Anda di halaman 1dari 12

Hak Asasi Manusia Menurut Sifatnya

Menurut sifatnya, hak asasi manusia terbagi menjadi beberapa macam. Berikut adalah
penjelasannya.

1. Hak Asasi Pribadi (Personal Right)


Hak asasi pribadi adalah hak-hak pribadi yang dimiliki setiap orang, seperti kebebasan
dan hak untuk hidup, memeluk agama, kebebasan beribadah kepada Tuhan Yang
Maha Esa, kebebasan mengeluarkan pendapat dan perasaan dan lain sebagainya.

2. Hak Asasi Ekonomi (Property Right)


Hak asasi ekonomi adalah hak-hak yang dimiliki sesorang, seperti hak-hak untuk
memiliki suatu barang (rumah, tanah, perelengkapan rumah tangga, dan lain-lain), hak
membeli dan menjual barang, hak memanfaatkan barang milik pribadi, hak berusaha
dan memperoleh penghidupan yang layak, dan lain-lain.

3. Hak Asasi dalam Hukum dan Pemerintahan (Right of


Legal Equality)
Adalah hak-hak yang dimiliki setiap orang untuk mendapatkan perlakuan yang sama
dalam hukum dan pemerintah. Seperti hak untuk memperoleh perlindungan hukum, hak
untuk berpartisipasi dalam pemerintahan. Jika hak-hak tersebut tidak terpenuhi maka
hal tersebut tindakan yang melanggar hukum. Oknum/pelaku tindakan pelanggaran
HAM harus di hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

4. Hak Asasi Politik (Political Rigth)


Hak asasi politik adalah hak-hak yang dimiliki setiap orang dibidang politik, seperti hak
memilih dan dipilih dalam pemilihan umum, hak mendirikan partai politik, mendirikan
organisasi, memasuki organisasi sosial politik, kebebasan berpolitik, bebas
melaksanakan kegiatan politik, dan lain-lain. Jika ada oknum atau orang yang berusaha
untuk melanggar dan merampas hak asasi politik, maka pelaku tersebut wajib ditindak
secara hukum.

5. Hak Asasi Sosial Budaya (Social and Cultur Right)


Hak asasi sosial dan budaya adalah hak asasi yang dimiliki setiap orang di bidang
kehidupan sosial dan budaya. Seperti hak untuk memperoleh pendidikan, memperoleh
pelyanan sosial, memperoleh pelayanan kesehatan, kebebasan bergaul dalam
masyarakat, ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan, Kebebasan mengembangkan
nilai-nilai budaya, kebebasan menghasilkan karya, dan lain-lain.

6. Hak Asasi Prosedur Hukum (Procedural Right)


Hak asasi prosedur hukum adalah hak asasi yang dimiliki setiap orang untuk
mendapatkan perlakuan sesuai tata cara peradilan dan perlindungan hukum, seperti
dalam hak tata cara penagkapan, penyidikan, penggeledahan, pembelaan hukum,
peradilan, dan lain sebagainya.

B. Universal Declaration of Human Right


Deklarasi ini memuat 30 Pasal dan 31 Ayat. Hak asasi menurut Universal Declaration of
Human Right dikelompokkan menjadi 7 bagian yaitu sebagai berikut
1. Personal Right (Hak Pribadi)
2. Property Right (Hak Ekonomi)
3. Political Right (Hsak Politik)
4. Social Right (Hak Sosial)
5. Cultural Right (Hak Budaya)
6. Right of Legal Equality (Hak Persamaan Hukum)
7. Procedur Right (Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adli)
Secara garis besar, pembagian mengenai macam-macam Hak Asasi Manusia adalah sama.
Hak-hak tersebut harus terpenuhi bagi semua umat manusia karena manusia merupakan
makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai keistimewaan sebagai makhluk paling
sempurnya, hendaknya kita sebagai makhluk yang berakal dan beradab tidak melakukan
tindaka kesewenang-wenangan kepada sesama.

