Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KELOMPOK

TENTANG
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DISUSUN OLEH :

ANA DUWAH NIM. 2015301119


ELI YANA NIM. 2015301126
SRI WATI NIM. 2015301147
ERNA YUNITA NIM. 2015301128
NURHAYATI NIM. 2015301143
JUNAIDAH NIM. 2015301133
T. HULDANI NIM. 2015301140

MATA KULIAH PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN (PKK)


SEMESTER 1

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN


UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
TA. 2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 2
C. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 2
D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Anatomi Fisiologi .......................................................................................... 1
B. Definisi .......................................................................................................... 5
C. Etiologi .......................................................................................................... 5
D. Patofisiologi .................................................................................................. 6
E. Pathway ......................................................................................................... 6
F. Gejala Dan Tanda .......................................................................................... 7
G. Klasifikasi ...................................................................................................... 7
H. Komplikasi .................................................................................................... 8
I. Penatalaksanaan ............................................................................................ 8
J. Pencegahan .................................................................................................... 9
K. Pemeriksaan diagnostik ................................................................................. 10
L. Asuhan Keperawatan Teori ........................................................................... 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................... 18
B. Saran .............................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “
HIPEREMESIS GRAVIDARUM “.

Makalah ini penulis susun dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing, dan merupakan salah satu tugas individu yang harus dipenuhi oleh mahasiswa.

Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing dan Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dan memberikan dorongan
dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.

Rokan Hilir, ... April 2021

PENULIS

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
pula timbul setiap saat dan malam hari.Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual
dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu
diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat Perasaan mual ini
desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human
Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum
jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.
Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan
inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis
menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada
kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu
pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan
44% mengalami muntah – muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan
dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis
berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan
memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum
4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004).
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5%
dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi
ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester
pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga
dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal
kehamilan. (Walsh, 2007).
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5
per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan
waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis

1
gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan
berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita
primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermilk, 2004)

B. TUJUAN
1. untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui pathway hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui gejala dan tanda hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum
8. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
10. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik hiperemesis gravidarum
11. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teori hiperemesis gravidarum

C. MANFAAT PENULISAN
Diharapkan kepada pembaca terutama mahasiswa/i kesehatan untuk dapat mengerti
dan memahami hiperemesis gravidarum serta mengetahui tanda dan gejala sehingga dapat
melakukan pencegahan dan penatalaksanaan secara cepat dan tepat.

D. RUMUSAN MASALAH
Wanita hamil yang mengalami mual dan muntah yang berlebihan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI FISIOLOGI
1) Alat kelamin luar (genetalia eksterna)
a) Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari jaringan
lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
b) Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva dilingkari
oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi satu dan membentuk
kommisura posterior dan perineam. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak
seperti yang ada di mons veneris.
c) Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi vulva,
terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat pubertas tumbuh
rambut di mons veneris dan pada sisi lateral.
d) Labio minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio mayora,
dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora adalah vestibulum.
e) Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio
minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum
terdapat muara-muara dari liang senggama (introetus vagina uretra), kelenjar
bartholimi dan kelenjar skene kiri dan kanan.
f) Himen (selaput darah)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama ditengahnya
berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya mulut vagina
pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi
ada yang kaku dan yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat
dilalui satu jari.
g) Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul yang
ditutupi oleh kulit perineum.

3
2) Alat kelamin dalam (genetalia interna)
a) Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris, khusus
dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum
sampai uterus 7½ cm. Merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus.
Dinding depan liang senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang.
Pada puncak vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.
b) Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis antara
rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium.
Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus
7½ cm, lebar  5 cm, tebal  2 cm. Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr. Uterus terdiri
dari :
(1) Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada pemeriksaan
kehamilan, perabaan fundus uteri dapat memperkirakan usia kehamilan.
(2) Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini berfungsi sebagai tempat
janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri
atau rongga rahim.
(3) Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara
kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.
Lapisan-lapisan uterus, meliputi :
(1) Endometrium
(2) Myometrium
(3) Parametrium
c) Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus dibawah
tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.
d) Tuba Fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak lipatan
sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus. Sebagian sel tuba
mensekresikan cairan serosa yang memberikan nutrisi pada ovum. Tuba fallopi
disebut juga saluran telur terdapat 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira
12 cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada ujung-ujungnya terdapat fimbria,
untuk memeluk ovum saat ovulasi agar masuk ke dalam tuba (Tambayong, 2002).

