Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kondisi operasi :
Kondisi reaktor urea PUSRI IV adalah autoclave yang dinding dalamnya dibuat dari bahan
stainless steel dan didesain untuk beroperasi pada tekanan 250 kg/cm2G dan temperature 2000C
waktu tinggal selama 25 menit.
Reaksi :
Pada tahap ini urea diproduksi melalui reaksi eksotermis yang tinggi dari ammonia dan karbon
dioksida membentuk ammonium karbamat, diikuti dehidrasi endotermis ammonium karbamat
membentuk urea. Reaksi yang terjadi :
2NH3 + CO2 NH2COONH4 ∆H = -38 Kcal/mol
NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O ∆H = -38 Kcal/mol
Proses terjadi :
Karbon dioksida (CO2) dengan tekanan 0,6 kg/cm2G dari pabrik urea bersama-sama dengan
udara anti korosi sebesar 2500 ppm dilewatkan suction separator (FA-161) untuk menghilangkan
tetes-tetes cairan yang dan partikel padat yang mungkin ada di dalamnya. Hal ini dimaksudkan
untuk menghambat terjadinya korosi pada Urea Syntesis Reactor akibat dari zat pereaksi dan
produk yang bersifat korosif. Kemudian gas CO2 dikompresikan oleh CO2 Booster compressor
(GB-102) tipe Multistage centrifugal sehingga tekanan menjadi 30 kg/cm2G.
Tekanan ini belum cukup tinggi untuk terjadinya reaksi direaktor, maka dikompresikan lagi
tekanan menjadi 250kg/cm2G. oleh CO2 compressor (Gb-101) tipe two-stage reciprocating, CO2
diumpankan ke Urea Syntesis Reactor (DC-101) melalui bagian bawah atau bottom reaktor. CO2
dari CO2 Booster Compressor(Gb-101) sebagian dialirkan ke CO2 Compressor (Gb-101) dan
sebagian ke Low Pressure Decompsser (DA-202).
Ammonia cair sebagai bahan baku diperoleh dari Unit Ammonia yang laju alirnya diukur oleh
LCV-406 dialirkan ke Ammonia Reservoir (FA-401), dan dicampur dengan recovery ammonia
dari Ammonia Condenser (EA-404). Gas inert dalam ammonia cair dipisahkan oleh Gas
Releaser. Ammonia cair dipompa dengan Ammonia Booster Up Pump (GA-404) (centrifugal
type) sehingga tekanan menjadi 25 kg/cm2G. Aliran ini dibagi menjadi dua yang satu sebagai
penyerap pada High Pressure Absorber (DA-401) dan sebagian dilewatkan pada Liquid
Ammonia Feed Up Pump (GA-401 A-D) (Recyprocating type) dan diumpankan ke bagian
bawah Urea Syntesis Reactor (DC-101) yang dipanaskan dahulu di Ammonia Preheater (EA-101
dan EA-102). Liquid ammonia dipanaskan oleh air panas dari Hot Water Tank (FA-701) dan
steam condensat dari Flash Drum (FA-701)
Larutan karbamat recycle dari High Pressure Absorber Cooler (EA-401) dipompakan oleh
Recycle Solution Booster Up Pump (GA-401 A,B) (Centrifugal Type) sehingga tekanan menjadi
24kg/cm2G , kemudian oleh Recycle Solution Feed Pump (GA-201 A,B) (Centrifugal Type)
diumpankan ke bagian dasar dari Urea Syntesis Reactor (DC-101). Reaksi yang terjadi :
2NH3(I) + CO2 NH2COONH4∆H = -38 Kcal/mol
NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O ∆H = 7,7 Kcal/mol
Produk reaksi yang keluar dari reaktor adalah urea, ammonium karbamat, ekses
ammonia, biuret dan uap air.
Proses pembuatan pupuk ammonium sulfat (ZA) digolongkan menjadi 5 tahapan proses,yaitu
:
1. Tahapan Penyiapan Bahan
2. Tahapan Reaksi Pembentukan Kristal Amonium Sulfat
3. Tahap Pemisahan Kristal
4. Tahap Pengeringan Produk Kristal
5. Tahap Penyimpanan dan Pengantongan Produk
105-110oC, 1 atm
H2SO4 (l) + 2NH3(g) (NH4)2SO4(s) ΔH = - 66, 64 kkal/mol
Pembentukan kristal amonium sulfat di dalam reaktor melalui beberapa tahapan berikut:
b. Suhu Reaksi
Suhu reaksi dalam saturator pada kondisi normal operasi dipertahankan pada suhu
1050C – 1060C. Sebagian uap yang terbentuk diembunkan dan dikembalikan kembali
ke saturator sebagai kondensat untuk mengatur konsentrasi dan menyerap panas
reaksi.
