Menurut sifatnya, hak asasi manusia terbagi menjadi beberapa macam. Berikut adalah
penjelasannya.
Hak Asasi Manusia (HAM) mempunyai ruang lingkup yang luas dan mencakup berbagai aspek
kehidupan. Hal-hal yang menjadi ruang lingkup HAM antara lain :
a) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
hak miliknya.
b) Setiap orang berhak atas pengakuan didepan hukum sebagai manusia pribadi dimana saja
ia berada.
c) Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman
ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
d) Setiap orang tidak boleh diganggu yang merupakan hak yang berkaitan dengan kehidupan
pribadi didalam tempat
kediamannya.
e) Setiap orang berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan komunikasi melalui
sarana elektronik tidak
boleh diganggu, kecuali atas perintah hakim atau kekuasaan lain yang sah sesuai dengan
Undang-undang.
f) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan yang
kejam, tidak manusiawi,
penghilangan paksa dan penghilangan nyawa.
h) Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditek,an disiksa, dikucilkan, diasingkan, atau dibuang
secara
sewenang-wenang.
i) Setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang damai, aman
dan tenteram. yang menghormati, melindungi dan melaksanakan sepenuhnya hak asasi
manusia dan kewajiban dasar manusia sebagaimana di atur dalam Undang-undang.
nilai utama yang terkandung dalam HAM adalah:
kebebasan: yaitu bebas menentukan pilihan sebatas tidak melanggar hak orang lain
kemerdekaan: yaitu merdeka sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sederajat, merdeka untuk
memilih, dipilih, berpendapat
perlindungan: mendapatkan perlindungan sesuai dengan haknya sebagai warga dan mendapat
keadilan di mata hukum.
Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu konstitusi harus pula
menentukan cara procedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin;
Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
Pemilihan Umum yang bebas;
Kebebasan menyatakan pendapat;
Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi;
Pendidikan Kewarganegaraan.
1. Jaminan atas pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia menurut UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, sebagai berikut.
2. Kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, tercantum pada Alinea Pertama Pembukaan UUD
1945.
3. Hak asasi manusia sebagai hak warga negara, tercantum dalam batang tubuh UUD 1945
Pasal 27, 28, 28D Ayat (3), 30, dan 31.
4. Hak asasi manusia sebagai tiap-tiap penduduk, tercantum dalam batang tubuh UUD 1945
Pasal 29 Ayat (2).
5. Hak asasi manusia sebagai hak perorangan/individu, tercantum dalam batang tubuh UUD
1945 Pasal 28A-28J.
Pengaturan HAM dalam ketetapan MPR dapat dilihat dalam TAP MPR Nomor XVII Tahun
1998 tentang Pelaksanaan dan Sikap Bangsa Indonesia terhadap HAM dan Piagam HAM
Nasional.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Hak Angket DPR
Republik Indonesia Beserta Pengajuan Menurut UU
Selain diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Tap MPR, HAM juga
diatur dalam undang-undang. Adapun undang-undang pengaturan HAM yang pernah
dikeluarkan oleh pemerintah, sebagai berikut:
1. UU Nomor 5 Tahun 1998 tentang Ratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan, Perlakuan atau
Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat.
2. UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat.
3. UU Nomor 11 Tahun 1998 tentang Amandemen terhadap UU Nomor 25 Tahun 1997 tentang
Hubungan Perburuhan.
8. UU Nomor 26 Tahun 1999 tentang Pencabutan UU Nomor 11 Tahun 1993 tentang Tindak
Pidana Subversi.
9. UU Nomor 29 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi.
Adapun pengaturan HAM dalam peraturan pemerintah dan keputusan presiden, sebagai
berikut:
2. Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 181 Tahun 1998 tentang Pendirian Komisi Nasional
Penghapusan Kekerasan Terhadap Wanita.
3. Keputusan Presiden Nomor 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi
Manusia Tahun 1998-2003, yang memuat rencana ratifikasi berbagai instrumen hak asasi
manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa serta tindak lanjutnya.
4. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi
Manusia pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, dan Pengadilan
Negeri Makassar.
5. Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi
Manusia Ad Hoc pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang diubah dengan Keputusan
Presiden Nomor 96 Tahun 2001.
6. Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan
terhadap Perempuan.
7. Keputusan Presiden No. 50 Tahun 1993 tentang Komnas HAM.
FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN HAM
A. Faktor Internal
3. Intelegensi
Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan intelegensi ini
berpengaruh dalam daya serap terhadap berbagai norma yang ada. Orang yang mempunyai
intelegensi tinggi umumnya tidak kesulitan dalam bergaul dan belajar. Sebaliknya orang yang
intelegensinya dibawah normal akan mengalami berbagai kesulitan. Akibatnya terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang salah satunya melanggar hak asasi orang lain.
4. Umur
Umur mempengaruhi pembentukan sikap dan pola tigakh laku seseorang. Biasanya, orang
dewasa lebih bisa mengendalikan emosi dan tindakannya ketimbang anak-anak. Namun,
kadang kita jumpai orang dewasa melakukan penyimpangan dan bersikap seperti anak kecil.
5. Pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun militer
Kurangnya pemahaman mengenai HAM tentu saja dapat menimbulkan terjadinya
pelanggaran HAM.
5. Pergaulan
Pola tingkah laku seseorang tidak bisa terlepas dari pola tingkah laku orang lain
disekitarnya. Dari teman bergaul tersebut, seseorang akan menerima norma yang ada dalam
masyrakat. Apabila teman bergaulnya baik, dia akan menerima konsep norma yang bersifat
positif. Namun, apabila teman bergaulnya kurang baik, seringkali ia akan mengikuti konsep-
konsep norma yang bersifat negatif. Akibatnya terjadi pola tingkah laku yag menyimpang
dan melanggar HAM.
6. Media massa
Berbagai tayangan ditelevisi tentang tindak kekerasan, film-film yang berbau pornografi,
serta sinetron yang berisi kehidupan bebas dapat mempengaruhi perkembangan perilaku
indvidu. Seseorang yang belum mempunyai konsep yang benar, seringkali menerima mentah-
mentah semua tayangan tersebut. Penerimaan tayangan-tayangan negatif yang ditiru dapat
mengakibatkan pelanggaran HAM.
Hak Asasi Manusia ( HAM) merupakan hak dasar atau hak pokok yang dimiliki manusia
sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. HAM tersebut bersifat universal,
artinya berlaku bagi siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Dalam Undang-Undang (UU)
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Mansia. HAM adalah seperangkat hak yang
melekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, serta dilindungi oleh negara, hukum, dan
pemerintah. Baca juga: Survei IPO: Publik Anggap Kinerja Pemerintah di Bidang
Pemberantasan Korupsi dan Penegakan HAM Menurun Instrumen HAM Dikutip situs
Komisi Nasional (Komnas) HAM, dalam pelaksanaan HAM ada intrumen yang dipakai,
yakni instrumen nasional dan instrumen internasional. Instrumen HAM adalah alat yang
digunakan untuk melindungi dan menegakan HAM. Instrumen Nasional: UUD 1945 beserta
amandemenya; Tap MPR No. XVII/MPR/1998 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM UU No. 40 Tahun 2008 tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis UU No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik
Sosial Peraturan perundang-undangan nasional lainnya yang terkait. Instrumen Internasional:
Piagam PBB 1945 Deklarasi Universal HAM 1948 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil
dan Politik Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya Instrumen
HAM internasional lainnya. Baca juga: Bertemu Partai Oposisi Australia, Jokowi Singgung
soal HAM di Papua HAM di Indonesia Di Indonesia memiliki UU Nomor 39 Tahun 1999
tentang HAM. Itu sebagai bentuk tanggung jawab moral dan hukum Indonesia sebagai
anggota PBB dalam penghormatan dan pelaksanaan Deklarasi Universal HAM/Universal
Declaration on Human Rights (UDHR) tahun 1948 serta berbagai instrumen HAM lainnya
mengenai HAM yang telah diterima Indonesia. Tidak hanya UU, tapi juga melaksanakan
amanat TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 HAM. Pada hakikanya manusia sebagai makhluk
Tuhan yang paling mulia, maka harus mengedepankan nilai kemanusiaan yang adil dan
beradap. Lembaga HAM di Indonesia Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), di Indonesia memiliki lembaga-lembaga perlindungan HAM.
Lembaga tersebut dibentuk untuk menangani terjadinya pelanggaran HAM. Berikut beberapa
lembaga HAM di Indonesia: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM) Komnas
HAM dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomo 50 Tahun 1993. Komnas HAM
dibentuk untuk melaksanakan fungsi pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan dan
mediasi. Baca juga: Komnas HAM Minta Pemerintah Profiling WNI Terduga Teroris Lintas
Batas Dalam pasal 75 UU tentang HAM, Komnas HAM memiliki tujuan untuk
mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan Pancasila,
UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal HAM. Selain itu meningkatkan
perlindungan dan penegakan HAM guna berkembang pribadi manusia Indonesia seutuhnya
dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. Pengadilan HAM
Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan peradilan umum
yang menanganu kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat. Pengadilan HAM ditetapkan
dengan UU Nomor 26 tahun 2000. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) LBH merupakan
organisasi independen yang memberi bantuan dan pelayanan hukum kepada masyarakat.
Biasanya LBH dibentuk oleh masyarakat. Baca juga: Komnas HAM Sebut RI Tak Punya UU
Hilangkan Kewarganegaraan, Juga untuk Eks ISIS Fungsi LBH itu pembela dalam
menegakkan keadilan dan kebenaran. Pembela dan melindungi HAM. LBH juga memberikan
penyuluh dan penyebar informasi di bidang hukim dan HAM. Penggolongan HAM Ada
beberapa golongan HAM, yakni: Hak asasi pribadi Hak asasi politik Hak asasi ekonomi Hak
asasi sosial budaya Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan dalam hukum dan pemerintahan
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "HAM: Instrumen, Lembaga dan
Penggolongan HAM", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/100000169/ham-instrumen-lembaga-dan-
penggolongan-ham?page=all.
Penulis : Ari Welianto
Editor : Ari Welianto
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Faktor Internal
.Faktor Eksternal
5. Pergaulan
3. Kebijakan yang menimbulkan pro dan kontra yang ada di masyarakat. Perbedaan pendapat
ini semakin membuat HAM yang ada di Indonesia terhambat kemajuannya.
4. Pembuatan undang-undang yang tidak tepat sasaran. Sering banget terjadi pembuatan
peraturan perundangan yang malah membuat pelanggaran HAM yang ada makin banyak.
5. Penindakan yang lemah. Masih sering banget kita temui hukuman yang nggak sesuai sama
apa yang dilakukan. Padahal, aparat hukum seharusnya bertindak adil dan bijaksana dalam
memberikan hukuman agar sesuai dengan kesalahan yang diperbuat.
6. Rendahnya pemahaman warga Indonesia tentang pentingnya HAM. Sama yang kayak tadi
disebutin, banyak orang yang nggak tahu kalau HAM itu penting banget. Tanpa HAM, kamu
bakalan diinjak-injak sama orang lain dan tersiksa.
7. Lemahnya aparat hukum yang ada di Indonesia semakin membuat HAM yang ada di
Indonesia sulit ditegakkan.
Konsep hak asasi manusia Indonesia berlandaskan pada Pancasila dan UUD Tahun 1945. Jika ditelusuri
lebih lanjut, hak asasi manusia sangat berkaitan erat dengan sila ke-2 Pancasila “kemanusiaan yang adil
dan beradab”, yang diwujudkan melalui sikap dan perilaku:
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
Berani membela kebenaran dan keadilan