4
B. DEFINISI
Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan
dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum
sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul
aseton dalam air kencing.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea
dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112)
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan
muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat,
sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang sering
terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson.2006.hal:1424)

C. ETIOLOGI
Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi beberapa
faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Faktor adaptasi dan hormonal
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis
gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita
hamil dengan anemia, wanita primigravida dan over distensi rahim pada hamil ganda
dan hamil mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi
terhadap hormon estrogen dan khorionik gonadrotropin, sedangkan pada hamil ganda
dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan
terjadi hiperemesis gravidarum itu.
2. Faktor psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum
jelas. Besar kemungkin bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan
pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi
faktor kejadian hiperemesis gravidarum. (Manuaba,1998 : 209-210)

5
D. PATOFISIOLOGI
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual muntah terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokeoremia, penurunan klorida urin selanjutnya
terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan
tertimbulnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan
oksidasi lemak tidak sempurna sehingga terjadi ketosis, hipokalemia akibat muntah dan
ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.
Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga
terjadi perdarahan gastrointestinal. Jantung atrofi, kecil di biasanya. Terdapat perdarahan
pada otak, terdapat degenerasi lemak pada tubuh kontorfi serta ginjal tampak pucat Dari
otopsi wanita yang meninggal (menurut Manuaba, 1999. hal: 102) karena hiperemesis
gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh sebagai
berikut :
1. Hepar : Pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa
nekrosis. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap
sebagai akibat muntah teru-menerus.
2. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub-
endokardial, ini sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan
perdarahan sub-endokardial.
3. Otak : terdapat perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefalopati wernicke
dapat dijumpai (dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil didaerah korpora mamilaria
ventrikel ketiga dan ke empat).
4. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti. (Manuaba, 1999 : 102)

E. PATHWAY Kehamilan

Peningkatan hormon estrogen Hormon HCG

Peningkatan pada HCL

Peristaltik Lambung Kosong Mual Muntah Berlebih

Peningkatan HCL ikut keluar Output Berlebih


Nyeri di Gaster Sensitivas Pada
Indra Pengecap
HCL meningkat Rasa pahit

Gangguan Nyamar dimulut


(Nyeri) Nafsu makan
menurun
Intake kurang

Perubahan Psikologis
BB turun Ketidaksinambungan
cairan & elektrolit
Krisis Kurang Nutrisi kurang
dari kebutuhan Metabolisme Intrasel
Informasi Cairan Intrasell
tubuh Menurun
Ancaman
kehilangan Kurang Intertitial
janin Otot Lemah
Pengetahuan
Haus
Kelemahan Tubuh
Cemas
Dehidrasi
6 Intoleransi aktifitas
F. GEJALA DAN TANDA
Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis. Hiperemesis gravidarum,
menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan.
Tingkat 1 : Ringan
Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,
tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada epigastrium, nadi sekitar 100
kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah kering,
mata cekung.
Tingkat 2 : Sedang
Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering dan kotor,
nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik, berat badan
turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula
terjadi acetonuria dan nafas bau aceton.
Tingkat 3 : Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu badan meningkat, tensi menurun,
icterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicks)
dengan gejala : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.Timbulnya ikterus menunjukkan
adanya payah hati. (Sarwono P, 2007).

G. KLASIFIKASI
Tingkat
Hiperemesis Tanda dan gejala
Gravidarum
a. Muntah yang terus menerus disertai dengan intoleransi terhadap
makan dan minum.
b. penurunan berat badan
c. nyeri epigastrium karena asam lambung meningkat dan terjadi
regurgitasi ke esofagus
d. Pertama-tama isi muntahan adalah makanan, kemudian lendir
beserta sedikit cairan empedu, dan kalau sudah lama bisa keluar
Tingkat darah.
Pertama e. Frekuensi nadi meningkat sampai 100 kali/menit

Pada pemeriksaan fisik :


a. Mata cekung
b. Lidah kering
c. Turgor kulit menurun
d. Urin sedikit berkurang.
e. Tekanan darah sistolik menurun

7
a. Pasien memuntahkan segala yang dimakan dan diminum
b. Berat badan cepat menurun
c. Ada rasa haus yang hebat

Pemeriksaan Fisik :
a. Pasien terlihat apatis
Tingkat Kedua
b. Pucat
c. Lidah kotor
d. Kadang ikterus karena fungsi ginjal terganggu
e. Ditemukan aseton dan bilirubin dalam urin.
f. Frekuensi nadi 100-140 x/i
g. Tekanan darah sistolik < 80 mmHg
h. Berkurangnya muntah atau bahkan berhenti
i. Kesadaran menurun (delirium sampai koma)

Pemeriksaan Fisik :
Tingkat ketiga  Pasien mengalami ikterus
 Sianosis
 Nistagmus
 Gangguan jantung
 Ditemukan bilirubin dan protein.