c. Level
Level dalam saturator harus dijaga antara 70 – 80 % tinggi saturator. Apabila
level larutan terlalu tinggi maka akan banyak uap NH3 yang lepas ke udara sehingga
akan terjadi pengkristalan pada kondensor. Apabila level terlalu rendah, maka
saluran H2SO4 tidak akan terendam dalam larutan di saturator yang menyebabkan
jatuhnya H2SO4 akan memercik pada dinding saturator dan sparger yang
mengakibatkan korosi. Untuk menjaga level ditambahkan mother liquor atau larutan
induk berupa larutan amonium sulfat yang pekat.
d. Jumlah Kristal
Jumlah kristal didasar saturator tidak boleh lebih dari 50 % volume. Apabila
jumlah kristal terlalu banyak akan terjadi gumpalan – gumpalan kristal yang akan
menyumbat saluran – saluran dalam saturator.
Produk keluar reactor berupa campuran Kristal dan mother liquor dengan
perbandingan 50:50. Kristal ammonium sulfat bersama larutan induknya (mother liquor)
masuk secara gravitasi ke separator hopper (D 302 AB). Separator hopper akan
menampung slurry dari 4 buat saturator dan kemudian mendistribusikan pada 2 buah
centrifuge separator (M 301 AB). Penggunaan separator hopper tergantung dari rate
produksi ataupun jumlah saturator yang digunakan. Secara gravitasi, slurry masuk
kedalam centrifuge separator (M 301 AB) yang sedang berputar dengan kecepatan 1200-
1500 rpm. Slurry masuk melalui pipa stasioner yang merupakan corong pengumpan.
Adanya putaran basket yang sangat cepat, menyebabkan terjadinya gaya centrifugal yang
melempar slurry ke dinding basket yang dilapisi dengan filter tang berukuran 30 mesh.
Cairan akan mengalir keluar dinding basket dan Kristal yang berukuran rata-rata 25 mesh
akan tertahan dan membentuk lapisan Kristal setebal 11-30 in.
Kristal ammonium sulfat yang masih bersifat basah akan dibawa ke unit pengeringan dan
mother liquornya akan ditampung di dalam tangki Mother Liquor (D 301 AB). Mother
liquor ini mengandung impuritas berupa Fe maka sebelum direcycle ke saturator perlu
diendakpan dulu impuritasnya. Cara untuk mengendapkan impuritas Fe dengan
ditambahkan Asam Phospat (H3PO4) kedalam tangki Mother Liquor. Larutan induk ini
direcycle ke saturator dengan bantuan pompa (P 301 AB). Pada tahapan ini kelebihan
NH3 dan Ammonium Carbonat dinetralkan dengan Asam Sulfat menjadi ZA tambahan,
sedangkan CO2 terlepas. Reaksi yang terjadi:
NH3 + H2SO4 → (NH4)2SO4
(NH4)2CO3 + H2SO4 → (NH4)2SO4 + H2O + CO2
2NH4HCO3 + H2SO4 → (NH4)2SO4 + 2H2O + CO2
Hasil dari reaksi reaksi tersebut membentuk Ammonium Sulfat tambahan yang
selanjutnya dengan pompa dikirim ke Evaporator dan gas CO2 yang lepas dihisap dengan
Blower untuk dibawa ke Scrubber.
Kristal amonium sulfat yang telah keluar dari drying kemudian dilewatkan ke
vibrating feeder (M 308) menuju bucket elevator (M 306). Pada pengangkutan kristal
amonium sulfat di bucket elevator tersebut, debu yang dihasilkan karena proses
pengangkutan akan terhisap masuk wet cyclone bersama-sama dengan debu dari rotary
dryer. Kristal amonium sulfat diteruskan ke belt conveyor (M 309) dan ditampung dalam
hopper (D 306 A) dan dilewatkan kembali dalam belt conveyor (M 309) kemudian
ditampung kembali kedalam hopper (D 306 A) dan kemudian dialirkan ke dalam sebuah
bin melalui belt conveyor (M 662 AB). Proses selanjutnya dari bin ini adalah kristal
amonium sulfat akan masuk ke proses pengantongan (bagging).
7.