Hak Asasi Manusia (HAM) mempunyai ruang lingkup yang luas dan mencakup berbagai aspek
kehidupan. Hal-hal yang menjadi ruang lingkup HAM antara lain :
a) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
hak miliknya.
b) Setiap orang berhak atas pengakuan didepan hukum sebagai manusia pribadi dimana saja
ia berada.
c) Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman
ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
d) Setiap orang tidak boleh diganggu yang merupakan hak yang berkaitan dengan kehidupan
pribadi didalam tempat
kediamannya.
e) Setiap orang berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan komunikasi melalui
sarana elektronik tidak
boleh diganggu, kecuali atas perintah hakim atau kekuasaan lain yang sah sesuai dengan
Undang-undang.
f) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan yang
kejam, tidak manusiawi,
penghilangan paksa dan penghilangan nyawa.
h) Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditek,an disiksa, dikucilkan, diasingkan, atau dibuang
secara
sewenang-wenang.
i) Setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang damai, aman
dan tenteram. yang menghormati, melindungi dan melaksanakan sepenuhnya hak asasi
manusia dan kewajiban dasar manusia sebagaimana di atur dalam Undang-undang.
nilai utama yang terkandung dalam HAM adalah:
kebebasan: yaitu bebas menentukan pilihan sebatas tidak melanggar hak orang lain
kemerdekaan: yaitu merdeka sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sederajat, merdeka untuk
memilih, dipilih, berpendapat
perlindungan: mendapatkan perlindungan sesuai dengan haknya sebagai warga dan mendapat
keadilan di mata hukum.

Macam – Macam HAM


Macam Hak Asasi Manusia berdasarkan pengertian HAM,ciri pokok dari hakikat HAM
adalah :

1. HAM tidak perlu diberikan ,dibeli,ataupun diwarisi.


2. HAM berlaku bagi semua orang
3. HAM tidak boleh dilanggar

HAM meliputi berbagai bidang,sebagai berikut.

1. Hak asasi pribadi (personal rights)


2. Hak asasi politik (political rights)
3. Hak asasi ekonomi (property rights)
4. Hak asasi social dan kebudayaan (social and cultural rights)
5. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of
legal equality)
6. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tatacara peradilan dan perlindungan
( procedural rights)

Hubungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia


Negara Hukum haruslah memiliki ciri atau syarat mutlak bahwa negara itu melindungi dan
menjamin Hak Asasi Manusia setiap warganya. Dengan demikian jelas sudah keterkaitan
antara Negara hukum dan Hak Asasi Manusia, dimana Negara Hukum wajib menjamin dan
melindungi Hak Asasi Manusia setiap warganya.
Perumusan ciri-ciri Negara Hukum yang dilakukan oleh F.J. Stahl, yang kemudian ditinjau
ulang oleh International Commision of Jurist pada Konferensi yang diselenggarakan di
Bangkok tahun 1965, yang memberikan ciri-ciri sebagai berikut:

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Gratifikasi Menurut


Undang-Undang Beserta Contohnya

 Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu konstitusi harus pula
menentukan cara procedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin;
 Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
 Pemilihan Umum yang bebas;
 Kebebasan menyatakan pendapat;
 Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi;
 Pendidikan Kewarganegaraan.

Dasar Hukum HAM di Indonesia


Dasar hukum yang dijadikan landasan pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia
terdapat dalam perundang-undangan. Pengaturan HAM dengan menggunakan peraturan
perundang-undangan masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan pengaturan HAM dalam UUD/konstitusi memberikan jaminan kepastian hukum


yang sangat kuat, karena perubahan dan/atau penghapusan pasal-pasal dalam konstitusi
seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia dilakukan melalui proses amandemen dan
referendum. Sedangkan kelemahannya dalam konstitusi hanya memuat aturan yang bersifat
global, seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi Republik Indonesia.