H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:
a) Komplikasi ringan :
Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis,
hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gagguan
psikologis.
b) Komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty
wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal,
pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan,
dan kematian janin. (Arif,2000 : 121)

I. PENCEGAHAN
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis
gravidarum dengan cara :
1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tapi sering
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih
dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.
8
5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
7. Defekasi teratur
8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan
yang banyak mengandung gula

J. PENATALAKSANAAN
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu-ibu dengan
maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan
dalam porsi kecil /sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi,
akan terasa oyong, mual dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur. (Ida Ayu C.
Manuaba, 2008).
Terapi Obat
Terapi obat diberikan apabila cara di atas tidak mengurangi keluhan dan gejala. Tetapi
perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen.Dapat menggunakan sedativa
(luminal, stesolid), vitamin (BI dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, acopreg,
avomin, torecan) antasida dan anti mulas.Pada keadaan lebih berat diberikan anti emetic
seperti disiklomin hidrokloride atau khlorpromasin.Penanganan hiperemesis gravidarum
yang lebih berat perlu dikelola di Rumah Sakit. (Sarwono P, 2007 : 126).
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara baik.Catat
cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang tanpa pengobatan. (Sarwono, 2007: 133).
Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dengan
menghilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, mengurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah atau konflik yang kiranya menjadi latar belakang penyakit ini.
(Sarwono, 2007 : 134).
Cairan Parenteral
Cairan parenteral yang diberikan cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glucose
5% dalam cairan garam fisiologissebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah
kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Dibuat daftar control
caran yang masuk dan dikeluarkan. Dengan penanganan ini umumnya gejala-gejala akan
berkurang dan keadaan bertambah baik.
(Sarwono, 2007 : 134).

9
Hiperemesis Gravidarum Tingkat II dan III Harus Dirawat Inap di Rumah Sakit
1. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja telah banyak
mengurangi mual muntahnya
2. Isolasi
Jangan terlalu banyak tamu. Kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh
masuk. Kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan
muntah
3. Terapi psikologis
Berikan pengertian bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar, normal dan
fisiologis. Jadi tidak perlu takut dan khawatir. Penambahan cairan Berikan infus
Dextrose / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter/24 jam.
4. Berikan obat-obatan seperti te1ah dikemukakan di atas.
Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan
umum penderita dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan. (Mochtar R.. 1998).

K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar.Harus ditentukan adanya
kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan
umum.Tetapi harus difikirkan kemungkinan kehamilan muda dengan penyakit lain yang
juga dapat menyebabkan muntah seperti ileus, appendicitis akuta, pielonefritis, ulkus
ventrikulus, dan tumor serabi. Pemeriksaan diagnostic:
1. Labolatorium
Darah : hb, haemotokrit, golongan darah, kadar estriol
Urin : kemungkinan ditemui protein, aceton dan kadar estriol yang berkurang,
reduksi. Pada pemeriksaan hiperemesis gravidarum grade I yang dilakukan : elektrolit
darah dan urinalisis. pada hiperemesis gravidarum urin terdapat aseton
2. USG untuk mengetahui keadaan janin hidup, intrauterine, tunggal, cairan amnion
berkurang, derajat kematangan plasenta
3. Pemeriksaan cardiotokografi (CTG) untuk mengetahui DJJ yang abnormal
4. Pemeriksaan Amnioskopi untuk mengetahui air ketuban berkurang, bercampur
mekonium dan mengandung sel-sel
5. Pemeriksan sitosol vaginal untuk mengetahui adanya tanda-tanda post-term

10
L. ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
I. Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat
menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air
liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid : sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Pada kasus hiperemesis gravidarum umumnya lemah. Stabil,
Menurun dari composmentis sampai koma, Untuk mengetahui Keadaan
emosional yang dialami oleh ibu
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum tekanan
darahnya turun.
Nadi : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum denyut nadinya meningkat
> 100 x menit. (Prawirohardjo, 2002 : 278)
Suhu : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum suhu tubuhnya meningkat.
3. Muka
Kelopak Mata : Cekung
Konjungtiva : Pucat
Sklera : Putih
Cloasma Gravidarum : Ada atau tidak ada.
Oedem : Ada atau tidak ada
4. Hidung
Polip : Ada atau tidak ada
Pendarahan : Ada atau tidak ada
Sekret : Ada atau tidak ada
Peradangan : Ada atau tidak ada
5. Mulut dan Gigi
Caries : Ada atau tidak ada
Gusi : Ada pendarahan atau tidak ada
Tonsil : Ada pembengkakan atau tidak ada

