang
menakjubkan lho. Dijamin kamu akan susah move
on dari pemandangan yang ada di sini

3. Beramah Tamah dengan Suku Bajo (Sea Gypsies)


Sambil Berburu Oleh-oleh di Desa Pajam, Pulau
Kaledupa

Image credit: @cumilebaycom

Penduduk lokal Wakatobi sudah terkenal dengan


keramahannya. Di bagian pesisir pantai Pulau Kaledupa,
kamu bisa menemui perkampungan Bajo Sampela. Suku
Bajo pada dasarnya tersebar di beberapa tempat di
Wakatobi, contohnya Suku Bajo Mola yang ada di
Wangi-Wangi. Suku Bajo atau yang dikenal dengan sea
gypsies menurut sejarah merupakan suku pengembara
laut tertua yang ada di Wakatobi. Tidak heran jika
pemukimannya selalu berada di wilayah pesisir pantai.

Image credit: @endyallorante

Masuk ke bagian daratan terdapat Desa Pajam


yang merupakan desa tertua di Wakatobi. Di desa ini,
kamu bisa menemui para penduduk yang memproduksi
kain tenun khas Wakatobi. Kain ini cocok untuk jadi
oleh-oleh liburanmu lho. Yang lebih unik lagi, di pulau
ini ada desa yang terletak di dalam hutan mangrove,
namanya Desa Lambo Linggae. Penasaran, kan? Jangan
lupa mampir kesini ya.

4. Puncak Kahyangan, Puncak Tomia

Image credit: @dodi2dua

Sesuai dengan namanya, destinasi wisata ini


sangat terkenal dengan keindahannya. Puncak
Kahyangan yang terletak di Pulau Tomia merupakan
sebuah bukit rumput yang menyajikan pemandangan
spektakuler Wakatobi dari ketinggian. Berjarak 30 menit
dari Usuku (Tomia Timur), tempat ini menjadi lokasi
favorit para fotografer untuk menyaksikan matahari
senja. Kamu juga bisa bermalam di area perbukitan dan
menikmati pemandangan langit berbintang Tomia yang
jauh dari polusi cahaya kota. Pada pagi hari, kamu akan
disambut oleh pemandangan matahari terbit dengan
sinarnya yang menghangatkan. Semua pengalaman
mengesankan ini bisa kamu dapatkan di Puncak
Kahyangan.

5. Goa Dengan Kolam Air Tawar Unik, Pemandian


Alam Hendaopa

Image credit: @wakatobiframe

Pemandian Alam Hendaopa terletak di Desa


Wawotimo, puncak Gunung Tomia. Pemandian ini
sangat unik karena berbentuk gua yang masuk ke dalam
tanah. Dari luar, tempat ini tampak seperti lubang biasa,
namun ternyata di dalamnya terbentuk sebuah kolam air
tawar yang jernih dan cantik. Pemandian Alam
Hendaopa masih belum banyak dikenal oleh para
wisatawan, maka tak heran bila akses ke lokasi ini pun
sangat terbatas.

6. Mandi Di Kolam Yang Bikin Enteng Jodoh, Goa


Kontamale

Image credit: @denis_lulu

Wakatobi cukup terkenal dengan wisata alam goa


serta aliran air tanah yang ada di dalamnya. Tercatat ada
sebanyak 12 goa yang tersebar di Pulau Wangi-Wangi,
Kaledupa dan Tomia. Salah satu yang populer adalah
Gua Kontamale di Wanci, Wangi-Wangi. Goa ini juga
sering disebut sebagai Goa Telaga, karena air yang
berada di bibir gua menyerupai sebuah telaga.
Ima
ge credit: @denis_lulu

Di langi-langit goa banyak dijumpai stalagnit


yang mempesona. Dengan airnya yang jernih, banyak
penduduk memanfaatkan goa ini sebagai sumber air
untuk mandi dan mencuci. Meskipun demikian, air di
goa ini tidak pernah keruh lho! Bahkan katanya mandi di
sini bisa bikin enteng jodoh, jadi buat kamu yang masih
jomblo jangan lupa mampir ke sini ya.
7. Jernihnya Danau Sombano, Danau Di Tengah
Hutan Mangrove

Image credit:@bramsakti (kiri), @sumargodenny (kanan
atas), @stevanyfw (kanan bawah)

Danau Sombano merupakan danau yang


terbentuk di kawasan Hutan Mangrove Pulau Kaledupa.
Berbagai jenis tanaman eksotis seperti anggrek dan
aneka spesies pandan bisa kamu temui di sini. Yang
tidak kalah menarik adalah penampakan udang merah di
atas perairan air payau yang bening. Kamu mungkin
akan tergoda untuk berenang, namun warga setempat
tidak menganjurkannya karena terdapat sebuah legenda
tentang buaya hitam Danau Sombano yang
dikhawatirkan akan muncul ketika kamu berenang di
sini. Meskipun tidak dianjurkan untuk berenang,
keindahan Danau Sombano tetap memukau siapapun
yang mengunjunginya kok.
8. Berkunjung Ke Pulau Seribu Penyu, Pantai Pulau
Anano