Selain itu, dalam pelaksanaannya dimungkinkan seringnya mengalami perubahan. Sementara


itu, pengaturan HAM melalui Tap MPR, mempunyai kelemahan tidak dapat memberikan
sanksi hukum bagi pelanggarnya.

Pengaturan HAM dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


(Amandemen)

1. Jaminan atas pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia menurut UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, sebagai berikut.
2. Kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, tercantum pada Alinea Pertama Pembukaan UUD
1945.

3. Hak asasi manusia sebagai hak warga negara, tercantum dalam batang tubuh UUD 1945
Pasal 27, 28, 28D Ayat (3), 30, dan 31.
4. Hak asasi manusia sebagai tiap-tiap penduduk, tercantum dalam batang tubuh UUD 1945
Pasal 29 Ayat (2).
5. Hak asasi manusia sebagai hak perorangan/individu, tercantum dalam batang tubuh UUD
1945 Pasal 28A-28J.

Pengaturan HAM dalam Ketetapan MPR

Pengaturan HAM dalam ketetapan MPR dapat dilihat dalam TAP MPR Nomor XVII Tahun
1998 tentang Pelaksanaan dan Sikap Bangsa Indonesia terhadap HAM dan Piagam HAM
Nasional.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Hak Angket DPR
Republik Indonesia Beserta Pengajuan Menurut UU

Pengaturan HAM dalam Undang-Undang

Selain diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Tap MPR, HAM juga
diatur dalam undang-undang. Adapun undang-undang pengaturan HAM yang pernah
dikeluarkan oleh pemerintah, sebagai berikut:

1. UU Nomor 5 Tahun 1998 tentang Ratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan, Perlakuan atau
Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat.
2. UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat.
3. UU Nomor 11 Tahun 1998 tentang Amandemen terhadap UU Nomor 25 Tahun 1997 tentang
Hubungan Perburuhan.

4. UU Nomor 8 Tahun 1998 tentang Perlindungan Konsumen.


5. UU Nomor 19 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 105 tentang Penghapusan
Pekerja secara Paksa.
6. UU Nomor 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 138 tentang Usia Minimum
Bagi Pekerja.
7. UU Nomor 21 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 11 tentang Diskriminasi
dalam Pekerjaan.

8. UU Nomor 26 Tahun 1999 tentang Pencabutan UU Nomor 11 Tahun 1993 tentang Tindak
Pidana Subversi.
9. UU Nomor 29 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi.

10. UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.


11. UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
12. UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
13. UU Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Pengaturan HAM dalam Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden

Adapun pengaturan HAM dalam peraturan pemerintah dan keputusan presiden, sebagai
berikut:

1. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 1999 tentang


Pengadilan HAM.

2. Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 181 Tahun 1998 tentang Pendirian Komisi Nasional
Penghapusan Kekerasan Terhadap Wanita.
3. Keputusan Presiden Nomor 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi
Manusia Tahun 1998-2003, yang memuat rencana ratifikasi berbagai instrumen hak asasi
manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa serta tindak lanjutnya.

4. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi
Manusia pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, dan Pengadilan
Negeri Makassar.

5. Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi
Manusia Ad Hoc pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang diubah dengan Keputusan
Presiden Nomor 96 Tahun 2001.
6. Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan
terhadap Perempuan.
7. Keputusan Presiden No. 50 Tahun 1993 tentang Komnas HAM.
FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN HAM
    A.    Faktor Internal

1.      Krisis Moral


Krisis moral dapat melumpuhkan segala aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya penerapan ideologi Pancasila. Seringkali ideologi
ini tidak dijalankan secara murni dan konsekuen sehingga yang terjadi adalah kekacauan.
Selain itu, krisis moral ini disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran hukum akan rasa
kemanusiaan didalam masyarakat.
Masyarakat masih belum memahami benar bahwa manusia hidup bersama dengan
manusia lainnya. Oleh karena itu, manusia harus dapat juga menghargai dan menghormati
manusia lainnya. Hal ini dapat diterapkan, dengan tidak berlaku seenaknya, apalagi sampai
melanggar hak asasi manusia lainnya.