11
6. Telinga
Serumen : Ada/ tidak
7. Pembesaran kelenjar tiroid : ada/ tidak
8. Pembesaran kelenjar limfe : ada/ tidak
9. Dada
Jantung : ictus cordis regular/ tidak
Paru-paru : ada/ tidak ronchi dan wheezing
Payudara
- Bentuk : simetris/ tidak
- Kebersihan : bersih/tidak
- Benjolan : ada/ tidak
- Rasa Nyeri : ada/ tidak
10. Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : Lordosis/ tidak
Pinggang nyeri : Ada/ tidak nyeri ketuk
11. Ekstermitas atas dan bawah
Oedema kanan / kiri : ada/ tidak ada
Kekakuan sendi dan otot : ada/ tidak ada
varises kanan/kiri : ada/tidak ada
Reflek patella : kanan/kiri positif/ negatif
12. Abdomen
Linea : Tidak ada
Striae : Tidak ada
Pembesaran : sesuai umur kehamilan atau tidak
Benjolan : tidak ada
Konsistensi : lembek
13. TFU
Leopold I
a. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil
b. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian dalam fundus
c. Konsistensi uterus
Leopold II
a. Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri
b. Menentukan letak punggung janin
Leopold III
a. Menentukan apa yang terdapat dibagian terbawah

12
b. Untuk menentukan bagian terbawah janin apakah bagian tersebut sudah
masuk pintu atas panggul atau belum ( jika belum bagian terbawah tersebut
dapat digoyangkan )
Leopold IV
a. Pemeriksaan menghadap kearah kiri ibu hamil
b. Seberapa jauh bagian terbawah janin masuk pintu atas panggul. ( Mochtar :
1990;92 )
14. Fetus DJJ : belum terdengar
15. Anogenital
Vagina : Terdapat tanda chadwick, elastisitas bertambah, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartolini dan skene.
Anus : Tidak ada haemoroid
16. Eliminasi : Pemeriksaan laboratorium
- Haemoglobin : Normalnya 11 gr%
- Pada hyperemesis gravidarum tidak menutup kemungkinan lib ibu hamil
kurang dari 11 gr% dikarenakan kurangnya asupan nutrisi yang
mengakibatkan terjadinya anemia.
- Urine : Untuk megetahui ada/tidaknya protein dan albumin dalam urine.
Normalnya protein negatif.albumin urine (reduksi) negatif.
- Kebutuhan Dasar Khusus
* Aktifitas istirahat Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat
(> 100 kali per menit).
* Integritas ego Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi,
perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
* Eliminasi Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
* Makanan/cairan Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5–10 Kg), membran mukosa
mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor
kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
* Pernafasan Frekuensi pernapasan meningkat.
* Keamanan Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam
koma
* Seksualitas Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan
maka dilakukan abortus terapeutik.

13
* Interaksi social Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan,
perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap
hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang. Tes Laboratorium
* Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan
hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan
dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari
mal nutrisi.
* Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi
sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.

II. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah
2. Devisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan terhadap mual
muntah
3. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan
4. Intoleransi aktifitas b/d ketidak adekuatan sumber energi sekunder
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d keterbatasan informasi

III. Intervensi keperawatan


N Diagnosa Perencanaan
o keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 nutrisi kurang Setelah di lakukan 1. Klien akan 1. Dapat mencukupi
. dari kebutuhan tindakan mengkonsumsi asupan nutrisi yang
tubuh keperawatan asupan oral diet dibutuhkan tubuh
berhubungan selama 2x24jam yang mengandung
dengan diharapkan zat gizi yang3. dapat menstimulus
anoreksia, masalah dapat adequate mual dan muntah
mual-muntah teraatasi dengan: 2. Anjurkan untuk4. Makanan selingan
Kriteria Hasil ; menghindari dapat mengurangi
1. Klien akan makanan yang atau menghindari
mengkonsumsi berlemak rangsang mual
asupan oral diet 3. anjurkan untuk muntah yang
yang mengandung makan makanan berlebih
zat gizi yang selingan seperti
5. Untuk
adequate biskuit, roti dan the mempertahankan
2. Klien tidak (panas) hangat keseimbangan
mengalami nausea sebelum bagun nutrisi.
dan vomitus tidur pada siang 6. Untuk mengurangi
3. Klein akan hari dan sebelum rasa mual muntah.
mentoleransi diit tidur
yang telah di
4. Catat intake TPN,
programkan jika intake oral
4. Klien akan tidak dapat
mengalami diberikan dalam
peningkatanberat periode tertentu.

