c) Plakban putih
Plakban putih adalah bahan yang digunakan untuk mengelem tutup botol, setelah
botol ditutup sesudah pengambilan sampel air, agar mencegah kemungkinan
adanya celah antara tutup botol dengan botol, yang dapat membuat masuknya
bakteri, kotoran, debu atau kandungan zat-zat lain dari luar menjadi masuk
kedalam botol dan tercampur dengan sampel air yang sudah diambil.plakban juga
bisa digunakan untuk mengelem label sampel pada botol sampel.
d) Gunting
Gunting adalah alat yang digunakan untuk memotong plakban yang akan
ditempel pada botol sampel.
e) Mancis atau korek gas
Mancis atau korek gas adalah alat yang digunakan untuk membakar mulut botol
sampel sebelum air sampel dimasukkan kedalam botol, maupun sesudah air
sampel dimasukkan kedalam botol, agar bakteri, kotoran,debu atau kandungan
zat-zat lain yang menempel pada mulut botol mati dan steril. Mancis atau korek
gas juga digunakan untuk mensterilkan mulut kran dengan cara mulut kran
dibakar dengan api dari mancis atau korek gas tersebut selama ± 1 menit,
sebelum air sampel dialirkan melalui kran dan ditampung dengan botol sampel,
untuk mencegah masuknya mikroorganisme, kotoran, debu atau kandungan zat-
zat lain yang menempel dimulut kran ikut masuk kedalam sampel air.
f) Label sampel yang berisi : alamat atau tempat, tanggal, jam, jenis sampel
air, dan petugas pengambil sampel
Label sampel adalah bahan yang diperlukan untuk menulis keterangan sampel
(yang terdiri dari : alamat atau tempat, tanggal, jam, jenis sampel air, dan petugas
pengambil sampel.) , dan mengetahui keterangan sampel pada saat melakukan
pemeriksaan sampel, agar sampel bisa diurutkan sesuai alamat atau tempat,
tanggal, jam, jenis sampel air, dan petugas pengambil, sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemeriksaan sampel.
g) Pena
Pena adalah alat yang digunakan untuk mencatat proses pengambilan sampel dan
menulis label sampel.
h) Buku tulis
Buku tulis adalah alat yang digunakan untuk menyimpan catatan pada saat proses
pengambilan sampel, pemeriksaan sampel dan sampai pada tahap penegasan.
5
Ketiga, tentukan lokasi pengambilan sampel air dan jenis sampel air yang akan
diambil. Kelompok kami melakukan pengambilan sampel air dilokasi kilo meter
10 dan jenis sampel yang diambil adalah sampel air kran, sumur dan depot air.
Keempat, segera menuju kelokasi pengambilan sampel yaitu kilo meter 10,
dengan membawa alat dan bahan yang sudah disiapkan.
Kelima, sampai dilokasi, tentukan jenis sampel air yang akan diambil dan
lakukan pengambilan sampel.
a) Sampel air kran
Cara pengambilan sampel air kran :
1) Tentukan tempat pengambilan sampel air kran.
Sesudah tempat pengambilan sampel air kran ditemukan, dan
sebelum air sampel kran ditampung kedalam botol sampel. Kran
dibersihkan dari setiap benda yang menempel yang mengganggu
dengan kain bersih dan mulut kran dibersihkan dari setiap debu
dan kotoran dengan tisu alkohol.
2) Mulut kran disterilkan dengan cara dibakar dengan mancis atau
korek api ± selama 1 menit
Kran dibuka sehingga air mengalir secara maksimal dan air
dibiarkan mengalir selama 1-2 menit. Lalu kran ditutup kembali.
3) Botol sampel yang masih kosong diambil dalam tool box
penyimpanan botol sampel, kemudian tool box ditutup kembali
dengan rapat, agar menjaga botol sampel kosong yang lain tetap
steril untuk dipakai sebagai penyimpanan sampel lain. Botol
sampel yang diperlukan untuk sampel air kran sebanyak 4 botol
sampel air yang steril. Pembungkus botol dibuka dibagian atas
botol atau mulut botol.
4) Tutup botol dibuka dengan tangan kiri dan botol dipegang dengan
tangan kanan. Untuk mencegah masuknya debu yang mengandung
mikroorganisme, penutup dipegang dengan muka menghadap
kebawah.
Sambil penutup dipegang, air kran ditampung hingga ¾ bagian
botol (udara diatasnya disisakan) dengan maksud agar air dapat
dikocok sebelum dianalisa.
7
c) Air sumur
Cara pengambilan sampel air sumur :
1) Tentukan tempat pengambilan sampel air sumur.
Sesudah tempat pengambilan sampel air sumur ditemukan, dan
sebelum air sampel sumur ditampung kedalam botol sampel.
2) Kemudian, timbah untuk mengambil air sampel harus dibersihkan
terlebih dahulu agar steril.