2.      Kurang dan tipisnya rasa tanggung jawab


Kurang dan tipisnya rasa tanggung jawab ini melanda berbagai lapisan masyarakat,
nasional maupun internasional untuk mengikuti “hati sendiri”, enak sendiri, kaya sendiri, dan
lain-lain. Akibatnya, orang dengan begitu mudah menyalahgunakan kekuasaanya,
meremehkan tugas, dan tidak mau memperhatikan hak orang lain.

3.      Intelegensi
Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan intelegensi ini
berpengaruh dalam daya serap terhadap berbagai norma yang ada. Orang yang mempunyai
intelegensi tinggi umumnya tidak kesulitan dalam bergaul dan belajar. Sebaliknya orang yang
intelegensinya dibawah normal akan mengalami berbagai kesulitan. Akibatnya terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang salah satunya melanggar hak asasi orang lain.

4.      Umur
Umur mempengaruhi pembentukan sikap dan pola tigakh laku seseorang. Biasanya, orang
dewasa lebih bisa mengendalikan emosi dan tindakannya ketimbang anak-anak. Namun,
kadang kita jumpai orang dewasa melakukan penyimpangan dan bersikap seperti anak kecil.
 
5.      Pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun militer
Kurangnya pemahaman mengenai HAM tentu saja dapat menimbulkan terjadinya
pelanggaran HAM.

6.      Masih belum adanya kesepahaman


Masih belum adanya kesepahaman disini maksudnya masih belum adanya kesepahaman
pada tatanan konsep HAM antara paham yang memandang HAM bersifat universal
(universalisme) dan paham yang memandang setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri
yang berbeda dengan bangsa lain terutama dalam pelaksanaanya (partikularisme).

7.      Adanya dekotomi antara individualisme dan kolektivisme


Adanya dekotomi (pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan) antara
individualism (kepentingan sendiri) dan kolektivisme (kebersamaan) akan mengancam
kepentingan umum dan nantinya akan memicu terjadinya pelanggaran HAM.

    B.      Faktor Eksternal

1.      Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum


Lembaga-lembaga penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim dan pengadilan yang
kurang berfungsi dengan baik akan menimbulkan pelanggraan HAM. Ini terjadi karena
mereka tidak menjalankan tugas mereka dengan baik. Selain itu, ini dikarenakan karena
menerima suap sudah menjadi budaya bangsa kita. Penegak hukum yang bersifat tidak adil
akan membuat masyarakat bertindak sewenang-wenang. Mereka yang mempunyai cukup
uang, tidak lagi takut untuk berbuat salah. Hal ini seharusnya dapat diberantas karena ini
merupakan masalah yang besar. Pelanggar HAM seharusnya diberi hukuman yang tegas.

2.      Tindakan yang sewenang-wenang


Didalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Salah satu contohnya
adalah kekuasaan didalam perusahaan. Para pengusaha yang tidak memperdulikan hak-hak
buruhnya jelas melanggar hak asasi manusia. Oleh karena itu, dapat kita lihat bahwa setiap
elemen didalam masyarakat yang memiliki kekuasaan cenderung menyalahgunakan
kekuasaan tersebut. Kekuasaan yang mereka miliki seharusnya dibatasi sehingga tetap
menghormati hak orang lain dan tidak melanggarnya.

3.      Masih kuatnya budaya feodal dan paternalistik dalam masyarakat


Feodalisme adalah stuktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik yang dijalankan
dikalangan bangsawan untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui
kerjasama dengan pimpinan-pimpinan lokal sebagai mitra. Sedangkan budaya paternalistik
adalah budaya dimana atasan berperan sebagai “bapak” yang lebih tau akan segala hal
sehingga bawahan merasa tidak enak jika menyampaikan ususan apalagi kritikan.
Manajemen yang menerapkan budaya seperti ini akan mengurangi insiatif
bawahan/mengahambat partisipasi. Baik budaya feodal maupun paternalistik pada gilirannya,
akan memunculkan praktek-praktek penyalahgunaan kekuasaan yang berakibat terjadinya
pelanggaran HAM.