14
badan yang sesuai 5. Kolaborasi dengan
selama hamil tim kesehatan lain :
Terapi gizi :Diet
1. makanan cukup
dalam semua zat
gizi kecuali kalium
2 Devisit volume Setelah dilakukan 1. Tentukan frekuensi 1. Memberikan data
. cairan b/d tindakan atau beratnya berkenaan dengan
kehilangan keperawatn selama mual/muntah. semua kondisi.
cairan terhadap 2x24 ja,diharapkan Peningkatan kadar
mual muntah kebutuhan cairan hormon Korionik
terpenuhi dengan: gonadotropin
Kriteria Hasil : (HCG), perubahan
1. Keseimbangan metabolisme
cairan dan karbohidrat dan
elektrolit akan
2. Tinjau ulang penurunan motilitas
kembali ke kondisi riwayat gastrik memperberat
normal,yangterbuk kemungkinah mual/muntah pada
ti dengan turgor masalah medis lain kehamilan
kulit (misalnya Ulkus
normal,membrane peptikum, gastritis.2. Membantu dalam
mukosa lembab, mengenyampingkan
berat badan stabil 3. Kaji suhu badan penyebab lain untuk
ttv dalam batas dan turgor kulit, mengatasi masalah
normal; membran mukosa, khusus dalam
elektrolit,serum,H TD, input/output mengidentifikasi
b,hematocrit,dan dan berat jenis intervensi
berat jenis urin urine. Timbang BB
akan berada dalam klien dan
3. Sebagai indikator
batas normal. bandingkan dengan dalam membantu
2. KLien tidak akan standar. mengevaluasi tingkat
muntah lagi. 4. Anjurkan atau kebutuhan
3. Klien akan peningkatan asupan hidrasi.
mengkonsumsi minuman
asupan dalam berkarbonat.
jumlah yang
adequate. 5. Timbang Berat
Badan setiap hari 4. Membantu dalam
meminimalkan
mual/muntah dengan
menurunkan
6. Kolaborasi keasaman lambung.
Pemberian obat : 5. Mendetaksi
 Sedativa : kehilangan
phenobarbital cairan,penurunan
 Vitamin : vitamin 1kg BB sama dengan
B1 atau B6- Kehilangan cairan
kompleks 1lt.
 Anti histamine:
dramamin, avomin
 Anti emetik: (pada
keadaan lebih
6. Menurunkan sekresi
berat): Disiklomin cairan dan elektrolit
agar seimbang.

15
3 Cemas Tujuan: setelah
1. 
Kontrol lingkunganUntuk mencegah dan
. berhubungan dilakukan tindakan klien dan batasi mengurangi
dengan Koping keperawatan pengunjung kecemasan
tidak efektif; selama 2x242. 
Kaji tingkat fungsi
Untuk menjaga
perubahan jam,diharapkan psikologis klie intergritas psikologis
psikologi ketakutan klien
3. Berikan 
support
Untuk menurunkan
kehamilan teratasi dengan : psikologis kecemasan dan
Kriteria Hasil: membina rasa saling
Klien percaya
memverbalisasi 4.  Untuk meringankan
Berikan penguatan
perasaan dan positif pengaruh psikologis
kekhawatirannya akibat kehamilan
tentang 5.  Penting
Berikan pelayanan untuk
kesejahteraan janin kesehatan yang meningkatkan
maksimal kesehatan mental
klien

4. Intoleransi Setelah dilakukan Mandiri: 1. Meningkatkan istirahat


aktifitas b/d tindakan keperawatan 1. Tingkatkan tirah dan ketenangan
ketidak selama 2x24 jam baring/duduk.
adekuatan diharapkan px. Dapat Berikan lingkungan
sumber beraktifitas secara yang tenang ; batasi
energi mandiri pengunjung sesuai
sekunder dengan kriteria hasil : keperluan
1. Px. Dpat2. Ubah posisi dengan 2. Meningkatkan fungsi
memperlihatkan sering,Berikan pernapasan dan
kemajuan khususnya perawatan kulit yang meminimalkan tekanan
tingkat yang lebih baik pada area tertentu u/
tinggi menurunkan
2. Px. Mengidentifikasi resikokekurangan
faktor-faktor yang jaringan
menurunkan toleransi
aktifitas. 3. Tirah baring lama dapat
3. Tingkatkan aktivitas menurunkan
sesuai toleransi,bantu kemampuan.ini dapat

16
melakukan latijan terjadi karena
rentang gerak sendi keterbatasan aktivitas
pasif/aktif yang menunggu periode
istirahat.