Image credit: @la_ode_khairum_mastu

Pulau yang memiliki julukan Pulau Seribu Penyu


ini merupakan pulau kecil tak berpenghuni di Wakatobi.
Dinamakan seribu penyu karena di sinilah lokasi koloni
penyu hijau dan penyu sisik untuk bertelur. Pantainya
juga sangat indah dengan pasir putih yang halus dan air
pantai yang sangat bening, jadi dijamin kamu akan betah
berlama lama di sini deh. Jangan lewatkan juga
pemandangan matahari tenggelam di Pantai Anano yang
bisa membuatmu baper ya!
9. Hip-Hip Hura Main Air Di Pantai Cemara

Ima
ge
credit: @rahmadsandy56 (kiri), @traveldaveuk (kana
n)

Pantai Cemara tergolong salah satu pantai yang


cukup moderen di Wakatobi. Lokasinya pun tidak jauh
dari pusat kota pulau Wangi-Wangi. Fasilitas umum
untuk para wisatawan juga cukup lengkap. Di sini, kamu
bisa menemukan warung makan dengan mudah untuk
sekedar mengisi perut yang lapar. Buat kamu yang
belum bisa menyelam, di sini terdapat kursus menyelam
yang siap mengajarimu lho. Selain itu, kamu juga bisa
melakukan banyak permainan air seperti banana
boat yang seru dan menyenangkan.
10. Melihat Para Pandai Besi Terbaik Nusantara Di
Pulau Binongko

Image credit: @sulis.dabomb

Seperti layaknya pulau-pulau lain di


Wakatobi, Pulau Binongko juga terkenal sebagi spot
untuk menyelam dan snorkeling. Disamping itu,
sebagian besar Desa di Pulau Binongko juga terbilang
masih tradisional. Pulau Binongko dikenal dengan
keahlian para pandai besinya yang mampu menciptakan
berbagai macam peralatan besi dan baja dengan kualitas
yang dapat diandalkan. Produk besi dan baja dari pulau
ini bahkan bisa jadi merupakan yang terbaik di Indonesia
lho. Berkat keramahan warganya, kamu juga bisa
melihat langsung proses penukangan besi dan baja di
sini! Menarik sekali, bukan?
11. Menjelajahi Hutan Sakral Masyarakat Wakatobi,
Hutan Lindung Tindoi

Image credit: @_hafiznoer_ (kiri), Wakatobi
Tourism (kanan)

Hutan Tindoi merupakan salah satu hutan


lindung yang dikeramatkan oleh warga masyarakat di
empat desa, yaitu; Desa Posalu, Desa Waginopo, Desa
Tindoi dan Desa Tindoi Timur, di Kecamatan Wangi-
Wangi. Hutan ini terletak di ketinggian 800 m dari
permukaan laut dan berjarak sekitar 10 km dari Kota
Wanci. Di sini kamu akan banyak menemukan tumbuhan
khas hutan hujan tropis yang eksotis dan menyejukkan.
Pepohonan yang besar juga menambah kesegaran
suasana hutan ini.
12. Makan-Makan Enak Di Wasabinua Resto dan
Wisata Kuliner Tradisional Wakatobi

Image credit: @catperku (kiri), @masachika_0 (kanan
atas), @dedyrahmatode (kanan bawah)

Ingin menikmati suasana makan dengan


pemandangan pantai Waaktobi yang memukau? Datang
saja ke Wasabinua Resto. Wasabinua Resto & Coffee
berada di atas pulau batu karang kecil yang unik. Menu
makanan yang ditawarkan sebagian besar merupakan
masakan seafood ala Asia yang lezat.

Tidak hanya bisa menikmati makanan dan


minuman yang enak, kamu juga akan disuguhkan oleh
pemandangan alam Wakatobi yang menakjubkan lho.
Image credit: @visitwakatobi

Jangan lewatkan pula kuliner lokal tradisional


warga Wakatobi yang bisa kamu jumpai di warung-
warung makan. Diantaranya yang wajib kamu coba
adalah kusami, parende dan laluta yang rasanya bakal
bikin kamu ketagihan!

13. Bonus: Beragam Festival Tahunan Di Wakatobi


Image
credit: @muh.rahmat92 (kiri), @kemenpar (kanan
atas), @dedyrahmatode (kanan bawah)

Minat wisatawan domestik maupun mancanegara


untuk kunjungan ke Wakatobi yang terus meningkat
membuat pemerintah aktif melakukan promosi
pariwisata melalui beragam festival tahunan. Di
antaranya yang populer adalah Wakatobi Wave Festival
yang diadakan setiap bulan November. Berpusat di Pulau
Wangi-Wangi, kamu dapat menyaksikan kekayaan
budaya khas Wakatobi melalui tarian tradisional,
makanan tradisional, permainan rakyat, musik dan
karnaval pakaian di festival yang diadakan selama satu
minggu ini.
DAFTAR PUTAKA
BIODATA PENULIS

Anda mungkin juga menyukai