Anda di halaman 1dari 2

Perbedaan Perkembangan Pada Anak Usia Dini

Kholifah
NIM : 18.48.0075
PIAUD, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah NU Al-Hikmah
Mojokerto, Indonesia

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada saat anak berusia dini, anak mengalami masa keemasan (golden years), yang
merupakan masa di mana anak sudah mulai peka atau sensitif dalam menerima rangsangan.
Masa ini juga sebagai peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik,
bahasa, sosio emosional, agama dan moral. Perkembangan anak usia dini secara khusus
ditujukan untuk mendefinisikan perkembangan anak usia 0-7 tahun. Berbeda dengan
pertumbuhannya, perkembangan anak lebih merujuk pada parameter kualitatif. Menurut Eyta
Ardinasari dalam artikelnya mengungkapkan bahwa perkembangan anak usia dini adalah
kemajuan kualitas fungsi fisik, psikologi atau sinergi antara keduanya. Perkembangan anak usia
dini merupakan masa kritis yang menjadi fondasi bagi anak dalam mempersiapkan kehidupannya
di masa mendatang.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari potensi manusia berkembang
pesat pada saat usia dini. Menurut Crain (2007 : 37), dalam fase perkembangan ini, anak usia
dini sedang memulai perkembangan dan pertumbuhan yang cepat, baik dari aspek pikiran,
perasaan, bahasanya, dan aktivitas termasuk perkembangan motoriknya. Dengan demikian
perkembangan pada masa-masa tersebut kiranya memberikan dampak terhadap kemampuan
intelektual, karakter personal, dan kemampuannya dalam bersosialisasi dengan lingkungan.
Kemu dian kesalahan penanganan pada masa usia dini akan menghambat perkembangan fisik
maupun psikologinya yang seharusnya optimal.
Setiap anak, baik laki-laki maupun perempuan memiliki cara yang unik di tahap
perkembangannya. Masing-masing anak tidak bisa disamakan, karena setiap perkembangan anak
memiliki tahapan yang berbeda-beda. Apalagi anak laki-laki dan perempuan, selain masalah
gender, tumbuh kembangnya juga tidak bisa disamakan, karena keduanya memiliki perbedaan
dari berbagai aspek pertumbuhan. perbedaan pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan, agar
orangtua tidak melulu membandingkan pertumbuhan Si Kecil dengan yang lain. Dengan
mengetahui perbedaan pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan, ibu bisa mempersiapkan
dengan matang bagaimana cara mengedukasi, atau memberikan pengasuhan yang tepat.
Seperti pada penjelasan sebelumnya, pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan tidak bisa
disamakan. Meskipun memiliki tinggi dan berat badan yang hampir sama, tetapi pertumbuhan
fisik anak perempuan akan lebih cepat ketimbang anak laki-laki. Meski pada akhirnya, tinggi
badan laki-laki akan melebihi tinggi badan anak perempuan. Sama halnya dengan pubertas anak.
Pada anak perempuan akan terjadi lebih cepat ketimbang pada anak laki-laki. Perbedaan
pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan yang kedua dapat dilihat dari segi kemampuan
verbal. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik atau hormonal yang memengaruhi fungsi
otak anak. Anak laki-laki akan cenderung mengalami tahapan berbicara yang lebih lambat
ketimbang anak perempuan. Bukan itu saja, anak laki-laki juga memiliki kosakata yang lebih
sedikit ketimbang anak perempuan. Anak perempuan dinilai lebih pandai berkomunikasi, karena
cenderung lebih mahir membaca tanda-tanda nonverbal, seperti ekspresi atau intonasi. Mereka
juga lebih terampil dalam berkomunikasi saat melibatkan emosi.
Keterampilan motorik pada anak laki-laki, seperti berlari, melompat, dan menjaga
keseimbangan berkembang lebih cepat ketimbang anak perempuan. Sedangkan kemampuan
motorik halus, seperti keterampilan menulis, menggambar, atau mewarna berkembang lebih
cepat pada anak perempuan. Hal tersebut yang membuat anak laki-laki cenderung lebih suka
bermain dan bergerak bebas. Meski demikian, lingkungan akan membawa pengaruh pada
keterampilan motorik anak. Perbedaan dari Segi Emosi Anak perempuan lebih ekspresif dalam
menunjukkan emosinya, seperti akan menangis saat sedih, dan tertawa saat merasa senang.
Sedangkan anak laki-laki lebih ekspresif dalam menunjukkan kemarahannya, seperti menendang
atau memukul benda. Jika dilihat dari kepribadiannya, anak laki-laki akan memiliki karakter
yang lebih sulit untuk diarahkan ketimbang dengan anak perempuan.
Individual Apropriateness setiap anak itu unik, karena perkembangan anak berbeda satu
sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun demikian perkembangan
anak tetap mengikuti pola yang umum (Yus, 2011 : 47). Agar anak mencapai tingkat
perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orangtua dan orang dewasa untuk
memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh (latif, 2012 : 72).

Anda mungkin juga menyukai