3) Kemudian, timbah dimasukkan kedalam sumur, dan timbah
dicelupkan kedalam air sumur, selanjutnya timbah diangkat naik
keatas untuk pengambilan air sumur, agar air sumur yang diambil
dijadikan sebagai sampel.
4) Botol sampel yang masih kosong diambil dalam tool box
penyimpanan botol sampel, kemudian tool box ditutup kembali
dengan rapat. Botol sampel yang diperlukan untuk sampel air
sumur sebanyak 2 botol sampel air yang steril.
5) Pembungkus botol dibuka dibagian atas botol atau mulut botol.
6) Tutup botol dibuka dengan tangan kiri dan botol dipegang dengan
tangan kanan. Untuk mencegah masuknya debu yang mengandung
mikroorganisme, penutup dipegang dengan muka menghadap
kebawah.
7) Sambil penutup dipegang, air depot ditampung hingga ¾ bagian
botol (udara diatasnya disisakan) dengan maksud agar air dapat
dikocok sebelum dianalisa.
8) Botol ditutup dengan hati-hati setelah mulut botol dipanaskan
dengan mancis atau korek api.
9) Kemudian bagian penutup botol dilem sekelilingnya dengan
plakban putih.
10) Kemudian pada bagian botol diberi label yang berisi : alamat atau
tempat, tanggal, jam, jenis sampel air, dan petugas pengambil
sampel.
11) Isi label pada bagian botol dengan pena.
12) Kemudian masukkan botol sampel air kedalam tool box kosong.
13) Tutup tool box dengan rapat agar botol sampel air sumur tidak
kemasukkan bahan pencemar lain dari luar ataupun bakteri yang
10
ada didalam botol sampel air sumur tidak mati terkena panas dari
matahari, sehingga hasil dari botol sampel air sumur yang diambil
bisa terbaca dilaboratorium.
D. Penanaman
1. Lokasi : laboratorium pemeriksaan air.
2. Alat dan bahan :
a) Alat :
1) Rak.
2) Incubator.
3) Buku.
4) Pena.
5) Spidol.
6) Pipet 10 ml.
7) Lampu Bunsen.
b) Bahan :
1) Sampel air.
2) Media LB.
c) Metode kerja :
1) Tes Perkiraan Media LB :
a) Dalam proses perkiraan menggunakan ragam 5,1,1.
b) Media LB yang sudah di sterilkan selama 2 jam didalam autoclave.
c) Kemudian, media LB diatur kedalam rak dengan menggunakan ragam
5,1,1, sebanyak 9 deret.
d) Maksud dari ragam 5, 1, 1 yaitu 5 tabung media LB sebelah kiri dan 2
tabung media LB sebelah kanan.
e) Tabung media LB yang sebelah kiri berisi 5 ml sedangkan tabung
yang sebelah kanan berisi 10 ml.
f) Kemudian, air sampel yang diambil dimasukkan kedalam media LB
dengan alat pipet 10 ml. diurutkan sampelnya sesuai dengan jam
pengambilan masing-masing sampel tersebut dan tabung media
ditutup dengan kapas. Dan jangan lupa dicatat dibuku.
g) Kemudian, untuk 5 tabung media sebelah kanan diisi air sampel
sebanyak 10 ml, dan 2 tabung media sebelah kiri diisi air sampel ada
yang berisi 1 ml dan 0,1 ml.
16
jam, dan untuk rak coliform dipanaskan dalam incubator yang bersuhu
37 ºC dengan lama waktu 24 jam.
3) Pembacaan hasil :
a) Ambil 2 rak yang disimpan selama 24 jam, kemudian ambil lagi 2 rak
kosong untuk memindahkan media BGLB yang positif atau yang ada
gelembungnya.
b) Setelah itu, ambil buku yang sudah ada catatan sampel – sampel yang
sudah diurutkan yang didalam catatan tersebut terdapat uji perkiraan,
kadar e. coli dan coliform.
c) Kemudian tabung – tabung pada 2 rak tersebut yang terdiri dari rak e.
coli dan coliform diamati satu per satu.
d) Untuk tabung media BGLB pada rak coliform yang ada gelembungnya,
maka tabung tersebut dipindahkan pada rak coliform yang baru, dan
diurutkan sesuai dengan urutan sampel pada rak coliform yang
pertama.
e) Untuk tabung media BGLB pada rak e.coli yang ada gelembungnya,
maka tabung tersebut dipindahkan pada rake. coli yang baru, dan
diurutkan sesuai dengan urutan sampel pada rak e. coli yang pertama.
f) Setelah itu, catatlah hasil tabung yang positif mengandung bakteri e.
coli dan coliform pada buku yang sudah ada catatan sampel-
sampelnya.
g) Kemudian hasil dari tabung-tabung durham yang mengandung bakteri
e. coli dan coliform tersebut dicocokan pada baku ragam 5,1,1 untuk
mengetahui hasil index MPN per 100 ml.
18