4.      Kesenjangan sosial yang tinggi


Kesenjangan sosial juga menjadi salah satu faktor pelanggaran HAM. Orang yang kaya
tentu memiliki kekuasaan yang besar, sedangkan orang yang kurang mampu menjadi semakin
tidak berdaya. Hal ini tentu saja memicu terjadinya pelanggaran HAM.

5.      Pergaulan
Pola tingkah laku seseorang tidak bisa terlepas dari pola tingkah laku orang lain
disekitarnya. Dari teman bergaul tersebut, seseorang akan menerima norma yang ada dalam
masyrakat. Apabila teman bergaulnya baik, dia akan menerima konsep norma yang bersifat
positif. Namun, apabila teman bergaulnya kurang baik, seringkali ia akan mengikuti konsep-
konsep norma yang bersifat negatif. Akibatnya terjadi pola tingkah laku yag menyimpang
dan melanggar HAM.
6.      Media massa
Berbagai tayangan ditelevisi tentang tindak kekerasan, film-film yang berbau pornografi,
serta sinetron yang berisi kehidupan bebas dapat mempengaruhi perkembangan perilaku
indvidu. Seseorang yang belum mempunyai konsep yang benar, seringkali menerima mentah-
mentah semua tayangan tersebut. Penerimaan tayangan-tayangan negatif yang ditiru dapat
mengakibatkan pelanggaran HAM.
Hak Asasi Manusia ( HAM) merupakan hak dasar atau hak pokok yang dimiliki manusia
sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. HAM tersebut bersifat universal,
artinya berlaku bagi siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Dalam Undang-Undang (UU)
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Mansia. HAM adalah seperangkat hak yang
melekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, serta dilindungi oleh negara, hukum, dan
pemerintah. Baca juga: Survei IPO: Publik Anggap Kinerja Pemerintah di Bidang
Pemberantasan Korupsi dan Penegakan HAM Menurun Instrumen HAM Dikutip situs
Komisi Nasional (Komnas) HAM, dalam pelaksanaan HAM ada intrumen yang dipakai,
yakni instrumen nasional dan instrumen internasional. Instrumen HAM adalah alat yang
digunakan untuk melindungi dan menegakan HAM. Instrumen Nasional: UUD 1945 beserta
amandemenya; Tap MPR No. XVII/MPR/1998 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM UU No. 40 Tahun 2008 tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis UU No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik
Sosial Peraturan perundang-undangan nasional lainnya yang terkait. Instrumen Internasional:
Piagam PBB 1945 Deklarasi Universal HAM 1948 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil
dan Politik Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya Instrumen
HAM internasional lainnya. Baca juga: Bertemu Partai Oposisi Australia, Jokowi Singgung
soal HAM di Papua HAM di Indonesia Di Indonesia memiliki UU Nomor 39 Tahun 1999
tentang HAM. Itu sebagai bentuk tanggung jawab moral dan hukum Indonesia sebagai
anggota PBB dalam penghormatan dan pelaksanaan Deklarasi Universal HAM/Universal
Declaration on Human Rights (UDHR) tahun 1948 serta berbagai instrumen HAM lainnya
mengenai HAM yang telah diterima Indonesia. Tidak hanya UU, tapi juga melaksanakan
amanat TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 HAM. Pada hakikanya manusia sebagai makhluk
Tuhan yang paling mulia, maka harus mengedepankan nilai kemanusiaan yang adil dan
beradap. Lembaga HAM di Indonesia Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), di Indonesia memiliki lembaga-lembaga perlindungan HAM.
Lembaga tersebut dibentuk untuk menangani terjadinya pelanggaran HAM. Berikut beberapa
lembaga HAM di Indonesia: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM) Komnas
HAM dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomo 50 Tahun 1993. Komnas HAM
dibentuk untuk melaksanakan fungsi pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan dan
mediasi. Baca juga: Komnas HAM Minta Pemerintah Profiling WNI Terduga Teroris Lintas
Batas Dalam pasal 75 UU tentang HAM, Komnas HAM memiliki tujuan untuk
mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan Pancasila,
UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal HAM. Selain itu meningkatkan
perlindungan dan penegakan HAM guna berkembang pribadi manusia Indonesia seutuhnya
dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. Pengadilan HAM
Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan peradilan umum
yang menanganu kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat. Pengadilan HAM ditetapkan
dengan UU Nomor 26 tahun 2000. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) LBH merupakan
organisasi independen yang memberi bantuan dan pelayanan hukum kepada masyarakat.
Biasanya LBH dibentuk oleh masyarakat. Baca juga: Komnas HAM Sebut RI Tak Punya UU
Hilangkan Kewarganegaraan, Juga untuk Eks ISIS Fungsi LBH itu pembela dalam
menegakkan keadilan dan kebenaran. Pembela dan melindungi HAM. LBH juga memberikan
penyuluh dan penyebar informasi di bidang hukim dan HAM. Penggolongan HAM Ada
beberapa golongan HAM, yakni: Hak asasi pribadi Hak asasi politik Hak asasi ekonomi Hak
asasi sosial budaya Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan dalam hukum dan pemerintahan
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "HAM: Instrumen, Lembaga dan
Penggolongan HAM", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/100000169/ham-instrumen-lembaga-dan-
penggolongan-ham?page=all.
Penulis : Ari Welianto
Editor : Ari Welianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PELANGGARAN HAM