4. Meningkatkan relaksasi
dan penghematan
energi,memutuskan
4. Dorong penggunaan kembali perhatian dapat
tekhnik manajemen meningkatkan koping
stress.contoh
progresiv,visualisasi,
bimbingan imajinasi
Kolaborasi 5. Membantu dalam
manajemen kebutuhan
5. Pemberian obat sesuai tidur
indikasi: sedative,agen
antiansietas,contoh
diazepam
(valium);lorazepam
(Ativan).

5. Setelah dilakukan Mandiri 1. U/ mengetahui seberapa


tindakan keperawatan 1. Jelaskan Tentang dalam pengetahuan
selama 2x24 Hiperemesis pasien tentang
jam,diharapkan klien Gravidarum dan kaji penyakitnya dan tentang
tentang perubahan pengetahuan px. penatalaksanaan di
fisiologis dan rumah.
psikologis yang 2. U/ meningkatkan
normal dan tanda- 2. Berikan Pendidikan pengetahuan pasien
tanda bahaya keseatan tentang tentang Hiperemesis
kehamilan dengan Hiperemesis gravidarum Gravidarum
kriteria hasil: 3. Buat hubungan perawat-3. Peran penyuluh atau
1. Klien menjelaskan px. Yang mendukung & konselor dapat
perubahan fisiologis terus menerus memberikan bimbingan
dan psikologis normal antisipasi dan
berkaitan dengan meningkatkan tanggung
kehamilan trimester jawab individu terhadap
Kurang pertama kesehatan
pengetahuan2. Klien menunjukkan
tentang perilaku perawatan4. Petahankan sikap
4. Penerimaan penting u/
penyakit b/d diri sendiri yang terbuka terhadap menggambarkan dan
keterbatasan meningkatkan keyakinan klien. mempertahankan
informasi kesehatan hubungan.
3. Mengidentifikasi 5. Evaluasi apengetahuan 5. Memberikan informasi u/
tanda-tanda bahaya peubahan membantu
kehmilan fisiologis/psikologis mengidentifikasi
yang normal pada kebutuhan-kebtuhan dan
kehamilan membuat rencana
keperawatan

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu hamil pun akan menjadi buruk.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi kehamilan usia muda pada umur
kehamilan trimester satu sampai dengan memasuki trimester ke dua, begitu hebat dimana
segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan
umum ibu yang sedang hamil dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,
terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan
sebagainya namun karena adanya ketidak normalan ibu dalam menjalani kehamilan ini.
Oleh karena itu pada ibu hamil yang sedang mengalami mual munta pada
kehamilannya jangan dianggap biasa, karena mual muntah yang berlebihan pada saat ibu
hamil akan mengakibatkan keadaan ibu menjadi lemah dan perkembangan janin
terganggu.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
mengenali mual muntah pada ibu hamil yang berlebihan dan dapat mengganggu
kesehatan ibu dan perkembangan janin.
2. Petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
dengan disertainya makalah mengenai hiperemesis gravidarum ini mampu
memberikan referensi yang berguna untuk meningkatkan penanganan dan pengetahuan
bagi petugas medis untuk merawat ibu hamil yang mengalami mual muntah berlebihan

18
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih.2010.Masalah yang dialami ibu hamil trimester satu . Jakarta: EGC


Dwana Estiwidani, DKK, “Konsep Kebidanan”, 2008
Ayu, Ida. 2008. Buku Ajar PatologiObstetri. Jakarta: EGC. Hlm 41-53
Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Hlm. 39-40
Farkas, G. and Farkas Jr., G.: The psychogenic etiology of hyperemesis gravidarum. Proc IIIrd
intern. Congr.
Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Cetakan ke-II. Jakarta : EGC.
Prawirohario. Sarwono, 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohario. Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

19

Anda mungkin juga menyukai