Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN

Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah sistolik kurang
dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg. Seseorang yang
dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 90 mmHg.
ETIOLOGI
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengeruhi terjadinya hipertensi, antara lain :
a) Genetik : Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport
Natrium.
b) Obesitas : terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
c) Stress lingkungan.
d) Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada usia lanjut serta pelabaran
pembuluh darah.

KLASIFIKASI
Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa
Sebagai Patokan dan Diagnosis Hipertensi (mmHg)

(Sumber : American Heart Association, Hypertension Highlights 2018: Guideline For The Prevention,
Detection, Evaluation And Management Of High Blood Pressure In Adults 2013)
TANDA DAN GEJALA
Tanda gdan gejala Hipertensi menurut (Fauzi, 2014; Ignatavicius, Workman, &
Rebar, 2017) yaitu :
pusing atau sakit kepala,cemas, wajah tampak kemerahan, tengkuk terasa
pegal, cepatmarah, telinga berdengung, sulittidur, sesak napas, rasa berat di
tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah di
hidung
ETIOOGI
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi
a) Hipertensi Esensial (Primer) yaitu hipertensi dimana penyebabnya tidak diketahui namun
banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf
simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Natrium (Na), obesitas, merokok dan
stress.
b)Hipertensi Sekunder, yaitu hipertensi yang diakibatkan karena penyakit ginjal atau
penggunaan kontrasepsi hormonal.
Patofisiologi
Proses atau patofisiologi terjadinya hipertensi diawali dari meningkatnya tekanan darah atau
hipertensi bisa terjadi melalui beberapa cara, yaitu :
1) jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak darah pada setiap
detiknya atau stroke volume
2) arteri besar kehilangan kelenturannya maka menjadi kaku,sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut,
karenanya darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
darah yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan darah.
Inilah yang terjadi pada usia lanjut, di mana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arteriosklerosis.
3) tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil
(arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau
hormon di dalam darah.
Pembuluh Darah Melebar Secara Normal, Ketika Tekanan Darah Tinggi
Bertambahnya cairan dalam sirkuilasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah, hal ini terjadi jika terdapat kelainanfungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh, volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat, kondid akan lebih buruk pada
usia lanjut, karena penyempitan pembuluh darah yang disebabkan arterioklerosis,
Sebaliknya jika : aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran,
karena tekanan darah tidak tinggi, sehingga banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka
tekanan darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di
dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari system saraf yang mengatur
berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui
beberapa cara : jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran
garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal.
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah tetap normal. Ginjal juga bisa
meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut rennin, yang
memicu pembentukan hormone angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan
hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena
ituberbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan
darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis
arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu
atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah. Sistem saraf
simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu
akan : meningkatkan tekanan darah selama respon fight –or –flight(reaksi fisik tubuh
terhadap ancaman dari luar). Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung;
juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteteriola di daerah
tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak).
Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan
volume darah dalam tubuh. Melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.

PEMERIAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk pasien hipertensi sebenarnya cukup dengan
menggunakan tensi meter tetapi untuk melihat komplikasi akibat hipertensi,
maka diperlukan pemeriksaan penunjang antara lain :
a) Hemoglobin/Hematokrit: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
b) Blood Urea Nitrogen(BUN)/kreatinin : memberikan informasi tentang
perfusi/fungsi ginjal.
c) Glukosa : Hiperglikemi (Diabetus Millitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan ada
Diabetus Millitus.
e) EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
f)foto thorak : pembesaran jantung.

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu (Aspiani, 2014) :
1) Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak
dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang
terpajan tekanan darah tinggi.
2) Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12
trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewatipembuluh darah.
Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium
tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan
perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia,
hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
3) Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya
jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang
dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal
jantung.d.Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Merusak sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat
membuat zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran
darah dan terjadi penumpukan dalam tubuh

PENATALAKSANAAN
Penatalaknaan hiprtensi di bagi menjadi 2 yaitu
1) Penatalaksanaan farmakologis adalah penatalaksanaan dengan
menggunakan obat-obatan, beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
mempunyai efektivitas yang tinggi, mempunyai toksitas dan efek
samping yang ringan atau minimal, memungkinkan penggunaan
obat secara oral, tidak menimbulkan intoleransi, harga obat
relative murah sehingga terjangkau oleh pasien dan
memungkinkan penggunaan dalam jangka panjang. Golongan
obat-obatan yang diberikan pada pasien dengan hipertensi antara
lain golongan diuretic, golongan beta bloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
2) Non farmakologis antara lain : Diet dengan pembatasan atau
pengurangan konsumsi garam, penurunan Berat Badan akan dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dan kadar aldosteron dalam plasma. Aktivitas,
pasien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.

Anda mungkin juga menyukai