Faktor Internal

1.      Krisis Moral


2.      Kurang dan tipisnya rasa tanggung jawab
3.      Intelegensi
4.      Umur
5.      Pemahaman belum merata tentang HAM   

.Faktor Eksternal

1.      Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum

2.      Tindakan yang sewenang-wenang

3.      Masih kuatnya budaya feodal dan paternalistik dalam masyarakat

4.      Kesenjangan sosial yang tinggi

5.      Pergaulan

6.      Media massa


Kondisi sosial budaya yang berbeda. Di Indonesia kan banyak budaya, dari sabang sampai
merauke dan masih ada beberapa perbedaan status sosial yang timbul.

2. Kurangnya penyampaian yang merata ke semua masyarakat.

3. Kebijakan yang menimbulkan pro dan kontra yang ada di masyarakat. Perbedaan pendapat
ini semakin membuat HAM yang ada di Indonesia terhambat kemajuannya.

4. Pembuatan undang-undang yang tidak tepat sasaran. Sering banget terjadi pembuatan
peraturan perundangan yang malah membuat pelanggaran HAM yang ada makin banyak.

5. Penindakan yang lemah. Masih sering banget kita temui hukuman yang nggak sesuai sama
apa yang dilakukan. Padahal, aparat hukum seharusnya bertindak adil dan bijaksana dalam
memberikan hukuman agar sesuai dengan kesalahan yang diperbuat.

6. Rendahnya pemahaman warga Indonesia tentang pentingnya HAM. Sama yang kayak tadi
disebutin, banyak orang yang nggak tahu kalau HAM itu penting banget. Tanpa HAM, kamu
bakalan diinjak-injak sama orang lain dan tersiksa.

7. Lemahnya aparat hukum yang ada di Indonesia semakin membuat HAM yang ada di
Indonesia sulit ditegakkan.

Konsep hak asasi manusia Indonesia berlandaskan pada Pancasila dan UUD Tahun 1945. Jika ditelusuri
lebih lanjut, hak asasi manusia sangat berkaitan erat dengan sila ke-2 Pancasila “kemanusiaan yang adil
dan beradab”, yang diwujudkan melalui sikap dan perilaku:

 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
 Berani membela kebenaran dan keadilan

Anda mungkin juga menyukai