Anda di halaman 1dari 2

Semangkok Bakmi Tanda Cinta

Ketika masih sekolah dasar aku dan adik kembaranku pergi dan pulang sekolah di antar
jemput oleh bapak. Padahal teman-temanku di jemput abang becak langganan, karena
orangtua mereka sibuk bekerja. Sebenarnya bapak juga bekerja sebagai PNS di kantor Dinas
Pekerjaan Umum atau lebih di kenal PU. Meskipun sibuk bekerja di kantor, bapak selalu
meluangkan waktu untuk mengantar jemput sepasang putri kembar kesayangannya.

“Mau makan bakso atau bakmie?” tawar bapak suatu hari saat menjemput kami dari sekolah.

“Bakmie, bakmie” jawab kami berdua kompak sekali.

Adikku langsung mencolek lenganku sambil tersenyum lebar, pancaran bahagia dari wajah
kami nampak sekali. Jarang sekali bapak menawari kami makan bakmie atau bakso kecuali
awal bulan setelah gajian atau bapak dapat rizki lebih. Kalau di tawari tak akan pernah di
tolak.

Zaman saya SD semangkok bakso atau bakmie adalah makanan yang sangat mewah dengan
harga yang lumayan mahal. Beda dengan sekarang anak sekolah bebas jajan bakso atau mie
di kantin sekolah.

Sampai di kedai bakmie langganan kami pasti sudah ada ibu yang menanti kami. Menu
bakmie adalah favorit keluarga kami, meskipun satu bulan sekali makan di kedai ini tapi
pemilik kedai sudah hafal kesukaan kami. Tak perlu menunggu lama pesanan bakmie sudah
siap dinikmati.

Senyum lebar tak pernah henti dari wajah sepasang putri kembar, sambil lirik-lirik sambil
tersenyum ungkapan bahagia. Karena kedua orangtua kami selalumengajarkan putrinya untuk
bersikap santun, jadi kami tidak terbiasa mengungkapkan bahagia dengan berteriak bahagia.
Cukup senyum selebar-lebarnya ungkapan bahagia.

Bapak yang jarang bicara, lebih banyak bersikap tegas dan keras kepada anak-anaknya
membuat kami sangat jarang bercengkrama dengan beliau. Melihat sorot mata bapak kami
sudah tahu jika bapak melarang kami melakukan sesuatu. Bagi kami bapak adalah sosok yang
menyeramkan tapi penuh kasih sayang.
Semangkok bakmie adalah saksi cinta seorang bapak kepada kami. Saat bersama duduk
melingkari meja kedai bakmie tak ada sosok yang menyeramkan, tegas, keras dan
berwibawa. Tawa bahagia, wajah penuh kasih, dan ada kepuasan tersendiri tergambar di
wajah bapak. Mungkin bapak bahagia melihat kami begitu menikmati semangkok bakmie
dengan tawa yang lebar.

Rasa bakmie menjadi begitu nikmat karena kebersamaan yang tercipta dari keluarga kami.
Rasa bakmie menjadi berbeda justru karena ekspresi cinta dari seorang bapak. Cerita
semangkok bakmie yang legendaris di hatiku. Mungkin karena hanya saat awal bulan kami
menikmati semangkok bakmie, sehingga menjadi begitu special bagi dua putri kembar yang
masih kecil.

Kini ketika aku sudah menjadi seorang yang dewasa, menjadi sebuah pelajaran tersendiri.
Melihat moment tersebut adalah sebuah ekspresi cinta, family time kalau bahasa kerennya
saat ini. Menggoreskan ukiran rasa yang terekam dalam memory otak yang sangat indah.
Kasih sayang seorang bapak yang disalurkan melalui semangkok bakmie.

Mengingat moment semangkok bakmie membuat hatiku berdesir, akankah terulang masa
indah bersama bapak di kedai bakmie? Apakah rasa itu tetap sama ketika kini kami makan di
kedai bakmie? Semangkok bakmie tanda cinta seorang bapak tentu berbeda dengan
semangkok bakmie dari seorang anak.

Terimkasih bapak untuk semangkok bakmie di awal bulan sebagai tanda cinta. Semoga
menjadi sebuah goresan sejarah yang legendaris di keluarga kita. Menjadi pelajaran untuk
kami agar dapat menciptakan moment cinta yang tak lekang oleh waktu. Hal yang sederhana
namun penuh cinta dan menghadirkan bahagia.

Ummu Arrahma

Metro, 4 Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai