Anda di halaman 1dari 7

TUGAS HIDROLIKA

“FLUKTUASI MUKA AIR LAUT”

OLEH :

KELOMPOK 4

SULISTIANI THAMRIN D011181008

NOFRIANA D011181008

MOCH. RIZAL A.N. HASBI D011181008

ANDRIAN DWI HAKMAR D011181008

FADHIL INYANTO SAUD D011181008

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019/2020
FLUKTUASI MUKA AIR LAUT

Fluktuasi dalam KBBI merupakan gejala yang menunjukkan turun-naiknya sesuatu.


Dalam bahasan kali ini kita membahas mengenai naik dan turunnya muka air laut. Kita
membahas laut terutama daerah transisi disini karena merupakan daerah peralihan dari
darat ke laut yang sangat dipengaruhi oleh air. Tentunya sangat mempengaruhi proses
pembentukan batuan yang terjadi di lingkungan pengendapan tersebut. Sebelumnya kita
pelajari beberapa istilah berikut ini untuk memahami lebih dalam mengenai perubahan
fluktuasi permukaan air laut.
Elevasi muka air merupakan parameter sangat penting di dalam perencanaan
bangunan pantai. Muka air laut berfluktuasi dengan periode yang lebih besar dari periode
gelombang angin. Beberapa proses alam yang terjadi dalam waktu bersamaan membentuk
vatiasi muka air laut dengan periode panjang. Proses alam meliputi :
- Tsunami - Gelombang badai (storm surge)
- Kenaikan muka air laut karena gelombang (wave set-up)
- Kenaikan muka air laut karena pemanasan global
- Pasang surut Tsunami dan storm surge tidak dapat ditentukan kapan terjadinya.

Jika gelombag menuju pantai  dan kemudian pecah membentuk sudut tertentu
terhadap garis pantai maka akan terbentuk arus yang bergerak sejajar pantai yang disebut
arus menyusur pantai atau longshore current. Gelombang pecah tersebut menimbulkan
fluks momentum (stress radiasi) yang merupakan pembentuk arus longshore current. Arus
ini sebagian besar berada di daerah perairan pantai di antara garis gelombang pecah dan
garis pantai (surf zone). Kecepatan arus yang berkurang secara cepat hingga nol diluar
daerah gelombang pecah (break zone). Keberadaan arus ini terbatas pada surf zone tapi
juga tidak menutup kemungkinan arus ini ada di luar break zone.

Hidro Oceanografi adalah suatu lingkup ilmiah laut yang secara khusus mempelajari
tentang sifat-sifat dari pergerakan air laut yang meliputi Pasang surut, Gelombang laut dan
Arus laut. Karakteristik Hidro Oceanografi dalam penelitian ini mempelajari tentang
kondisi khusus dari tiap elemen hidro Oceanografi.

P = prisma pasang surut

TF = periode pasang (flood)

E = periode surut (ebb)

T = TF + TE = periode pasang surut

Q(t) = debit yang lewat muara (ke laut, atau ke sungai)

P= prisma pasang surut pada saat ebb, atau flood

Qmaks = debit rerata maksimum yang lewat muara pada saat ebb atau flood

T = periode pasang surut

Ck = faktor koreksi : 0,811 sd 0,999, Keulegan (1967) menyarankan Ck = 0,86

A = luas penampang aliran di bawah MSL (m2 )


P = prisma pasang surut (m3 )

Arus Gelombang yang menjalar menuju pantai membawa air dan momentum dalam
arah penjalaran gelombang. Transpor massa dan momentum tersebut menimbulkan arus
didekat pantai. Dibeberapa daerah yang dilintasinya, perilaku gelombang dan arus yang
ditimbulkan-nya berbeda. Daerah yang dilintasi adalah offshore zone, surfzone dan
swashzone. Offshore zone atau daerah lepas pantai yaitu daerah yang terbentang dari lokasi
gelombang pecah ke arah laut, surf zone yaitu daerah antara gelombang pecah dan garis
pantai, ditandai dengan gelombang pecah dan penjalaran gelombang setelah pecah kearah
pantai, gelombang pecah menimbulkan arusarus dan turbelensi yang sangat besar yang
dapat menggerakan sedimen dasar, setelah pecah gelombang melintasi surfzone menuju
pantai. Di daerah ini kecepatan partikel air hanya bergerak dalam arah penjalaran
gelombang. Di swash zone, gelombang yang sampai di garis pantai menyebabkan massa air
bergerak keatas dan kemudian turun kembali pada permukaan pantai.Diantara ketiga daerah
tersebut, karakteristik gelombang di surf zone, dan swash zone adalah yang paling di dalam
analisis proses pantai. Arus yang terjadi di daerah tersebut sangat tergantung pada arah
datang gelombang. Apabila garis puncak gelombang sejajar dengan garis pantai, maka akan
terjadi arus dominan dipantai berupa sirkulasi sel dengan rip current yang menuju ke laut
(gambar 2.a), kejadian ekstrim lainnya terjadi apabila gelombang pecah dengan membentuk
sudut terhadap garis pantai (x b >50 ), yang akan menimbulkan arus sejajar pantai
disepanjang pantai

Arus Menyusur Pantai (longshore curret) adalah : arus yang terbentuk akibat


adanya  gelombang pecah yang membentuk sudut terhadap garis pantai. Batasan kajian
adalah daerah surf zone, yaitu daerah antara garis gelombang pecah dan garis pantai, tidak
termasuk perairan dalam . metode perhitungan arus menyusur pantai menggunakan metode
analitik Longuest-Higgins (1970).
Terdapat 2 sistem arus yang disebabkan langsung oleh gelombang di perairan pantai
(nearshore zone) yaitu:

1. System sirkulasi el dari rip currents dan longshore current


2. Longshore current yang dihasilkan dari gelombang dating yang membentuk sudut
terhadap garis pantai (Komar,1976).

Keterangan:
V = kecepatan rerata arus menyu- sur pantai (m/s)
Hb = tinggi gelombang pecah (m)
b= sudut datang gelombang di daerah gelombang pecah (o )
g = percepatan gravitasi bumi (m2 /s)
m = adalah landai pantai

Sheppard dan Inman (1950) mengusulkan dua pembedaan utama dalam


mendefinisikan arus di laut yaitu arus laut (coastal current) dan arus dekat pantai (nearshore
current). Coastal current secara umum terdiri dari arus pasang surut (tidal current), arus laut
dan arus yang dibangkitkan oleh angin. Sedangkan nearshore current terdiri dari longshore
current, crosshore current, arus balik (rip current) dan undertow current. Medan Arus Dekat
Pantai Berbagai arus yang ada pada daerah dekat pantai, seperti arus-arus laut, arus pasang
surut, dan arus yang dibangkitkan oleh gelombang angin. Skala besar dalam waktu dan
ruang arusarus laut termasuk osilator dan nonuniform. Arus yang dibangkitkan oleh
gelombang secara langsung oleh aksi swell dan gelombang angin dalam atau dekat surf
zone (Amiruddin, 2001). Putnam, Munk, dan Traylor (1949) yang pertama mengajukan
suatu formula untuk menghitung kecepatan arus rata-rata sejajar pantai berdasarkan
kekekalan momentum. Pada tahun 1960-an, Longuet-Higgins dan Stewart (1960, 1961,
1962, 1964) memperkenalkan konsep stress radiasi untuk menganalisis gelombang
modulasi di hadapan arus atau gelombang panjang. Strees radiasi didefinisikan sebagai
kelebihan fluks momentum yang dibangkitkan oleh gelombang. Hal tersebut telah
diterapkan secara luas dalam memprediksi fenomena gelombang air seperti set-up dan set-
down oleh gelombang dan untuk menganalisis sistem arus dekat pantai.

Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda di
langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Meskipun masa bulan
jauh lebih kecil dari masa matahari, tetapi karena jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat,
maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar dari pada pengaruh gaya tarik
matahari. Gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,3 kali lebih besar
dari pada gaya tarik matahari. Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah (surut)
sangat penting untuk merencanakan bangunan-bangunan pantai. Sebagai contoh, elevasi
puncak bangunan pemecah gelombang, dermaga, dsb ditentukan oleh elevasi muka air
pasang, sementara kedalaman alur pelayaran / pelabuhan ditentukan oleh muka air surut.

Tipe Pasang Surut Pasang surut dapat diklasifikasikan menjadi empat macam
dengan menggunakan angka pasang surut (“tide form number”) :

Keterangan :

F=Angka pasang surut

AK1 =Amplitudo dari constituent pasut

K1 A01 =Amplitudo dari constituent pasut


01 AM2 =Amplitudo dari constituent pasut

M2 AS2 =Amplitudo dari constituent pasut S2

Klasifikasi Pasang surut dilakukan sebagai berikut :

1. Pasang ganda jika F < 0.25

2. Pasang campuran (ganda dominat) jika 0.25 < F < 1.50

3. Pasang campuran (tunggal dominant) jika1.50 < F < 3.00

4. Pasang tunggal jika F > 3.00

1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide) Dalam satu hari terjadi dua kali air
pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang surut
terjadi secara berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam
24 menit.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide) Dalam satu hari terjadi satu kali air
pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit.
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing
semidiurnal) Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi
tinggi dan periodenya berbeda.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi
kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda.

Anda mungkin juga menyukai